Pagi ini Zelia dan Marvel sudah kembali masuk sekolah, setelah 3 hari mereka izin karena acara pernikahan. Seperti biasanya Zelia yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan Marvel yang tengah menghidupkan mesin motornya.
"Naik,"titah Marvel setelah memasangkan helm di kepala Zelia.
Dengan gerakan cepat Zelia langsung menaiki motor besar milik Marvel. Sedangkan Marvel langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah mereka berdua menuju ke sekolah.
Setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit lebih akhirnya motor yang Marvel kendarai berhenti di parkiran sekolahnya. Dengan gerakan cepat Zelia langsung turun dan melepaskan helmnya.
Marvel yang sudah mematikan mesin motornya pun terus mengamati pergerakan Zelia. Setelah gadis itu memberi helmnya Marvel langsung meletakkannya di jok belakang. Tangan laki-laki itu terangkat untuk menyingkirkan anak rambut Zelia yang menutupi mata gadis itu.
Hal itu tak luput dari pandangan para siswa-siswi yang berlalu lalang di parkiran, bahkan ada juga yang dengan terang-terangan menonton dari lorong sekolah. Zelia yang di perlakukan seperti itu pun hanya diam.
"Cemiwiw, pagi-pagi udah sepet aja ni mata,"heboh Kenzo seraya cengengesan. Laki-laki itu datang bersama Danil, Rendra dan Alden.
"Gimana Vel malam pertamanya?"bisik Danil di samping telinga Marvel. Hal itu sontak langsung membuat Marvel menggeplak kepala Danil.
"Mulut lo!"kesal Marvel.
"Enak?"tanya Alden yang membuat teman-temannya langsung bingung.
Danil yang sadar kemana arah pembicaraan Alden pun langsung melotot."HEH! ALDEN ENAK APANYA BAMBANG?!"pekik Danil membuat keberadaan mereka jadi perhatian siswa-siswi
"Danil, suara lo bisa pelanin dikit gak, si?"Zelia menatap Danil kesal.
Marvel turun dari atas motornya lalu berdiri tepat di belakang tubuh Zelia. Laki-laki itu dengan posesif langsung melingkarkan tangannya di pinggang Zelia."Enak, lo mau nyusul?"goda Marvel membuat teman-temannya tertawa.
"Yahhh, Vel kan hubungan Alden sudah pupus,"sahut Rendra.
Alden menatap Rendra tajam."Gue gak akan nglepasin dia gitu aja."Setelah itu Alden langsung berjalan meninggalkan parkiran.
"Ampun dah, anak orang ngambek. Gue duluan, Vel,"pamit Danil diikuti teman-temannya.
Zelia yang melihat itu hanya mengedikan bahunya acuh, tak mengerti apa yang dari tadi di bahas mereka. Gadis itu menatap tangan Marvel yang masih melingkar di pinggangnya.
"Sana ke kelas,"titah Marvel setelah menjauhkan tangannya dari pinggang Zelia.
"Iya,"jawab Zelia.
"Bentar,"ujar Marvel. Laki-laki itu menarik tali rambut Zelia membuat rambut gadis itu langsung terurai.
"Kok di lepas, si?"kesal Zelia.
Cup
"Gak boleh di iket,"ujar Marvel setelah mengecup sebelah pipi Zelia. "Udah sana, gue mau ke ruangan osis,"lanjutnya membuat Zelia langsung pergi.
...•••...
Zelia menatap gadis yang ada di hadapannya dengan malas."Apa? Mau cari gara-gara lagi?"
Janeta terkekeh pelan melihat sikap Zelia yang bisa di bilang pemberani. Karena selama dia menjadi osis tidak ada yang berani seperti ini kecuali geng Zelia."Anak kemaren aja belagu,"gumam Janeta sembari memainkan kukunya.
Zelia menyenderkan tubuhnya ke dinding lalu melipat kedua tangannya ke depan dada."Udah berani sendiri? Biasanya sama dayang-dayangnya?"sindir Zelia.
Janeta maju beberapa langkah semakin mendekati Zelia. Gadis itu menepuk pundak Zelia pelan."Marvel menarik, gimana kalo buat gue?"
Zelia menepis tangan Janeta dengan kasar."Ambil aja kalo dia mau."
"Gimana kalo kita saingan aja?"tantang Janeta dengan wajah liciknya.
Zelia yang mendengar ucapan konyol Janeta pun tertawa. Bersaing? Buat apa? Sedangkan Marvel saja sudah menjadi miliknya?
"Gue gak perlu bersaing."Zelia menjeda ucapannya lalu berbisik di telinga Janeta."Marvel udah jadi milik gue."
Karena merasa kalah dengan kasar Janeta langsung mendorong tubuh Zelia, membuat gadis itu menubruk dinding."Lo liat aja, siapa yang bakal Marvel pilih!"
Zelia memiringkan sudut bibirnya, menatap punggung Janeta yang mulai menjauh dengan nyalang."Lo pikir lo siapa? Janeta-Janeta kalo ngehalu suka berlebihan,"gumam Zelia lalu segera pergi meninggalkan area kamar mandi.
Zelia melangkahkan kakinya menuju ke kantin, gadis itu memasuki area kantin yang sudah ramai lalu segera menghampiri teman-temannya yang sudah bergabung dengan Marvel.
Dengan kasar Zelia menghempaskan tubuhnya di kursi tepat di hadapan Marvel.
"Gak makan, Zel?"tanya Gea yang duduk di sampingnya.
Zelia menggelengkan kepalanya pelan."Gak laper,"jawab Zelia.
Marvel yang melihat itu langsung bangkit dari kursinya meninggalkan teman-temannya. Selang beberapa menit laki-laki itu kembali dengan sepiring nasi goreng dan juz jambu. Meletakannya di hadapan Zelia.
"Makan,"titah Marvel.
"Enggak, siapa yang mau makan?"tolak Zelia.
Kenzo yang melihat keromantisan di depan matanya hendak menggoda tetapi belum sempat berbicara mulutnya sudah di sumpal bakso oleh Danil.
"Jangan ganggu!"tegur Danil lalu kembali sibuk dengan makanannya. Teman-temannya yang lain pun tak menghiraukan Zelia dan Marvel yang sedang berdebat.
Marvel menajamkan tatapannya."Makan, Zel,"geram Marvel sesabar mungkin.
Zelia masih menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Gue gak laper."
"Udah Zel makan, lo mau nanti tipes lagi?"ucap Gea menatap Zelia malas.
"Gue g—"
"Makan sendiri atau gue paksa?"ancam Marvel dengan datar. Dia paling benci di bantah.
Pada akhirnya Zelia hanya menuruti kemauan Marvel. Gadis itu mulai melahap nasi goreng di hadapannya dengan kesal.
"Eh, 2 bulan lagi kita udah bakal ujian kelulusan,"ujar Kara membuat yang lain langsung menatap gadis itu.
"Kenapa, Kar?"bingung Fara.
"Ya itu tandanya kita bakal pisah, gue gak bakal bisa ba—"Kara menelan ludahnya dengan kasar. Dia hampir saja keceplosan!
"Gak bakal bisa apa, Kar?"tanya Liora.
"Ha? Eng-enggak bu-bukan apa-apa,"sahut Kara gugup.
"Lah ngapa jadi gagap si, Kar?"Kenzo terkekeh pelan melihat wajah Kara.
"Siapa yang gagap? Enak aja lo kalo ngomong,"kesal Kara.
"Kalian mau lanjut kuliah di mana?"tanya Gea excited.
"Gue ma nikah kayaknya, pengin kaya Marvel,"sahut Danil ngawur yang langsung mendapat toyoran dari Rendra.
"Lo pikir nikah enak?"gumam Alden.
"Tanya aja sama Marvel yang udah pro,"ujar Kenzo seraya terkekeh.
Danil menatap Marvel dalam."Enak gak, Vel?"
Marvel memutar bola matanya malas."Hm."
"WEH, APA TU MAKSUDNYA? JADI BENERAN ENAK YA VEL?"heboh Danil dengan tampang bloonnya.
"Danil suara lo kecilin napa, si!"kesal Kara malas.
"Lagian nikah aja yang lo bahas,"timpal Liora di angguki Fara.
"Kaya udah ada calonnya aja,"ejek Fara.
"Sama lo aja yok, Far,"goda Danil seraya mengedipkan sebelah matanya dengan genit membuat Fara hampir gumoh.
"Gak! Gue udah punya kali,"tolak Fara.
"Really?"kaget Gea.
Zelia yang mendengar itu langsung menolehkan kepalanya kepada Fara, melihat jawaban apa yang akan temannya itu katakan.
Fara melirik Marvel sebentar lalu melebarkan senyumannya."Ada lah, tapi kayaknya gue harus musnahin dulu pawangnya cowok itu."
Uhuk uhuk
Dengan gerakan cepat Zelia langsung mengambil juznya dan menenggaknya hingga tandas. Gadis itu menatap mendongakkan kepalanya dan langsung terkejut ketika semua pandangan teman-temannya kini tertuju kepada Zelia.
Marvel berdehem pelan lalu menatap Fara tajam."Jangan jadi cewek murahan yang harus nyingkirin orang lain demi obsesi lo,"gumam Marvel.
Fara terkekeh pelan."Gue bukan orang munafik, apa yang gue mau harus gue dapetin."
"Weehhhh, ini ni yang bahaya. Siapa si cowoknya? Setampan apa si, Far?"kepo Kenzo.
"Siapa si, Far?"tanya Gea ikut penasaran.
"Kalian tau nanti,"jawab Fara. Gadis itu bangkit dari kursinya."Gue ke toilet dulu,"pamitnya.
"Ini kenapa jadi pada diem bae?"bingung Kara.
"Udah mau masuk ni, ke kelas aja yuk gaes?"ajak Gea.
Liora mengangguk pelan."Ayo ke kelas,"ujar Liora seraya bangkit dari kursinya.
"Kalian duluan ya, gue ngabisin ini dulu,"ucap Zelia di setujui teman-temannya yang mulai melangkah pergi meninggalkan kantin.
"Kita ke kelas dulu, Vel,"pamit Rendra seraya menepuk pundak Marvel pelan. Setelah di setujui oleh laki-laki itu teman-temannya langsung bangkit pergi.
Marvel ikut bangkit dari kursinya dan pindah duduk di sebelah Zelia."Kenapa tadi kaya kaget?"
Zelia menolehkan kepalanya pelan."Kapan?"
"Pas Fara bilang itu,"ujar Marvel seraya mengusap sudut bibir Zelia yang ada bekas makanannya menggunakan tangannya.
"Enggak."
"Bohong banget."
"Apa si, Vel? Lo pikir gue takut sama ucapan Fara? Kalo dia mau ngajak baku hantam juga gue jabanin,"ujar Zelia.
Marvel terkekeh pelan."Jangan gitu, kalian kan sahabatan."
"Iya, ya kali beneran."
"Ayo ke kelas,"ajak Marvel lalu bangkit. Laki-laki itu mengusap rambut Zelia dengan pelan mengamati gadis itu yang sedang menghabiskan minumannya.
"Ayok,"Zelia bangkit lalu mulai melangkah meninggalkan kantin bersama Marvel.
...•••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Haryani Yuliwulansih
tipe2 cowok polos yg ga sensitif
2022-12-31
0
StAr1086
awas jangan sampe lo jadi pelakor n musuh dalam selimut fara....
2022-02-11
0