"Vel, kapan siap nikah?"tanya Jordan di sela-sela kesibukannya yang sedang bermain game bersama Marvel.
Marvel masih fokus dengan ponselnya."Harusnya gue yang nanya gitu ke lo, Bang,"jawab Marvel.
Jordan terkekeh pelan."Gue ma nanti lah, terakhir setelah lo aja."
Marvel mematikan ponselnya setelah berhasil memenangkan game-nya. Laki-laki itu mengubah posisinya yang tadinya rebahan di sofa menjadi duduk.
"Gue gak yakin bisa jagain Zelia."
Jordan yang mengetahui pembicaraan Marvel terlihat serius pun langsung meletakkan ponselnya. Menatap Marvel yang duduk di hadapannya.
"Lo lakik bukan, si?"
Marvel yang mendengar pertanyaan Jordan pun mendengus pelan."Mau gue buktiin?"
"Coba aja."
"Gila lo,"sinis Marvel membuat Jordan tertawa puas.
"BANG JORDAN!"Zelia dengan wajah memerah menuruni tangga menatap Jordan dengan tatapan marah.
Gadis itu melemparkan boneka bebek kepada Jordan dengan kasar."AKU GAK MAU TAU. POKOKNYA BESOK BANG JORDAN HARUS BELIIN BONEKA KAYA GITU YANG BARU!"ujar Zelia menggebu-gebu.
Marvel yang melihat itu pun hanya diam mengamati wajah Zelia yang terlihat masam. Bahkan mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Dia tau seberapa berharganya boneka bebek seperti itu di mata Zelia.
Jordan menghela nafas pelan lalu memegang boneka yang tadi di lemparkan Zelia."Iya besok Abang cariin. Tadi Abang gak sengaja, Zel. Makanya ketumpahan cat, pas mau di sikatin malah berantakan jadi sobek."
Zelia langsung menghempaskan tubuhnya dengan kasar di sofa yang tepat ada di belakang tubuhnya."Bisanya ngrusakin barang orang,"gerutu Zelia seraya memainkan ponselnya.
"Ya maaf, Zel. Abang kan gak sengaja, elah."
"Tampang lo di sekolah kek badgirl, giliran di rumah masalah bebek jelek aja di tangisin,"sindir Marvel yang masih sibuk dengan ponselnya.
Zelia yang tak terima pun menatap Marvel sengit."Diem lo es batu!"
"Udah, Vel. Jangan di ladenin. Ntar tambah ngamuk gue gak tanggung jawa, loh,"lerai Jordan membuat Marvel mengedikan bahunya acuh.
Jordan bangkit dari duduknya lalu berjalan meninggalkan Marvel dan Zelia yang sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.
Marvel berdecak kesal saat kalah dalam bermain game. Laki-laki itu melemparkan ponselnya ke sofa. Dia membenarkan posisi duduknya jadi menghadap ke Zelia.
"Zel."
"Apa!"
"Dih, bocah tengil."
Zelia melotot tajam."Lo mau gue telen hidup-hidup, hah?"
Marvel berdiri lalu mendekati Zelia. Laki-laki itu berdiri tepat di hadapan gadis itu. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan menepis jarak dirinya dan Zelia.
"Sebelum itu terjadi, lo yang udah gue terkam duluan,"bisik Marvel tepat di samping telinga Zelia.
Dengan kasar Zelia langsung mendorong dada Marvel membuat lelaki itu sedikit mundur ke belakang. Marvel menyunggingkan sudut bibirnya. Lalu tanpa aba-aba langsung meraih ponselnya dan berjalan keluar rumah Zelia.
"MAU KEMANA LO?"
"Pulang,"jawab Marvel yang mulai menghilang dari balik pintu. Zelia pun lebih memilih kembali ke kamarnya.
...•••...
"Zel, makan, ya?"tawar Nia, ini sudah ke empat kalinya dia menawari anak gadisnya untuk makan tetapi sama sekali belum berhasil.
Zelia memalingkan wajahnya dengan kesal."Gak mau! Mama pergi aja Zelia mau tidur."
Mendengar itu akhirnya Nia hanya bisa menghela nafas pelan lalu berjalan keluar kamar Zelia.
"Gimana, Ma? Udah mau?"tanya Jordan yang berdiri di depan kamar Zelia.
Nia menggeleng lemah, lalu detik selanjutnya dia menatap Jordan tajam. Dengan gerakan cepat dia langsung mencubit lengan Jordan dengan kencang.
"AW..., MAMA ADUH SAKIT, MA!"pekik Jordan seraya menjauhi Nia.
"Gara-gara kamu, tau gak! Udah tau boneka bebek itu aset berharganya Zelia. Kenapa masih kamu usik, hah?!"murka Nia.
Jordan menggaruk kepalanya yang tak gatal."Maaf, Ma. Tapi kan Jordan gak sengaja."
"Terserah! Mama gak mau tau, kamu harus bujuk dia. Awas aja kalo sampe besok dia gak masuk sekolah lagi, Mama bakal coret kamu dari kartu keluarga,"ancam Nia sengit seraya berjalan pergi. Pasalnya tidak hanya sekali-duakali, Jordan itu selalu saja membuat Zelia marah sampai mogok makan dan sekolah.
Jordan menghela nafas pelan lalu dia mendekati kamar Zelia."Zel, Abang masuk, ya?"
Karena tak mendapat jawaban akhirnya Jordan memilih untuk masuk, dia mendekati ranjang yang sedang di duduki oleh Zelia.
"Zel? Abang minta maaf, ya. Janji deh, besok Abang beliin boneka bebek yang baru, atau mau sama bebeknya sekalian pasti Abang jabanin. Asal kamu mau makan, ya?"bujuk Jordan berdiri di hadapan Zelia.
"Gak mau!"
"Ya Allah, Zel. Kamu gak kasian? Abang di nistain Mama mulu dari kemaren gara-gara kamu mogok sekolah sama makan,"ujar Jordan dengan wajah memelas berharap Zelia mau makan.
Zelia masih bungkam walaupun tatapannya tertuju kepada Jordan."Gak mau, sebelum Abang beliin boneka bebek lagi 5!"
Jordan melotot tajam
"Ya Allah, Zel. Abang malu kali masa udah bangkotan begini belinya boneka bebek!"
"Tadi katanya mau beliin? Kalo gak mau, yaudah,"kesal Zelia tak santai.
"Abang keluar aja. Zelia lagi pengin sendiri,"usir Zelia. Jordan yang melihat itu pun akhirnya memilih pergi dari kamar adiknya.
Begitu mendengar pintu tertutup Zelia langsung tersenyum penuh kelicikan."Emang enak gue kerjain? Padahal gue dari kemaren kalo makan Goo-food mereka aja gak tau,"gumam Zelia.
Gadis itu lalu menolehkan kepalanya menatap satu boneka kesayangannya yang ada di nakas. Kini bonekanya hanya tersisa satu, karena yang satu sudah di rusak Jordan kemaren.
Zelia meraihnya lalu di bawa ke dalam pelukannya."Padahal dari dulu kalian udah bareng-bareng, tapi sekarang kalian harus pisah."
"Pokoknya besok Bang Jordan harus beliin berlipat-lipat dari yang kemaren di rusakin,"gumam Zelia.
Tok tok tok
"WOY! RATU BEBEK, NGAPAIN LO DUA HARI GAK MASUK?"tanya Gea dengan suara toanya seraya mulai berjalan mendekati Zelia.
Zelia mendengus pelan."Bebek gue, Ge. Dunia kebebekan gue lagi berduka. Sekarang Jojo udah gak ada temennya,"adu Zelia seraya menatap boneka yang ada di dekapannya dengan sendu.
"Jeje mati gara-gara kemaren di rusakin Bang Jordan. Padahal Jeje sama Jojo udah 16 tahun lebih selalu bersama,"lanjut Zelia.
Gea memutar kedua bola matanya dengan malas."Zel, mau sampai kapan lo kaya gini? Gak inget umur banget, dah. Gara-gara boneka bebek doang sampe gak masuk sekolah!"
"Heh! Lo gak tau aja, mereka itu aset berharga gue, gak ngerti banget sahabatnya lagi berduka."
"Serah lo aja!"Gea merebahkan tubuhnya di ranjang Zelia sembari memandang langit-langit kamar sahabatnya.
"Zel, ngepet yuk? Gue gabut, ni."
"Gak dulu, deh. Gue lagi berduka!"
Gea yang kesal langsung melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke muka Zelia.
"Berduka aja yang lo bahas! Udah napa, si? Udah cukup selama dua hari lo gila gara-gara bebek itu!"
Zelia mengerucutkan bibirnya sebal, lalu dia meletakkan bonekanya ke nakas kembali. Gadis itu ikut tiduran di samping Gea.
"Ge, kita nyuri mangga Mpok Cetar aja, yuk?"ajak Zelia tiba-tiba mengingat pohon mangga tetangganya yang sedang berbuah dengan lebat itu.
Gea menatap Zelia dengan horor."Gak! Gue udah trauma, lo gak inget beberapa minggu lalu kita di marahin abis abisan sama tu orang!"
Jadi memang dari dulu Zelia dan Gea paling suka mencuri mangga tetangganya yang terkenal sangat galak itu, namanya Mpok Cetar. Dan ada kejadian beberapa minggu lalu yang membuat mereka tobat sampai sekarang. Dimana pada saat itu Zelia dan Gea dengan gilanya malam-malam memanjat pohon mangga Mpok Cetar yang sedang berbuah lebat.
Lalu karena kesialan yang sedang berpihak kepada mereka akhirnya mereka kepergok oleh pemiliknya. Sampai pada akhirnya mereka berakhir di marahin abis abisan oleh Mpok Cetar. Belom lagi ketika pulang ke rumah orang tua mereka menceramahinya bahkan sampai di ancam akan di masukan asrama jika masih mau mencuri mangga lagi.
Zelia terkekeh pelan mengingat kejadian itu."Mana pas mau turun celana gue nyangkut lagi, akhirnya jatuh tengkurap dah ke tanah."
Gea tertawa puas sampai ngik-ngok saat mengingat bagaimana keadaan Zelia saat itu."Sumpah, gue sebenarnya kasian banget sama lo waktu itu."
"Kasian doang, nolongin kagak. Malah lo ngetawain gue abis-abisan!"
"Gue gak punya tenaga, Zel. Karena terlalu semangat ngetawain lo."
"Dasar temen laknat!"
Tiba-tiba Zelia tertawa keras membuat Gea ketakutan sendiri."Zel, lo kenapa?"
"Gue juga inget—"Belum sempat menyelesaikan ucapannya Zelia sudah kembali tertawa terbahak-bahak, karena mengingat bagaimana lucunya kejadian yang akan di ceritakan. Jujur Zelia sering seperti itu, ketika ingin cerita sesuatu yang lucu. Baru mengingatnya saja sudah membuat tertawa.
"Apa sih, Zel?"
"Lo inget waktu lo jatoh dari sawah pas di kampung nenek gue?"
Gea nampak berpikir sebelum pada akhirnya dia tertawa sangat keras."Njirr, jangan ingetin kejadian itu lagi bego!"
"Gue masih suka ngakak sendiri kalo inget itu. Lo jatoh dari atas mana kepalanya di bawah lagi, pas bangun ada bekas kepala lo yang nyetak di sana,"ujar Zelia sembari tertawa kencang."Untung kepala lo di pakein kresek, coba kalo gak pasti udah kotor banget."
Memang saat itu Gea terjatuh di sawah, di mana kepala gadis itu yang nyungsep ke dalam air lumpur yang ada di sawah. Begitu kepalanya di angkat ternyata ada bekas cetakan bulat kepala Gea yang tertinggal di tanah lumpur itu. Untung saja kepalanya di lapisi kantong kresek.
"Kangen banget gue sama masa-masa itu,"gumam Gea setelah berhenti tertawa.
"Apa lagi gue."
...•••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments