Malam yang gelap menemani dua gadis yang sedang asik berbincang-bincang, di dalam ruangan yang di dekorasi dengan warna serba hitam namun tetap terlihat aesthetik. Dengan dinding-dinding dan langit-langit kamar yang di penuhi dengan lukisan karya pemilik kamar itu sendiri, Gea.
"Ge, Abang lo ke mana, si? Udah malem gini belom pulang,"tanya Zelia yang sedang tiduran di ranjang milik Gea.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tetapi Zelia masih belum beranjak dari rumah Gea, karena memang biasanya pun seperti itu. Lagi pula rumah mereka saling bersampingan.
"Gak tau, paling di markas."
Zelia langsung terduduk dengan tatapan yang menyorot tajam kepada Gea."Gimana kalo kita samperin?"
"Gila lo! Mau di marahin Bang Marvel?"
"Ck, ya gimana? Nanti kalo dia kenapa-napa, gimana?"
Gea menyipitkan matanya curiga."Zel, lo gak lagi khawatir, kan?"
"Apa sih! Eng-enggak lah,"jawab Zelia sedikit gugup.
"Nanti kalo Bunda tau, gimana?"lanjut Zelia.
"Bunda sama Ayah aja di luar kota, mereka gak akan tau."
"Tapi gue penasaran,"ujar Zelia.
Gadis itu beranjak dari ranjang dan langsung menarik tangan Gea.
"Kemana?"
"Ke markas Marvel."
"Zel, nant—"
"Jangan takut, bilang aja gue yang ngajak,"potong Zelia membuat Gea pada akhirnya hanya mengangguk setuju.
"Gue udah pesen taksi di depan,"lanjut Zelia. Akhirnya mereka berdua langsung pergi ke markas Marvel.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit lebih, pada akhirnya taksi yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan gedung tua yang merupakan markas Marvel.
Zelia dan Gea langsung berjalan masuk ke dalam dan seketika pemandangan yang pertama mereka lihat adalah beberapa motor besar yang terparkir di depannya.
"MARVEL!"pekik Zelia mengundang semua tatapan mata para teman-teman Marvel langsung menatapnya.
"Ck, dasar batu!"decak Marvel saat melihat kedatangan Zelia bersama adiknya.
Marvel bangkit dari kursinya menghampiri dua gadis yang sedang berdiri di depan pintu masuk."Siapa yang nyuruh kesini?"tanya Marvel dingin.
"Gue!"jawab Zelia cepat."Muka lo kenapa?"
"Pulang,"titah Marvel tak mempedulikan pertanyaan Zelia.
"Zel, ayo pulang aja,"ajak Gea yang takut dengan tatapan tajam Marvel.
Marvel berjalan mendekati kursi yang tadi dia duduki lalu meraih jaket dan ponselnya."Ren, anterin adek gue, ya,"pinta Marvel yang di setujui oleh Rendra.
"Lo pulang sama Rendra,"ucap Marvel kepada Gea, lalu segera menarik lengan Zelia untuk mengikutinya.
"Lo berantem, ya?"tanya Zelia seraya menatap Marvel yang sedang memasang helmnya.
Marvel tak mempedulikan pertanyaan Zelia."Naik,"titah Marvel membuat Zelia langsung menurut.
Akhirnya motor yang Marvel kendarai berjalan keluar gerbang markasnya. Lelaki itu melajukan motornya dengan sedikit kencang membuat Zelia langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang Marvel.
Zelia masih terdiam, di sepanjang jalan tidak ada yang mengeluarkan suaranya masing-masing.
Marvel menghentikan motornya tepat di garasi rumahnya. Setelah mematikan mesinnya lelaki itu langsung turun dan melepaskan helmnya.
Marvel mengerutkan keningnya saat melihat Zelia masih terduduk di motornya."Kenapa?"
"Lo berantem?"tanya Zelia, pasalnya banyak sekali bekas luka pukulan di wajah lelaki itu.
"Bukan urusan lo!"
"Dih, di tanyain juga."
"Pulang,"titah Marvel mengusir Zelia.
"Gak mau!"
"Mau di marahin Bang Jordan?"
Zelia mengedikan bahunya tak peduli."Tadi udah izin mau nginep."
"Gak!"
"Apa si, orang gue mau nemenin Gea juga."
Marvel menghela nafas pelan."Turun, masuk udah malem."
"Nanti, nunggu Gea."
Mendengar bantahan Zelia membuat Marvel menjadi geram. Lelaki itu dengan gerakan cepat langsung mengangkat tubuh Zelia seperti sedang membawa karung dan membawanya masuk.
"Marvel! Turunin."
"Vel, ihhhh Bundaaaaa!"pekik Zelia.
Bugh....
Marvel melemparkan tubuh Zelia dengan kasar ke sofa membuat gadis itu memekik terkejut.
Marvel langsung menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di samping Zelia. Dia mengeluarkan ponselnya dan langsung memainkannya.
Zelia yang kesal pun terus-terusan menggerutu. Karena gabut dia menggunakan kakinya untuk menendang-nendang paha Marvel yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Zel!"geram Marvel, gadis itu memang sangat suka membuat dirinya darah tinggi.
"Apa?"jawab Zelia dengan santainya tanpa menghentikan aksinya yang menendang-nendang paha Marvel.
Marvel menolehkan kepalanya menatap Zelia tajam."Diem!"
"Gue dari tad—"
"Kaki lo!"
Dengan spontan Zelia langsung menarik kakinya."Sorry, gue gabut."
"Gila,"gumam Marvel.
Zelia yang mendengar itu pun hanya mengerucutkan bibirnya sebal. Memang Marvel jarang bicara tetapi sekali bicara bisa menusuk hati.
Gadis itu beralih menatap ke arah pintu saat mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, ternyata Gea.
"Jadi nginep?"tanya Gea yang melihat Zelia ternyata masih di rumahnya.
Zelia mengangguk pelan."Jadi,"jawab Zelia.
"Yaudah, ayo ke kamar,"ajak Gea di angguki Zelia.
Gea terlebih dahulu berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua. Zelia pun yang tak ingin berlama-lama dengan Marvel akhirnya memutuskan untuk menyusul Gea ke kamar.
"Gila, tapi cantik."
...•••...
Zelia membuka matanya saat tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Gadis itu melirik Gea yang masih tidur di sampingnya dengan pulas. Karena tidak ingin menganggu akhirnya Zelia memilih untuk ke dapur seorang diri.
Gadis itu menatap sekelilingnya yang gelap dan mencoba mencari-cari saklar.
Ceklek
Begitu lampu menyala Maura di kejutkan dengan keberadaan Marvel yang tertidur di sofa ruang tamu sembari meringkuk kedinginan.
"Ck, kebiasaan banget. Kaya gak punya kamar aja,"gumam Zelia seraya berjalan ke kamar ruang tamu untuk mengambilkan selimut buat Marvel.
Zelia membawa selimut di tangannya ke tubuh Marvel, menutupinya sampai sebatas dada lelaki itu.
Di saat sedang terpejam seperti ini wajah Marvel terlihat lebih tampan dari biasanya. Bahkan wajah dingin dan datarnya tidak terlihat yang ada hanya wajah damai.
"Ganteng si tap—"
"Ngapain?"
Zelia mendelik kaget bahkan tak melanjutkan ucapannya saat tiba-tiba Marvel membuka matanya.
"Eng-enggak, gue mau minum."Dengan terbirit-birit Zelia langsung berlari ke dapur untuk menyelesaikan tujuannya tadi.
Zelia memegang dadanya yang berdetak tak karuan. Dia benar-benar kaget takut-takut Marvel mendengar ucapannya tadi.
"Ck, jangan dipikirin, Zel,"tegur Zelia pada dirinya sendiri seraya berjalan menaiki tangga tanpa menoleh ke arah Marvel yang masih mengamati dirinya.
Marvel menatap selimut yang membungkus tubuhnya dan seketika senyuman manis sedikit terbit di bibirnya. Ingat! Sedikit ya.
Marvel langsung beranjak dari sofa dan ikut menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya. Tadi saat sedang bermain game sepertinya dia ketiduran di sofa.
Tetapi sebenarnya saat Zelia menyalakan lampu Marvel sudah terbangun, hanya saja enggan membuka mata sampai pada akhirnya menyadari pergerakan Zelia yang memberikan selimut di tubuhnya.
Bahkan Marvel sadar Zelia sempat mengamati wajahnya beberapa menit sebelum terkejut dengan ucapannya.
Sesampainya di kamar Marvel langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan seketika langsung terlelap.
...•••...
Jangan lupa like dan komennya kakak:) Biar lebih semangat nulis bab selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
StAr1086
sama2 saling mengagumi dalam diam....
2022-02-11
0
Leni Negare
sangat suka ceritanya thorr..jadi semangat bacanya😘😘😘😘😘😘
2022-01-20
0