Zelia sedari tadi terus mondar-mandir tak jelas di kamar. Dia hendak tidur namun bayangan Reksa terus terngiang-ngiang di otaknya membuat Zelia hampir gila.
Zelia berjalan mendekati nakasnya lalu mengambil sesuatu di sana. Suara pintu terbuka membuat Zelia buru-buru langsung memasukkan sesuatu itu ke dalam nakas kembali.
Zelia bangkit menghampiri Marvel yang sedang melepaskan jaketnya laki-laki itu langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa. Memejamkan matanya seraya memijat pelipisnya.
"MARVEL! LO BERANTEM YA?!"pekik Zelia terkejut saat melihat wajah Marvel yang penuh dengan bekas pukulan.
Marvel kembali membuka matanya lalu bergumam pelan. Memperhatikan wajah Zelia yang sedang marah, tetapi lucu di mata Marvel.
"Bibir gak usah di gituin,"tegur Marvel saat melihat Zelia memanyunkan bibirnya.
"Lo apa-apaan, si? Kenapa berantem? Mau gue bilangin Ayah?"
Marvel menggeram pelan."Jangan, Zel! Atau lo bakal nerima hukumannya."
Dengan mulut yang terus berkomat-komit Zelia berjalan menuju lemari untuk mengambil kontak p3k. Zelia duduk di samping Marvel lalu langsung meraih wajah lelaki itu untuk mengobati lukanya.
"Jangan berantem terus."
"Emang gak sakit apa berantem!"
"Kaya gak ada kerjaan aja."
"Denger, gak?!"tanya Zelia galak seraya menekan kapas yang ada di tangannya ke luka Marvel.
"Akhh.... Sakit, Zel,"ringis Marvel saat lukanya di tekan.
"Makanya dengerin kalo orang ngomong."
"Hm."Marvel memutar bola matanya malas, Zelia sama seperti Bundanya. Cerewet!
"Awas aja kalo sampe besok kaya gitu lagi."
"Lo pikir keren berantem berantem segala?"
"Lo pikir bagus kaya gitu?"
"Lo pikir dengan berantem bisa bikin kita semakin kaya?"
"Lo pikir dengan berantem bisa bikin lo masuk surga?"
"Lo pik—"
Cup
"Berisik,"gumam Marvel setelah mengecup singkat bibir Zelia yang membuat gadis itu langsung bungkam.
Plak
"Ihhhhhh, lo modus, ya? Main cium-cium aja!"kesal Zelia setelah memukul lengan Marvel.
"Di bilangin juga malah gitu,"gerutu Zelia seraya menutup kotak p3k dengan kasar.
"Khawatir?"Marvel memicingkan matanya curiga.
Zelia yang di tatap seperti itu jadi gugup sendiri."Ya-ya eng-enggak siapa yang khawatir?"
Marvel terkekeh pelan."Pipinya kenapa?"
"Emang kenapa?"bingung Zelia seraya memegangi pipinya.
"Gak tau itu kenapa?"
"Mana?"
Marvel memajukan wajahnya lalu mengecup sebelah pipi Zelia."Tadi merah, sekarang tambah merah,"bisik Marvel tepat di samping telinga Zelia.
Dengan kasar Zelia langsung mendorong dada bidang Marvel."Itu ma, akal-akalan lo doang!"
"Makasih,"ungkap Marvel.
"Buat apa?"
"Udah khawatir,"jawab Marvel seraya bangkit dari kursinya lalu meraih handuk dan segera ke kamar mandi.
"JANGAN KEPEDEAN YA VEL! GUE CUMA BERSIKAP BERPERIKEMANUSIAAN DOANG!"teriak Zelia heboh saat melihat Marvel menutup pintu kamar mandi sembari mengerlingkan matanya genit.
Zelia bergidik ngeri."Serem amat Marvel kalo kaya gitu."
Gadis itu bangkit membuka lemari lalu menyiapkan baju dan celana untuk Marvel. Setelah selesai Zelia keluar kamar untuk memanaskan makanan untuk Marvel makan.
Mungkin sekarang sudah jam 12 malam lebih. Zelia membawa nampan berisi air minum dan nasi beserta lauknya ke kamar.
Ceklek
"Udah?"tanya Zelia saat melihat Marvel sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Marvel mengangguk pelan."Dari tadi belom makan?"tanya Marvel saat melihat Zelia membawa nasi.
"Udah, buat kamu."Gadis itu langsung menyuruh Marvel duduk agar makan. "Biar aku aja yang ngeringin rambutnya,"lanjut Zelia seraya merebut handuk kecil di tangan Marvel.
Zelia memposisikan dirinya dengan kedua lutut yang di jadikan tumpuan tubuhnya tepat di belakang tubuh Marvel yang sedang makan.
"Enak, gak?"tanya Zelia.
"Enak, beli di mana?"
Mendengar pertanyaan konyol Marvel membuat Zelia kesal, dengan tak berperasaan gadis itu menjambak rambut Marvel membuat sang empu mengaduh kesakitan.
"Kok di tarik si, Zel?"protes Marvel.
"Lo ngeselin! Ini gue yang masak sendiri,"kesal Zelia seraya pindah posisi menjadi duduk di samping Marvel.
"Ya maaf, kan gue cuma nanya."
"Yi miif kin gii cimi ninyi,"ejek Zelia menirukan ucapan Marvel.
"Mau?"tawar Marvel menyodorkan sendok berisi nasi dan lauknya.
"Gak, nanti gemuk udah malem."
"Buka mulutnya,"titah Marvel.
"Gak mau, Vel, kok mak—"
"Sayang, buka mulutnya,"potong Marvel membuat Zelia langsung membuka mulutnya.
Marvel tersenyum senang saat melihat Zelia menuruti kemauannya."Mau lagi?"
"Enggak."
Setelah menghabiskan makanannya Marvel langsung minum."Kenapa belom tidur? Udah malem, Zel."
"Gak bisa tidur."
"Kenapa? Karena gak di peluk?"goda Marvel.
"Enggak! Dih pede lo,"kesal Zelia lalu segera beranjak dan menghempaskan tubuhnya di ranjang dengan kasar.
Marvel terkekeh pelan lalu mengikuti Zelia. Tidur di samping gadis itu. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan Zelia.
Marvel membalik tubuh Zelia agar berhadapan dengannya menggunakan satu tangannya sebagai bantalan Zelia. Dan tangan satunya memeluk pinggang istrinya posesif.
"Tidur, besok sekolah,"titah Marvel setelah mengecup kening Zelia membuat gadis itu dengan perlahan langsung memejamkan matanya.
...•••...
Sepulang sekolah Zelia langsung pergi ke cafe bersama teman-temannya, niatnya tadi ingin pulang ke rumah tetapi Marvel bilang dia ada urusan sehingga meminta Gea untuk mengantarkannya, dan berakhirlah mereka di sini.
"Gila, serius bentar lagi kita ujian?"
Zelia memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan konyol Gea."Menurut lo?"
"Gue juga gak nyangka, si. Kaya kita baru kemaren tau kelas 12. Eh, udah mau lulus aja,"timpal Kara.
"Sedih, deh. Kalian mau lanjut kuliah di mana?"tanya Liora.
"Gue gak tau,"jawab Kara yang sedang menikmati minumannya.
"Gue kayaknya sama Zelia mau satu kampus, deh. Ada yang ikut, gak?"heboh Gea.
Liora terkekeh pelan."Gue ikut."
"Lo, Far?"Zelia menatap Fara yang sedari tadi hanya diam.
"Gak tau, mungkin gue ikut Ayah di LA,"jawab Fara seraya tersenyum.
Kara mengerucutkan bibirnya sedih."Kita bakal pisah, ni?"
"Walaupun udah gak satu sekolah, kita harus sering nyempetin waktu buat reuni,"saran Liora.
Gea mengangguk setuju."Gue setuju, gak boleh saling ngelupain, ya."
"Far, Abang lo katanya udah bebas, ya?"tanya Gea tiba-tiba saat teringat ucapan Fara waktu itu.
Fara mengangguk pelan."Iya udah, kok."
"Kasian ya Abang lo, harus nanggung perbuatan yang sama sekali gak pernah dia lakuin,"ujar Kara.
Fara hanya mengangguk pelan seraya tersenyum kikuk."Zel, gue boleh minta alamat rumah lo yang baru, gak?"
Zelia mengerutkan keningnya bingung."Rumah gue tinggal sekarang?"
"Iya, bukan apa-apa. Kadang kan kita pengin main, gitu,"jawab Fara.
"Yaudah, nanti gue share ke grub aja. Biar kalo kalian mau main gampang. Lagian Gea juga tau,"ucap Zelia membuat teman-temannya mengangguk.
"Kar, kaya gini kek sering ikut ngumpul. Lo kenapa si jarang banget ikut ngumpul?"tanya Gea kepada Kara. Pasalnya bisa dihitung berapa kali Kara ikut hangout bersama teman-temannya.
"Gue sibuk, i-itu soalnya bantu mama di rumah,"jawab Kara sedikit gugup.
"Iya udah, si, yang penting Kara sekarang ikut, kan?"ujar Liora yang langsung di angguki teman-temannya.
Akhirnya mereka terus asik mengobrol, sampai bahkan lupa waktu. Karena jarang sekali mereka bisa kumpul bareng bareng seperti ini, biasanya pasti ada salah satu yang tak ikut.
...•••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
StAr1086
berarti fara adiknya reksa donk....
2022-02-11
1