Lelaki yang sedari tadi berdiri di balkon kamarnya masih terus merenung. Padahal hari sudah sangat larut malam, tetapi dia masih belum ada niatan untuk masuk ke dalam kamarnya.
Marvel Putra Bagaskara, lelaki itu menghela nafas pelan saat lagi-lagi pikirannya berkelana kemana-mana.
"MARVEL!"
Marvel langsung menolehkan kepalanya saat namanya di panggil. Ternyata Zelia yang memanggilnya.
Karena rumah mereka bersampingan dan kebetulan balkon kamar Marvel dan Zelia juga berdekatan.
"Ngapain lo galau di situ?"ledek Zelia sembari terkikik.
Marvel menatap Zelia tajam."Tidur,"titah Marvel.
"Jam segini juga, ngapain tidur."
"Awas aja kalo besok kesiangan!"
"Bodoamat gue gak peduli, wleee."Setelah mengatakan itu Zelia langsung berlari masuk ke kamarnya.
Marvel menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Zelia yang terkadang seperti anak kecil. Karena merasa sudah mulai ngantuk akhirnya Marvel memutuskan untuk tidur.
06:25
Marvel sudah rapi dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuhnya, dan tas hitam yang bertengger di bahunya.
Laki-laki itu berjalan keluar kamarnya lalu menuruni tangga untuk sarapan.
"Vel, Zelia di ajak, ya,"ucap Lia seraya menyodorkan piring yang berisi nasi goreng kepada Marvel.
Marvel menerima piring dari Bundanya."Emang gak sama Clara?"tanya Marvel seraya mulai menyantap makanannya.
"Enggak katanya,"jawab Lia.
Marvel hanya menganggukkan kepalanya pelan. Lelaki itu menatap sekelilingnya yang kosong.
"Ayah udah berangkat?'
"Udah tadi pagi-pagi. Adek kamu kayaknya gak masuk."
"Kenapa?"
"Biasa lagi kedatangan tamu. Kasian, nanti Bunda telfon wali kelasnya aja,"jelas Lia yang di angguki oleh Marvel.
"BUNDAAAA!"
Suara yang menggelagar di seluruh penjuru rumahnya membuat Marvel berdecak kesal. Dia tau siapa pemilik suara itu.
"Hai, sayang. Udah sarapan belom?"tanya Lia.
"Udah, Bun,"jawab Zelia seraya ikut duduk di samping Lia.
Marvel terus memperhatikan interaksi antara Bundanya dan Zelia yang terlihat sangat dekat.
"Gea mana, Bun?"tanya Zelia saat menyadari tidak ada Gea di meja makan.
"Dia libur dulu, Zel. Lagi dapet tamu bulanan kasian katanya perutnya nyeri banget,"jelas Lia membuat Zelia mengangguk.
"Bun, Marvel berangkat dulu,"pamit Marvel yang sudah menghabiskan sarapannya seraya bangkit dari kursinya dan menyalami tangan Bundanya.
"Zelia juga pamit ya, Bun,"ujar Zelia ikut menyalami tangan Lia. Setelah mendapat jawaban dari Bundanya Marvel dan Zelia langsung bergegas keluar rumah.
Setelah memasang helmnya Marvel menyerahkan helm satunya kepada Zelia tetapi gadis itu masih diam.
"Pake,"titah Marvel membuat Zelia langsung tersadar dari lamunannya.
Zelia langsung menerima helm dari Marvel dan segera memakainya. Setelah motor Marvel menyala Zelia langsung menaikinya.
Marvel mulai melajukan motornya dengan cepat. Lelaki itu melirik Zelia dari kaca spion saat merasa gadis itu memeluk tubuhnya.
"MARVEL!"panggil Zelia sedikit keras karena suaranya terbawa angin.
"Hm,"gumam Marvel pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Zelia.
"Gak jadi,"ujar Zelia membuat Marvel berdecak sebal.
Akhirnya mereka berdua kembali bungkam. Marvel memarkirkan motornya di parkiran sekolahnya.
Zelia yang sudah turun terlebih dahulu melepaskan helmnya dan di berikan kepada Marvel.
"Zel, baju lo!"geram Marvel. Pasalnya Zelia selalu saja mengeluarkan bajunya dari roknya, memang gadis ini tidak pernah rapi.
"Iya nanti,"jawab Zelia sebal lalu segera meninggalkan Marvel.
Marvel masih duduk di atas motornya sembari memperhatikan Zelia yang sudah berjalan menuju ke kelas gadis itu.
"Woy! Ngelamun aja lo,"ujar Danil yang baru tiba mengejutkan Marvel.
"Berisik,"gumam Marvel seraya turun dari atas motornya dan segera berjalan meninggalkan parkiran.
"Kenapa dah tu orang bawaannya sinis mulu,"ucap Kenzo.
"Lagi kedatangan tamu tahunan kali,"sahut Danil ngawur.
Kenzo mengerutkan keningnya bingung."Emang ada? Bukannya tamu bulanan, ya?"
Danil menggeplak kepala Kenzo pelan."Itu ma tagihan bulanan utang lo!"
"Sinting!"timpal Alden seraya berjalan meninggalkan parkiran diikuti para teman-temannya.
...•••...
Zelia berjalan keluar kelas menuju ke kamar mandi. Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi, tetapi karena malas Zelia tidak ikut teman-temannya ke kantin.
Dengan lengan baju yang di naikan ke atas, dan dua kancing yang sengaja di buka gadis itu terus menatap lurus ke depan dengan datar.
Memang di sekolahnya Zelia terkenal badgirl, gadis itu sama sekali tak mencerminkan bahwa dia perempuan. Keberanian dan kenakalannya sudah seperti laki-laki.
Setelah sampai di depan pintu kamar mandi Zelia langsung masuk.
Gadis itu keluar seraya menggerutu pelan, pasalnya perutnya terasa sangat sakit tetapi tidak bisa bab juga.
Tubuh Zelia tertarik ke belakang saat ada yang dengan sengajanya menarik kerah bajunya.
Begitu membalikkan tubuhnya matanya langsung melotot tajam."Marvel!"
Marvel pun menatap Zelia tak kalah tajam. Lelaki itu menggeram pelan saat melihat penampilan Zelia yang jauh dari kata rapih.
"Baju lo!"peringat Marvel terdengar tajam.
"Kenapa, si? Gue gerah tau gak!"
"Benerin,"titah Marvel tak mempedulikan alasan Zelia.
Zelia berdecak sebal."Lagian masih istirahat juga,"gerutu Zelia seraya menurunkan lengan bajunya.
Marvel masih terus memperhatikan pergerakan Zelia."Kancingnya,"ucap Marvel saat melihat Zelia sudah selesai dengan lengan bajunya.
"Gerah, Vel,"keluh Zelia.
"Emang di kelas gak ada AC?"
"Ada, ta—"
"Zelia, dada lo terlalu terekspos!"tegur Marvel.
Zelia langsung menyilangkan kedua tangannya ke depan dada."Ihhh, mata lo jelalatan, ya!"
"Lo yang ngegoda,"jawab Marvel santai. Bahkan laki-laki itu terlihat sangat tampan, masih dengan kedua tangannya yang di masukan ke dalam saku celana seragamnya.
"Dasar mesum!"
...To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments