Helikopter Baru

Setelah helikopter itu mendarat dua orang pria tampan dengan pesona masing-masing terlihat mulai turun dari capung tersebut. Nich melangkah dengan senyum indah di wajahnya. "Bagaimana, Sweety? Apa kau menyukai hadiahku?" ucapnya seranya tersenyum lebar.

Kencangnya embusan angin akibat baling-baling yang masih berputar mengibarkan rambut Jessi hingga menutupi wajahnya, membuat wanita tersebut selalu menyibakkan dengan tangan.

"Apa kau membawanya sendiri kemari?" Jessi melihat-lihat di sekitar kedua pria tersebut. Namun, hanya ada Nich dan Willy yang turun dari sana.

"Tentu saja, apa kau ingin jalan-jalan denganku menaiki itu?" Nich menawarkan hal tersebut kepada Jessi sambil melipat kaca mata hitamnya.

"Tentu saja. Ayo!" Tanpa membuang waktu dengan senyum indahnya Jessi lantas menarik tangan Nich kembali ke helikopter, meninggalkan Willy bersama anak buahnya yang masih tercengang melihat kemesraan dua sejoli untuk pertama kalinya.

Nich melihat senyum lebar di wajah wanitanya sejak tadi membuat hatinya begitu bahagia. Sebuah perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya membuat bunga-bunga seakan bermekaran di dalam hati dan jantungnya. Ternyata sangat menyenangkan ketika memiliki seorang pujaan dengan segala pesonanya.

Mereka menaiki helikopter dengan Nich berada di posisi Pilot, dan Jessi di kursi Co-pilot. Sebelum memulai menerbangkan benda tersebut, Nich dengan cepat menyambar bibir Jessi dan menahan tengkuknya sebentar, sedangkan wanita tersebut hanya bisa tercengang hingga kedua matanya membola melihat tingkah Nicholas.

"Anggap saja sebagai tiket perjalanan kita, Sweety!" Setelah selesai dengan menu pembuka perjalanan, Nich mengusap bibir Jessi yang basah dengan melebarkan senyum di wajahnya. Hal tersebut tentu saja membuat wanita itu terpesona untuk sesaat.

Sialan. Bagaimana bisa ada bocah semesum Nich? Main sosor di sembarang tempat tanpa mengenal waktu, batin Jessi mengumpat.

Mereka berdua terbang bersama di sekitar bukit kediaman Light. Jessi melihat apa yang dia bangun selama ini dari atas dan menikmati pemandangan. Sesat kemudian wanita tersebut menatap antusias ke arah Nicholas. "Apa ini sungguh untukku?"

"Tentu saja, apa pun itu selama bisa membuatmu bahagia." Nich mengelus pucuk kepala Jessi dengan lembut menggunakan satu tangannya, sedangkan sebelah lagi memegang kemudi helikopter agar tetap seimbang.

Senyum di wajah wanita tersebut sungguh seperti candu baginya, dia merasa bunga-bunga musim semi bermekaran dalam dadanya. Jessi merupakan sosok perempuan pertama yang mampu memenangkan hatinya dengan segala pesonanya.

"Apa kau memiliki izin terbang?"

"Tentu saja, salah satu pabriknya adalah milik keluarga kami, aku juga harus bisa mengecek kualitas produk kami sebelum dipasarkan." Nich terlihat begitu bangga mengatakan hal itu, sedangkan Jessi seketika melebarkan mata layaknya wanita matrealistis zaman sekarang. Namun, sesungguhnya bukanlah jenis perempuan seperti itu.

"Sepertinya aku menemukan Brondong Sawit."

"Terserah kau ingin memanggilku apa, yang pasti kau adalah wanitaku, jangan coba-coba mencari pria lain!" Nicholas memperingatkan Jessi dengan sorot mata tajam. Dia sudah mengklaim wanita tersebut sebagai miliknya sejak pertama kali berjumpa, sehingga Nicholas tidak akan membiarkan pujaan hatinya direbut pria lain.

"Bagaimana bisa kau seenaknya saja? Bagaimana jika aku tak menyukaimu dan menyukai pria lain?" Jessi mengembungkan pipi layaknya ikan buntal, sambil memutar bola matanya.

Dia mencoba untuk memancing emosi Nich dan benar saja pria tersebut seketika melirik tajam ke arah Jessi, lirikan yang membuatnya sedikit ngeri serta berdebar secara bersamaan. Tidak disangka bahkan pria yang lebih muda darinya memiliki aura yang lebih mengerikan dari dirinya.

"Maka aku akan membunuh semua pria di dunia ini, dan hanya akan ada aku satu-satunya pria yang bisa kau miliki!" Raut wajah Nich berubah datar, sangat berbeda dengan ekspresi sebelumnya.

Jessi menelan salivanya sendiri mendengar ancaman Nich. "Cihh, kau memang penipu ulung!" Wanita tersebut bedecih sambil membuang wajahnya ke arah lain agar tidak semakin berdebar karenanya.

"Bukankah sudah aku katakan jika aku hanya seperti ini padamu, Sweety?" Nich berkata dengan sungguh-sungguh, selama ini dia tidak pernah mencintai wanita.

Jessi hanya bisa mencebik kecil mendengar penawaran Nich. Pria memanglah seperti itu, manis ketika belum dapat dan membuang begitu saja jika sudah bosan. "Apa buktinya kalau kau hanya seperti itu padaku?"

"Menikahlah denganku! Maka itu akan menjadi bukti keseriusanku." Bersama Jessi, pria tersebut bersedia memberikan segalanya, termasuk pernikahan yang sesungguhnya. Nich tidak ingin hanya menjanjikan janji palsu dan omong kosong, apalagi pacaran. Meskipun mereka belum mengenal satu sama lain dengan baik, tetapi dia percaya jika Jessi adalah sosok yang diciptakan untuknya.

"Menikah bukan berarti bisa membuat kau bahagia." Jessi semakin membuang muka ke arah luar jendela. Pandangannya melayang jauh entah ke mana. Faktanya rumah tangga yang dibangun dari nol pun bisa hancur dalam sekejap mata. Padahal dia merasa sudah mengenal Brian cukup lama, tetapi nyatanya dia tetap tak tahu sisi buruknya. Apalagi pertemuan kilat, bagaimana bisa Nicholas menjanjikan pernikahan sebagai bukti.

Nich menyadari perubahan pada diri Jessi. Dia lantas merubah topik pembicaraannya, biarlah Jessi melihat dulu seberapa tulus hatinya dalam menyayangi wanita tersebut. "Akan kau gunakan untuk apa helikopter ini, Sweety?"

"Aku ingin mengunjungi Pulau Ceria."

Sejenak pria itu mengernyitkan dahinya. "Pulau Ceria? Ada apa di sana?"

"Tentu saja mencari harta karun, apa lagi yang bisa disembunyikan di sebuah pulau?" Jessi mendengus kesal mendengar pertanyaan Nich. Bukanlah semalam mereka sudah membahasnya, kenapa sekarang pura-pura tidak mengerti.

"Bolehkah aku menemanimu ke sana?"

"Untuk apa kau mengekoriku ke sana?

Kau pikir aku ingin mencari pria lain?" Tidak ada nada lembut layaknya para wanita pada umumnya yang mendekati Nich. Hanya tutur kata acuh dan dingin selalu Jessi lontarkan. Namun, tak membuat pria tersebut mengambil hati atas setiap kalimatnya.

"Bukankah kau memerlukan seseorang untuk menjalankan capungmu ini."

"Kau kirimkan saja pilot yang tampan dan bertalenta besok!" Jessi menggoda pria tersebut dengan wajah yang berbinar. Meskipun sesungguhnya dia tidak peduli dengan seperti pilot itu nantinya, tetapi sangatlah menyengangkan ketika melihat tampang masam Nicholas saat ini.

Pria itu hanya bisa mengeluarkan ekspresi cemburu yang malah membuatnya tampak lucu di mata Jessi. "Aku akan mengirimkanmu pilot yang tidak mungkin kau suka dan tak mungkin menyukaimu."

"Terserah kau saja, Tuan Muda Nich yang posesif." Jessi menekankan setiap kalimatnya dengan sangat lancar. Obrolan mereka saat ini sungguh seperti sepasang kekasih yang sedang memadu kasih, jika saja orang lain melihatnya pasti akan muntah gula karena manisnya ekspresi merona keduanya.

Sementara itu,Nich hanya tersenyum dengan sindiran Jessi, sedangkan wanita tersebut merasakan rasa nyaman saat berbicara tentang apapun pada Nicholas. Tanpa sadar, hatinya kembali terasa dipedulikan. Namun, lagi-lagi Jessi menyanggah apa yang dirasakan dalam hati. Apa yang terjadi jika Nich tahu dia adalah janda yang merampas semua harta suaminya? Apakah Nich masih akan mengejarnya?

Bukankah lebih baik segera memberitahu kenyataannya agar Jessi juga segera terlepas dari perasaan palsu yang Nich berikan. Lamunan wanita tersebut melayang entah ke mana, mengkhawatirkan hal yang tak seharusnya dia pikirkan.

Hingga suara bariton Nicholas menyadarkannya dari lamunan tersebut. "Sweety, apa kau ingin mencari kelompok Mafia Lucifer di pulau itu?"

"Memang, Tuan Muda Nicholas Bannerick ini tau segalanya, pantas saja mendapatkan predikat berkuasa di atas takhta." Jessi berbicara dengan begitu menggoda demi mengalihkan perhatiannya sendiri. Dia bahkan berani mengusap dagu berjambang Nicholas menggunakan jari telunjuknya.

"Mulut mu memang manis untuk memuji, Sweety. Tapi, bukan itu fungsinya." Sebuah lirikan licik terlihat di sudut mata pria tersebut, membuat Jessi mengernyitkan dahi.

"Maksudmu?" Entah berapa banyak lapisan kerutan di dahinya, kemudian pria tersebut melambaikan jari telunjuknya tanpa menoleh, sebagai tanda untuk menyuruh Jessi mendekat.

Wankta itu hanya mendekatkan wajahnya karena mengira Nich akan membisikka sesuatu. Namun, sayangnya bukan hal itu yang terjadi, tetapi sebuan kecupan hangat kembali dicuri oleh Nicholas dengan tersenyum penuh kemenangan setelah mendapatkan bibir ranum semanis madu tersebut.

Jessi hanya bisa menekuk bibirnya ke dalam mulut. Tanpa sadar jantung wanita itu berdetak sangat cepat karena tindakan Nicholas yang tanpa aba-aba. Darah panas seakan berkumpul di wajahnya hingga menampakkan rona merah di pipi akibat rasa malu menerima kecupan tersebut.

"Kau sungguh bocah tengik! Bagaimana bisa kau menciumku saat kau sedang mengemudi kan capung ini? Kalau kita sampai jatuh bagaimana, hah?" Jessi berteriak dengan merah padam, dia bahkan memegang kedua sisi pipinya yang terasa panas ketika melihat wajah Nichola. Banyakan dicium pria setampan itu seketika mengotori pikirannya, padahal cukup lama wanita tersebut tak merasakan namanya jatuh cinta.

"Oh. Jadi, kau ingin aku menciummu setelah kita mendarat. Baiklah, Sweety sesuai permintaanmu." Tanpa basa-basi Nich lantas mendaratkan helikopter di landasannya. Hingga beberapa saat kemudian, setelah situasi aman, Jessi lekas buru-buru keluar.

Namun, Nich langsung menyusulnya dan berteriak tanpa tahu malu. "Sweety, kau bilang ingin menciumku setelah mendarat." Teriakan suara bariton itu menggema di seluruh kawasan kediaman Light. Entah diletakkan di mana urat malu pria tersebut hingga mengatakan hal seperti itu sangat keras.

Semua orang yang mendengar apa yang di katakan Nich menoleh ke arah mereka. Anak buah Jessi menahan tawanya melihat tingkah malu nonanya yang menutup kedua telinga dengan tangan agar tak mendengar tediakan Nicholas. Sementara itu, kedua sisi pipinya kini tampak merah merekah layaknya daging panggang dengan tingkat kematangan rare alias hampir mentah.

Para anak buah yang menyaksikan hal itu, merasa Tuan Nich benar-benar cocok untuk menaklukkan wanita yang berbahaya ini. Keduanya adalah pasangan serasi dengan aura sama hanya dalam sekali melihatnya.

Nich seakan tak cukup untuk menggoda Jessi hanya sampai di sana saja. Dia bahkan mengikuti wanita tersebut sampai ke dalam mansion. Keduanya pun melihat Nenek Amber tengah menyiapkan makan siang untuk semua penghuni di kediaman itu.

"Kau sudah kembali, Nak," ujar Nenek Amber.

"Sudah, Nek." Jessi menjawab sambil meneguk minuman di meja. Tanpa memerhatikan Nicholas yang sedari tadi mengikutinya.

"Selamat siang, Nenek," sapa Nich sopan.

"Oh ada tamu, selamat siang, Tuan."

"Jangan panggil aku Tuan ,Nenek! Aku ini calon cucu menantumu panggil saja Nich, Nicholas Bannerick." Mendengar kalimat percaya diri Nicholas. Jessi bahkan sampai menyemburkan minuman di mulutnya karena terkejut.

Bukan hanya dia saja, tetapi Nenek Amber terkejut dengan pernyataan lelaki muda di depannya, wanita tua itu lantas menoleh ke arah sang cucu untuk mendapatkan jawaban. Jessi sadar akan tatapan neneknya lantas mendudukkan diri di kursi ruang makan. "Jangan hiraukan ucapannya, Nek! Dia hanya anak kemarin sore yang masih dalam masa pertumbuhan."

"Iisshhh ... kau ini selalu saja seperti itu, duduklah, Nak! Aku Nenek Amber, mari makan kau pasti belum makan siang sejak tadi!" Nenek Amber memersilakan pria muda tersebut agar bergabung dengan acara makan siang mereka. Dalam hatinya tersenyum melihat tingkah keduanya yang tampak saling melirik kecil.

"Dengan senang hati, Nek. Nenek tahu saja kalau aku kelaparan, cucumu bahkan tak menawariku minum sejak tiba, malah langsung mengajakku jalan-jalan." Mulut Nicholas berceloteh ria mengalahkan ghibahan para tetangga membuat Jessi merasa geram, hingga mengejukan mereka dengan suara dentingan gelas yang berbenturan meja kaca.

Jessi menyodorkan gelas air minum di letakkan dengan keras di atas meja makan kaca di depan Nich sambil menatap tajam ke arah pria tersebut.

"Bukankah dia seperti singa betina, Nek?" Nich berbisik kepada Nenek Amber di depan wajah Jessi seakan wanita tersebut tak kasat mata baginya.

"Dia adalah induk harimau." Nenek Amber membalas berbisik kepada Nich di depan wajah Jessi, hingga membuatnya memutar kedua bola mata karena tingkah dua manusia beda usia tersebut.

"Kalian sungguh lebih cocok menjadi cucu dan nenek," ujar Jessi sembari membalikkan piring di depannya.

"Tentu saja aku akan sangat senang jika kau segera menjadikanku sebagai cucu Nenek Amber. Benarkan, Nek?" Nicholas berbicara dengan sangat antusias. Kalimat Jessi terdengar ambigu sehingga dia bisa mengartikannya sebagai kode kesediaan membuka hati.

Sementara itu, Jessi yang sadar dengan kesalahan ucapannya lekas menatap tajam ke arah Nicholas, sedangkan Nenek Amber hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua sejoli sepertinya sedang dalam masa pendekatan ini.

Nenek sangat bersyukur jika Jessi kembali bersedia membuka hatinya. Dia juga berhak bahagia bersama pendamping yang menyayanginya dengan segala sifat keras kepalanya karena luka di hati.

To Be Continue

Terpopuler

Comments

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

lah, nasib sang mantan dan si medusa gimana cerita nya kah

2024-12-25

0

JULLIETTE

JULLIETTE

😂😂😂

2024-09-25

0

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

jd g suka krakter s jesy trllu arogan

2022-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Kehidupan
2 Pelangi Sebelum Badai
3 Pelangi Dan Badai Bersamaan
4 Sisi Lain
5 Berperan sebagai Maleficent
6 Rencana Jessi
7 Kemalangan Jessi
8 Kesadaran Jessi
9 Hari Pembalasan
10 Orang Asing
11 Mario dan Maurer
12 Nicholas Bannerick
13 Kucing Baru Jessi
14 Mars, Venus, Sun, Moon
15 Pertemuan Tak Terduga
16 Nyonya Muda
17 Pemburu Liar
18 First Kiss
19 Patah Pusaka
20 Helikopter Baru
21 Pulau Ceria 1
22 Pulau Ceria 2
23 Pulau Ceria 3
24 Kembali dari Pulau Ceria
25 Kesepian Jessi
26 Diculik
27 Akhir untuk Tom
28 Makan Siang Bersama
29 Kenyataan untuk Patricia
30 Makan Malam
31 Mommy Laura ( Part 1 )
32 Mommy Laura ( Part 2 )
33 Mommy Laura ( Part 3 )
34 Alice
35 Alice dan Jackson ( Part.1 )
36 Alice dan Jackson ( Part.2 ) Flashback
37 Alice dan Jackson ( Part.3 ) Flashback
38 Alice dan Jackson ( Part.4 ) Flashback
39 Lelaki Lain
40 Musuh di Balik Topeng
41 Mencari Angelina ( Part.1 )
42 Mencari Angelina ( Part. 2 )
43 Mencari Angelina ( Part. 3 )
44 Kondisi Angelina
45 Mafia Virgoun
46 Lari Pagi
47 Kakak Ipar
48 Ceker Ayam
49 Emily Night
50 Alex Barrack
51 Ingatan Masa Lalu
52 Bertemu Jessi
53 Keluarga Alexander ( Part.1 )
54 Keluarga Alexander ( Part.2 )
55 Keluarga Alexander ( Part.3 )
56 Keluarga Alexander ( Part.4 )
57 Latihan
58 Rencana Emily
59 Senjata Makan Tuan
60 Kepulangan Angelina
61 Pejabat Perdagangan Manusia
62 Iblis Haus Darah
63 Akhir untuk Rossi
64 Kebejatan Barron
65 Rencana Barron dan Kate
66 Wanita yang Malang
67 Grand Opening
68 Pelabuhan Putih
69 Mie Berisikan Ganja
70 Emily Bertindak
71 Jessi terluka
72 Pangkuan Seorang Ibu
73 Tuan Muda Memasak
74 Mario Pulang Kampung
75 Menuju Kota Strawberry
76 Ancaman Brian
77 Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 1 )
78 Keluarga Kim Dae Ho ( Part.2 )
79 Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 3 )
80 Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 4 )
81 Misi Penyelamatan 1
82 Misi Penyelamatan 2
83 Misi Penyelamatan 3
84 Misi Penyelamatan 4
85 Kekejaman Ayah dan Anak
86 Balasan Untuk Orang Jahat
87 Tikus Terakhir
88 Breaking News Negara K
89 Stella
90 Kekasih Tom Evening
91 Obat Kuat
92 Lubang Neraka Vs Rudal Rusia
93 Bayi Kembar Moon
94 Brian Morning
95 Korban Brian Selanjutnya
96 Bom Waktu
97 Anak Buah Nich
98 Profesor Pineapple
99 Mario dan Kim Dae Ho
100 Pantai Malam
101 Bulan Madu Dadakan
102 Kembali Mengusut
103 Orang Tua Jackson
104 Kenyataan di Kala Hujan
105 Maafkan Aku
106 Obsesi Emily
107 Awal Kehancuran Emily
108 Calon Mayat
109 Calon Presiden
110 Dion
111 Mata-mata
112 Cacing
113 Gas Beracun
114 Suami Kedua
115 Jane
116 Are You Ready
117 Charlies Angels
118 Aksi Charlie's Angel Beda Usia
119 Anak Sialan
120 Jane dan Damien
121 Malam Kelam Istimewa
122 Mineral Beracun
123 Tantangan Damien
124 Akhir Emily
125 Mainan Baru
126 Tikus Kantor
127 Ibu yang Berharga
128 Kartu Nama
129 Stephanie
130 Pedofil
131 Tahu Busuk dan Mimpi Buruk
132 Menculik Pasien
133 Perawat Gadungan
134 Terluka Parah
135 Kemarahan Jerry dan Brian
136 Terungkap
137 Patung Themis
138 Secercah Harapan
139 Bimbang
140 Kegilaan Brian
141 Siapa Dion
142 Harapan
143 Kate Berulah
144 Ancaman Jerry
145 Rencana Jerry
146 Jessi Bertemu Jerry
147 Nenek Amber
148 Catur
149 Pilihan Sulit
150 Awal Pertarungan
151 Dimulai
152 Pertempuran
153 Jessi dan Jane
154 Awal Pembalasan
155 Kehamilan Jessi
156 Kesadaran Jane
157 Nich Frustrasi
158 Penyiksaan Brian
159 Mencari Sesuatu
160 Akhir Kate
161 Luka Hati
162 Jessi Kembali
163 Kandungan Jessi
164 Adik Jackson
165 Penderitaan Dion
166 Orang Tua Jessi
167 Pilihan Jane
168 Jane dan Damien
169 Cinta dan Dendam
170 Mengidam
171 Masih Mengidam
172 Brian Vs Jessi
173 Idaman Jessi
174 Keraguan Jerry
175 Penyesalan Jerry
176 Akhir dari Jerry
177 Hormon Kehamilan
178 Kecemburuan Jessi
179 Akhir Johny
180 Senjata Makan Tuan
181 Jane Memilih Pergi
182 Pengacara John
183 Ingin Menikah
184 Mengidam di Tengah Malam
185 Keinginan Bumil
186 Pingsan
187 Kondisi Jane
188 Pagi Damien
189 Kembali
190 Hari Pernikahan
191 Resepsi
192 Siapa Wanita Itu?
193 Rosa
194 Aksi Mertua dan Menantu
195 Kediaman Gery
196 Menebus Dosa
197 Hukuman untuk Gery
198 Jane dan Damien 1
199 Jane dan Damien 2
200 Jane dan Damien 3
201 Lintah Darat
202 Jane dan Stella Pindah
203 Gas Beracun Membawa Petaka
204 Bertepuk Sebelah Tangan
205 Kehidupan di Desa
206 Akal Bulus
207 Kebakaran
208 Lary Vs Jane
209 Kedatangan Damien
210 Amarah Jane
211 Bandot Tak Tahu Malu
212 Keadilan Bagi Warga Desa
213 Penyesalan Datang Terlambat
214 Perusak Suasana
215 Otak Udang
216 Bumil Gila
217 Balasan Dari Bumil
218 Lagi-lagi Bumil
219 Mengakui Istri
220 Sang Provokator
221 Sindiran Jessi
222 Kesempatan Kedua
223 Matrealistis
224 Mustahil Bersama?
225 Terlalu Kejam Berucap
226 Lamaran Kilat
227 Memilih Gaun
228 Selangkah Menuju Altar
229 Janji Suci
230 Membelah Diri
231 Cacing Alaska
232 Pagi Hari Pasutri
233 Kebocoran Informasi
234 Pengunduran Diri
235 Mulut Bukan Otak
236 Mencetak Pewaris
237 Solusi Terbaik
238 Sidang Dua Asisten
239 Bukan Salah Cinta
240 Mencari Istri Baru
241 Berkulit Badak
242 Menyatakan Cinta
243 Pernikahan Kedua
244 Pria Kolot
245 Anugerah atau Musibah
246 Kasihan Rahmat
247 Terbitlah Terang
248 Hadiah Pernikahan
249 Otak Mampet
250 Dasar Kolot
251 Mummy Bercadar
252 Hal Tak Terduga
253 Membuang Zigot
254 Nasi Jadi Bubur
255 Bermain-main
256 Sensasi Baru
257 Rada Sarap
258 Jadilah Berharga
259 Mak Comblang
260 Kaki Gajah
261 Sepuluh Pulau Tenggelam
262 Tragedi Kamar Mandi
263 Wanita Adalah Ratu
264 Kebelet
265 Perjuangan Ibu
266 Persalinan Menegangkan
267 Triplets
268 Bibit Merepotkan
269 Kesayangan Daddy
270 Bolehkah Menganggap Sebagai Mama?
271 Reynold Gerald
272 Semoga Kau Bahagia
273 Duku Mateng
274 Mario Vs Anna
275 Mampus Aku
276 Bagaimana Caramu Bertanggung Jawab?
277 Puas Dengan Servisku?
278 Tak Berpikir Panjang
279 Hanya Orang Bodoh
280 Misi Rey
281 Kupu-kupu Beterbangan
282 Salah Paham
283 Lagi-lagi Obsesi
284 Di Waktu Bersamaan
285 Sebatang Kara
286 Tidak Sendirian
287 Wanita Penguntit
288 Resmi Sepasang
289 Berikan Milikmu Yang Terbaik
290 Rugi Besar
291 Penculik Bodoh
292 Pembuat Ulah
293 Ambil Saja
294 Cantik Terakreditasi
295 Bagaimana Caranya Menikahimu?
296 Diam-diam Menghanyutkan
297 Lelaki Terbaik
298 Keanehan Damien
299 Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 299 Episodes

1
Pengenalan Kehidupan
2
Pelangi Sebelum Badai
3
Pelangi Dan Badai Bersamaan
4
Sisi Lain
5
Berperan sebagai Maleficent
6
Rencana Jessi
7
Kemalangan Jessi
8
Kesadaran Jessi
9
Hari Pembalasan
10
Orang Asing
11
Mario dan Maurer
12
Nicholas Bannerick
13
Kucing Baru Jessi
14
Mars, Venus, Sun, Moon
15
Pertemuan Tak Terduga
16
Nyonya Muda
17
Pemburu Liar
18
First Kiss
19
Patah Pusaka
20
Helikopter Baru
21
Pulau Ceria 1
22
Pulau Ceria 2
23
Pulau Ceria 3
24
Kembali dari Pulau Ceria
25
Kesepian Jessi
26
Diculik
27
Akhir untuk Tom
28
Makan Siang Bersama
29
Kenyataan untuk Patricia
30
Makan Malam
31
Mommy Laura ( Part 1 )
32
Mommy Laura ( Part 2 )
33
Mommy Laura ( Part 3 )
34
Alice
35
Alice dan Jackson ( Part.1 )
36
Alice dan Jackson ( Part.2 ) Flashback
37
Alice dan Jackson ( Part.3 ) Flashback
38
Alice dan Jackson ( Part.4 ) Flashback
39
Lelaki Lain
40
Musuh di Balik Topeng
41
Mencari Angelina ( Part.1 )
42
Mencari Angelina ( Part. 2 )
43
Mencari Angelina ( Part. 3 )
44
Kondisi Angelina
45
Mafia Virgoun
46
Lari Pagi
47
Kakak Ipar
48
Ceker Ayam
49
Emily Night
50
Alex Barrack
51
Ingatan Masa Lalu
52
Bertemu Jessi
53
Keluarga Alexander ( Part.1 )
54
Keluarga Alexander ( Part.2 )
55
Keluarga Alexander ( Part.3 )
56
Keluarga Alexander ( Part.4 )
57
Latihan
58
Rencana Emily
59
Senjata Makan Tuan
60
Kepulangan Angelina
61
Pejabat Perdagangan Manusia
62
Iblis Haus Darah
63
Akhir untuk Rossi
64
Kebejatan Barron
65
Rencana Barron dan Kate
66
Wanita yang Malang
67
Grand Opening
68
Pelabuhan Putih
69
Mie Berisikan Ganja
70
Emily Bertindak
71
Jessi terluka
72
Pangkuan Seorang Ibu
73
Tuan Muda Memasak
74
Mario Pulang Kampung
75
Menuju Kota Strawberry
76
Ancaman Brian
77
Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 1 )
78
Keluarga Kim Dae Ho ( Part.2 )
79
Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 3 )
80
Keluarga Kim Dae Ho ( Part. 4 )
81
Misi Penyelamatan 1
82
Misi Penyelamatan 2
83
Misi Penyelamatan 3
84
Misi Penyelamatan 4
85
Kekejaman Ayah dan Anak
86
Balasan Untuk Orang Jahat
87
Tikus Terakhir
88
Breaking News Negara K
89
Stella
90
Kekasih Tom Evening
91
Obat Kuat
92
Lubang Neraka Vs Rudal Rusia
93
Bayi Kembar Moon
94
Brian Morning
95
Korban Brian Selanjutnya
96
Bom Waktu
97
Anak Buah Nich
98
Profesor Pineapple
99
Mario dan Kim Dae Ho
100
Pantai Malam
101
Bulan Madu Dadakan
102
Kembali Mengusut
103
Orang Tua Jackson
104
Kenyataan di Kala Hujan
105
Maafkan Aku
106
Obsesi Emily
107
Awal Kehancuran Emily
108
Calon Mayat
109
Calon Presiden
110
Dion
111
Mata-mata
112
Cacing
113
Gas Beracun
114
Suami Kedua
115
Jane
116
Are You Ready
117
Charlies Angels
118
Aksi Charlie's Angel Beda Usia
119
Anak Sialan
120
Jane dan Damien
121
Malam Kelam Istimewa
122
Mineral Beracun
123
Tantangan Damien
124
Akhir Emily
125
Mainan Baru
126
Tikus Kantor
127
Ibu yang Berharga
128
Kartu Nama
129
Stephanie
130
Pedofil
131
Tahu Busuk dan Mimpi Buruk
132
Menculik Pasien
133
Perawat Gadungan
134
Terluka Parah
135
Kemarahan Jerry dan Brian
136
Terungkap
137
Patung Themis
138
Secercah Harapan
139
Bimbang
140
Kegilaan Brian
141
Siapa Dion
142
Harapan
143
Kate Berulah
144
Ancaman Jerry
145
Rencana Jerry
146
Jessi Bertemu Jerry
147
Nenek Amber
148
Catur
149
Pilihan Sulit
150
Awal Pertarungan
151
Dimulai
152
Pertempuran
153
Jessi dan Jane
154
Awal Pembalasan
155
Kehamilan Jessi
156
Kesadaran Jane
157
Nich Frustrasi
158
Penyiksaan Brian
159
Mencari Sesuatu
160
Akhir Kate
161
Luka Hati
162
Jessi Kembali
163
Kandungan Jessi
164
Adik Jackson
165
Penderitaan Dion
166
Orang Tua Jessi
167
Pilihan Jane
168
Jane dan Damien
169
Cinta dan Dendam
170
Mengidam
171
Masih Mengidam
172
Brian Vs Jessi
173
Idaman Jessi
174
Keraguan Jerry
175
Penyesalan Jerry
176
Akhir dari Jerry
177
Hormon Kehamilan
178
Kecemburuan Jessi
179
Akhir Johny
180
Senjata Makan Tuan
181
Jane Memilih Pergi
182
Pengacara John
183
Ingin Menikah
184
Mengidam di Tengah Malam
185
Keinginan Bumil
186
Pingsan
187
Kondisi Jane
188
Pagi Damien
189
Kembali
190
Hari Pernikahan
191
Resepsi
192
Siapa Wanita Itu?
193
Rosa
194
Aksi Mertua dan Menantu
195
Kediaman Gery
196
Menebus Dosa
197
Hukuman untuk Gery
198
Jane dan Damien 1
199
Jane dan Damien 2
200
Jane dan Damien 3
201
Lintah Darat
202
Jane dan Stella Pindah
203
Gas Beracun Membawa Petaka
204
Bertepuk Sebelah Tangan
205
Kehidupan di Desa
206
Akal Bulus
207
Kebakaran
208
Lary Vs Jane
209
Kedatangan Damien
210
Amarah Jane
211
Bandot Tak Tahu Malu
212
Keadilan Bagi Warga Desa
213
Penyesalan Datang Terlambat
214
Perusak Suasana
215
Otak Udang
216
Bumil Gila
217
Balasan Dari Bumil
218
Lagi-lagi Bumil
219
Mengakui Istri
220
Sang Provokator
221
Sindiran Jessi
222
Kesempatan Kedua
223
Matrealistis
224
Mustahil Bersama?
225
Terlalu Kejam Berucap
226
Lamaran Kilat
227
Memilih Gaun
228
Selangkah Menuju Altar
229
Janji Suci
230
Membelah Diri
231
Cacing Alaska
232
Pagi Hari Pasutri
233
Kebocoran Informasi
234
Pengunduran Diri
235
Mulut Bukan Otak
236
Mencetak Pewaris
237
Solusi Terbaik
238
Sidang Dua Asisten
239
Bukan Salah Cinta
240
Mencari Istri Baru
241
Berkulit Badak
242
Menyatakan Cinta
243
Pernikahan Kedua
244
Pria Kolot
245
Anugerah atau Musibah
246
Kasihan Rahmat
247
Terbitlah Terang
248
Hadiah Pernikahan
249
Otak Mampet
250
Dasar Kolot
251
Mummy Bercadar
252
Hal Tak Terduga
253
Membuang Zigot
254
Nasi Jadi Bubur
255
Bermain-main
256
Sensasi Baru
257
Rada Sarap
258
Jadilah Berharga
259
Mak Comblang
260
Kaki Gajah
261
Sepuluh Pulau Tenggelam
262
Tragedi Kamar Mandi
263
Wanita Adalah Ratu
264
Kebelet
265
Perjuangan Ibu
266
Persalinan Menegangkan
267
Triplets
268
Bibit Merepotkan
269
Kesayangan Daddy
270
Bolehkah Menganggap Sebagai Mama?
271
Reynold Gerald
272
Semoga Kau Bahagia
273
Duku Mateng
274
Mario Vs Anna
275
Mampus Aku
276
Bagaimana Caramu Bertanggung Jawab?
277
Puas Dengan Servisku?
278
Tak Berpikir Panjang
279
Hanya Orang Bodoh
280
Misi Rey
281
Kupu-kupu Beterbangan
282
Salah Paham
283
Lagi-lagi Obsesi
284
Di Waktu Bersamaan
285
Sebatang Kara
286
Tidak Sendirian
287
Wanita Penguntit
288
Resmi Sepasang
289
Berikan Milikmu Yang Terbaik
290
Rugi Besar
291
Penculik Bodoh
292
Pembuat Ulah
293
Ambil Saja
294
Cantik Terakreditasi
295
Bagaimana Caranya Menikahimu?
296
Diam-diam Menghanyutkan
297
Lelaki Terbaik
298
Keanehan Damien
299
Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!