Pak Karyo yang awalnya datang mengantarkan bubur kian hari kian dekat terutama dengan Juan. Sepertinya, pak Karyo menyukai perangai Juan. Mereka sering bertegur sapa hingga mengobrolkan banyak hal. Pak Karyo pun tak sungkan untuk mampir ke rumah kontrakan Andre, Bagas dan Juan hanya untuk sekedar mengobrol hingga larut malam.
Pak Karyo ini memiliki seorang istri dan seorang anak yang bernama Marni.
"Anak saya seusia mas Juan atau mungkin selisih dua sampai tiga tahun dibawa usia mas Juan," tutur pak Karyo.
"Emm, kerja dimana pak putrinya?"
"Tidak bekerja mas, mau kerja apa kalau lulusan SMA? Palingan cuma membantu saya dan ibunya di sawah saja."
"Sayang sekali ya pak? jaga toko gitu kan bisa pak."
"Iya juga ya mas, kalau mas Juan, mas Bagas dan mas Andre ada info lowongan, tolong kabari saya ya mas! saya juga berusaha cari."
"Baik pak."
Obrolan itu berlanjut hingga tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Pak Karyo pun pamit untuk pulang.
"Sepertinya, pak Karyo ini suka ke kamu Wan," celetuk Bagas.
"Lah kok bisa?"
"Iya Wan, meskipun samar tapi dari gelagatnya tersirat maksud hendak menjodohkanmu dengan anaknya si Marni."
"Jangan ngawur kamu Ndre! jangan ikut-ikutan Bagas!"
"Nih ya, coba kita lihat nanti arahnya kemana tiap kunjungan pak Karyo ini!"
"Oke."
Juan tak terlalu memikirkan dugaan teman-temannya malam itu. Dia memilih untuk mengabaikan dan melenggang ke kamar untuk tidur.
***
Sepertinya, dugaan Andre dan Bagas mendekati benar. Pak Karyo makin sering berkunjung dan di setiap obrolan selalu menyelipkan pembahasan tentang Marni anaknya. Andre dan Bagas hanya bisa menahan senyum puas setiap kali nama Marni di bahas.
Selain itu, bu Karyo istri pak Karyo juga sering mampir untuk berbagi makanan. Entah itu kue, buah atau pun olahan sayur yang telah siap untuk disantap.
"Aku setuju Wan kalau kamu pacaran sama si Marni, lumayan loh, bakalan sering makanan datang ke kontrakan kita."
"Sembarangan kamu Ndre! tahu anaknya aja belum."
"Kalau gitu, kamu gantian main aja ke rumah pak Karyo biar tahu wajahnya Marni," usul Bagas sembari menjejalkan apel ke mulutnya.
"Lah, ngapain juga aku kesana?"
"Ngopi barenglah atau gini aja, kita belikan pak Karyo ikan segar di pasar. Itu bisa kamu jadikan alasan untuk berkunjung ke rumahnya. Selama ini keluarga pak Karyo kan sering memberi kita makanan, anggap saja gantian."
"Bagus juga tuh ide Andre."
"Kalian ini kenapa jadi kompak menjodohkanku sama Marni sih?"
"Bukan begitu Wan, ini cuma membalas kebaikan mereka."
"Jangan ngeles kamu Gas! aku juga udah punya pacar loh. Gimana perasaan dia coba?"
"Halah, aku tuh tahu kalau di hatimu itu merasa senang kan ada yang mengagumi diam-diam?".
"Udah deh Ndre, aku sama sekali gak ada niat selingkuh."
"Oke-oke tapi kebaikan pak Karyo kan tetep harus dibalas."
"Hemm... bisa-bisanya ya kalian, yaudah khusus ini doang aku nurut."
"Gitu dong, besok minggu pagi kita ke pasar beli ikan segarnya!" ucap Andre.
"Oke."
***
Keesokan harinya, mereka bertiga pergi ke pasar guna membeli dua ekor ikan gurami besar untuk diberikan kepada pak Karyo dan keluarga.
"Nih Wan, tugas selanjutnya, kami serahkan padamu ya?" ucap Bagas seraya menyerahkan kantong plastik berisi ikan gurame segar.
"Sialan kalian."
Andre dan Bagas hanya tertawa mendengar umpatan Juan. Juan mendengus seraya melajukan motornya menuju rumah pak Karyo.
"Rumah paling ujung ya.. hemm.. sepertinya itu."
Juan berhenti sembari mengamati rumah bercat putih di depannya.
"Iya, kayaknya ini," gumamnya.
Juan melangkahkan kakinya sembari mengucapkan salam. Tak lama kemudian suara pak Karyo terdengar.
"Waalaikumsalam, eh mas Juan, masuk mas!"
"Iya pak, maaf mengganggu, mau ke sawah ya pak?"
"Enggak kok, hari ini libur, rencana minggu depan ke sawah buat nebar pupuk."
"Oh begitu."
"Buk, ada mas Juan nih, tolong buatkan kopi ya!" teriak pak Karyo.
"Iya pak," jawab istrinya dari dalam dapur.
"Ngomong-ngomong, ada apa nih mas kok tumben mampir?"
"Oh, ini pak, saya dan teman-teman tadi pagi iseng ke pasar beli ikan. Sekalian aja membelikan pak Karyo."
"Wah kok jadi repot begini."
"Enggak pak, kami yang malah merasa gak enak ke pak Karyo karena sering sekali berbagi makanan ke kami, mohon diterima ya pak!"
"Iya mas saya terima, terima kasih banyak ya."
"Iya pak sama-sama."
"Nah, ini kopinya datang."
Seorang gadis muda yang tengah menyuguhkan kopi untuk pak Karyo dan Juan.
"Ini Marni anak saya mas."
"Emm, iya pak."
Marni memiliki kulit kuning langsat dan bermata teduh menenangkan. Untuk sekilas, Juan mengaguminya.
"Buatkan cemilan juga ya buat mas Juan!"
"Iya pak."
Marni lantas masuk ke dalam rumah guna mempersiapkan apa yang diminta pak Karyo.
"Kopi saja cukup loh pak, gak perlu dikasih cemilan segala."
"Loh, kopi kan memang gandengannya cemilan mas. Pisang goreng enak kayaknya ya?"
Juan dan pak Karyo lantas tertawa sembari kembali berbincang. Tak lama kemudian, Marni kembali keluar sembari membawa sepiring pisang goreng panas. Uapnya masih mengebul dan aroma manis menyebar ke seluruh ruangan.
"Enak nih kayaknya," ucap Juan dalam hati sembari menelan ludah.
"Silahkan mas dicicipi!"
"Iya Marni, maaf ya merepotkan!"
"Enggak kok mas."
"Marni memang paling jago kalau bikin cemilan mas, ayo dimakan dulu!"
"Baik pak."
Marni tersenyum seraya kembali masuk ke dalam rumah. Sementara Juan mulai mencicipi pisang goreng buatan Marni tadi.
"Gimana mas, enak?"
"Enak pak, manisnya pas, pisangnya juga terasa lembut."
Pak Karyo terkekeh.
"Marni memang beneran pandai membuat camilan pak."
"Sering-sering kesini aja mas! nanti akan saya minta Marni buatkan camilan yang lain atau biar Marni antar ke kontrakan mas Juan juga tidak apa-apa."
"Waduh, tambah merepotkan pak Karyo nanti."
"Enggak mas, Marni juga senang kok."
Juan mengulas senyum sembari terus mengunyah pisang goreng di mulutnya.
***
Di rumah, Andre dan Bagas sudah menanti kepulangan Juan dan lekas mengintrogasinya.
"Kalian ini.."
"Gimana si Marni, cantik?" tanya Andre.
"Hemm..."
Juan berdehem seraya menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"Marni, wajahnya kalem, kulitnya kuning langsat dan terlihat pemalu."
"Wah cocok itu sama kamu."
"Ngawur kamu Ndre, sudah kubilang, aku ini gak ada niat untuk selingkuh."
"Iya-iya tapi kamu tertarik kan?"
"Bukan tertarik cuma kagum sesaat."
"Lama-lama juga naksir."
"Enggak lah! aku ini setia dan kejadian hari ini cuma karena nurutin permintaan kalian. Aku gak mau kesana lagi."
"Oke-oke, kita ngerti kok."
Andre dan Bagas terus saja cekikikan meledek Juan.
🤭 BAB 18 KELAR 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝙝𝙖𝙩𝙞" 𝙙𝙡𝙢 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙅𝙪𝙖𝙣
2023-07-27
1
yuli Wiharjo
aku mikirnya marni itu sudah mati. namun org tuanya bersekutu dgn jin. Dan menghidupkan kembali marni
2023-05-13
0
Carlo R
andre & bagas emang temen paling iseng dah. pertama bikin kejeblos tinggal bareng di kontrakan angker. sekarang malah pengen jodohin juan
2022-10-24
1