Beberapa hari telah berlalu dan kini tibalah malam minggu. Andre dan Kekasihnya Andini bertugas untuk berbelanja. Mereka membeli beberapa ekor ikan gurame, ikan Nila dan dua bungkus sosis, ditambah lima ikat kangkung yang nanti akan Andini dan Ratna masak sebagai pelengkap hidangan. Tak lupa membeli bahan untuk membuat sambal dan bumbu ikan bakar juga timun sebagai lalapan. Bian yang nantinya akan membuat sambal. Bagas memasak nasi dan proses pembakaran ikan akan dilaksanakan bersama-sama.
Setelah mengantarkan Andini pulang, Andre membawa semua hasil belanjaan ke kontrakan. Bagas memeriksanya sebentar lalu meletakkannya kembali di ruang tamu. Semua bahan telah siap, tinggal menunggu malam.
"Bian, siapa gebetan yang mau kamu ajak nanti?"
"Gini Ndre, demi menghargai perasaan Bagas, aku gak jadi bawa gebetan deh."
"Halah, sebenernya gak ada kan?"
"Ada, serius ada, banyak malah."
Jawaban Bian malah menjadikannya bahan olok-olokan.Beberapa hari telah berlalu dan kini tibalah malam minggu. Andre dan Kekasihnya Andini bertugas untuk berbelanja. Mereka membeli beberapa ekor ikan gurame, ikan Nila dan dua bungkus sosis, ditambah lima ikat kangkung yang nanti akan Andini dan Ratna masak sebagai pelengkap hidangan. Tak lupa membeli bahan untuk membuat sambal dan bumbu ikan bakar juga timun sebagai lalapan. Bian yang nantinya akan membuat sambal. Bagas memasak nasi dan proses pembakaran ikan akan dilaksanakan bersama-sama.
Setelah mengantarkan Andini pulang, Andre membawa semua hasil belanjaan ke kontrakan. Bagas memeriksanya sebentar lalu meletakkannya kembali di ruang tamu. Semua bahan telah siap, tinggal menunggu malam.
"Bian, siapa gebetan yang mau kamu ajak nanti?"
"Gini Ndre, demi menghargai perasaan Bagas, aku gak jadi bawa gebetan deh."
"Halah, sebenernya gak ada kan?"
"Ada, serius ada, banyak malah."
Jawaban Bian malah menjadikannya bahan olok-olokan.
***
Malam yang ditunggu pun tiba. Usai solat magrib, Andre dan Juan pergi menjemput kekasih mereka. Tidak lama, kurang lebih setengah jam sudah kembali lagi ke kontrakan. Hal selanjutnya adalah lekas mengerjakan tugas masing-masing. Juan mencuci ikan dan menyiapkan bumbunya, Bagas memasak nasi, Bian membuat sambal, Andre menyiapkan pembakaran dan para perempuan memotong sayuran. Setelah semuanya siap, proses pembakaran ikan pun dimulai dimana Andini serta Ratna pergi ke dapur untuk memasak tumis kangkung
Tak lama, tumis kangkung siap. Ratna membawanya ke depan sementara Andini mengikutinya dari belakang, Setidaknya, itu yang dipikirkan Ratna karena ternyata Andini tak kunjung keluar. Akhirnya, Andre dan Ratna menyusulnya lagi ke dapur. Saat itu, Andini terlihat asyik menata peralatan memasak tanpa menghiraukan kedatangan Andre dan Ratna.
"Yang, ayo ke depan!" ajak Andre.
Andini tak bergeming, tetap sibuk dengan aktivitasnya tanpa memberikan jawaban.
"Yang.." panggil Andre sekali lagi sembari menarik lengannya pelan.
Kali ini, Andini menoleh sembari mengulas senyuman. Namun, senyuman ini lebih terlihat menyeramkan seolah ada orang lain yang tengah mengusai raga Andini.
"Yang, ayo!"
Saat itulah, Andini melepaskan genggaman Andre dan mulai bernyanyi. Layaknya seorang sinden, suaranya terdengar sangat merdu, begitu mendayu-dayu hingga menghanyutkan hati para pendengarnya. Andre dan Ratna tidak dapat mengartikan tembang yang tengah Andini lantunkan karena bahasanya begitu halus layaknya tembang jawa kuno.
"Ndre, pacarmu kenapa?" tanya Ratna yang mulai bergidik ngeri.
Andre hanya diam sembari membujuk kekasihnya agar bersedia di ajak ke depan. Andini mulai melangkahkan kaki sembari tetap melantunkan tembang jawa. Hal ini sontak membuat yang lainnya terkejut dan lekas menghentikan aktivitas masing-masing.
Baik Andre, Bagas, Bian maupun Juan mengerti bahwa saat ini, Andini tengah kerasukan. Terlebih saat ia mulai menari tanpa ada alunan musik yang mengiringi.
"Ndre, aku panggilin ustad Fahri ya!" saran Bagas.
"Iya Gas, agak cepet ya!"
"Iya."
"Aku temani Gas!" sahut Bian.
Bagas dan Bian lekas berjalan menuju ke rumah ustad Fahri untuk meminta pertolongan.
Beruntung sosok yang merasuki Andini tidak mengamuk sehingga kondisi tetap terkendali hingga ustad Fahri datang. Meski begitu, hal ini cukup menarik perhatian tetangga kiri kanan yang lekas berkerumun untuk melihat keadaan. Ustad Fahri meminta warga untuk sedikit menjauh sementara ia mencoba menyadarkan kembali Andini. Tak butuh waktu lama, Andini pingsan dan kemudian tersadar. Andini mengeluhkan tubuhnya yang terasa nyeri. Andre mengulurkan segelas air mineral seraya meminta kekasihnya untuk meminumnya.
"Apa yang terjadi kok sampai kerasukan begini?" tanya Andre.
"Aku kerasukan?"
"Iya."
"Tadi, habis masak tumis kangkung, aku liat ada sesosok bayangan hitam di belakang Ratna. Setelah itu, aku gak inget apa-apa lagi."
Agenda barbeque yang direncanakan berjalan menyenangkan malah menjadi pengalaman mistis yang tak terlupakan. Pada akhirnya, Bagas dan kawan-kawan makan bersama dengan ustad Fahri dan para tetangga yang sedari tadi berkerumun menonton Andini yang kerasukan. Sekitar pukul setengah sepuluh, Andre dan Juan mengantarkan kekasih mereka untuk kembali pulang. Sedangkan Bagas dan Bian, membereskan semua piring, gelas dan lain-lain bekas makan bersama tadi.
"Gas, bahaya nih kontrakan ini," keluh Andre ketika mereka tengah bersiap untuk tidur.
"Iya Ndre, kayaknya kita harus mulai mencari tahu deh. Sebenarnya gimana sejarah dari rumah kontrakan ini dan mungkin kejadian apa yang mendasari angkernya kontrakan ini atau apa pun lah."
"Iya Gas ide bagus itu."
"Mumpung besok minggu, gimana kalau kita membaur sama warga. Kita tanya-tanya ke para tetangga."
"Boleh Gas, aku juga penasaran. Kasihan banget lihat Andini kayak tadi. Harusnya gak aku ajak ke sini. Gara-gara aku jadi kayak gini."
"Bukan salahmu juga Ndre. Mana tahu kita bakal begini kejadiannya."
"Yang aku rasain saat ini lebih ke rasa benci, kesel dan penasaran. Rasa takut sih masih gapi lebih besar rasa benciku. Kalau aja itu manusia, udah kuajak duel Gas."
"Sama Ndre, bikin hidup kita gak tenang aja tapi ada bagusnya juga sih. Siapa tahu makin lama, kita makin biasa dan berani ngadepin mereka."
"Apa perlu melakukan pembersihan Gas? ngundang kyai atau sejenisnya gitu."
"Lihat nanti aja, kita cari tahu dulu tentang kontrakan ini. Sejarahnya dan lain sebagainya. Berapa tahun kontrakan ini kosong karena aku merasa, ada sesuatu yang tersembunyi atau sejarah kelam hingga membuat kontrakan ini jadi sedemikian menyeramkan."
"Aku juga sependapat Gas."
Bagas menghela napas panjang, merubah posisi tidurnya dan mulai memejamkan mata. Malam ini tak ada lagi yang terjadi. Baik Andre, Bagas, Bian maupun Juan dapat tertidur lelap hingga pagi menjelang. Entah karena kelelahan atau memang benar tidak ada gangguan, yang jelas mereka menikmati malam tenang yang cukup jarang terjadi ini.
🧐 BAB 12 SELESAI 🧐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dewi yulyas
Hadeh.... utg Andini sadar.... parah gangguannya
2023-09-02
1
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝙖𝙮𝙤 𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙖𝙥𝙖 𝙙𝙣𝙜𝙣 𝙠𝙤𝙣𝙩𝙧𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪
2023-07-27
0
Fitri wardhana
👏👏👏👏🤩
2022-07-22
0