BAB 3 - Kontrakan Berhantu

Hari kedua Bagas bekerja, terdapat banyak tugas yang harus ia kerjakan namun, semua tetap berjalan dengan lancar. Meski sedikit kerepotan tapi Bagas cukup bisa beradaptasi dengan cepat.

"Gas.." panggil Andre di tengah-tengah kesibukan mereka.

"Iya Ndre kenapa?"

"Aku kok jadi penasaran sama kontrakanmu. Nanti aku ikut kamu pulang ya sekalian nginep di sana?"

"Boleh, lumayan aku jadi ada temen."

"Kalau cocok sih, rencananya aku mau ikutan ngontrak sekalian. Kan lumayan tuh patungan sama kamu, masing-masing dua juta."

"Iya, yaudah nanti ikut aja! semoga cocok biar aku gak sendirian di sana."

"Oke."

***

Seperti yang telah disepakati, Andre turut ikut ke rumah kontrakan Bagas dan benar saja, Andre langsung suka.

"Ini sih bener-bener kejatuhan durian runtuh namanya."

"Kan udah kubilang, rumahnya luas dan fasilitasnya lengkap."

"Mana rekeningmu Gas, aku transfer sekarang dua jutanya?"

"Yakin nih? gak mau nyoba nginep sehari dulu baru ambil keputusan?"

"Yakin, ini sih bener-bener kayak rumah sendiri. Nyamanlah pokoknya."

"Yaudah, ini nomer rekeningku."

"Oke tunggu sebentar!"

"Udah Gas, coba kamu cek!" pinta Andre kemudian.

Bagas meraih ponselnya lalu mengecek saldo melalui mobile bankingnya.

"Oke sudah masuk, makasih ya! Ohya, karena kamu sudah resmi tinggal di sini juga, mau makan atau minum langsung ambil sendiri ya gk perlu aku suguhin!"

"Eh sialan!'

Bagas dan Andre pun tertawa bersama.

***

Selepas maghrib, Andre mengajak Bagas untuk mencari makan di warung bebek langganannya yang lekas Bagas setujui.

"Disini, cuma ada bebek dan ayam goreng doang Gas dan yang paling juara bebeknya."

"Oke deh aku pesen bebek aja."

"Mantap, buk nasi bebek dua ya!"

"Iya mas."

"Eh, di rumah ada beras. Gimana kalau pesen lauk aja. Es juga bikin di rumah. Tinggal beli teh terus taruh kulkas."

"Hemm boleh deh. Buk maaf gak jadi pakai nasi. Dua bebek goreng aja ya dibungkus!"

"Iya mas."

***

Sesampainya di rumah, Bagas bergegas memasak nasi. Sedangkan Andre membuat es teh manis.

"Besok beli plastik es deh Gas, bisa bikin es batu sendiri di rumah."

"Boleh, sekalian nanti kalau berasku habis. Gantian kamu yang beli."

"Beres."

Bagas dan Andre memilih untuk menonton televisi di ruang tengah sembari menunggu nasi matang. Tak lama kemudian bunyi "klik" terdengar yang artinya nasi telah siap dihidangkan.

"Makan-makan," ucap Andre sembari berjalan mengambil piring dan nasi di dapur yang lekas diikuti Bagas dari belakang.

"Wah bener, enak ini, enak sekali," ujar Bagas sembari menyuapkan nasi beserta potongan daging bebek ke mulutnya.

"Apa kubilang? sudah jadi langgananku sejak pertama kerja di pabrik."

"Mantap."

"Besok sepulang kerja, temani aku ke mess buat ambil barang-barang ya Gas! sekalian izin ke pak Yahya kalau aku gak tinggal di mess lagi."

"Oke."

"Kamar yang satu ini jatahku ya? Males banget tidur bareng kamu."

"Iya-iya, siapa juga yang berharap tidur sama situ."

Sekitar pukul sembilan malam, Bagas dan Andre beranjak ke kamar masing-masing untuk tidur. Malam hari ini terasa sangat tenang. Bagas bisa tidur dengan nyenyak. Terlebih, dia sudah tidak sendirian. Lain Bagas, lain lagi Andre. Entah pukul berapa, Andre mendengar pintu depan diketuk berkali-kali. Karena tidak berani membukanya sendiri, lantas Andre membangunkan Bagas.

"Ada apa sih Ndre? gangguin orang tidur aja. Jangan bilang, kamu minta ditemani kencing!"

"Eh.. enggaklah! denger tuh ada yang lagi ngetuk pintu."

"Lah terus, kenapa gak dibuka?"

"Takut begal."

"Ya masak begal nyamperin ke rumah?"

"Maling Gas atau jangan-jangan itu pak RT yang nyangkain kita lagi melakukan perbuatan tidak senonoh."

"Gila! otakmu tuh ya. Udah ayo kita buka!"

Saat Bagas membuka kunci pintu, suara ketukan seketika berhenti dan saat pintu dibuka, tak ada siapa pun di luar rumah. Bagas dan Andre celingukan lalu terdengar suara pintu dapur yang gantian di ketuk.

"Loh, suaranya dari sana Gas. Orangnya pindah ke belakang kayaknya."

"Yaudah, ayo kita ke sana!"

Bagas mengunci pintu depan dan bergegas menuju dapur. Suara ketukan masih terdengar jelas namun saat pintu dibuka, lagi-lagi tidak ada orang.

"Loh, kok gak ada sih?" tanya Andre bingung.

"Mungkin orangnya udah pergi karena kita kelamaan bukanya."

"Tapi kok cepet banget, masak iya dia lari?"

"Iseng doang kalau gitu. Udah lah tidur lagi! ngantuk."

Bagas mengunci pintu dapur dan kembali masuk kamar untuk tidur, begitu pun dengan Andre.

Keesokan harinya, Andre bercerita kalau semalam ia merasa seperti ada yang mengusap kakinya. Namun karena ia sudah terlampau ngantuk, akhirnya, ia abaikan.

"Ah itu sih paling gara-gara kamu lagi mimpi jorok ya?"

"Enggak, enak aja."

Meski Bagas menanggapinya dengan candaan namun jauh di dalam hatinya mulai merasakan keanehan. Apa yang Andre alami sama persis seperti yang ia alami sewaktu pertama kali menempati rumah kontrakan tersebut. Perlahan, Bagas mulai menarik benang merah dari serangkaian hal ganjil yang selama ini turut ia abaikan, termasuk ketukan pintu semalam. Entah kenapa, Bagas mulai merasa bahwa itu bukanlah hal iseng yang dilakukan manusia.

Sore hari sepulang bekerja, Bagas menemani Andre untuk izin ke pak Yahya selalu penanggungjawab mess karyawan lalu dilanjutkan dengan mengemasi barang-barang Andre di mess. Rumah mess tergolong cukup besar dan tiap karyawan diberikan satu kamar. Ada ruang tengah, beberapa kamar mandi dan satu dapur.

"Bukannya di sini juga luas Ndre, kenapa milih pindah?" tanya Bagas.

"Terlalu ramai, kayak kost-an mahasiswa."

Bagas tertawa,"Benar juga."

Setelah mengembalikan kunci kamar. Andre dan Bagas berpamitan pada pak Yahya lalu bergegas kembali ke rumah kontrakan.

Ketika Bagas melewati lokasi warung soto tempat ia makan saat mencari kontrakan dulu, tiba-tiba rasa penasaran kembali datang. Bagas memperhatikan lokasi warung yang masih tak berubah. Hanya ada ilalang setinggi lutut di sana. Ternyata, tingkah Bagas memancing rasa penasaran Andre yang lekas menanyainya ketikan mereka sampai di rumah kontrakan.

"Kamu tadi ngliatin apa sih di pinggir jalan?"

"Oh itu, rasanya dulu ada warung soto di situ. Aku sempat makan di sana dan bahkan bapak si pemilik warung itu juga yang menunjukkanku kontrakan murah ini tapi pas aku ke sana lagi malah hilang tak berbekas."

"Itu namanya hilang digrebeg satpol PP Gas."

"Masak iya?"

"Iyalah."

"Lah kenapa warung bebek langgananmu enggak?"

"Itu karena rasa bebeknya enak, makanya gak digrebeg. Malah satpol PP nya ketagihan makan di sana."

"Konyol."

"Eh.. gak percaya?"

"Terserah," jawab Bagas sembari melenggang menuju kamar mandi.

😎 BAB TIGA SELESAI 😎

Terpopuler

Comments

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

🤣🤣🤣🤣 ada² aja kamu Andre

2024-07-01

0

dyul

dyul

Si Andre... udah bener di mess.... malah pindah bareng si Bagas, lah di godain mbak2 situ..... 🤭🤭🤣🤣🤣🙏🙏

2023-09-01

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘼𝙣𝙙𝙧𝙚 𝙟𝙣𝙜𝙣 𝙣𝙮𝙚𝙨𝙚𝙡 𝙮𝙖 𝙥𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙨 𝙟𝙙 𝙣𝙜𝙤𝙣𝙩𝙧𝙖𝙠 😅😅😅

2023-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Kontrakan Berhantu
2 BAB 2 - Kontrakan Berhantu
3 BAB 3 - Kontrakan Berhantu
4 BAB 4 - Kontrakan Berhantu
5 BAB 5 - Kontrakan Berhantu
6 BAB 6 - Kontrakan Berhantu
7 BAB 7 - Kontrakan Berhantu
8 BAB 8 - Kontrakan Berhantu
9 BAB 9 - Kontrakan Berhantu
10 BAB 10 - Kontrakan Berhantu
11 BAB 11 - Kontrakan Berhantu
12 BAB 12 - Kontrakan Berhantu
13 BAB 13 - Kontrakan Berhantu
14 BAB 14 - Sejarah Kelam Rumah Kontrakan
15 BAB 15 - Puasa Mutih
16 BAB 16 - Murka Bian
17 BAB 17 - Kesaktian Bian (1)
18 BAB 18 - Maksud Terselubung Pak Karyo
19 BAB 19 - Keganjilan Yang Diabaikan
20 BAB 20 - Bukan Manusia
21 BAB 21 - Muntah Sejadi-Jadinya
22 BAB 22 - Terror Marni
23 BAB 23 - Drop Lagi
24 BAB 24 - Pocong 1
25 BAB 25 - Pocong 2
26 BAB 26 - Terjerat
27 BAB 27 - Kesurupan, Menolak Lepas
28 BAB 28 - Penuh Belatung
29 BAB 29 - Kesaktian Bian 2
30 BAB 30 - BUTO
31 BAB 31 - SESAJEN
32 BAB 32 - TERROR PESUGIHAN
33 BAB 33 - Di Ambang Kematian
34 BAB 34 - SELAMAT TINGGAL
35 BAB 35 - DENDAM
36 BAB 36 - SUMPAH POCONG 1
37 BAB 37 - SUMPAH POCONG 2
38 BAB 38 - SUMPAH POCONG 3
39 BAB 39 - Mimpi Buruk
40 BAB 40 - Tarung Sukmo
41 BAB 41 - PRAKTIK PESUGIHAN
42 BAB 42 - Teluh Kembang Bayang 1
43 BAB 43 - Teluh Kembang Bayang 2
44 BAB 44 - Teluh Kembang Bayang 3
45 BAB 45 - AJAL
46 BAB 46 - DIKUCILKAN
47 BAB 47 - BABON SAK PERANAK-AN E (END)
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BAB 1 - Kontrakan Berhantu
2
BAB 2 - Kontrakan Berhantu
3
BAB 3 - Kontrakan Berhantu
4
BAB 4 - Kontrakan Berhantu
5
BAB 5 - Kontrakan Berhantu
6
BAB 6 - Kontrakan Berhantu
7
BAB 7 - Kontrakan Berhantu
8
BAB 8 - Kontrakan Berhantu
9
BAB 9 - Kontrakan Berhantu
10
BAB 10 - Kontrakan Berhantu
11
BAB 11 - Kontrakan Berhantu
12
BAB 12 - Kontrakan Berhantu
13
BAB 13 - Kontrakan Berhantu
14
BAB 14 - Sejarah Kelam Rumah Kontrakan
15
BAB 15 - Puasa Mutih
16
BAB 16 - Murka Bian
17
BAB 17 - Kesaktian Bian (1)
18
BAB 18 - Maksud Terselubung Pak Karyo
19
BAB 19 - Keganjilan Yang Diabaikan
20
BAB 20 - Bukan Manusia
21
BAB 21 - Muntah Sejadi-Jadinya
22
BAB 22 - Terror Marni
23
BAB 23 - Drop Lagi
24
BAB 24 - Pocong 1
25
BAB 25 - Pocong 2
26
BAB 26 - Terjerat
27
BAB 27 - Kesurupan, Menolak Lepas
28
BAB 28 - Penuh Belatung
29
BAB 29 - Kesaktian Bian 2
30
BAB 30 - BUTO
31
BAB 31 - SESAJEN
32
BAB 32 - TERROR PESUGIHAN
33
BAB 33 - Di Ambang Kematian
34
BAB 34 - SELAMAT TINGGAL
35
BAB 35 - DENDAM
36
BAB 36 - SUMPAH POCONG 1
37
BAB 37 - SUMPAH POCONG 2
38
BAB 38 - SUMPAH POCONG 3
39
BAB 39 - Mimpi Buruk
40
BAB 40 - Tarung Sukmo
41
BAB 41 - PRAKTIK PESUGIHAN
42
BAB 42 - Teluh Kembang Bayang 1
43
BAB 43 - Teluh Kembang Bayang 2
44
BAB 44 - Teluh Kembang Bayang 3
45
BAB 45 - AJAL
46
BAB 46 - DIKUCILKAN
47
BAB 47 - BABON SAK PERANAK-AN E (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!