Usai membeli cap cai, Bagas dan Andre bergegas kembali ke rumah kontrakan dan lekas membersihkan diri, barulah setelah itu, mereka makan malam bersama di ruang tengah sambil menonton televisi.
"Enak gak?" tanya Andre.
"Enak, potongan ampela atinya juga gede-gede. Sosis sama baksonya juga banyak, sayur apalagi, melimpah."
"Bisa jadi langganan nih."
"Bisa banget."
"Menunya masih banyak di sana tadi. Besok, kita beli apa lagi ya enaknya?"
"Apa ya? coba kolokenya gimana?"
"Boleh-boleh, oke deh, besok malam kita beli koloke."
"Iya."
"Eh Gas.."
"Apa?"
"Ada baiknya kita boncengan aja deh ke pabrik. Menghemat bensin, seminggu pakai motorku, seminggu pakai motormu, gimana?"
"Aku sih setuju aja."
"Sip kalau gitu."
Malam ini berbeda dari malam-malam yang lain karena baik Bagas maupun Andre bisa tidur dengan nyenyak tanpa mengalami gangguan apa pun. Bahkan, hal ini bertahan hingga tiga hari berikutnya. Cukup aneh memang tapi Bagas mensyukurinya.
"Alhamdulillah yang kalau sudah gak digangguin. Berarti yang kemarin itu, mereka cuma ngajakin kenalan," bunyi pesan singkat dari kekasih Bagas.
"Iya yang, kayaknya sih gitu, alhamdulillah," balas Bagas.
Tapi ternyata, kondisi ini tak bertahan lama. Saat makan siang di kantin, tiba-tiba, pak Harun dari davisi Marketing turut bergabung ke meja makan Andre dan Bagas lalu menanyakan hal-hal aneh.
"Kalian ini dari mana aja sih?"
"Dari mana gimana pak maksudnya? dari tadi, saya dan Bagas di kantor , gak kemana-mana."
"Lah terus, kok sampai ada yang nemplok di punggung kalian?"
"Hah? apa pak?"
"Ada cewek yang ngikut kalian."
Seketika, Andre dan Bagas menghentikan agenda makannya.
"Kalian gak ngrasa berat apa?"
Andre dan Bagas mulai meraba pundaknya.
"Saya biasa aja loh pak, gak berat," jawab Andre.
"Kalau kamu gimana Gas?"
"Enggak juga pak."
"Yaudah lanjutin makannya, habis itu ikut saya!"
Andre dan Bagas mengangguk lalu melanjutkan agenda makannya.
Usai makan siang, pak Harun mengajak Andre dan Bagas ke depan cermin wastafel. Andre dan Bagas diminta untuk memejamkan mata sementara pak Harun merapalkan doa.
"Sudah, sekarang kalian boleh buka mata."
Andre dan Bagas membuka matanya perlahan dan seketika itu juga, mereka tersentak. Bagaimana tidak, ternyata memang benar, ada sesosok makhluk halus wanita yang bertengger di punggung mereka. Andre bahkan menutup matanya rapat-rapat karena merasa ketakutan.
"Pak tolong pak hilangin mereka!" pinta Andre dengan panik.
"Iya."
Andre dan Bagas kembali diminta untuk menutup mata sementara pak Harun membaca doa untuk menyingkirkan makhluk ghaib di punggung mereka. Beberapa saat kemudian, Andre dan Bagas dipersilahkan untuk membuka mata.
"Itu tadi apaan sih pak, kok bisa nangkring di punggung saya?" tanya Andre.
"Makhluk usil."
"Makhluk itu udah pergi beneran apa bisa balik lagi pak?"
"Tenang aja Gas! insha alloh makhluk itu gak akan balik lagi."
"Alhamdulillah."
"Ngeri banget," timpal Andre.
"Yaudah yuk balik, kerja lagi!"
"Terima kasih pak Harun," ucap Bagas.
"Iya pak terima kasih."
"Iya jangan sungkan!"
Andre dan Bagas berjalan kembali ke meja kerja mereka sembari sesekali bergidik mengingat kejadian barusan.
"Kok bisa ya Gas?"
"Aku juga gak tahu Ndre."
"Seumur-umur gak pernah loh aku kayak gini."
"Mungkin pernah cuma kamu gak tahu aja."
"Enak aja, enggak pernah."
"Iya-iya gak pernah."
Bagas kembali menceritakan pengalaman mistisnya kepada kekasihnya melalui pesan WhatsApp yang lekas membuat kekasihnya khawatir.
"Ya Alloh baru juga tadi lega, sekarang digangguin lagi. Kena dimana juga? udah deh pindah aja! sejak tinggal di sana, macem-macem hal aneh terjadi."
Bagas menutup ponselnya dan kembali fokus pada pekerjaannya.
Sepulang bekerja, Andre dan Bagas mampir sebentar ke depot mbak Sri untuk membeli koloke. Barulah setelah itu, mereka pulang kembali ke kontrakan. Seperti biasa, usai membersihkan diri, mereka akan makan di ruang tengah sembari menonton televisi. Ternyata, koloke ini juga terasa enak. Andre bahkan sampai menambah satu piring nasi penuh yang lekas mendapat olokan dari Bagas. Mereka tertawa, bercanda bersama seakan telah melupakan kejadian tadi siang.
"Gas, untuk sementara, kita tidur sekamar dulu gimana? jangan mikir yang enggak-enggak! aku masih ngeri soal yang tadi siang."
"Iya aku ngerti kok tapi kasur di kamarmu seret ke kamarku ya! taruh lantai! jangan mempersempit ruang kasurku!"
"Iya beres, gampang itu."
"Oke deal."
Sebenarnya, Bagas pun masih merasa takut. Hanya saja, dia enggan menunjukkannya. Sekitar pukul setengah sembilan malam, Andre menarik kasurnya ke dalam kamar Bagas dan kemudian, mereka beranjak untuk tidur. Malam itu, tak ada apa pun yang terjadi. Mereka berdua dapat tertidur nyenyak hingga pagi.
***
Keesokan harinya, Andre dan Bagas melakukan rutinitas seperti biasa. Benar-benar terasa seperti manusia normal pada umumnya. Beberapa kali, Bagas mengucap syukur di dalam hati sembari berharap, tak ada lagi kejadian mistis setelah ini. Bagas dan Andre belum tahu kalau sebenarnya, sesuatu tengah mengintai Andre dan Dirinya.
Di pabrik, Andre iseng bertanya kepada pak Harun, apakah ada makhluk ghaib mengikut mereka seperti kemarin dan jawabannya tidak.
"Gak ada kok tenang aja!"
Wajah Andre berubah sumringah seketika. Sama halnya dengan Bagas yang lekas mengucapkan hamdalah.
"Alhamdulillah."
"Eh pulang kerja nanti nongkrong dulu yuk sama anak-anak yang lain. Ngopi-ngopi di warungnya Toni. Dia baru dua hari ini buka usaha warung di rumahnya!" ajak pak Harun yang lekas mereka setujui.
Sepulang kerja, Andre dan Bagas benar-benar memenuhi ajakan pak Harun. Mereka bertiga sengaja nongkrong di warung Toni, salah satu karyawan satu pabrik juga. Karena warung toni berupa kedai kopi maka tidak ada menu makanan berat yang dijajakan. Andre dan Bagas terpaksa memesan mie instan dan memakan beberapa roti untuk mengganjal perut mereka yang lapar. Sekitar pukul delapan malam, barulah mereka beranjak untuk pulang.
Hal aneh terjadi di sini. Ketika Andre dan Bagas memasuki rumah, terlihat arang-barang telah jatuh berserakan di lantai seolah baru saja terjadi gempa. Andre dan Bagas memungutnya satu persatu sembari menatanya kembali sesuai tempatnya.
"Kok bisa berantakan gini sih Gas?"
"Gak tahu Ndre, beresin aja deh trus mandi dan kemudian tidur! aku udah capek banget."
"Iya."
Bagas memilih mandi lebih dulu baru kemudian Andre. Malam itu mereka benar-benar kecapekan. Televisi tak sempat dinyalakan sama sekali. Mereka pun hanya berbincang sebentar sebelum akhirnya mulai tidur sendiri-sendiri dan masih seperti kemarin. Tak ada gangguan apa pun yang terjadi. Mereka bahkan mulai berpikir bahwa semua hal itu telah berakhir.
🤫 BAB 5 SELESAI 🤫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
padahal jan di berantakin ya, kalo bisa mah justru bantuin tu Bagas ma Andre beres² kontrakan🤣🤣
2024-07-01
0
dyul
Duh... duh.... Pak Harun, itu anak b2 mau kena apa lagi, tiba rmh di berantakin, jahat itu penunggu rmhnya
2023-09-01
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝙙𝙖𝙨𝙖𝙧 𝙮𝙖 𝙢𝙨𝙝 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙚𝙘𝙖𝙣𝙙𝙖 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-07-27
0