Pulang kerja di hari berikutnya, Andre meminta Bagas untuk pulang ke kontrakan lebih dulu karena dia, hendak mengambil barang yang tertinggal di mess.
"Tumben gak minta anterin ke mess sekalian?"
"Cuma bentar kok, kamu pulang aja dulu!"
"Oke deh, kalau pulang sekalian bawain makanan ya, nanti aku ganti!"
"Makanan apa?"
"Terserah."
"Hemm.. ya."
Ternyata, Andre mengambil sebuah gantungan kunci pemberian kekasihnya. Setelah itu, dia bergegas membeli makanan sebelum kemudian, dia melaju pulang ke rumah kontrakan. Sesampainya di rumah, Andre melihat ada seorang wanita berambut panjang tengah berjalan dari ruang tengah menuju ke kamar mandi. Andre mengikuti wanita itu hingga benar-benar masuk ke dalam kamar mandi dan terdengar suara air yang diguyurkan.
"Gila si Bagas, berani-beraninya masukin cewek ke kontrakan. Gimana kalau sampai di grebeg pak RT coba? bisa keseret-seret juga aku nanti."
Andre lekas berlari menuju kamar Bagas untuk menegurnya.
"Eh kapan dateng sih? gak ada suaranya, biasain salam kek?" gerutu Bagas.
"Eh Gas, siapa tuh cewek yang lagi di kamar mandi? Pacarmu? wah parah nih. Habis ngapain kalian? kapan dia datang? gak ada malu-malunya ya? ada aku loh sekarang."
Bagas diam sesaat lalu mendekat memegang kening Andre.
"Kamu sakit ya Ndre? cewek apaan sih?"
"Astaghfirulloh Bagas, masih mengelak. Ayo sini, aku tunjukin!"
Saat mereka sampai di depan kamar mandi. Pintu kamar mandi sudah terbuka dan wanita itu menghilang entah kemana.
"Bentar-bentar, aku cek dulu!"
Andre benar-benar masuk ke kamar mandi namun ternyata kosong. Andre kembali keluar dengan wajah bingung.
"Mana ceweknya?" tanya Bagas.
"Tadi ada."
"Halusinasi kamu."
"Eh tapi lantainya basah, ini artinya ...."
"Artinya aku yang habis mandi. Nih rambutku aja masih basah. Aku yang mandi tadi makanya lantai jadi basah," sela Bagas.
"Masak iya halusinasi? halusinasi kok kelihatan kayak nyata?" guman Andre.
Sekitar habis isya, Andre menyerahkan bungkusan nasi untuk Bagas.
"Berapa ini?" tanya Bagas.
"Lima ribu."
"Serius?"
"Iya."
"Murah banget?"
"Emang."
"Lah, punyamu itu berapa?"
"Lima belas ribu."
"Kok beda jauh?"
"Iya, soalnya laukmu cuma tempe sama tahu," jawab Andre diikuti tawa lantang.
"Wah sialan nih, tukar-tukar!"
"Enggak-enggak bercanda, ada ayam gorengnya juga tuh."
***
Malam harinya, Bagas mulai mengalami gangguan lagi. Dia mendengar suara nenek-nenek yang tengah berkidung dari ruang tengah. Bagas bangun namun masih belum berani beranjak dari ranjangnya. Suara itu masih terdengar. Sangat jelas, lembut dan terasa begitu mendamaikan.
"Astaghfirulloh ini benar-benar suara orang yang lagi nembang. Perempuan, siapa coba? kan di rumah cuma aku sama Andre doang?"
Bagas menuruni ranjangnya secara perlahan, berjalan mendekat ke arah pintu lalu mengintip dari balik lubang kunci. Pendengarannya tidak salah, memang ada seorang nenek yang tengah berkidung di ruang tengah. Posisinya sedang duduk membelakangi kamar Bagas sehingga ia tidak dapat melihat wajahnya. Nenek tersebut menggunakan sewek sebatas dada hingga ke betis. Kulit tangannya terlihat berkerut dan rambut putihnya disanggul.
Bagas terduduk di lantai, bingung harus berbuat apa. Beberapa kali ia mengintip dan nenek itu masih tetap di sana.
"Kira-kira, Andre denger juga gak ya?"
Bagas meraih ponselnya dan segera mengetik sesuatu untuk dikirimkan ke nomer Andre. Tampaknya Andre sedang tertidur pulas. Pesan singkat Bagas sama sekali tidak dihiraukan.
Pada akhirnya, Bagas memilih untuk melompat ke ranjang dan menenggelamkan diri di balik selimut. Bagas berusaha keras untuk tidur namun tidak bisa. Kali ini, dia tidak dapat mengelak. Alasan rasional apa pun tetap tidak bisa menjelaskan fenomena aneh yang sedang ia lihat. Bagas menutup matanya rapat-rapat saat nyanyian nenek itu terdengar kian mendekat.
"Kok suaranya jadi deket banget sih?" benak Bagas.
Bagas membuka selimutnya perlahan dan seketika itu dia terkejut sebab nenek yang tadi ia lihat di ruang tengah, sekarang sudah berada di dalam kamarnya. Bagas berteriak dan dalam hitungan detik, nenek itu menghilang. Bagas kembali menenggelamkan diri di balik selimut. Bagas berusaha keras untuk tidur namun matanya enggan terlelap. Alhasil dia terjaga hingga pagi menjelang.
"Kriieet"
Terdengar suara pintu kamar Andre dibuka. Bagas segera melompat dari ranjang lalu keluar kamar yang sontak mengagetkan Andre.
"Alamak, ngagetin aja Gas."
"Kamu tuh tidur apa mati sih? kayak kebo."
"Kenapa? ngantuk emang."
"Aku chat gak dibaca."
"Lah, kamar sebelahan ngapain pake ngechat coba?"
"Hemm.."
Bagas berdehem lalu berjalan mendahului Andre untuk menggunakan kamar mandi.
"Eh Gas antri lah! aku duluan yang mau mandi!"
"Tunggu!" jawab Bagas dari dalam kamar mandi.
"Kebelet kencing nih."
"Kencing sono di semak-semak belakang!"
"Ya Alloh tega amat, cepetan Gas!"
***
Penampakan nenek berkidung berhasil membuyarkan konsentrasi Bagas. Seharian penuh, penampakan itu terus terbayang. Bagas yang selama ini selalu berpikir logis mulai mempercayai keberadaan makhluk ghaib. Namun, dia tak berani menceritakan pengalaman mistisnya pada Andre. Bagas khawatir, Andre akan segera pindah ke mess lagi. Selain itu, Bagas juga menyayangkan uang empat juta rupiah yang telah dibayarkan jika harus pindah secepat ini. Pada akhirnya, Bagas memilih untuk menceritakan pengalamannya semalam kepada kekasihnya.
"Serius yang, ini seren banget," bunyi pesan balasan dari kekasih Bagas melalui Whatsapp.
"Setelah kejadian ini, aku jadi mikir banyak hal ganjil yang udah aku lewatin."
"Apa yang?"
"Mulai dari warung soto yang tiba-tiba ngilang, Kakiku serasa diusap pas tidur yang ternyata Andre juga ngalamin hal serupa. Belum lagi mimpi burukku, penampakan cewek dan pengakuan Andre yang lihat cewek berambut panjang masuk ke kamar mandi. Ohya, bunyi ketukan pintu, bunyi benda jatuh. Banyak deh pokoknya."
"Pantesan harga sewanya murah banget."
"Nah iya, masuk akal sekarang. Harganya terlampau murah padahal rumahnya lumayan luas, bersih ditambah semua fasilitas lengkap. Ibarat kata nih, tinggal masuk bawa badan doang."
"Serem banget yang, mending kamu cepetan pindah deh!"
"Sayang duitnya juga, empat juta melayang sia-sia."
"Kan cuma dua juta, yang dia juta lagi patungan sama Andre temen kamu."
"Tapi kan kalau dia tahu masalah ini pasti dia minta duitnya dibalikin."
"Iya juga ya, jadi gimana?"
"Hemm, bingung," pesan terakhir yang Bagas kirimkan sebelum ia meletakkan ponselnya lalu kembali fokus mengerjakan pekerjaannya.
***
"Gas, mampir dulu di depot mbak Sri ya! kata anak-anak, cap cai di sana enak. Gimana kalau kita beli buat makan malam? porsinya banyak, lebih dari cukup buat kita makan berdua. Cuma dua puluh ribu harganya, lumayan kita patungan sepuluh ribuan."
"Iya-iya terserah kamu lah."
"Asek, yuk!"
"Iya."
😉 BAB EMPAT SELESAI 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
walau pun tau novel ini dah end, tapi tetep aja gatel pen ikut komen🤭
2024-07-01
0
dyul
Duh..... ngebayangin kl di posisi si Bagas, pasti dah semaput, kencing di celana🤣🤣
2023-09-01
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘽𝙖𝙜𝙖𝙨 𝙩𝙞𝙙𝙪𝙧 𝙗𝙖𝙧𝙚𝙣𝙜 𝙖𝙟𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝘼𝙣𝙙𝙧𝙚 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙖𝙠 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩 😨😨😨
2023-07-27
0