#14

El merasa senang akan hal ini. Bibirnya menyunggingkan senyum. Tetapi sayang sekali Damien tak melihatnya.

"Apakah ini sangat dalam?", tanya El.

"Hmm..kau ingin menyelam?".

El tak menjawab. Damien tahu apa yang diinginkan El meskipun El tak menjawabnya.

Damien membuka kaitan tangan El dilehernya lalu membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan dengan El.

Wajah mereka sangat dekat dengan dada yang menempel sempurna.

"Tarik nafasmu dan tahan..kita menyelam sebentar saja", kata Damien lalu menghitung aba aba dan mereka pun menyelam bersama.

Damien tetap memeluk El. El menahan nafasnya didalam laut. Lalu tak berapa lama, Damien mengangkatnya ke permukaan lagi.

Damien mengusap wajah El yang terkena air.

"Menyenangkan bukan?", Damien tersenyum.

El mengangguk.

"Aahh..mengapa mereka begitu manis", gumam Abel pada Brandon.

"Sayang..kemarilah..kita juga bisa semanis itu", Brandon memeluk Abel dan bahkan mereka saling berciuman.

El melihat hal itu dan sedikit canggung karena posisi dirinya sekarang sedang memeluk erat leher Damien dan mereka didalam posisi yang sangat intim.

El tak berani menatap mata biru Damien. Dia menyembunyikan wajahnya di balik leher Damien.

"Aku ingin naik", kata El.

Lalu Damien membawa El ke tangga kapal. El naik keatas dan Damien melanjutkan kegiatan berenangnya.

(Inget ya guysss..kalo ga suka visualnya skip aja ..bayangin cowo yang lainnya.😆 dari awal otor sdh bilang kalo tato Damien lebih parah dari daddynya..#siaranUlang 😁)

Menjelang sore, Brandon mengemudikan yachtnya ke arah dermaga. Tubuh Damien tampak lebih kecoklatan karena terkena sinar matahari.

El mengganti bajunya dengan Sweater.

"Bye El..semoga kita bisa bersenang senang lagi lain kali", kata Abel.

Dan El menanggapinya dengan tersenyum saja.

El dan Damien pun pulang. Damien sekalian mengajak El makan malam di luar.

"Apakah pekerjaanmu disini sudah selesai?", tanya Damien.

"Belum".

"Apakah masih lama?".

"Aku tidak bisa memastikannya..karena sangat banyak yang harus di audit", jawab El.

Mereka menghabiskan makanannya dan segera kembali ke rumah.

"Maukah kau menjadi pacarku El?", tanya Damien.

Pertanyaan Damien sedikit membuat El terkejut.

El hanya diam.

"Kau tidak mau?", tanya Damien.

El menggeleng.

"Why?".

"Aku tidak tertarik berhubungan dengan siapapun", jawab El.

"Why?".

"Itu akan memperumit hidupku".

"Jangan menyukaiku", lanjut El.

Baru kali ini Damien menembak seorang wanita dan ditolak pula.

Damien tersenyum menertawakan nasibnya yang ditolak oleh El.

"Aku menyukaimu dan aku akan selalu menggodamu agar kau tertarik padaku", kata Damien santai.

El menatap mata biru Damien.

"Aku tidak akan tertarik padamu..maaf", jawab El datar lalu El membalikkan tubuhnya dan masuk ke dalam rumah.

Damien menarik tangan El dan menangkup rahangnya.

"Aku ingin mencoba sesuatu", kata Damien.

Netra coklat El menatap tajam mata Damien.

Damien semakin mendekatkan wajahnya pada El. Dan El tahu apa yang akan dilakukan Damien.

El menjauhkan dada Damien. Lalu dia masuk kedalam rumah. El benar benar tak mau berhubungan dengan Damien. Menurutnya itu akan memperumit hidupnya.

Damien melihat punggung El dan hanya bisa menatapnya.

El tidak mudah untuk didapatkan. El sangat membentengi dirinya dengan benteng yang kokoh dan kuat. Dan itu sangat susah untuk ditembus oleh Damien.

Damien mencoba segala cara untuk mendekati dan menggoda El. Tetapi El benar benar tak berkutik. El tetap pada pendiriannya.

Dia terlalu trauma untuk menjalin suatu hubungan. Contoh nyata kehidupan orang tuanya membuatnya trauma untuk memiliki sebuah hubungan. Menurutnya itu semua bullshitt.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***