"Aku tidak baik bi..aku membenci ibu dan ayahku..aku bahkan mengatur rencana agar mereka menderita..tapi akhirnya mereka pergi untuk selamanya..dan aku merasa senang akan hal itu..apakah aku jahat bi?".
"Oh God...", Beatrix sedikit terkejut akan hal itu. Dia lalu memeluk El dengan erat dan mengusap punggungnya lembut.
"Mereka jahat padaku bi..sangat jahat..ibuku pernah menggundul rambutku ketika aku masih sekolah..kau tahu bibi, betapa malunya aku pergi ke sekolah waktu itu?dan aku benar benar dendam padanya sejak saat itu..aku tak bisa melawannya..aku memendamnya bertahun tahun..dia bahkan mendandaniku seperti laki laki..dan ayahku?dia tak peduli..dia lebih peduli dengan istri barunya..dia tak mengakuiku sebagai putrinya..dia hanya melihat saja ketika ibu menyiksaku secara fisik dan verbal..aku benar benar sakit hati bibi..mereka pantas mati bukan?", kata El panjang lebar.
"Apapun usaha yang kulakukan untuk membuat mereka bangga tak ada gunanya..mereka tetap mengasingkanku", lanjut El.
Beatrix meneteskan air matanya. Dia tidak tahu El terlalu berat menanggung beban mental psikisnya sejak usia belia.
Beatrix tak habis pikir ada orang tua yang begitu jahat pada anak kandungnya sendiri. Sedangkan dirinya sangat mendambakan seorang anak.
"Aku membenci Damien karena dia membela ayahku..dia mengatakan apa yang kulakukan adalah perbuatan yang jahat".
"Tidak sayang..tuan Damien justru ingin melindungi anda..dia tidak ingin wanita yang dicintainya melakukan hal hal seperti itu..apa yang sudah terjadi lupakanlah..sekarang berbahagialah bersama tuan Damien..hmm?", Beatrix menasehatinya dengan lembut tanpa menghakimi perbuatan El pada kedua orang tuanya.
"Don't let ego won sayang..kau anak yang baik.. lupakan ini semua..kita tidak bisa memperbaiki masa lalu..tapi kau pasti bisa menatap masa depanmu lebih baik bersama tuan Damien", kata Beatrix dengan bijaksana.
El hanya terdiam. Dia tidak ingin mengatakan apapun. Beatrix tetap disampingnya dan menggenggam tangannya sampai El tertidur.
Damien yang yang berada balik pintu kamar mendengar semua curhatan El pada Bibi Beatrix. Damien semakin bingung dengan apa yang harus dilakukannya pada El.
Tetapi yang jelas, Damien sangat mencintai El. Dia tidak ingin El terjebak dengan masa lalunya yang gelap karena orang tuanya.
Damien akhirnya memutuskan untuk langsung ke kamarnya. Dia akan bertemu El besok saja. Perjalanan panjang membuatnya lelah.
El terbangun dan seperti biasa dia langsung mandi dan menyusul bibi Beatrix ke dapur.
El langsung memeluk Beatrix ketika melihatnya sedang mencuci piring.
"Sayang..kau sudah bangun?", tanya Beatrix.
"Bukankah sudah kukatakan..jika bibi bangun tolong bangunkan aku juga..bibi meninggalkanku sendirian lagi", lirih El manja.
El merasa hangat dan bahagia jika dekat dengan Beatrix. Beatrix menaburkan limpahan kasih sayang padanya.
"Bibi harus membersihkan rumah sayang..dan paman Hugo juga mencari bibi", Beatrix tertawa.
"Ah ya..aku hampir lupa jika ada paman Hugo..sampaikan maafku padanya", El tertawa kecil.
"Ayo makanlah", kata Beatrix.
Lalu El melepaskan pelukannya pada Beatrix dan berbalik menuju meja makan. Dan El terkejut karena Damien ada di hadapannya.
"Bagaimana kabarmu?", tanya Damien.
El menjauh dan tak menjawab.
Beatrix merasakan aura tidak enak disana.
"Duduklah Tuan..aku sudah menyiapkan makanan paginya", kata Beatrix mencairkan suasana.
"Bibi kemarilah", El menyuruh Beatrix duduk disampingnya seperti biasa.
"Sayang..sudah ada tuan Damien..biar tuan saja yang menemanimu ya", kata Beatrix pelan.
El hanya menggeleng.
"Duduklah bi..aku tidak masalah", kata Damien.
Lalu Beatrix pun duduk disebelah El menemani El makan dan terkadang masih menyuapi El.
El tampak selalu tersenyum dan tertawa pada Beatrix tanpa mempedulikan Damien.
Setelah makan, El selalu membuntuti Beatrix.
Damien melihat itu semua dan sedikit cemburu karena El lebih dekat dengan bibi Beatrix daripada dirinya. Cemburu yang sangat tidak masuk akal bukan.
Updated 56 Episodes
Comments
Veralis Anggraeni
el dekat sama bibi beatrix karena mendapatkan kasih sayang yang selama ini dia harapkan
2021-10-31
115
Lisa Kholisah
langkah awal yang efektif untuk anak yang terluka mentalnya adalah dengan cukup mendengar keluh kesahnya dan memeluknya. sebab yang mereka butuhkan adalah kenyamanan dari lingkungan sekitarnya dulu.. baru dia mau open dengan orang lain. cenderung susah bergaul dengan orang sebab orang yang trauma menganggap seolah semuanya sama. berkata dengan orang yg mentalnya terluka adalah dengan tidak menjudge apalagi terkesan menggurui mereka.. jadilah teman tapi bijaksana dalam berkata... punya orang terdekat yang terluka mental bertahun2 dan dia bingung harus bagaimana bersikap hanya tidak separah ell. dia melihat KDRT dia tertekan dituntut dewasa sebelum waktunya. dan banyak lagi standar2 yang di targetkan padanya. jadi tau bagaimana perasaan el. bukan membenarkan. hanya saja butuh semacam dampingan psikologis yang benar2 bisa pelan2 mengembalikan sisi nuraninya.
2022-01-07
11
Desi Hes
seharuz nya el tau apa yg ibu dia rasakan jarna ngk punya anak cwo suami nikah lagi pasti dia merasa kan skt dan kecewa karna kecewa dia lampias ke anaknya seharus kita se orang cwe pahan gmn rasanya di dua kan slh cara ibu nya tapi kita juga harus bijak jangan malah dendam yg di utama kan lihat sisi dari ibunya dan kasihan suami di cuekin dia berusaha yg terbaik buat kamu biar ngk semakin slh jalan ini hamil pun tak mau trmh apa bedah nya kamu ma orang tua mu dia blum lahir aja kamu ngk siap trmh dia
2021-11-11
3