El tak menunggu lama, dia langsung berbalik meninggalkan Damien tetapi Damien menarik tangannya.
"Damien, please," kata El.
Lalu tiba tiba El pingsan dan Damien dengan cepat menangkapnya sebelum tubuh El jatuh ke lantai.
"Honey ... Hei, ada apa denganmu?" kata Damien panik.
Kejadian itu menjadi pusat perhatian dan Damien langsung menbawa El ke ruangan yang kosong.
"Cepat panggilkan, Dokter," teriak Damien pada asistennya.
"Baik, Tuan."
Beberapa menit kemudian Dokter datang dan memeriksa El.
"Apakah nyonya sering pingsan seperti ini Tuan?" tanya dokter.
"Sepertinya tidak," kata Damien.
"Dia hanya kelelahan. Dan kusarankan periksa ke rumah sakit besok untuk lebih jelasnya. Sepertinya ada sesuatu yang lain selain kelelahan. Aku tak bisa menanyainya karena nyonya sedang pingsan," kata dokter.
"Tapi untuk saat ini dia baik baik saja," lanjut dokter.
Lalu dokter pun pergi dari sana. Damien menunggu El sampai sadar.
Lalu El terbangun.
"Ah ... aku pingsan lagi?" tanya El memegang kepalanya.
"Apa maksudmu, Sayang? Apa kau sering pingsan?" tanya Damien.
El mengangguk.
"Aku ingin pulang, Damien," kata El.
"Baiklah," jawab Damien.
"Aku dengan supir saja,"
"Tidak..aku akan pulang bersamamu."
"Tapi acara belum selesai."
"Tidak masalah ... kau yang terpenting," kata Damien menangkup rahang El dengan kedua tangannya.
Sepanjang perjalanan El hanya terdiam. Setibanya di rumah El langsung masuk kekamar tanpa mengatakan apapun pada Damien.
"Are you, Honey? Kau bilang kau sering pingsan, kapan?" tanya Damien masuk kekamar mengikuti El.
El duduk diranjang dan menutup wajahnya.
"El, ada apa?" Damien membuka tangan El yang menutupi wajahnya.
El menangis terisak.
"Hei ... what happen, Honey?" Damien memeluk El.
"Besok kita akan kerumah sakit, okey? Kau pasti baik baik saja," Damien mengusap punggung El.
"Aku tidak mau," jawab El dengan suara masih menangis.
"Why?" tanya Damien.
"Dokter mengatakan padaku waktu itu bahwa kemungkinan aku hamil. Aku tidak ingin hamil, Damien. Tidak ... tidak boleh," El terisak.
"What????!!" Damien tentu saja terkejut dengan apa yang diucapkan El.
"Kau hamil sayang?" tanya Damien.
El menggeleng.
"Tidak ... itu tidak boleh terjadi," El semakin menangis.
"Hei ... apa maksudmu? Kau tidak ingin mengandung anakku, Honey?" Damien melembutkan suaranya.
"Bagaimana jika aku seperti ibuku?" kata El pelan.
"Oh come on, Honey. Kau berbeda. Kau akan menjadi ibu yang hebat untuk anak anak kita nanti. Aku akan selalu mendampingimu. Aku tidak pernah meninggalkanmu bukan?" Damien mengecup seluruh wajah El.
"Tidak, Damien. Aku tidak bisa," lirih El.
"Lalu? Bagaimana jika benar kau hamil? Aku tidak akan membiarkan kau membahayakan anak kita El."
El menangis kembali dan semakin keras. Wajahnya memerah dan bengkak.
"Ya Tuhan ... aku mencintaimu, El. sangat ... Percayalah padaku... kita pasti bisa menjadi orang tua yang hebat untuk anak anak kita nanti, hmmm??"Damien memeluk El erat.
Untuk beberapa lama, Damien tetap memeluk El dan karena kelelahan menangis akhirnya El tertidur di dalam dekapan Damien.
Damien menidurkannya di ranjang dan tetap memeluknya.
Damien mengusap lembut lengan El dan mencium puncak kepalanya.
"I love you, Honey. I love you so much," bisik Damien.
Damien kemudian beranjak dari ranjangnya dan mengganti bajunya. Setelah itu dia kembali lagi ke ranjang dan memeluk El kembali.
Keesokan harinya Damien memaksa El untuk pergi ke dokter kandungan. Damien ingin memastikan kehamilan El. Dia ingin anak yang dikandung El sehat dan baik baik saja.
Damien selalu menguatkan dan meyakinkan El dibantu dengan dukungan dari Bibi Beatrix.
Updated 56 Episodes
Comments
helga
dampingi el selalu damien
itu yg el butuhkan
juga kasih sayang bibi beatrix
mom sera
dad alex
2021-10-28
74
Wakida
ayolah thoorrr crazy up yg banyaakkk
2021-10-28
32
NatalieLaurentRenes
Damien coba kmu cerita dgn ortumu spa tau mommy mu bisa membantu ttg rasa trauma El terhadap masa lalunya. jdi El bs menerima kehamilannya
2021-10-28
7