#50

Damien akan sangat sibuk di kantor hari ini. Ulang tahun perusahaan akan diadakan nanti malam.

Dia berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat.

El akhirnya mau ikut ke acara nanti malam setelah Damien merayunya

Sore hari, Damien bersiap di kantor agar tidak bolak balik pulang kerumah. Damien menyuruh supir kantor untuk menjemput El dirumah.

El sudah siap jam 6 malam, lalu segera pergi ke perusahaan begitu supir datang.

El hanya menggunakan baju yang sangat simpel berwarna putih tulang dengan panjang selutut. Tetapi itu justru membuat El terlihat anggun dan elegan. Rambutnya diurai biasa tanpa ada hiasan apapun. Dan memakai higheels 10 cm.

El sampai di perusahaan dan langsung ke ruangan Damien.

"Kau cantik sekali, Sayang," Damien menghampiri El dan mencium bibirnya begitu El muncul di balik pintu.

El hanya tersenyum samar. Sedikit demi sedikit sikap El pada Damien semakin baik. Dia mulai melupakan masalah diantara mereka. Memang benar bahwa masalah rumah tangga sebenarnya cukup dibawa ke ranjang maka akan selesai dengan sendirinya.🤣

El dan Damien pergi menuju tempat berlangsungnya acara di aula perusahaan. Beberapa pegawai yang mengenal El tampak beramah tamah dengannya.

El tidak sekaku yang dikenal mereka dulu. Kecantikannya membuat yang hadir disana lumayan terpesona.

"Aku ingin ke kamar mandi sebentar, Damien," bisik El.

"Aku akan mengantarmu," kata Damien.

"Damien..aku tidak akan hilang. I'm not a child," kata El.

"Hmm, baiklah. Jangan terlalu lama," Damien mengecup bibir El.

"Oh God. Aku cuma ke toilet, Damien," kata El melihat kebucinan sang suami.

Kemesraan mereka tentu saja membuat para tamu disana ikut baper. Tapi tidak dengan Amanda.

Ya ..Amanda hadir di pesta itu juga. Ayahnya bekerja sama dengan perusahaan Alex sejak lama. Jadi Amanda menawarkan dirinya datang hanya untuk bisa bertemu dengan Damien.

"Halo, Damien," Amanda menghampiri Damien dan menyapanya.

"Halo, mana uncle?" tanya Damien.

"Daddy tidak datang. Hanya aku sendiri," kata Amanda.

"Nikmatilah pestanya," kata Damien lalu meninggalkan Amanda.

"Tunggu," Amanda memegang tangan Damien.

Damien melepaskan tangan Amanda.

"Ada apa?" tanya Damien.

"Bisakah besok kita bertemu, Damien? Aku ingin mengobrol saja. Aku merindukanmu," kata Amanda tersenyum.

"Dia suamiku. Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu? Kau tidak boleh bertemu dengannya dan merindukannya," kata El yang tiba tiba sudah ada di belakang Damien.

Damien menoleh pada El dan merangkul pinggangnya.

"Maaf, Amanda. Permisi," Damien membawa pergi El sebelum terjadi perang dunia 3. Karena El masih dalam mode moody.

"Kau masih berhubungan dengannya, Damien?" tanya El.

"Tidak," jawab Damien.

"Ingatanku sangat tajam, Damien. Dja mantanmu yang dulu menciummu dilobby bukan?" kata El.

"Hmm ... dan itu sudah sangat lama sekali, Honey," jawab Damien.

"Apa kau mengundangnya?" tanya El.

"Ayahnya bekerja sama dengan perusahaanku jadi dia mewakili ayahnya," jawab Damien.

"Dia masih mencintaimu sepertinya. Aku tidak suka," kata El.

"Aku tidak bisa memaksakan perasaan seseorang, Sayang. Yang penting aku hanya mencintaimu, oke?" Damien mengecup bibir El bertubi tubi.

"Aku ingin pulang," kata El karena dia merasa kepalanya pusing.

"Honey ... acaranya belum selesai. Kita bahkan belum di pertengahan acara," jawab Damien.

"Aku akan pulang dengan supir. Aku benar benar ingin pulang", kekeh El.

"Ya Tuhan ... mengapa kau tidak bisa mengerti, Sayang?" Damien mulai kehilangan kesabaran menghadapi sifat moody El yang datang kembali.

El tak menunggu lama, dia langsung berbalik meninggalkan Damien tetapi Damien menarik tangannya.

"Damien,.please," kata El.

Lalu tiba tiba El pingsan dan Damien dengan cepat menangkapnya sebelum tubuh El jatuh ke lantai.

"Honey ... hei, ada apa denganmu?" kata Damien panik.

Kejadian itu menjadi pusat perhatian dan Damien langsung menbawa El ke ruangan yang kosong.