#12

"Aku turun disini saja", kata El seperti biasanya.

Damien menghentikan mobilnya dan turun bersama El.

El melihat ke arah Damien.

"Jangan mengikutiku", kata El.

"Aku tidak mengikutimu..aku juga ingin berjalan", kata Damien.

El membalik tubuhnya dan kembali berjalan. Tangannya merentang menyentuh daun dan bunga yang tersebar disepanjang taman.

Damien hanya memperhatikannya. Dia memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya.

Tak ada obrolan diantara mereka. Hanya terdengar suara burung malam dan langkah kaki mereka yang menyentuh dedaunan ditanah.

Merekapun sampai di rumah. El pun langsung menuju kamarnya. Demian menyuruh paman Hugo untuk mengambil mobilnya diujung jalan.

Setelah itu Damien masuk kekamarnya dan beristirahat.

Hugo menaruh barang barang El di ruang tengah.

El terbangun di tengah malam dan melihat barangnya ada di ruang tengah.

El kemudian membawa barang barang itu kekamarnya. Dia mencoba semua baju yang di belinya dan menaruh barang yang lainnya di lemari.

Dia tersenyum lebar dan memutar tubuhnya di depan cermin.

El akan pergi ke bukit besok pagi seperti minggu lalu karena besok adalah hari liburnya.

El bangun sangat pagi dan membuat makanan sendiri di dapur.

"Kau mau kemana sayang?", tanya Beatrix.

"Aku ingin ke bukit", jawab El.

"Kau mau piknik?dengan tuan Damien?".

"Tidak..aku sendiri".

"Bibi akan membantumu", Beatrix menyiapkan kotak kotak makanan dan tas berukuran sedang.

"Terima kasih", kata El tersenyum samar.

"Hati hati sayang..jangan pulang terlalu malam", kata Beatrix.

El mengangguk dan melambaikan tangannya.

Cuaca sangat cerah dan membuat hati El juga cerah. Dia menyunggingkan senyumnya sepanjang perjalanan. Di padang rumput yang agak luas, El meletakkan tasnya. Dia berlari kecil dan merentangkan tangannya.

Rambutnya yang halus melambai indah tertiup angin. Sinar mentari mengenai tubuhnya dan membuatnya semakin bersinar.

El menutup matanya. Dia berputar putar dengan wajah menghadap ke atas langit.

"Apakah aku boleh bergabung?", suara Damien menghentikan gerakan El.

"Oh..mengapa dia selalu mengganggu", batin El.

El hanya diam. Dia hanya ingin menikmati ini sendirian. Kehadiran Damien benar henar mengganggunya.

El kemudian mengambil tasnya dan berjalan kembali.

Damien tetap mengikuti El dari belakang. Damien tadi sedang joging seperti biasanya dan melihat El lalu mengikutinya.

El berhenti di sebuah bukit dibawah pohon besar. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan tikar kainnya yang disiapkan oleh bibi Beatrix.

Lalu El menata makanannya dengan rapi di atas alas tikar itu.

Damien langsung duduk di sebelah El meskipun El tak mempersilahkannya.

El hanya duduk memandangi alam sekitar.

Damien ikut menikmati moment ini. Tapi bukan alam sekitar yang dilihat Damien, melainkan melihat El.

El tahu bahwa Damien memandangnya. Kemudian dia membalikkan tubuhnya ke arah samping agar Damien tak melihatnya.

Damien tersenyum melihat reaksi El. Baru kali ini ada wanita yang mengabaikannya.

"Kau tidak menyukaiku El?", tanya Damien sambil meminum jus jeruk yang dibawa oleh El tadi.

"Kau sedikit menggangguku..maaf", kata El pelan.

"Apakah ibumu yang membuatmu seperti ini?", tanya Damien.

El hanya mengedikkan bahunya karena dia tidak tahu harus menjawab apa.

Damien mulai paham dengan situasi El. Hubungan El dan ibunya sepertinya sangat buruk. Sampai sampai El merasa senang dengan kepergian ibunya.

Tak berapa lama, El makan bekal yang dibawanya. Dan Damien tentu saja ikut memakannya.

"Kau tidak keberatan bukan kalau aku memakannya juga?".

"Tidak", jawab El.

"Jika pergi seperti ini lagi, pastikan untuk mengajakku", kata Damien santai.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***