#10

"Kau terlalu lugu untuk berada disini..ayo pergi", Damien menarik tangan El.

"Jadi ini tujuanmu meminjam mobil?", tanya Damien dengan mata tajamnya.

"Ya", jawabnya singkat

"Ada apa denganmu El?pakaianmu terlalu terbuka..jangan memakainya lagi..itu akan sangat berbahaya", Damien memperhatikan penampilan El yang berubah 180 derajat.

"Aku hanya ingin bersenang senang", jawab El dan Damien mengambil gelas wine yang ada ditangan El.

"Kita pulang", Damien menarik tangan El dan menuju mobilnya.

"Mana kunci mobilmu?aku akan menyimpannya", kata Damien.

El tak segera memberikannya dan membuat Damien mengambil tas El dan mencarinya sendiri.

Damien melihat sebungkus rokok di tas El.

"Apa kau merokok El?", tanya Damien.

El menggeleng.

"Lalu?", Damien mengambil sebungkus rokok dan memperlihatkannya pada El.

"Aku ingin mencobanya", kata El.

"Ini tidak baik..aku akan menyimpannya", Damien memasukkan rokok itu ke dalam kantong jasnya.

Lalu Damien membawa El pulang ke apartemennya karena memang sudah sangat malam.

"Ini apartemenku..tidurlah di kamar itu", perintah Damien.

El masuk ke kamar itu dan tidur. El sedikit kesal karena Damien memaksanya pulang. El hanya ingin bersenang senang. Dia tak pernah merasakan masa masa remajanya yang bebas dan bahagia. Dan dia ingin meluapkannya sekarang.

Tetapi El tidak berani menentang Damien karena Damien bosnya dan itu bisa berpengaruh pada pekerjaannya.

El tertidur dengan masih memakai bajunya yang tadi.

Damien menelepon kepala HRD di perusahaan moskow.

"Halo...Tuan Jerry".

"Ya Tuan Damien..ada apa?", jawab Jerry yang sudah mengantuk karena sang bos meneleponnya disaat dirinya sudah tertidur.

"Ibu nona Elouise meninggal kemarin..apa kau sudah memberikan uang duka pada keluarganya?", kata Damien.

"Aahh itu..nona El menolak menerima uang duka tetapi aku memaksanya jadi aku mengirimnya ke rekeningnya tuan", jawab Jerry.

"Apa hanya El saja keluarganya?", tanya Damien.

"Ya..mereka hanya tinggal berdua", jawab Jerry

"Oke baiklah", Damien menutup teleponnya.

Di pagi harinya El bangun dan menunggu Damien di ruang tamu.

"Kau sudah bangun?", Damien tampak sudah mandi dan tampan dengan setelan jasnya.

Sedangkan El masih tetap memakai bajunya semalam.

"Kau akan kuantar ke rumah dulu", kata Damien.

"Aku akan kesana sendiri..berikan kunci mobilnya padaku", kata El.

"Tidak..aku akan mengantarmu", kata Damien.

El tak membantah.

Damien fokus menyetir mobilnya.

"Aku berhenti disini saja..nanti aku akan jalan kerumah", kata El.

"Untuk apa?".

"Ini masih pagi..aku ingin jalan jalan sebentar", kata El.

Damien melihat sedikit perubahan pada El. Dia lebih banyak bicara sekarang.

Damien menghentikan mobilnya dan El keluar dari mobil.

El menyusuri taman sepanjang jalan menuju rumah. Damien mengikutinya dengan mobilnya. Sinar matahari yang baru muncul mengenai tubuhnya yang putih pucat.

El memandang tajam ke arah Damien seolah mengatakan jangan mengikutinya.

Damien menghentikan mobilnya dan turun menghampiri El.

"Pulanglah ke Moskow..aku memberimu cuti..ibumu baru saja meninggal jadi kau harus disana kan?", kata Damien.

El hanya diam.

"El".

"Tidak..ada yang mengurusnya disana", kata El dan berbalik pergi.

"Itu ibumu..apa kau tidak merasa sedih dengan kepergiannya?".

"Itu bukan urusanmu", jawab El menoleh sinis pada Damien.

"El..are you okey?", tanya Damien sambil berjalan dibekakang El.

"Aku baik baik saja", jawab El.

Damien menarik tangan El. Damien menatap dalam dalam mata coklat El.

"Kau tidak baik baik saja El", lirih Damien. Damien berpikir El sebenarnya sedih atas kematian ibunya tetapi tak menunjukkannya. Tetapi Damien salah besar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***