#9

Setibanya di mess El langsung masuk kekamarnya. Dia terduduk diranjang dan menutup wajahnya.

Senyumnya mengembang dan tertawa kecil.

"Dia sudah pergi..i'm free...yaa i'm free", gumam El dengan senyum lebarnya.

El berdiri dan menari. Dia merentangkan tangannya dan berputar putar.

"Yaa aku pasti sudah gila...", gumamnya tersenyum.

Damien mengetuk pintu kamar El. Dia selalu mengingatkan jam makan pada El.

"El..", Damien memanggilnya.

El terdiam dan memasang wajah datarnya lagi.

Lalu El membuka pintu dan makan malam bersama Damien.

"Aku ingin meminjam mobil besok..apakah boleh?", tanya El.

Ini kalimat terpanjang yang pernah El lontarkan pada Damien dan dia memandang heran.

"Mau kemana?".

"Aku ingin berbelanja".

"Jadi sekarang ibumu tak mengatur gajimu lagi?".

"Dia sudah meninggal tadi", jawabnya datar.

Damien menghentikan makannya. Dia sedikit terkejut dengan reaksi El yang sama sekali tak ada rasa sedih.

"Aku ikut berduka cita", kata Damien yang masih memperhatikan El yang makan dengan santainya.

"Apa aku boleh meminjamnya?", El kembali ke topik.

"Ya boleh..aku akan memberimu mobil perusahaan yang lain", kata Damien yang masih melihat ke arah El.

"Terima kasih", kata El.

Setelah makan, El kembali ke kamarnya. Dia mencatat segala sesuatu yang akan dibelinya besok. Dia sangat excited dengan hal ini.

Dia merasa kehidupan normalnya telah kembali meskipun dia harus melewati tahun tahun yang gelap dalam hidupnya.

Seperti biasa, El berangkat ke kantor bersama Damien. Tak pernah ada obrolan diantara mereka meskipun sebenarnya Damien sudah berusaha mencairkan suasana tetapi El seakan hidup di dunia lain.

Sesampainya di kantor, Damien memberikan kunci mobilnya pada El.

"Ini pakailah..aku akan memakai mobil yang lain", kata El.

"Terima kasih", El menunduk hormat.

El pulang dari kantor menjelang sore. Dia menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar cepat bisa pergi shopping.

Dia membeli semua kebutuhannya dan beberapa barang yang tak pernah dibelinya termasuk baju wanita dan sepatu high heels. Dia juga membeli kosmetik dan segala barang untuk wanita tanpa harus sembunyi sembunyi lagi.

El tersenyum sumringah sepanjang berbelanja. Hal yang sangat ingin dilakukannya sejak dulu akhirnya tercapai.

El ke toilet dan memakai baju yang dibelinya tadi. Dia memasang kosmetiknya dan sepatu highheelsnya lalu membuang baju lamanya di tempat sampah.

Selama ini dia hanya bisa berdandan di dalam kamarnya saja agar tak ketahuan oleh sang mommy.

Dia selalu ingin berdandan seperti ini sejak dulu tetapi itu tak bisa dilakukannya. Membeli kosmetik juga harus sembunyi sembunyi agar jangan sampai sang momny tahu.

Senyum cantiknya mengembang. Tak terasa El berbelanja sampai malam dan dia memutuskan untuk pergi ke sebuah bar. Selama ini dia hanya melihatnya di sosial media.

El memakai lipstik merahnya lagi dan parfum di seluruh tubuhnya. Dia mampir ke sebuah minimarket untuk membeli sebungkus rokok dan korek api.

El seakan kehilangan kendali akan kebebasannya. Dia tak terlalu berpikir panjang. Dia hanya ingin bersenang senang.

El memasuki salah satu bar club bergengsi. Dia memiliki banyak uang sekarang. Apalagi perusahaan memberikannya bonus besar karena kepergiannya ke Magadan.

El masuk dan duduk di depan meja bar. Bartender menyapanya dan memberinya minum.

El meminumnya dan kemudian turun untuk menari. Dia menikmati lagu DJ yang terdengar menghentak keras di seluruh ruangan.

"Hai nona..apa kau baru pertama kemari?", tanya Seorang laki laki di telinga El.

El hanya mengangguk seperti biasa.

"Apa kau ingin bersenang senang denganku?".

El menggeleng dan meminum winenya.

"Hei ...ayolah..akan berbahaya jika kau hanya sendirian disini", pria itu semakin berani menyentuh tangan El.

El mundur dan punggungnya menabrak seseorang.

"Apa yang kau lakukan disini?", Damien sudah ada dibelakang El.

El melihatnya lalu pergi tetapi Damien menahan tangannya.

"Kau terlalu lugu untuk berada disini..ayo pergi", Damien menarik tangan El.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***