"Apa maksud Daddy," tanya Tari terkejut menggoyangkan tubuh Dahlan.
"Daddy sangat mencintai istri Daddy Tar, maafkan Daddy yang tidak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap Dahlan bergetar.
"Enggak dad, Tari gak mau pisah," balas Tari menangis langsung memeluk erat tubuh Dahlan, seolah olah ia sangat takut kehilangan pria yang menjadi cinta pertama nya.
"Ini salah Tar, ini tidak benar, maafkan Daddy," ucap Dahlan datar langsung melepaskan paksa pelukan Tari, bahkan ia mendorong tubuh Tari secara kasar, hingga terjatuh ke tanah.
Dahlan pergi meninggalkan Tari yang menangis terisak di taman, Tari tidak menyangka bahwa hubungan mereka yang terjalin 5 tahun lamanya harus kandas begitu saja secara tiba tiba, hatinya sungguh sakit, berulang kali ia memukul dadanya yang terasa sesak
Kenapa ini sangat tak adil bagi nya? Ia sudah mau bertahan selama 5 tahun lamanya, segala urusan nya ia selalu ceritakan pada Dahlan, keluh kesah nya yang menjadi anak yatim dan anak sulung dari keluarga nya ia ceritakan pada Dahlan, ia merasa nyaman berada di dekat pria beristri itu, karena selama 5 tahun lamanya Dahlan tak sekalipun melakukan hal yang mampu menyinggung Tari, ia adalah pria yang begitu menjaga perasaan Tari.
Bahkan dulu saat Tari ingin bekerja Dahlan melarangnya dengan alasan ia sanggup membiayai kebutuhan Tari dan ia merasa kasihan bila Tari nantinya kelelahan, dengan patuh nya Tari mengikuti perintah Dahlan.
Ia berpikir patuh kepada Dahlan tidak ada salah nya karena bagaimanapun Dahlan kelak akan menjadi suaminya, namun harapan tinggallah harapan, kasih dan cinta yang mereka rajut bersama harus terhenti di tengah jalan karena salah satu benang rajut nya ada yang rusak.
Tari menangis meraung raung di tengah malam di taman, ia tak beranjak sedikitpun dari taman tersebut, ia masih berharap Dahlan kembali dan memeluk tubuh nya, hingga tak terasa malam berganti pagi, namun Dahlan tak juga kembali.
Tari bangkit dari tanah, ia berjalan dengan tatapan kosong, sepanjang jalan banyak anak kecil yang berjalan kaki memakai seragam sekolah ketakutan melihat penampilan Tari yang tampak mengerikan, mata yang memerah bengkak, hidung yang merah, rambut yang berantakan, ditambah baju yang kotor di bagian bokong nya.
"Tari kamu dari mana aja nak, bunda dan Yogi sangat khawatir melihat kamu tidak ada di kamar," ujar Lina menangkup pipi Tari, ia terkejut melihat mata Tari yang terlihat seperti orang yang habis menangis.
"Tari kamu kenapa nak?" tanya Lina khawatir.
"Bunda hiks hiks huwaa," tangis Tari langsung pecah membuat Lina langsung memeluk erat tubuh anak gadis sulung nya itu.
Tari menangis sesenggukan membuat hati Lina terasa tersayat mendengar nya, ia tak tahu apa yang terjadi tetapi satu hal yang pasti, sesuatu yang buruk telah terjadi pada putri nya.
Ia menuntun tari untuk duduk di lantai yang beralas tikar, tak lupa ia menepuk halus punggung Tari yang bergetar hebat agar Tari sedikit tenang, dan terbukti bahwa Tari sedikit tenang.
"Ceritakan pada bunda nak, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bisa kamu menangis seperti ini," tanya Lina lembut menghapus jejak air mata di pipi Tari.
"Tari diputusin sama pak Lan Bun hiks hiks," tangis Tari kembali pecah namun tak separah tadi.
Lina terkejut mendengar ucapan Tari, ia tak menyangka hubungan anak nya dengan pak Lan bisa kandas, ada perasaan lega dan juga sedih di hati nya, lega karena Tari tak lagi menjadi pelakor, sedih melihat Tari yang tampak begitu terpuruk.
"Sudah nak, kamu yang tabah yah, mungkin pak Lan bukan takdir mu, percayalah nak segala sesuatu yang bukan takdir mu semudah apapun jalan nya pasti kamu tak dapat memilikinya, mungkin inilah cara Allah menuntun mu agar dapat bertemu dengan takdir mu yah sebenarnya nak, kamu jangan sedih lagi yah nak," nasihat bundanya lemah lembut namun penuh makna.
"Tapi Tari sangat mencintai pak Lan Bun, hiks hiks, Tari menyayangi nya dengan tulus Bun, tapi kenapa pak Lan begitu jahat pada Tari, dia memutuskan hubungan kami secara sepihak Bun."
"Nak, mungkin ini jawaban dari doa bunda sedari dulu, tahukah kamu kalau bunda sering berdoa pada Allah agar membuka topeng asli nya pak Lan, bunda berdoa bila benar dia jodohmu maka bunda meminta Allah untuk mendekatkan kalian, begitu juga sebaliknya nak, berarti benar kalau dia bukan jodohmu.
Kamu masih mudah nak, jadi tidak usah begitu sedih dan terpuruk seperti ini, karena diluar sana pasti banyak pria yang menyukaimu apa adanya nak, percayalah pada bunda."
Tari mengangguk kepalanya lemah, ia menghapus jejak air matanya dengan kasar, ia tak ingin sedih dan membuang air matanya lagi untuk Dahlan yang telah menyakiti nya.
Daddy jahat udah ninggalin Tari begitu saja, padahal Daddy selalu berjanji akan menjaga Tari dan tak akan membiarkan siapapun menyakiti Tari, tapi sekarang Daddy sendiri yang menyakiti Tari, batin nya sedih.
***
Satu bulan Tari lalui dengan menyendiri di dalam rumah, tak sekalipun ia keluar walau di depan teras saja, entah mengapa setelah putus dengan Dahlan membuat hidupnya terasa hampa, bila dulu setiap saat Dahlan akan menelponnya dan bertukar kabar, bahkan tak jarang Dahlan membuat lawakan sehingga Tari tertawa terbahak bahak.
Kring kring kring.
Bunyi ringtone hp membuat Tari tersentak kaget, ia segera mengangkat teleponnya yang ternyata telpon dari Rika sahabat baik nya di masa SMA dulu.
"Assalamualaikum Ri," ucap Tari tersenyum kecil.
"Wa'alaikumussalam Tar, kamu apa kabar?"
"Baik, ada apa kamu menelpon ku Ri?" Tanya Tari tanpa basi basi membuat Rika tertawa cekikikan di seberang sana.
"Aku hanya ingin mengajak mu ikut dengan ku Minggu depan berangkat ke Amerika," ajak Rika membuat Tari terkejut.
"Hah Amerika? Buat apa Ri?" Pekik Tari terkejut, langsung bangkit dari tidurnya.
"Kerja lah, masak jualan ikan kita disana," ketus Rika kesal.
"Jualan ikan juga kera Ri, ini aku serius loh kamu ajak aku ke Amerika buat apa?" tanya Tari kesal memanyunkan bibirnya.
"Aku mau ajak kamu kerja di salah satu perusahaan ternama di Amerika Ri, karena di perusahaan tersebut tidak membatasi dari negara mana yang mau melamar, yah kalau kita kan cuma ijazah SMA jadi cuma bisa ngelamar di bagian office girl, tapi kamu tenang aja karena gaji disana cukup kok buat kebutuhan sehari-hari kita, bahkan bisa kita kirim ke kampung karena mata uang disana dollar, kalau di rupiah kan pasti banyak Tar, jadi gimana? Kamu mau gak? Kalau kamu mau ayo Minggu depan kita berangkat," terang Rika panjang lebar membuat Tari berpikir, hingga beberapa saat kemudian ia langsung mengiyakan nya.
"Tapi aku gak ada ongkos nya Ri," ucap Tari pelan.
"Tenang aja Tar, ada sama aku kok tapi nanti di sana kamu ganti yah."
"Beneran Ri? Makasih banyak ya Ri, kalau begitu aku tutup dulu yah, karena mau bicarakan hal ini pada bunda dulu," ucap Tari langsung menutup telfonnya.
Ia segera bangkit dan berlari ke dapur, ia melihat Lina sedang memasak, Tari pun tanpa basa basi langsung mengutarakan maksud nya, Lina sempat terkejut namun mau gimana lagi, ia tak ingin membuat Tari merasa sedih, ia hanya bisa berharap bila nanti di Amerika Tari dapat melupakan Dahlan.
"Bunda izinin kamu pergi nak, tapi ingat satu hal kamu harus bisa jaga diri kamu baik baik, jangan gampang percaya Ama orang asing, selalu tunaikan sholat mu, dan jangan lupa beri kabar pada kami setiap hari nya, kamu jaga kesehatan baik baik disana jangan sampai bunda dengar kamu sakit karena itu membuat hati bunda tak tenang disini nak," ujar Lina lemah lembut membuat Tari langsung memeluk erat tubuh nya.
"Makasih bunda, doakan Tari supaya sukses disana," balas Tari menitikkan air mata nya.
**Bersambung.
jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah..
bantu karya author untuk mendapatkan rangking karya baru💐🙏🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
*k🎧ki€*
sebaik-baiknya Dahlan tetep laki orang Tar, gak akan bisa menikahimu selama dia takut ditinggal sama istrinya 🤦♀️
2023-01-03
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
ternyata doa ibu mujarab
2022-07-14
0
Momy Victory 🏆👑🌹
kamu udah buat Visa dan Pasport belum Tari mau keluar negeri?
2022-05-23
0