Salah satu dep kolektor lainnya langsung memukul Raka yang sedang memukul temannya atau bisa dibilang ketua dari mereka dengan membabi buta. Salah satunya lagi sudah mengunci tubuh Raka.
"LEPASIN GUE, ANJ*NG!" Umpat Raka dia meronta-ronta.
Bugh! Bugh! Bugh!
Pukulan terus depkolektor itu berikan kepada Raka yang sudah dipegangi temannya sampai Raka menjadi babak belur dibuatnya.
Kira yang melihat itu menjerit. "Udah, jangan sakitin Raka!"
"Raka!" lirih Ayah Cahyo. Dia mengerutuki diri karna tidak bisa berbuat apa-apa di saat putranya dipukuli seperti itu. Dia merasa tidak berdaya.
"BERHENTI!" Kira berteriak sekencang mungkin.
Sampai akhirnya...
"Berhenti!" titah seseorang membuat mereka berhentikan pukulan pada Raka dan menoleh ke arah suara itu berasal. "Berhenti, atau kalian semua saya lenyapkan!" ancam orang itu.
Dep kolektor yang berjumlah tiga orang itu langsung bungkam melihat siapa yang berdiri di sana.
Dia adalah Nathan, Pria yang sering menganggu Kira. Pria itu berdiri dengan Rendy yang berada di sampingnya. Nathan menatap tajam ketiga orang itu. Itu seperti bukan Nathan yang biasanya menganggu Kira. Dia berbeda.
"Berapa hutangnya?" tanya Nathan, to the point.
"Tiga ratus juta, tuan." jawab salah satu dep kolektor itu.
Nathan tersenyum, lalu kemudian dia menedang wajah dep kolektor itu sampai membuat dep kolektor itu terjatuh ke lantai. "Cih!" decih Nathan. "Siapa bos kalian?" tanya Nathan, dingin.
Tidak ada yang menjawab dari mereka bertiga.
Nathan menyeringai. "Saya yang akan melunasi hutang mereka." Nathan mengambil cek yang di berikan Rendy di sebelahnya lalu setelah itu dia lemparkan cek bertulis angka satu milliar itu ke wajah dep kolektor itu. "Bilang ke bos kalian, saya tunggu kehadirannya di kantor saya."
Dep kolektor itu seperti tidak punya keberanian lagi di depan Nathan karna setelah Nathan melempar cek itu, mereka langsung mengambilnya dan melarikan diri dari sana.
Seperginya tiga serangkai itu, Nathan menghampiri Kira yang kini memeluk Raka erat. Nathan berjongkok di hadapan Raka dan Kira. "Bisa kita bicara?" tanyanya.
Entah sihir apa yang menyihir Kira, Kira langsung menganggukinya dengan cepat.
...****************...
"Terimakasih tuan muda karna anda sudah melunasi hutang saya, saya sangat ber terimakasih kepada anda." ucap Ayah Cahyo kepada Nathan.
"Itu saya anggap sebagai hutang!"
"I-iya kami akan membayarnya jika kami punya uang." kata Ayah Cahyo dengan senyuman di bibirnya. "Kami akan membayarnya segera."
Saat ini Nathan dan Rendy berada di dalam rumah Kira. Mereka duduk berhadapan dengan Ayah Cahyo di lantai. Sedangkan Kira sedang mengobati Raka di pojokan, sesekali dia mendengarkan pembicaraan Nathan dengan Ayahnya.
"Tapi sayang, saya tidak membutuhkan uang."
"Maksud anda?" tanya Ayah Cahyo, kurang mengerti dengan ucapan Nathan.
"Saya tidak membutuhkan uang." ulang Nathan.
"Lalu saya harus membayarnya dengan cara apa, tuan muda?"
Nathan melirik Kira yang sibuk mengobati adiknya di pojokan. "Saya ingin menikahi putri bapak, Kirana Larasati." finalnya membuat mereka terdiam. Bahkan Kira yang mendengarnya menjatuhkan kotak P3K di tangannya saking terkejutnya dengan perkataan Nathan barusan.
"Menikahi Kira?" hati Ayah Cahyo bagai tertusuk pisau
Nathan mengangguk mantap. "Iya, saya mau menikahi putri bapak."
Raka menatap Kira yang berada di hadapannya. Mata kakaknya sudah berair dengan air mata. Dia sangat tidak tega melihatnya. Ingin dia menentang Nathan yang menginginkan Kira sebagai pelunas hutang tapi apa dayanya sekarang? Dia tidak berdaya sekarang.
"Apa tidak bisa dengan cara lain?"
"Sayangnya saya tidak punya keinginan apa-apa selain menikahi putri anda."
Ayah Cahyo menoleh ke Kira. "Apa kamu bersedia, Kira?" tanya Ayah Cahyo. Sebenarnya dia tidak rela jika Kira menikah hanya untuk melunasi hutang-hutangnya namun keadaan yang membuatnya terpojok.
"Maaf saya keberatan, apa harus Kakak saya yang menjadi kambing hitam untuk melunasi hutang?" Raka keberatan.
"Dia bukan menjadi kambing hitam. Anggap saja saya melamarnya sekarang."
"Kira, apa kamu bersedia nak?" tanya Pak Cahyo sekali lagi.
Bibir Kira bergetar. "K-kalo itu bisa melunasi hutang Ayah," Kira menggigit bibir bawahnya. "Aku bersedia."
Raka memandang Kakaknya tidak percaya. "Kak?"
Nathan yang mendengar penerimaan Kira, langsung tersenyum lebar. Dia menatap Rendy yang berada di sebelahnya yang juga tersenyum senang. Dia sangat lega alkhirnya bisa memiliki gadis pujaannya sebentar lagi.
Bahu Kira bergetar hebat. Raka yang melihat hal tersebut langsung membawa Kakaknya kedalam dekapannya.
Maafkan Ayah Kira. Ayah Cahyo.
Maafin aku, Kak. Raka
"Saya akan mengurus pernikahannya," kata Rendy.
...****************...
Raka menatap Kira yang tidur di dekapannya, Kakaknya itu menangis semalaman di pelukannya sampai akhirnya tertidur pulas. Dia tidak ingin Kira menikah, maksudnya belum ingin. Raka ingin Kira selalu di sampingnya mungkin sampai Raka menjadi orang sukses nantinya karna orang pertama yang ingin ia bahagiakan adalah Kira. Namun siapa sangka Kakaknya akan menikah lebih cepat begini?
Raka menghela nafasnya panjang. Dia membelai surai hitam Kira. "Aku boleh egois gak, Kak? Aku pengen Kakak selalu ada di sampingku, menjadi orang pertama yang melihat kesuksesan ku nantinya." gumam Raka.
Belaian Raka rupanya membangunkan sang Kakak. Kira membuka matanya dan melepaskan pelukannya pada Raka. Dia menatap Raga dengan mata sembab. "Sekarang udah jam berapa?" tanya Kira.
"Jam kulit kurang bulu." jawab Raka asal.
Kira memukul dada bidang Raka. "Serius, Rakaaa.."
"Jam tujuh pagi."
Mata Kira melotot seketika. "Kenapa kamu gak rapi-rapi ke sekolah?"
"Ini mau rapi-rapi. Kakak dari tadi malem gak mau lepasin aku, salah siapa?" Raka mengangkat kedua alisnya.
Kira menyengir. Benar karna menangis di dalam dekapan Raka semalaman, Raka menjadi terlambat ke sekolahnya.
"Yaudah sana, rapi-rapi abis itu langsung berangkat, nanti aku tambahin uang jajannya deh."
Raka tersenyum. "Gak di tambahin juga gak papa kali, Kak. Mentang-mentang pengen nikah sama Presdir udah sombong aja." ledek Raka membuat Kira mengembungkan pipinya.
Siapa yang senang akan menikah dengan Pria itu?
"Udah sana mandi, atau--"
"Atau apa?"
"Aku yang mandi duluan."
"Yaudah mandi bareng aja, dulu kan kita sering mandi bareng." ucap Raka enteng.
"Rakaaa!" teriak Kira membuat Raka langsung berlari menuju kamar mandi karna dia mencium aroma-aroma kemarahan dari Kira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
sableng tuh raksa😂😂
2021-12-05
0
Opick Cynkcibehsllu
lanjuuut thooor
2021-11-16
0
Wali Yunus
jail bgt Raka ya
2021-10-12
0