Malam ini, di Club Malam di daerah ibu kota. Kira menatap dirinya di cermin di tempat dimana para pemandu karaoke lainnya mempercantik diri. Dia mengoles lipstick berwarna merah dibibirnya yang sedikit tebal. Sebenarnya dia membenci riasan seperti ini namun saat ini dia benar-benar membutuhkan banyak uang untuk melunasi hutang Ayahnya, bukan tapi hutang Ibunya.
Kira harus menjadi penghibur malam ini karna saat ini bar sedang membutuhkan banyak penghibur karna yang datang malam ini lumayan ramai. Dan kebetulan juga Kira membutuhkan uang jadi saat dia di tawari untuk menjadi penghibur malam ini dia menerimanya walau dia tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini. Dia terpaksa melakukannya.
"Kira, kamu udah selesai belum dandannya?" tanya Eka, Wanita cantik bertubuh seksi itu kepada Kira. Dia menghampiri Kira yang masih duduk dimeja rias.
Kira menoleh kepada Eka, dia tersenyum kikuk pada Eka. "U-udah kok, ini saya udah selesai." jawab Kira sembari bangun dari kursi riasnya.
Eka memperhatikan penampilan Kira dari atas kebawah. "Norak sih, tapi oke juga lo kalo dandan begini." komentar Eka. Kira menyengir-nyengir saja mendengarnya.
"Oiya, nanti kita ada pemilihan gitu buat Pria-pria yang mesen ruang VVIP, jadi nanti kamu secentil mungkin ya biar nanti ada yang milih kamu. Kan lumayan uangnya buat lunasin hutang Ayah kamu." kata Eka, tersenyum. Oiya, kenapa Eka bisa tahu tentang hutang Ayah Cahyo karna Kira lah yang memberi tahunya tadi. Dia sudah bercerita banyak pada Eka padahal dia baru saja berkenalan.
Kira mengangguk pelan. Ternyata dia baik juga. Memang ya, penampilan tidak menjamin hati seseorang. Dan benar kata orang-orang, jangan menilai hanya dari penampilannya saja. "Tapi centilnya itu gimana?" tanya Kira polos.
Eka hampir saja dibuat keselek karna mendengar pertanyaan polos Kira. "Y-ya, centil aja gitu masa kamu gak tau?"
"Gak pernah pacaran soalnya." Kira menggaruk tekuknya yang tidak gatal.
"Apa hubungannya centil sama gak pernah pacaran, Kirana? Aneh kamu ya." Eka tertawa gemas melihat betapa polosnya Kira.
Kira ikut tertawa. "Beda ya?" katanya.
Eka menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ada-ada aja kamu." ujarnya. "Udah yuk, nanti mami marah-marah loh ngeliat kita di sini sedangkan p*lacur-p*lacur udah berkumpul di depan ruang VVIP buat pemilihan." tutur Eka, menarik pergelangan tangan Kira keluar dari ruang rias.
Lalu sebutan apa yang pantas disebut untuk dia dan aku yang tidak bedanya dengan para p*lacur itu?
"Nanti kamu ajarin saya ya caranya?" kata Kira. Eka tersenyum lalu mengangguk. Mereka berjalan beriringan ke ruang VVIP.
Saat sudah sampai di depan ruang VVIP, banyak wanita-wanita cantik dan seksi berdiri disana. Kira semakin minder saja, dia malah kehilangan harapan karna dia merasa tidak mungkin salah satu Pria yang berada di ruang VVIP itu memilihnya jika lawannya adalah mereka semua. Bagaikan mereka adalah buah apel dan Kira adalah buah kesemek. Gak nyambung ya? Yaudah lah, anggap aja begitu.
Kira menghebus nafasnya. Dia tidak yakin kalau dia akan dipilih nantinya. Dia terlalu minder sekarang.
"Kamu kenapa? Minder ya?" seperti tahu apa yang dirasakan Kira, Eka bertanya.
Kira mengangguk. "Saya gak yakin kalo di pilih." Kira cemberut.
"Haduh, tenang aja, aku pasti bakal bikin kamu dipilih Pria kaya raya supaya bisa melunasi hutang Ayah kamu. Percaya sama aku." Eka memberikan senyuman pada Kira yang membuat Kira juga tersenyum.
"Tapi saya gak yakin." cicit Kira membuat Eka tertawa kecil.
"Tnang aja. percaya sama aku, oke?" Eka mengusap punggung Kira. Kira menganggukan kepala.
Setelah pemilihan dimulai, Kira yang tidak yakin akan dipilih ternyata dipilih juga bersama Eka tentunya. Padahal banyak saingan yang lebih cantik dan seksi daripada Kira. Namun saat mengetahui siapa yang memilihnya, mood Kira malah menjadi memburuk seketika. Dia bahkan memasang wajah masam di depan Pria yang memilihnya.
Seperti sekarang, saat semua teman seperjuangannya sudah mulai bermesra-mesraan, Kira malah menjaga jarak dengan Pria yang memilihnya. Bukan apa-apa tapi Kira tidak suka saja dengan Pria tersebut yang pernah melecehkan dirinya sebelumnya.
Yah, Pria yang memilih Kira adalah Nathan. Si Pria tidak sopan itu sengaja datang kesini bukan cuma iseng saja karna dia juga ingin bertemu dengan Kira karna dia merasa rindu dengan Perempuan itu katanya. Pas dia tahu kalau malam ini Kira menjadi pemandu dadakan, Nathan sengaja membawa teman-temannya dan memesan ruang VVIP hanya karna satu alasan, dia hanya ingin bertemu dengan Kira
"Eh jelek, kenapa kamu menjauh dariku?" tegur Nathan ketika Kira menjaga jarak darinya sembari memasang wajah datar namun terlihat menggemaskan.
"Cuma jaga jarak karna anda bukan muhrim saya." jawab Kira, menyipitkan matanya.
"Apa?" Nathan terkekeh. Dengan sengaja dia mendekati Kira. Walau kali ini Kira tidak menghindar karna memang sudah berada dipaling pojok.
"Bisa gak sih jangan dekat-dekat!" galak Kira. Ingin sekali Kira melakukan kekerasan pada Nathan namun inikan debutnya menjadi pemandu walau cuma satu hari saja.
Nathan menggeleng. "Gak," Dia makin mepet pada Kira.
Sesempit ini kah dunia sampai Kira harus bertemu Pria nyebelin dan tidak sopan ini lagi?! Dasar Pria sialan! umpat Kira dalam hati ketika Nathan menatapnya dengan jarak sedekat ini.
"Kamu tau, pas kamu dandan begini aku malah keingat sama badut pas aku masih kecil. Nyeremin tapi gemesin." Nathan menatap wajah Kira. Ini pertama kalinya dia melihat Kira merias wajahnya dan itu tidak terlalu buruk malah terlihat sangat cantik.
Hampir saja Kira memukul wajah songong bin ngeselin itu kalau dia tidak ingat ucapan Eka sepuluh menit lalu. Harus melayani dengan baik dan harus centil secentil mungkin kalau ingin mendapat uang tips, kata Eka begitu.
"Anda mau minuman, tuan?" tanya Kira, mengalihkan amarahnya karna ucapan Nathan tadi. Seberusaha mungkin tersenyum ramah walau rasanya dia ingin menampar Nathan sekarang juga.
"Emm, gak ah, aku lagi diet biar jadi seksi gak kaya kamu datar kayak triplek." tolak Nathan.
Apa masalahnya, ya ampun!
"Trus apa yang harus saya lakukan? Saya gak ngerti kerja begini." geram Kira. "Ini baru pertama kali, jadi plis jangan buat saya gagal mendapatkan uang malam ini!"
Senyum nakal tercetak di bibir Nathan yang tipis. "Oke, beri saya pelayanan agar saya puas dan memberi kamu uang." ucapnya.
Melayani?
"G-gimana caranya?" tanya Kira polos. Kalau aja dia gak butuh uang, mana mau dia kerja beginian.
Persetan dengan semuanya. Dia akan melakukan apapun supaya mendapatkan uang kecuali dengan menjual diri. Big No!
"Di mulai dari cium bibirku, kalo aku puas aku akan memberi banyak uang tips buat kamu."
"C-cium ya?" tanya Kira ragu. Nathan mengangguk.
Gimana caranya berciuman? Aku kan belum pernah berciuman bagaimana ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lisa Sasmiati
duh kira gemesin deh
2021-12-05
1
Opick Cynkcibehsllu
aduh kira qm gemesin bnget sih
2021-11-16
0
Tari
😂😂😂
2021-11-14
0