Papa Merindukannya
Di suatu malam yang gelap dan hujan, ada sebuah perusahaan besar yang sedang mengalami sebuah insiden yang cukup besar, dan masalah ini sangatlah berpengaruh bagi perusahaan tersebut.
Perusahaan itu di jalankan turun-menurun dari generasi satu ke generasi lainnya, dan kali ini pemilik dari perusahaan tersebut adalah Arthur Sheng. permasalahan di perusahaan tersebut adalah sejumlah uang milik perusahaan di bawa kabur oleh investor yang sudah terikat kontrak dengan perusahaan atau juga di sebut dengan penggelapan uang.
Emosi tak bisa Arthur kendalikan lagi. Para karyawan berusaha untuk menenangkan, namun usaha mereka semua hanyalah sia-sia. Tidak lama dari situ istri dari sang CEO datang ke kantor yang memiliki tujuan untuk menenangkan emosi sang CEO.
Nama istri dari Arthur adalah Ilona, dia satu-satunya nyonya muda di keluarga Sheng.
"Apa aku diperbolehkan masuk?" ucap Ilona yang berbisik.
"Nyo... nyonya besar, silahkan masuk." jawab salah satu karyawan dengan raut wajah yang sedikit tegang.
"Tinggal kan kami, kalian boleh keluar sekarang." seru Ilona.
"Ba... baik nyonya, kami permisi." satu persatu karyawan meninggalkan ruangan Arthur.
"Sayang... ayolah jangan terlalu berlarut larut dalam masalah ini, kau itu termasuk ke dalam salah satu orang-orang terkaya di kota ini, investasi yang serupa seperti itu bisa kita dapatkan kembali dengan mudah." ujar Ilona yang berusaha menenangkan.
"Ilona, ini adalah investasi terbesar yang kita miliki, aku tak pernah menyangka bahwa mereka akan membawa kabur seluruh uang itu. Semua yang mereka ambil itu adalah pendapatan terbesar yang perusahaan ini miliki, besi penyangga dari perusahaan!"
"Iyahh suamiku, kalo begitu mulai esok mereka semua akan menjadi buronan, dan kita akan mencari mereka bersama sampai ketemu, okay? halo... wahai suamiku, kau ini adalah salah satu orang terkaya di kota ini, apapun yang kau inginkan pasti bisa untuk di dapatkan dengan sangat mudah, aku percaya kamu dapat menemukan pelakunya." ujar Ilona yang berusaha meyakinkan.
Namun, alih-alih terhibur Arthur malah semakin terguncang oleh emosinya, Arthur menganggap bahwa Ilona tidaklah mengerti dirinya, dan tidak pula mengerti akan situasinya sekarang, walaupun dirinya sangatlah kaya tetapi sumber utama dari penghasilannya hilang, ini adalah titik terendah Arthur.
Arthur berbicara dengan nada suara tinggi. "Cukup! Ilona, aku sudah pernah katakan kepadamu jangan pernah memudahkan suatu hal dengan sangat mudah!"
"Maksud ku bukan seperti itu sayang, Arthur tenanglah, jangan terlalu menghawatirkan uang perusahaan tidak akan kembali, kamu ingatkan dengan perusahaan-perusahaan luar yang berada di pihakmu? mereka semua pasti akan membantumu untuk mengembalikan keuangan perusahaan, Arthur kamu masih memiliki peluang besar untuk menghasilkan uang itu kembali, dan aku ingin memberitahumu suatu kabar baik, yaitu..." Tiba-tiba Arthur menyela Ilona yang sedang berbicara.
"Sudah aku bilang berapa kali Ilona! itu semua tidaklah semudah apa yang di katakan, kau tidak mengerti perasaan suamimu sendiri?"
"Aku tau Arthur, coba dengarkan aku dulu, aku ingin memberitahumu suatu hal yang sangat penting, suamiku...." lagi-lagi Arthur menyela Ilona berbicara.
"Pergi dari sini! mulai dari hari ini, aku sudah tak ingin lagi melihat wajahmu itu, pergi dari kantorku, dan menjauh lah dari hadapanku!" Arthur tidak dapat lagi menahan emosinya.
"Apa? kamu bercandakan?" tanya Ilona yang mulai ketakutan.
"Aku serius Ilona! pergi dari sini, dan menjauhlah dariku!" Arthur membentak Ilona seperti bukan selayaknya seorang suami yang berbicara kepada istrinya."
Ilona hanya bisa terdiam tanpa bersuara lagi, dirinya tidak pernah menyangka bahwa suaminya sendiri akan sekejam itu untuk mengusirnya, tanpa berkata apa-apa lagi Ilona langsung memalingkan wajahnya dari tatapan Arthur.
Ilona berlari menjauh dari kantor, air mata yang sudah tidak dapat ia bendung lagi pun akhirnya terjatuh, karyawan-karyawan Arthur yang melihat Ilona merasa kebingungan, bertanya-tanya di dalam hatinya kenapa? ada apa dengan tuan dan nyonya? apa yang telah terjadi pada mereka?.
Di malam yang gelap dan hujan Ilona berjalan tanpa tujuan, ia sangatlah menyesal karena sudah membuat Arthur marah padanya.
"Maafkan bunda yah sayang, bunda belum sempat untuk menyampaikan pesan bahwa bunda sedang hamil." Sambil terus mengusap-usap perutnya, Ilona sangatlah kebingungan, untuk sementara ia harus tinggal dimana karena sejak ia kecil orang tua Ilona telah meninggalkannya di panti asuhan.
Tack... tuck... tack.. (suara langkah kaki di jalan yg basah)
Ilona terkejut awalnya ia akan melarikan diri namun...
"apakah kamu ilona?"
Ilona menoleh ke belakang dengan menutup matanya karena takut.
"Iy... iyahh" jawab Ilona yang ketakutan.
"Ilona haii... ini aku Rio Cen apa kau ingat? aku teman mu dulu di panti asuhan yang setiap harinya selalu bermain denganmu. Apa yang kamu lakukan disini? keadaan malam hujan deras begini apa kau tidak takut? kamu itu wanita Ilona berbahaya bagimu untuk keluar rumah di malam hari."
Ilona membuka matanya. "Ri... Rio? Ap... apa kamu Rio si ingusan itu?"
"Hahaha, iyahh itu aku, tapi sekarang aku sudah tidak ingusan lagi loh..." Rio tertawa mendengar Ilona memanggilnya dengan julukan mereka dahulu.
Tak di sangka-sangka ternyata Ilona menemukan teman masa kecilnya di waktu yang sangat tepat, Rio adalah anak tunggal dari keluarga Cen yang kebetulan pemilik dari panti asuhan yang dahulu Ilona tinggali, pada saat mereka kecil Rio sering bermain bersama Ilona.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanya Ilona.
"Aku baru saja beres meeting, terus bagaimana dengan dirimu sendiri, apa yang kau lakukan? ini sudah sangat ralut malam, tidak baik untuk seorang perempuan lajang berkeliaran di malam hari." ujar Rio yang memperingati Ilona.
"Haahaha... apa? apa kamu bilang? aku masih lajang? Rio aku sudah menikah suamiku CEO dari perusahaan Sheng."
"Ups... aku tak tau bahwa ternyata kamu sudah menikah, lalu apa yang sedang kau lakukan disini dengan keadaan yang basah kuyup seperti ini? oh, aku tau kamu pasti sedang marah, lalu memutuskan untuk kaburkan? Ilona itu sangatlah tidak baik, suamimu pasti akan sangat menghawatirkanmu."
"Tidak aku tidak marah, aku di usir oleh suami ku." jawab Ilona dengan senyuman.
"Apa!? kau di usir oleh suami mu? tapikan suamimu itu terkenal sebagai pria yang lemah lembut, tampan, dan berwibawa." seru Rio yang terkejut.
"Hahaha... Rio kau sangat berlebihan, suamiku memang orang yang baik hati, namun aku telah membuatnya sangat marah, dan akhirnya ia mengatakan bahwa dia tidak mau lagi melihat wajahku, dan mengusirku dari kantor, padahal aku sedang hamil."
"Apa!!!... kau sedang hamil? apakah kau sudah mengatakan nya? kejam sekali kalau dia sudah tau." ujar Rio dengan raut wajah sedih.
"Aku belum memberitahunya, dan maksud dari kedatanganku ke kantor itu adalah untuk memberitahukan berita ini, namun..." Rio menyela Ilona yang sedang berbicara.
"Baiklah... aku mengerti, masuklah ke dalam mobilku dan ceritakan semuanya kepadaku nanti, apabila kamu kebingungan harus tinggal dimana, ikutlah bersamaku untuk tinggal di inggris sementara waktu saja hingga bayimu lahir." Rio seketika bersikap sangatlah serius.
Tanpa berfikir panjang lagi, Ilona pun memutuskan untuk menyetujui tawaran Rio agar tinggal bersamanya untuk sementara waktu di Inggris sampai anaknya lahir. Sementara itu Arthur sedang menyesali perbuatannya terhadap Ilona, Arthur bergegas mencari Ilona setelah menyadari kesalahannya, namun sepertinya pencarian itu sangatlah terlambat, karena Ilona sudah pergi bersama Rio menuju ke Inggris. Penyesalan selalu datang di akhir, tidak akan pernah ada penyesalan yang datang di awal.
Bersambung..... lanjutkan Bab 2, tetap suport dan berikan dukungan terbaik kalian.
Jangan lupa mampir ke Novel baru Author yah❤
Judulnya : Cinta Dalam Balas Dendam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Almahyra
Rp
2022-04-26
2
Whya Fajria
permisi kak aku mampir ya
2022-02-03
1
Agustina Widiawati
siiiip👍👍👍
2022-02-03
1