Keesosakan harinya, ketika Ilona terbangun dari tidur ia langsung membuka handphonenya dengan keadaan mata yang masih sayu, dan betapa terkejutnya ia melihat Arthur memberitahukan bahwa ia akan menjemput Ilona jam 8, sedangkan sekarang sudah menepati jam 07.30.
...Isi chat...
^^^06.30 "Ilona, aku akan menjemputmu pukul 08.00 bersama Afmar, kamu sudah bangunkan?"^^^
Ilona melirik ke arah jam, "Astaga!, sekarang udah jam 07.30 lagi, argh... Arthur kau membuatku repot saja!"
Ilona bergegas ke kamar mandi dengan keadaan yang tergesa-gesa.
10 menit kemudian
Ilona keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa.
"Ilona, sini sarapan dulu." ujar ibu Rio.
"Emm... ibu aku ga sarapan dulu yah, aku sarapan di kantor aja." jawab Ilona.
"Kenapa? apa masakan yang di masak kamu ga suka? kamu mau ibu yah yang memasak untukmu?" tanya ibu Rio yang selalu memanjakan Ilona.
"Ah... ibu, bukan seperti itu tapi Ilona harus berangkat ke kantor sekarang. Rio antar aku yah!" jawab Ilona.
"Sudah beberapa hari ini kamu telat terus, apakah ada masalah dengan waktu tidur kamu? kamu kecapean yah?" tanya Ayah Rio.
"Ayah, tenanglah Ilona baik-baik saja, hanya saja jadwalnya selalu mepet, yasudah Ilona pamit yah." Ilona mencium tangan ibu dan ayahnya Rio.
"Baiklah, hati-hati yah nak." ucap Ibu Rio.
"Bu, ada aku tenanglah." Rio menenangkan perasaan ibunya.
"Iyah, ayah dan ibu percayakan Ilona padamu."
"Baiklah, ibu, ayah aku dan Ilona berangkat dulu yah."
"Selepas pulang kerja Ilona belikan buah-buahan yah." teriak Ilona.
"Iyah... iyah... berhati-hatilah." jawab Ibu Rio dengan senyuman kebahagiaan.
"Hmm... sepertinya ada yang berhalusinasi bahwa Ilona akan menjadi menantunya nih." ujar ayah Rio yang memberikan gurauan.
"Xhi... please deh jangan gitu." jawab Ibu Rio.
"Tapi aku benarkan? hahaha..." ayah Rio tertawa melihat istrinya jadi salah tingkah.
Di sisi lain, Ilona bersama Rio sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Sindi.
"Kau ini merepotkan saja." ujar Rio yang memulai sedikit perdebatan.
Ilona melirik dengan tatapan sinis "Yasudah! mulai besok kamu ga usah yah anter-anter aku lagi!, aku mau bilang sama ayah kalau anak laki-lakinya sudah tidak mau mengantar adik perempuan nya lagi!"
"Ah... dasar manja, tenanglah aku hanya bercanda, sudah cepat turun, kau ini tidak sadarkah bahwa ini sudah sampai?"
Ilona melirik ke arah kanan dan kiri, ia lupa bahwa rumah Rio dan rumah Sindi itu hanya berjarak beberapa kilo meter.
"Yasudah, sana pulang!" Ilona keluar dari mobil.
"Ucapkan terimakasih kasih dulu, bodoh!"
"Iyah, terimakasih." Ilona tetap berusaha untuk berpura-pura marah, karena ia tidak mau malu.
"Nah gitu dong, yaudah aku pulang dulu, hati-hati." Rio mulai menjalankan mobilnya.
"Iyah kau bawel sekali, hati-hati."
10 menit kemudian
Tepat di jam 08.00, Arthur datang untuk menjemput Ilona, dan Ilona sudah menunggu Arthur di depan gerbang rumah Sindi dengan berdiri tegak.
Arthur keluar dari mobil sportnya, "Kamu, sudah menungguku ternyata."
"Iyah, aku sudah menunggumu, lain kali beritahu dari hari sebelumnya, jangan mendadak seperti inu lagi." seru Ilona.
"Baiklah, maafkan aku nyonya." Arthur membungkuk di hadapan Ilona.
"Eh... kau tidak usah sampai begini juga!"
"Tidak apa-apa, mari nyonya, dengan senang hati saya bukakan pintu mobil untukmu masuk." Arthur memegang tangan Ilona, dan mempersilahkan nya untuk masuk ke dalam mobil.
Saat Ilona masuk ke dalam mobil, Afmar dengan sergapnya langsung memeluk Ilona dengan sangat erat.
"Bunda... Afmar kangen." ucap Afmar sambil memeluk Ilona.
"Umm... anak gantengnya bunda." Ilona memeluk balik Afmar.
"Bunda, 1 hari tanpa bunda rasanya sangat tidak enak deh, Afmar pengen bunda selalu ada buat Afmar."
"Umm... Afmar, sangat sayang sama bunda yah?" tanya Ilona.
"Iyah dong harus, Afmar sayang... banget, banget." ujar Afmar yang cerewet di dalam mobil.
"Umm... bunda juga sayang banget sama Afmar."
Arthur, masuk ke dalam mobil, "Tuan muda Sheng! singkirkan tubuh mu itu dari badan istriku!"
"Papah, sirik aja deh!. Pria licik lihatlah ke arahku!, aku bisa peluk bunda, lihatlah Afmar peluk bunda, wle... wle..." ujar Afmar yang mengejek Arthur.
Arthur, melirik dengan tatapan sinis. "Le... pas... kan! tuan muda Sheng kau tidak mau di hukumkan? lepaskan pelukan itu dari istriku! cepat!"
"Ah... bunda, lihatlah papah dia menakut-nakuti ku, huhuhu..." Afmar bersembunyi di balik punggung Ilona.
"Arthur, masa kamu cemburu sama anak sendiri sih? kan wajar aja Afmar bersikap seperti ini, kenapa kamu malah marah-marah padanya." ujang Ilona yang menegur Arthur.
"Tidak apa-apa, dia harus belajar untuk tidak sombong pada orang lain, lihat saja nanti, papah akan pastikan segera membalasmu Afmar, lihat saja!" ujar Arthur yang mulai melajukan mobilnya.
"Arthur, sudahlah jangan seperti itu, apa kau benar-benar cemburu pada anakmu sendiri?" tanya Ilona.
"Kalau benar, kenapa!?" ucap Arthur yang kesal.
"E... okay, maafkan aku, jadi mau kamu itu apasi?" tanya Ilona yang bermaksud untuk menenangkan Arthur.
"Pindah ke depan! awalnya aku sudah mengalah persihkan kamu duduk di bangku belakang, namun tuan muda Sheng malah bersikap sombong di handapanku tanpa berfikir panjang." Arthur bersikap tegas bertujuan untuk mendidik Afmar menjadi seorang yang bijak.
"Cukup papah! baiklah aku minta maaf padamu, sudah jangan marahi aku lagi, aku takut." seru Afmar di belakang Ilona.
"Kalo begitu buktikan maaf mu itu tulus."
"Bunda, boleh duduk di kursi depan, Afmar ga mau papah marah-marah lagi sama Afmar." ujar Afmar yang mulai menangis.
"Arthur! jangan seperti ini." Ilona menegur Arthur.
"Tidak bunda, Afmar memang salah, yasudah papah hentikan dulu mobilnya, biar bunda bisa pindah."
"Baiklah, karena kamu tulus meminta maaf, papah ga jadi minta bunda duduk di depan." ujar Arthur yang bijaksana dalam mendidik anak.
Ilona berbicara dalam hatinya: 'Arthur, kau benar-benar mendidik Afmar dengan sangat baik, menggunakan ancaman untuk meminta maaf, aku mencintaimu Arthur.'
"Papah serius?" tanya Afmar dengan mata yang penuh harapan.
"Iyah, untuk kali ini papah melepaskan mu, jika kau bersikap seperti itu lagi, papah tidak akan menjamin untuk bersikap sama. Jadikan ini sebuah pelajaran."
"Benar kata papahmu itu sayang, kamu gak boleh sombong lagi yah, bunda pasti akan selalu sayang sama Afmar, dan bunda juga sangat bangga sekali memiliki seorang anak seperti Afmar, karena Afmar itu pengertian, pintar, dan cepat tanggap." ujar Ilona yang menyemangati Afmar.
"Iyah... bunda, terimakasih, Afmar akan berusaha untuk mengubah diri!" ujar Afmar seraya mengucapkan moto hidup barunya.
"Sebaiknya kamu juga harus membuktikan kata-katamu itu." Arthur tersenyum Tipis mendengar Afmar yang mengatakan moto barunya.
🌻🌻🌻
...♥Bersambung..... lanjut baca Bab 20 yah!, makin kepo ga nih?, Jangan lupa untuk terus suport, dan selalu berikan dukungan terbaik Kalian.♥...
Jangan lupa untuk like + komen + vote & favorit
...づ ̄ ³ ̄)づ...
Jangan lupa mampir ke Novel baru Author yah❤
Judulnya : Cinta Dalam Balas Dendam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ihsan.MIM
persilahkan beb
2021-12-16
0
Ihsan.MIM
menegur kak author,ngetik nya jangan sambil begadang gera
2021-12-16
0
Hanifah atun
likeee
2021-11-13
1