Bab 19 Terbangun dari tidur

Keesosakan harinya, ketika Ilona terbangun dari tidur ia langsung membuka handphonenya dengan keadaan mata yang masih sayu, dan betapa terkejutnya ia melihat Arthur memberitahukan bahwa ia akan menjemput Ilona jam 8, sedangkan sekarang sudah menepati jam 07.30.

...Isi chat...

^^^06.30 "Ilona, aku akan menjemputmu pukul 08.00 bersama Afmar, kamu sudah bangunkan?"^^^

Ilona melirik ke arah jam, "Astaga!, sekarang udah jam 07.30 lagi, argh... Arthur kau membuatku repot saja!"

Ilona bergegas ke kamar mandi dengan keadaan yang tergesa-gesa.

10 menit kemudian

Ilona keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa.

"Ilona, sini sarapan dulu." ujar ibu Rio.

"Emm... ibu aku ga sarapan dulu yah, aku sarapan di kantor aja." jawab Ilona.

"Kenapa? apa masakan yang di masak kamu ga suka? kamu mau ibu yah yang memasak untukmu?" tanya ibu Rio yang selalu memanjakan Ilona.

"Ah... ibu, bukan seperti itu tapi Ilona harus berangkat ke kantor sekarang. Rio antar aku yah!" jawab Ilona.

"Sudah beberapa hari ini kamu telat terus, apakah ada masalah dengan waktu tidur kamu? kamu kecapean yah?" tanya Ayah Rio.

"Ayah, tenanglah Ilona baik-baik saja, hanya saja jadwalnya selalu mepet, yasudah Ilona pamit yah." Ilona mencium tangan ibu dan ayahnya Rio.

"Baiklah, hati-hati yah nak." ucap Ibu Rio.

"Bu, ada aku tenanglah." Rio menenangkan perasaan ibunya.

"Iyah, ayah dan ibu percayakan Ilona padamu."

"Baiklah, ibu, ayah aku dan Ilona berangkat dulu yah."

"Selepas pulang kerja Ilona belikan buah-buahan yah." teriak Ilona.

"Iyah... iyah... berhati-hatilah." jawab Ibu Rio dengan senyuman kebahagiaan.

"Hmm... sepertinya ada yang berhalusinasi bahwa Ilona akan menjadi menantunya nih." ujar ayah Rio yang memberikan gurauan.

"Xhi... please deh jangan gitu." jawab Ibu Rio.

"Tapi aku benarkan? hahaha..." ayah Rio tertawa melihat istrinya jadi salah tingkah.

Di sisi lain, Ilona bersama Rio sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Sindi.

"Kau ini merepotkan saja." ujar Rio yang memulai sedikit perdebatan.

Ilona melirik dengan tatapan sinis "Yasudah! mulai besok kamu ga usah yah anter-anter aku lagi!, aku mau bilang sama ayah kalau anak laki-lakinya sudah tidak mau mengantar adik perempuan nya lagi!"

"Ah... dasar manja, tenanglah aku hanya bercanda, sudah cepat turun, kau ini tidak sadarkah bahwa ini sudah sampai?"

Ilona melirik ke arah kanan dan kiri, ia lupa bahwa rumah Rio dan rumah Sindi itu hanya berjarak beberapa kilo meter.

"Yasudah, sana pulang!" Ilona keluar dari mobil.

"Ucapkan terimakasih kasih dulu, bodoh!"

"Iyah, terimakasih." Ilona tetap berusaha untuk berpura-pura marah, karena ia tidak mau malu.

"Nah gitu dong, yaudah aku pulang dulu, hati-hati." Rio mulai menjalankan mobilnya.

"Iyah kau bawel sekali, hati-hati."

10 menit kemudian

Tepat di jam 08.00, Arthur datang untuk menjemput Ilona, dan Ilona sudah menunggu Arthur di depan gerbang rumah Sindi dengan berdiri tegak.

Arthur keluar dari mobil sportnya, "Kamu, sudah menungguku ternyata."

"Iyah, aku sudah menunggumu, lain kali beritahu dari hari sebelumnya, jangan mendadak seperti inu lagi." seru Ilona.

"Baiklah, maafkan aku nyonya." Arthur membungkuk di hadapan Ilona.

"Eh... kau tidak usah sampai begini juga!"

"Tidak apa-apa, mari nyonya, dengan senang hati saya bukakan pintu mobil untukmu masuk." Arthur memegang tangan Ilona, dan mempersilahkan nya untuk masuk ke dalam mobil.

Saat Ilona masuk ke dalam mobil, Afmar dengan sergapnya langsung memeluk Ilona dengan sangat erat.

"Bunda... Afmar kangen." ucap Afmar sambil memeluk Ilona.

"Umm... anak gantengnya bunda." Ilona memeluk balik Afmar.

"Bunda, 1 hari tanpa bunda rasanya sangat tidak enak deh, Afmar pengen bunda selalu ada buat Afmar."

"Umm... Afmar, sangat sayang sama bunda yah?" tanya Ilona.

"Iyah dong harus, Afmar sayang... banget, banget." ujar Afmar yang cerewet di dalam mobil.

"Umm... bunda juga sayang banget sama Afmar."

Arthur, masuk ke dalam mobil, "Tuan muda Sheng! singkirkan tubuh mu itu dari badan istriku!"

"Papah, sirik aja deh!. Pria licik lihatlah ke arahku!, aku bisa peluk bunda, lihatlah Afmar peluk bunda, wle... wle..." ujar Afmar yang mengejek Arthur.

Arthur, melirik dengan tatapan sinis. "Le... pas... kan! tuan muda Sheng kau tidak mau di hukumkan? lepaskan pelukan itu dari istriku! cepat!"

"Ah... bunda, lihatlah papah dia menakut-nakuti ku, huhuhu..." Afmar bersembunyi di balik punggung Ilona.

"Arthur, masa kamu cemburu sama anak sendiri sih? kan wajar aja Afmar bersikap seperti ini, kenapa kamu malah marah-marah padanya." ujang Ilona yang menegur Arthur.

"Tidak apa-apa, dia harus belajar untuk tidak sombong pada orang lain, lihat saja nanti, papah akan pastikan segera membalasmu Afmar, lihat saja!" ujar Arthur yang mulai melajukan mobilnya.

"Arthur, sudahlah jangan seperti itu, apa kau benar-benar cemburu pada anakmu sendiri?" tanya Ilona.

"Kalau benar, kenapa!?" ucap Arthur yang kesal.

"E... okay, maafkan aku, jadi mau kamu itu apasi?" tanya Ilona yang bermaksud untuk menenangkan Arthur.

"Pindah ke depan! awalnya aku sudah mengalah persihkan kamu duduk di bangku belakang, namun tuan muda Sheng malah bersikap sombong di handapanku tanpa berfikir panjang." Arthur bersikap tegas bertujuan untuk mendidik Afmar menjadi seorang yang bijak.

"Cukup papah! baiklah aku minta maaf padamu, sudah jangan marahi aku lagi, aku takut." seru Afmar di belakang Ilona.

"Kalo begitu buktikan maaf mu itu tulus."

"Bunda, boleh duduk di kursi depan, Afmar ga mau papah marah-marah lagi sama Afmar." ujar Afmar yang mulai menangis.

"Arthur! jangan seperti ini." Ilona menegur Arthur.

"Tidak bunda, Afmar memang salah, yasudah papah hentikan dulu mobilnya, biar bunda bisa pindah."

"Baiklah, karena kamu tulus meminta maaf, papah ga jadi minta bunda duduk di depan." ujar Arthur yang bijaksana dalam mendidik anak.

Ilona berbicara dalam hatinya: 'Arthur, kau benar-benar mendidik Afmar dengan sangat baik, menggunakan ancaman untuk meminta maaf, aku mencintaimu Arthur.'

"Papah serius?" tanya Afmar dengan mata yang penuh harapan.

"Iyah, untuk kali ini papah melepaskan mu, jika kau bersikap seperti itu lagi, papah tidak akan menjamin untuk bersikap sama. Jadikan ini sebuah pelajaran."

"Benar kata papahmu itu sayang, kamu gak boleh sombong lagi yah, bunda pasti akan selalu sayang sama Afmar, dan bunda juga sangat bangga sekali memiliki seorang anak seperti Afmar, karena Afmar itu pengertian, pintar, dan cepat tanggap." ujar Ilona yang menyemangati Afmar.

"Iyah... bunda, terimakasih, Afmar akan berusaha untuk mengubah diri!" ujar Afmar seraya mengucapkan moto hidup barunya.

"Sebaiknya kamu juga harus membuktikan kata-katamu itu." Arthur tersenyum Tipis mendengar Afmar yang mengatakan moto barunya.

🌻🌻🌻

...♥Bersambung..... lanjut baca Bab 20 yah!, makin kepo ga nih?, Jangan lupa untuk terus suport, dan selalu berikan dukungan terbaik Kalian.♥...

Jangan lupa untuk like + komen + vote & favorit

...づ ̄ ³ ̄)づ...

Jangan lupa mampir ke Novel baru Author yah❤

Judulnya : Cinta Dalam Balas Dendam

Terpopuler

Comments

Ihsan.MIM

Ihsan.MIM

persilahkan beb

2021-12-16

0

Ihsan.MIM

Ihsan.MIM

menegur kak author,ngetik nya jangan sambil begadang gera

2021-12-16

0

Hanifah atun

Hanifah atun

likeee

2021-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal mulai kekacauan
2 Bab 2 Awal dari perpisahan
3 Bab 3 Kelahiran sang anak jenius
4 Bab 4 Rencana menemukan Bunda
5 Bab 5 Kesempatan bagus
6 Bab 6 Tunggu aku bunda
7 Bab 7 Awal dari garis takdir
8 Bab 8 Setelah 10 tahun berpisah
9 Bab 9 Siapa wanita itu Papah?
10 Bab 10 Bunda?
11 Bab 11 Kembalilah!
12 Bab 12 Kenapa dia harus kembali!
13 Bab 13 Awas bunda!
14 Bab 14 Ini adalah salahku
15 Bab 15 Hatiku sudah mulai luluh
16 Bab 16 Terpaksa berbohong
17 Bab 17 Dukungan
18 Bab 18 Tekad
19 Bab 19 Terbangun dari tidur
20 Bab 20 Akan aku satukan kembali
21 Bab 21 Kamu sesungguhnya
22 Bab 22 Akan aku singkirkan keberadaannya
23 Pengumuman untuk pembaca
24 Bab 23 Kecelakaan
25 Bab 24 Bunda!
26 Pengumuman lagi!
27 Bab 25 Akhirnya
28 Bab 26 Best Friends
29 Halo para pembaca setia
30 Bab 27 Akhirnya bunda memanggil
31 Bab 28 Senyuman
32 Bab 29 Kebaikan hati
33 Bab 30 Rio dan Ibu
34 Bab 31 Jangan hawatir
35 Gambaran Wajah para karakter
36 Bab 32 Kejahatan Susan
37 Bab 33 Hancurnya kepercayaan
38 Bab 34 Arthur kau hanya milik ku!
39 Bab 35 Kerja sama
40 Bab 36 Akhirnya kedok mu terbongkar juga!
41 Bab 37 Semuanya akan terbongkar
42 Bab 38 Rencana dimulai
43 Bab 39 Setengah dari rencana
44 Bab 40 Drama mu kalah Susan!
45 Bab 41 Papah kau sangat menyebalkan!
46 Bab 42 Jebakan siapa yang berhasil?
47 Bab 43 Akhirnya
48 Bab 44 Sial
49 Bab 45 Tertangkap basah
50 Bab 46 Susan kejahatan mu sudah berakhir
51 Bab 47 Ilona kembalilah padaku
52 Bab 48 Cintaku telah kembali ke dalam pelukan ku
53 Bab 49 Keputusan yang bagus
54 Demi kebijakan bersama
55 Bab 50 Keluarga sempurna
56 Bab 51 Hari pertama dari kebahagiaan
57 Gambaran wajah karakter part 2
58 Bab 52 Modus punya adik
59 Bab 53 Diam jomblo!
60 Bab 54 Ada 2 konflik?
61 Bab 55 Kenapa, aku baru tahu?
62 Bab 56 Cemburu
63 Bab 57 Sabar aja dulu
64 Bab 58 Bunda maaf
65 Bab 59 Afmar hanya milik bunda
66 Bab 60 Makan malam
67 Bab 61 Apa perlu kita bersandiwara?
68 Bab 62 Semuanya gara gara Afmar
69 Bab 63 Rencanaku pasti berhasil
70 Bab 64 Wah... ide yang bagus
71 Bab 65 Hilang harapan
72 Bab 66 Kebahagiaan keluarga kecil
73 Bab 67 Keluarga kecilku
74 Bab 68 Rencana baru
75 Gambaran wajah karakter part 3
76 Bab 69 Rancangan rencana
77 Bab 70 Sebenarnya apa yang dia rencanakan?
78 Bab 71 Aku sudah menemukan rencananya
79 Bab 72 Makan malam
80 Bab Pengumuman
81 bab 73 Jebakan
82 Bab 74 Maaf jika kisahku menyakitimu
83 Bab 75 Syukurlah tidak ada lagi rahasia
84 Bab 76 Calon buah hati keduaku
85 Bab 77 Positif ?!
86 Bab 78 Mendadak
87 Bab 79 Masa lalu Adira
88 Bab 80 Apakah kamu tau aku masih mencintaimu?
89 Bab 81 Kehidupan bahagia.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Awal mulai kekacauan
2
Bab 2 Awal dari perpisahan
3
Bab 3 Kelahiran sang anak jenius
4
Bab 4 Rencana menemukan Bunda
5
Bab 5 Kesempatan bagus
6
Bab 6 Tunggu aku bunda
7
Bab 7 Awal dari garis takdir
8
Bab 8 Setelah 10 tahun berpisah
9
Bab 9 Siapa wanita itu Papah?
10
Bab 10 Bunda?
11
Bab 11 Kembalilah!
12
Bab 12 Kenapa dia harus kembali!
13
Bab 13 Awas bunda!
14
Bab 14 Ini adalah salahku
15
Bab 15 Hatiku sudah mulai luluh
16
Bab 16 Terpaksa berbohong
17
Bab 17 Dukungan
18
Bab 18 Tekad
19
Bab 19 Terbangun dari tidur
20
Bab 20 Akan aku satukan kembali
21
Bab 21 Kamu sesungguhnya
22
Bab 22 Akan aku singkirkan keberadaannya
23
Pengumuman untuk pembaca
24
Bab 23 Kecelakaan
25
Bab 24 Bunda!
26
Pengumuman lagi!
27
Bab 25 Akhirnya
28
Bab 26 Best Friends
29
Halo para pembaca setia
30
Bab 27 Akhirnya bunda memanggil
31
Bab 28 Senyuman
32
Bab 29 Kebaikan hati
33
Bab 30 Rio dan Ibu
34
Bab 31 Jangan hawatir
35
Gambaran Wajah para karakter
36
Bab 32 Kejahatan Susan
37
Bab 33 Hancurnya kepercayaan
38
Bab 34 Arthur kau hanya milik ku!
39
Bab 35 Kerja sama
40
Bab 36 Akhirnya kedok mu terbongkar juga!
41
Bab 37 Semuanya akan terbongkar
42
Bab 38 Rencana dimulai
43
Bab 39 Setengah dari rencana
44
Bab 40 Drama mu kalah Susan!
45
Bab 41 Papah kau sangat menyebalkan!
46
Bab 42 Jebakan siapa yang berhasil?
47
Bab 43 Akhirnya
48
Bab 44 Sial
49
Bab 45 Tertangkap basah
50
Bab 46 Susan kejahatan mu sudah berakhir
51
Bab 47 Ilona kembalilah padaku
52
Bab 48 Cintaku telah kembali ke dalam pelukan ku
53
Bab 49 Keputusan yang bagus
54
Demi kebijakan bersama
55
Bab 50 Keluarga sempurna
56
Bab 51 Hari pertama dari kebahagiaan
57
Gambaran wajah karakter part 2
58
Bab 52 Modus punya adik
59
Bab 53 Diam jomblo!
60
Bab 54 Ada 2 konflik?
61
Bab 55 Kenapa, aku baru tahu?
62
Bab 56 Cemburu
63
Bab 57 Sabar aja dulu
64
Bab 58 Bunda maaf
65
Bab 59 Afmar hanya milik bunda
66
Bab 60 Makan malam
67
Bab 61 Apa perlu kita bersandiwara?
68
Bab 62 Semuanya gara gara Afmar
69
Bab 63 Rencanaku pasti berhasil
70
Bab 64 Wah... ide yang bagus
71
Bab 65 Hilang harapan
72
Bab 66 Kebahagiaan keluarga kecil
73
Bab 67 Keluarga kecilku
74
Bab 68 Rencana baru
75
Gambaran wajah karakter part 3
76
Bab 69 Rancangan rencana
77
Bab 70 Sebenarnya apa yang dia rencanakan?
78
Bab 71 Aku sudah menemukan rencananya
79
Bab 72 Makan malam
80
Bab Pengumuman
81
bab 73 Jebakan
82
Bab 74 Maaf jika kisahku menyakitimu
83
Bab 75 Syukurlah tidak ada lagi rahasia
84
Bab 76 Calon buah hati keduaku
85
Bab 77 Positif ?!
86
Bab 78 Mendadak
87
Bab 79 Masa lalu Adira
88
Bab 80 Apakah kamu tau aku masih mencintaimu?
89
Bab 81 Kehidupan bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!