"QIAK!!" panggil seseorang dari arah gerbang yg terbuka. Qia dan Vano menoleh bersamaan ke arah cowok yg berdiri disana.
"lo darimana aja kampret?! pegel gue nyari dari tadi!!" omel Rizal berkacak pinggang setelah berada di samping Qia dan Vano.
"nih beli Hp" ucap Qia menunjukan paper bag nya.
"lah lo ganti Hp lagi? kenapa lagi? jatoh lagi pas balapan atau lo berant- ARGHHHH" tanya Rizal nyerocos yg langsung berganti menjadi jeritas kesakitan karena Qia menginjak asal kaki nya yg sudah tak terbungkus sepatu. ia hanya memakai sandal rumahan karena sebelum ke rumah Qia, Rizal sudah pulang terlebih dahulu.
Vano memicingkan mata curiga melihat kejadian ini.
'balapan? berantem? siapa sih nih cewek satu' batin Vano bertanya-tanya.
"woy kak! udah ngapain masih disini heh?!" panggil Qia menepuk-nepuk motor depan Vano. Vano menoleh bersamaan dengan Rizal.
"ELO?!" pekik kedua nya bersamaan. Qia mengeryitkan alis heran.
"Vano lo ngapain sama sepupu gue?" tanya Rizal.
"lah ini cewek rese sepupu lo? berarti yg kemaren ke AIRLANGGA itu elo dong?" tanya balik Vano. Rizal mengangguk. Vano lalu turun dari motor ya dan berpelukan ala cowok dengan Rizal.
"apa kabar bro? lama banget ga touring bareng" tanya Rizal akrab.
"baik lah alhamdulillah, gampang deh next long weekend kita bikin acara colab lagi" jawab Vano enteng. Qia hanya bisa diam menyimak.
"kak izal kenal?" tanya Qia. Rizal mengangguk.
"dia kan ketua Ghosterion Qi, lo lupa ya? eh lo ga ikut touring sih waktu itu! siapa suruh lo ngilang mulu tiap weekend" sahut Rizal. sekarang gantian Vano yg menyimak perdebatan di dunia persepupuan itu.
"btw tangan lo udah enakan apa belum? yodah yuk masuk biar gue ganti plester nya" ajak Rizal. Vano entah sejak kapan sudah kembali nangkring di atas motor nya.
"ga usah, nanti malam aja sekalian mau tidur" tolak Qia malas. Rizal menajamkan tatapan nya pada Qia.
"btw itu kenapa kalo gue boleh tau zal?" tanya Vano kepo. karena Qia tadi tak menjawab pertanyaan nya sampai tuntas.
"oh ini semalem dia nolongin ibu-ibu kena begal gitu kata nya... kesabet pisau tangan nya" ucap Rizal membuat Vano membulatkan mata nya.
"ah udah udah cerita mulu!! kak Vano pulang sana udah sore tuh" usir Qia tak sabaran. Vano mengangguk lalu menyalakan mesin motor nya.
"eh kak" panggil Qia. Vano yg tadi sudah menarik gas nya kecil pun menoleh karena posisi nya sudah berada sedikit di depan Qia.
"thanks, hati-hati di jalan" pesan Qia. Vano mengangguk di balik helm full face dan di balik otak nya yg tengah berfikir keras tentang kejadian Qia yg mirip dengan cerita mama nya semalam.
"ciyeeeee perhatian amat sama Vano. lo naksir sama dia ya?" ledek Rizal menyenggol-nyenggol lengan Qia.
"apaan si? ga lucu!" ketus Qia lalu masuk ke dalam rumah mendahului Rizal. tanpa mereka sadari, ada seorang cowok seumuran Rizal yg sedang menatap benci ke arah mereka semenjak ada Vano tadi. cowok tampan berseragam sekolah dengan logo khas SMA GARUDA itu memukul helm di depan nya dengan kesal.
"ga ada yg boleh deketin Qia selain gue! termasuk lo Vano, ketua Ghosterion sial*n itu!!" ucap cowok itu penuh dendam. ia lalu melesat pergi dan membatalkan niat nya untuk ke rumah Qia karena ada pawang Qia alias Rizal disana.
......................
kring kring
bel tanda masuk jam pertama di SMA AIRLANGGA berbunyi. semua siswa sudah masuk ke dalam kelas nya masing-masing untuk menanti jatah pelajaran mereka hari ini. tapi tidak bagi seorang Qia. seolah sengaja menulikan telinga nya, bunyi keras dari bel sekolah itu tak ada harga diri nya sama sekali bagi anak satu itu. bukti nya dia tak menghiraukan nya sama sekali.
cewek cantik berambut hitam sedikit kecoklatan itu malah dengan santai nya memejamkan mata di salah satu bangkar UKS.
"gue penasaran, sampe kapan sih gue bisa betah disini? kira-kira harus pindah kemana lagi ya?" tanya Qia pada dirinya sendiri. ia belum bosan membuat keributan di SMA AIRLANGGA.
drtt drtt
📞Rayhanesse is calling....
Qia : woi sialan kemana aja lo?
Rayhan : lah kenapa?
Qia : kenapa? lo ngilang berhari-hari rehaaann kemana aja si?
Rayhan : hahaha bukan nya udah ga sepenting itu ya?
Qia : penting lah, gimana si?
Rayhan : bukan nya sekarang udah ada cowok? berarti udah ada yg nemenin maen dong selain gue
Qia : maksud lo siapa? kak Rizal?
Rayhan : bukan
Qia : ya terus?
Rayhan : cowok yg kemaren nganter pulang
Qia : lah lo tau?
Rayhan : tau
Qia : kemarin itu bukan cowok gue braderr, kakak kelas doang. rese pula
"siapa yg lo bilang kakak kelas rese?" celetuk seseorang dari arah belakang Qia karena posisi duduk nya memang membelakangi pintu UKS. Qia pun menoleh, kedua mata nya menangkap sketsa wajah si tampan Vano.
"nyaut mulu" ketus Qia. Vano mengendikkan bahu nya acuh, tapi Qia menangkap ada sedikit luka merah kebiruan di wajah tampan Vano yg membuat nya tidak terlihat mulus seperti biasa nya.
"ngapain disini?" tanya Vano.
Rayhan : siapa tuh?
Qia : cowok rese yg kemarin... han udah dulu ya, gue ada perlu nih
Rayhan : oh ya udah kalo gitu, selamat berpacaran
Qia : huss ngawur!!
Rayhan : hahahah
tut tut...
Rayhan lalu memutuskan sambungan telepon itu. Qia tidak tau kalau di balik tawa renyah penuh ledekan dari Rayhan itu ternyata tersimpan sebuah dendam untuk Vano dan tentu untuk siapapun laki-laki yg berani mendekati Qia. itulah alasan kenapa sampai sekarang Qia masih saja single, kalau hanya sekedar dekat atau disukai Qia adalah jago nya. tapi tak ada yg bisa mendekati Qia sampai mencapai garis finish karena mereka semua terhalang oleh Rayhan yg lebih dulu menyingkirkan mereka karena bagi Rayhan, Qia adalah untuk nya dan hanya untuk nya.
"lo ngapain disini?" tanya Vano masih berdiri di ambang pintu UKS. Qia mengeryitkan alis.
"bolos lah, masa nanem cabe" jawab Qia.
"oh" jawab Vano cuek. Qia lalu beringsut turun dari bangkar nya dan menuju Vano.
"muka lo kenapa? habis di gebukin warga sekampung? lo habis maling ayam?" tanya Qia ngawur bin ngelantur. Vano mengendikkan bahu nya acuh.
"kepo!" sahut Vano.
"eh eh mau kemana woy" pekik Vano kaget karena Qia menarik nya masuk.
Qia kemudian menarik lengan Vano dengan paksa dan menyuruh Vano duduk di bangkar bekas tempat nya tadi. tanpa sepatah kata pun, Qia berlalu menuju lemari kaca UKS, terdapat beberapa obat-obatan kecil disana. Qia mengambil kotak P3K lalu di bawa mendekat kembali ke arah Vano.
"lo mau apaan bawa gituan?" tanya Vano heran. Qia mengangkat tingi-tinggi kotak P3K itu.
"mata nya katarak mas? ga bisa liat gue bawa apaan?" tanya balik Qia.
"tapi buat apaan?" tanya Vano lagi. Qia menarik kursi di samping nya untuk duduk.
"buat makan! ya buat ngobatin luka lo lah" sahut Qia masih dalam mode garang nya. Vano menepis tangan Qia yg ingin menyentuh sudut bibir nya dengan handuk putih kecil yg sudah di celupkan ke air sebelum nya.
"ga usah, gue ga papa" tolak Vano. Qia menatap tajam ke arah nya, tak jauh berbeda dengan Vano yg keras kepala. Qia juga tidak suka penolakan, apalagi disaat mood nya sedang baik.
"diem bisa ga? gue obatin gratis! ga usah khawatir" ketus Qia kekeuh.
"cuma luka gini doang sih enggak ada efek nya, jadi ga usah" tolak Vano tak kalah kekeuh.
"heh! denger ya kak Vano yg galak dan keras kepala.... dimana-mana yg namanya luka lebam gini ya harus di obatin! bukan nya ngalasan bilang enggak apa-apa" ucap Qia tegas tak mau di bantah.
"gue bilang ga-"
"sssstttt diem! ga usah bawel!!" potong Qia meletakan jari telunjuk nya di bibir tipis Vano. Vano menelan ludah nya susah payah karena sikap Qia yg bisa di katakan berani.
'sialan dia cewek pertama yg berani ngelewatin batas nya sama gue' batin Vano berdecak panik.
"udah ya diem bisa kan? gue ga lagi nyari ribut kok.. cuma ga bisa liat orang lain terluka doang" ucap Qia sambil melanjutkan menekan-nekan pelan bekas lebam di sudut bibir Vano dengan handuk tadi. Vano mengangguk pasrah.
"hmm"
Qia dengan telaten mengobati luka lebam di sudut bibir Vano, lalu beranjak ke kening Vano yg juga sedikit terluka dan mengeluarkan darah segar yg sudah membeku di tempat nya.
'care juga kalo di pikir-pikir, bisa jadi penyayang dan lembut juga. enggak kek kemaren-kemaren yg galak dan ngajak ribut terus' batin Vano yg dengan kesadaran penuh mulai terpesona dan kagum dengan Qia. adik kelas yg baru ia temui 4 hari ini.
"nah habis ini kelar deh!" ucap Qia finally sambil menempelkan plester di sudut kening Vano. Vano melirikkan bola mata nya ke atas kening lalu tanpa sengaja kedua sorot mata hitam pekat itu bertemu dengan tatapan mata Qia yg tampak cantik kalem, tidak memancarkan aura galak dan kesal seperti biasa nya.
"cantik" lirih Vano refleks. jarak kedua nya memang lumayan dekat karena Qia masih berada di tempat awal ia memasang plester tadi.
"apa?" tanya Qia yg mendengar sayup-sayup kata 'cantik'.
"eh nggak... nggak apa-apa" elak Vano gugup. Qia mengendikkan bahu nya acuh lalu beringsut memundurkan diri nya dari Vano.
"udah selesai" ucap Qia lalu menyabet tas nya.
"eh mau kemana?" tanya Vano mencekal lengan Qia yg hendak berbalik pergi.
"balik ke kelas" jawab Qia singkat. ia hendak berbalik lagi tapi Vano juga menarik nya lagi.
"apaan lagi? luka lo masih sakit?" tanya Qia mendengus kesal karena terus ditarik-tarik oleh cowok yg sudah berstempel 'galak' oleh nya itu.
"enggak, cuma mau bilang makasih doang" ucap Vano. Qia mengangguk.
"iya" jawab Qia. Vano tersenyum samar.
"udah kan ngomong nya?" tanya Qia menaikkan sebelah alis. Vano mengangguk.
"udah"
"terus tangan gue?" tanya Qia sambil melirik pergelangan tangan nya yg masih di genggam erat oleh Vano. Vano yg sadar langsung melepaskan nya.
"pergi ya pergi aja, ngapain masih berdiri disini?" tanya Vano tanpa dosa.
"dih orang jelas-jelas elo yg ngehalangin gue tadi" jawab Qia memutar bola mata nya malas.
"ya udah sana balik kelas! hussss" suruh Vano mengusir Qia. Qia menarik nafas nya dalam untuk menekan emosi yg selalu terpancing tiap dia dekat-dekat dengan Vano.
"au ah!!" ketus Qia lalu pergi meninggalkan ruang serba putih itu. mereka sama-sama tak menyadari kalau sedari tadi ada tiga pasang mata yg mengawasi mereka dari jendela UKS. ketiga orang biang rusuh itu segera menyingkir dan bersiap menunggu Qia di koridor tangga menuju lantai dua karena UKS berada di lantai satu.
...****************...
"Qia ga masuk apa gimana Rat?" tanya Deeva.
"masuk, orang gue lihat plat mobil nya tadi" jawab Ratu.
"gue telfon ga nyambung juga" sahut Manda menunjukan layar Hp nya pada Ratu dan Deeva.
"jangan-jangan plat mobil yg lo maksud itu salah kali Rat... masa iya nomor plat cuma ada punya dia doang" tanya Deeva lagi. Ratu menggeleng.
"enggak mungkin salah Deevaaaaaa.... plat mobil Qia itu unik, B Q1A P. ga mungkin ada yg nyamain" jawab Ratu kekeuh.
"apa kita cari dia aja? ke kantin atau ke GOR gitu? habis ini kan ada anak basket tanding sama SMA ARWANA. siapa tau Qia udah stand by disana mau nonton kak Vano ahhahaha" usul Manda bersemangat. Deeva mengangguk setuju.
"bilang aja sekalian lo mau ngajakin kita nonton kak Bagas and the geng kan?" tebak Ratu. Manda nyengir karena memang benar ada nya.
"LO JADI JUNIOR NYOLOT BANGET YA!!" teriakan melengking itu sampai memenuhi atmosfer kelas. terdengar sangat jelas dan nyaring.
"eh apaan tuh?" pekik salah seorang anak MIPA 5 yg tempat duduk nya paling dekat dengan pintu.
"kak Sarah sama geng nya lagi ngelabrak orang tuh woy!!" pekik yg lain lagi. Ratu, Deeva dan Manda saling tatap. tentu saja mereka penasaran ada apa lagi dengan geng kakak kelas perusuh itu.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA KAK🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Kirana
lanjut
2021-09-18
1
kenma😷😷
nexttttt
2021-09-17
1
Ainur Cutee
rusuh terusssssssss,,,
2021-09-17
1