Sera kembali menutup hatinya untuk Ardan, awalnya dia sudah mulai membuka hati demi Saina tetapi setelah mendengar pernyataan Vena, Sera memilih untuk fokus pada pendidikan dan Saina saja.
Sore hari Sera masih menunggu ojek online tetapi belum datang juga,sedangkan *********** sudah kencang penuh susu, perasaanya semakin gelisah memikirkan Saina.
Ketika menunggu tampak mobil Ardan berhenti didepannya, Ardan membuka kaca mobilnya.
" Masuk Ser...." perintah Ardan.
Sera tetap bergeming, rasanya malas harus berhadapan dengan manusia dihadapannya saat ini.
" Buruan Ser....kamu buang dulu rasa egois kamu,demi Saina".
Mendengar nama anaknya disebut, Sera langsung masuk dan menyuruh Ardan sedikit lebih cepat.
" Kamu kenapa sih Ser, gelisah dari tadi? " tanya Ardan begitu melihat Sera tampak gelisah dengan wajah pucatnya.
" Bisa lebih cepet ngga sih Dan, dada aku sakit banget " pinta Sera sambil menahan sakit.
" Maksud kamu? " tanya Ardan bingung.
" Payudara aku susunya udah full dan harus segera menyusui,ini sakit banget Dan kalau ngga buru-buru aku bisa sakit "Sera memelas.
" Apa bisa aku bantu Ser?".
" Apa? buruan jalan Daaaaan aku udah ngga kuat sakit banget ".
Ardan segera melajukan mobilnya kencang kerumahnya, setelah sampai Sera langsung berlari mencari Saina.
" Mama...dedek dimana?" tanya Sera pada Mama mertuanya.
" Saina bobo sayang, kenapa?"jawab mertuanya dari dapur.
Tanpa menjawab pertanyaan Mama mertuanya, Sera langsung keatas menemui putrinya.
Dilihat putrinya sedang terlelap diranjangnya, Sera segera menghampirinya lalu memeluk Saina sambil menciumi pipinya berharap Saina bangun dan meminta asi padanya.
Tetapi Saina justru makin terlelap dengan mulut menganga,membuat Sera pasrah lalu mengambil mesin pompa asi.
Ardan yang baru masuk menyaksikan Sera yang masih memakai seragam langsung memompa asinya, terbesit rasa bersalah dihatinya, entah mengapa melihat pemandangan itu membuatnya sangat terharu.
" Dedek bobo ya Ser" tanya Ardan sambil merapikan bukunya.
Sera enggan menjawab, dia masih fokus memompa asinya.
Ardan menatap keindahan itu dari balik kaca dimeja rias istrinya.
" Aku minta maaf Ser....aku ngga mau kamu salah paham, hubungan aku sama Vena itu ngga seperti yang kamu kira, Vena yang mengklaim bahwa dia pacar aku tapi aku ngga pernah mau sama dia karena ada hati yang aku jaga....aku punya kamu dan Saina, kalian prioritas aku, aku berusaha sembuh dari badboy aku demi kamu Ser....kalimat yang kamu tanyakan diruang bersalin itu murni dari hati aku"..Ardan menjeda ucapannya.
" Aku sayang kamu Ser....I Love You , aku cinta kamu, aku cinta Saina" lanjut Ardan sambil memandang Sera yang masih sibuk memompa asinya.
Sera terdiam hingga Saina menangis meminta asi, " Dedek haus ya....sini mimik dulu sama Mommy ya" ucap Sera sambil menggendong bayi gembulnya lalu mulai menyusuinya.
Ardan melihat pemandangan haru itu dengan tatapan sendu dan senyuman yang sulit diartikan.
" Dedek mimik yang banyak ya, kalau ngga mau mimiknya Daddy ambil lho".
Saina pun merasa terancam langsung menggigit keras puncak payudara Sera.
" Auuuch....dedek pelan-pelan dong sayang, ngga usah dengerin Daddy ya...." pekik Sera.
" Kamu ngapain sih ngomong kaya gitu sama anak sendiri, seneng kalau dedek gigit aku hah?"Sera marah pada suami tengilnya.
" Hehehe....namanya juga usaha Ser....kali aja bakal dikasih beneran ".
" Ngga ada....ngga usah ngaco kamu! " bentak Sera.
" Yakin Ser...kamu ngga mau kasih ke aku?" tanya Ardan sambil menaik turunkan alisnya.
Sera menatap jengah pada Ardan lalu kembali fokus ke Saina yang masih asih menghisap sumber kehidupannya.
Ardan maju kearah Sera lalu memeluk Sera dari belakang, seketika Sera mematung, bayangan malam menyakitkan itu muncul lagi, Sera menepis tangan Ardan agar melepas pelukannya.
" Sesek Dan lepas ".
" Biar seperti ini dulu Ser....aku pria normal meski aku masih SMA tapi aku sudah memiliki seorang putri, aku udah menahan lama Ser, apa kamu ngga mau kasih aku kesempatan? mungkin aku selama ini terlalu cuek tapi aku sayang kamu Ser, apalagi melihat perjuangan kamu melahirkan dedek,rasanya ngga ada wanita lain yang bisa menggeser kamu dari hatiku ".
" Kamu hari ini makan apa sih? banyak banget gombalnya" sungut Sera kemudian dia memindahkan baby pipi bulat ke box bayi disamping ranjangnya.
Lalu Sera beranjak dari hadapan Ardan tetapi tangannya ditarik oleh Ardan hingga badannya jatuh menimpa suami tengilnya itu.
Jatung keduanya berdegup kencang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments