Pagi itu kinan dan alvin keluar dari kamar nya,mereka menuruni anak tangga satu persatu,saat itu kinan memasang wajah cemberut sementara alvin mengembangkan senyuman di wajah nya.
'Dasar mesum,pagi pagi pun melakukan hal itu' gumam kinan dalam hati.
Kinan dan alvin di sambut oleh nyonya nuna dan devan yang sudah duduk di meja makan,kinan tersentak kaget melihat devan yang kini telah rapi mengenakan seragam sekolah.
"Devan mau kemana sayang ?" ujar kinan.
"Ya tentu saja bersekolah,emang nya kamu tidak memberi pendidikan terhadap anak mu !!" sahut alvin.
"Untuk makan saja susah,bagaimana aku mau menyekolahkan nya lagi" ujar kinan sembari menyuapkan sepotong roti dengan selai coklat ke dalam mulut nya.
"Semiskin itu ternyata kamu dulu ?" tanya alvin.
"Cerita nya panjang" sahut kinan singkat.
Pagi itu secara langsung kinan dan alvin sendiri yang mengantar devan untuk melakukan pendaftaran ke sekolah baru nya.
Awal nya pihak sekolah menyuruh devan untuk memulai dari kelas 1,tetapi saat devan menunjukan kepintaran nya kepala sekolah itu pun memandang devan dengan takjub,bagaimana mungkin anak seumuran nya hanya dalam waktu 5 menit ia mampu menjawab 20 soal yang terbilang sangat sulit.
Walaupun devan tidak bersekolah selama ini tapi kinan selalu mengajarkan nya banyak materi pelajaran,jadi devan sudah sangat terbiasa dalam mengerjakan soal soal tersebut.
"Wahh,, anak tuan alvin sungguh sangat pintar sama persis seperti ayah nya" ujar kepala sekolah tersebut.
"Tentu saja,kamu fikir keluarga fernando pernah melahirkan keturunan yang dungu" sahut alvin.
"Tentu saja tidak tuan,keluarga fernando memang selalu melahir kan bibit unggul"
"Tanpa kau beritahu aku juga sudah tahu,sekarang bagaimana ? Anakku bisa langsung loncat ke kelas berapa ?"
"Untuk ukuran kepintaran nya langsung lulus juga bisa tuan,tetapi dia juga perlu pengalaman belajar di sekolah ini jadi dia harus memulai nya dari kelas 5"
"Oke bagus,aku suka cara berpikirmu"
Kinan merasa bangga melihat anak nya yang mendapat pujian dari kepala sekolah,selama ini ia tidak salah mendidik anak sampai devan tumbuh menjadi anak yang baik dan juga pintar.
"Sekolah yang rajin ya nak,mama pulang dulu" ujar kinan sembari mengelus lembut kepala devan.
"iya,mama hati hati ya" ujar devan sembari mencium punggung tangan ibu nya.
"Ayolah,salim aku juga aku ini papa mu" ujar alvin yang menyodor kan tangan nya.
Mau tidak mau devan juga mencium punggung tangan alvin dengan malasnya.
Alvin dan kinan pun berlalu pergi meninggal kan devan bersama sang kepala sekolah,dan devan pun diajak untuk masuk ke kelas nya agar ia bisa langsung bisa mengikuti proses belajar mengajar.
Saat devan baru melangkahkan kaki nya masuk semua mata teman teman nya langsung tertuju pada nya,apalagi anak anak perempuan di sana yang teriak histeris melihat seorang anak baru yang sangat tampan akan bergabung dengan mereka.
Suasana kelas menjadi bising seketika karena kehadiran devan,anak anak perempuan di sana mulai banyak melontarkan pujian dan bahkan gombalan bagaikan orang dewasa.
Anak zaman sekarang memang terlalu cepat tumbuh,masih Sekolah dasar juga sudah mengerti yang namanya pacaran dan cinta,sedangkan devan merasa geli dengan hal itu,karena yang selama ini ia tahu hanyalah latihan bela diri,atau pun berkelahi.
"Ayo perkenalkan dirimu nak" bu guru mempersilahkan devan.
"Terimakasih bu,halo semua nya nama saya devan al-faris umur saya 8 tahun semoga teman teman dapat menerima saya di sini" ujar devan memperkenal kan diri.
Teman teman nya merasa tidak percaya karena devan paling muda di antara mereka,dengan umur nya yang segitu tetapi ia sudah kelas 5 padahal anak yang lain nya jika masih berumur 8 tahun masih duduk di kelas 3.
"Silahkan duduk disana devan" ujar bu guru.
"Terimakasih bu" sahut devan.
Semua anak perempuan berebut untuk duduk bersama devan,tetapi keberuntungan tidak memihak mereka ,devan duduk sebangku bersama gadis tomboy yang sedang tidur saat itu.
Pelajaran pun dimulai seperti biasa nya,devan yang merasa risih melihat teman sebangku nya itu tidur akhir nya pun mencoba membangun kan nya,tetapi bukan rasa terimakasih yang ia dapatkan gadis itu malah mengamuk dan membuat semua mata tertuju pada mereka.
"Apaan sih,ganggu aja!! Gak usah sok care deh" ujar gadis itu.
Devan menelan saliva nya dengan kasar,baru kali ini ia melihat gadis yang terlihat seperti berandalan,wajah gadis itu terbilang cantik tetapi di wajah nya terdapat banyak tindikan dan rambut nya juga berwarna warni bagaikan pelangi,devan merasa sangat aneh melihat nya.
"Uda devan jangan di bangunkan kalau si alifah sedang tidur,kamu nanti malah dihajar dia tahu" ujar anak perempuan yang duduk di depan devan.
"Ohh,aku gak tahu" sahut devan.
"Bokap nya alifah itu seorang mafia,kamu jangan coba coba buat berurusan dengan nya" bisik teman nya lagi.
"Mafia itu apa ?" tanya devan dengan polos nya.
"Kamu gak tau mafia ??" devan menggelengkan kepala nya dengan pelan saat mendapat pertanyaan dari teman yang baru ia kenal.
"Mafia itu yang bekerja di dunia gelap loh,yang suka berantem,bunuh bunuh orang gitu lah"ujar teman nya lagi.Devan pun mengangguk mengerti,seperti nya ia mendapat teman satu bangku yang pas dengan diri nya.
********
Devan melalui hari hari nya di sekolah dengan damai,berbagai pujian dari teman dan juga guru nya ia dapatkan,ditambah lagi dengan surat cinta yang menggunung di atas meja nya,devan tidak pernah membaca surat surat cinta tersebut ia selalu membuang nya begitu saja saat menerima nya.
Pagi itu devan di antarkan oleh alvin sekalian ia berangkat ke kantor.Baru saja devan melangkah keluar dari mobil,tiba tiba saja sudah ada seorang anak perempuan yang menghampirinya dan memberikan setangkai bunga dan surat berwarna merah muda,devan menerima nya dengan senang hati sembari mengulas senyum di bibir nya tetapi saat anak perempuan itu telah pergi devan langsung membuangnya ke tong sampah.
Alvin menyeringai melihat sikap anak nya,ia bangga dengan anak nya yang menjadi primadona tetapi tetap terlihat keren dan tidak murahan.
"Rey,lihat lah anak ku dia sama seperti ku menjadi idola di kalangan gadis gadis" ujar alvin dengan sedikit menyunggingkan senyuman di bibir nya.
"Tuan muda kecil memang sangat tampan,tidak heran jika ia menjadi idola" ujar rey.
"Tentu saja,apa kau tidak lihat papa nya juga tampan?"
"Iya tentu saja tuan ku memang sangat tampan".
"Sudah lah jangan terlalu memujiku,aku tidak akan menaikkan gajimu lagi ,sekarang cepat ke kantor"
"Baik tuan"
Rey pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,mereka harus segera sampai ke kantor karena hari ini ada rapat penting,dan tidak boleh sampai terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sazia Almira Santoso
tu kan enak akur gak beratem teros
2021-09-13
2