Menemui Dia

Seperti biasa Darren menginjakkan kakinya di kantor walau hanya sebentar.

"Bagas ada jadwal apa aku hari ini?" tanya Darren kepada asistennya.

"Hari ini jam 8 anda janji dengan nona Bianca untuk sarapan dengannya tuan," jawab Bagas sambil menscroll tabletnya.

"Lalu?" tanya Darren lebih lanjut.

"Oh ya jam 10 anda janji menemui anak kembar itu tuan," Bagas mengingatkan.

"Emm baiklah mungkin mereka bisa memberikan aku petunjuk," gumam Darren.

"Kalau begitu batalkan janji dengan Bianca, hari ini aku mau menemui anak-anak itu saja." titah Darren kepada Bagas.

"Seenaknya saja membatalkan janji kalau ujung-ujungnya saya yang kena semprot pacarnya, arrgh..." batin Bagas dalam hati. Bagas menghembuskan nafas kasar.

"Siapkan mobil di mana aku akan bertemu dengan mereka?" tanya Darren sambil berjalan keluar kantor. Bagas selalu setia mengikutinya.

"Saya sudah pesankan tempat duduk di sebuah kafe tuan," jawab Bagas yang sempat tertinggal karena jalan Darren yang begitu cepat.

"Ayo lambat sekali jalanmu," protes Darren.

"Baik tuan," jawab Bagas yang berusaha menyamakan langkah dengan bosnya itu.

Sesampainya di luar mobil Darren sudah menunggu di halaman kantor. Bagas membukakan pintu untuk Darren. Kemudian menuju kursi kendali mobil. Kali ini Darren tidak di antar sopir. Dia ingin Bagas yang menyetir.

Telepon Darren pun berbunyi. Di layar telepon tertulis nama Bianca.

"Gas kenapa Bianca meneleponku, apa kau sudah membatalkan janjiku dengannya?" tanya Darren.

"Sudah tuan," jawab Bagas.

"Mungkin dia tidak terima, ya sudahlah aku akan mulai memutuskan mereka satu per satu, aku hanya ingin fokus dengan satu wanita."

Bagas yang mendengar pernyataan Darren pun kaget.

"Ah masak?" batin Bagas

Kini Darren menginjakkan kakinya di sebuah kafe tempat di mana dia akan bertemu dengan Julian dan Jaden.

Darren pun menduduki kursinya. Bagas tetap berdiri di samping bosnya. Selang beberapa saat dua orang anak laki-laki kembar melangkahkan kakinya ke arah Darren.

Darren menyambutnya. "Ini kali kedua kita bertemu ada apa anak kecil?"

"Bolehkah kami duduk?" Julian meminta izin dengan sopan.

"Tentu, duduklah. Bagas panggil pelayan pesankan kami makanan," titahnya kepada Bagas.

"Baik tuan muda," Bagas mengangguk.

"Tidak kami ke sini bukan untuk makan tuan," sahut Jaden.

"Santailah nak, apa maksud kalian menemuiku?" tanya Darren

"Sebenarnya kami penasaran kenapa wajah kami mirip denganmu tuan?" tanya Julian.

"Aku sendiri tidak mengerti bocah," batin Darren.

"Apakah mungkin kau ayah kami?" Julian langsung menembak pertanyaan.

"Apa? Apa bocah ini sedang mencari ayahnya?" Darren masih berpikir.

"Apa kau tidak punya ayah nak?" tanya Darren.

"Aku tidak mengenal ayahku sejak kecil tuan, kami pernah mendengar pembicaraan antara mommy dengan nenek kami kalau ayah kami tinggal di Indonesia karena itulah kami bertolak dari Perancis," terang Julian.

"Apa ibumu tidak pernah bercerita kepadamu?" tanya Darren lagi.

Kedua anak kecil itu hanya menggelengkan kepalanya. Mereka tampak sedih karena mereka tidak memiliki ayah seperti teman-teman sebayanya.

"Lalu apa yang kalian mau dariku anak kecil?" tanya Darren lebih lanjut.

"Tuan maukah kau melakukan tes DNA agar kami tahu anda ayah kami atau bukan?" Julian meminta izin dengan sopan.

"Sejujurnya kami ingin bisa bersekolah seperti anak-anak lain, mommy pernah mendaftarkan kami ke sekolah tapi karena kami tidak memiliki akta kelahiran maka kami belum bisa diterima," Jaden terlihat lesu menjelaskan maksudnya pulang ke Indonesia.

"Apakah hanya karena itu?" tanya Darren.

"Tidak tuan kami juga merindukan sosok ayah, aku sering merasa iri ketika melihat temanku yang sedang bermain dengan ayah mereka," kata Jaden.

"Kami janji kalau hasilnya negatif kami tidak akan mengganggu tuan lagi." Julian mengangkat jarinya membentuk huruf V.

Darren melihat mata anak kembar itu sedang berkaca-kaca seolah mengatakan "turuti perintah kami"

"Baiklah ayo kita ke rumah sakit," Darren beranjak dari tempat duduknya.

"Bagas atur semuanya," titah Darren.

"Baik tuan," jawab Bagas.

Lalu bertemu dengan dokter yang akan melakukan tes DNA.

"Selamat siang tuan bagaimana siap menjalani tes DNA?" tanya dokter dengan ramah

"Dok berbahayakah untuk anak seusia mereka?" tanya balik Darren

"Tidak tuan, saya pastikan aman," kata dokter

Setelah itu mereka melakukan serangkaian proses tes DNA. Setelah selesai dokter pun berkata," Hasilnya akan keluar 2 minggu lagi tuan."

"Apa?? Lama sekali, percepat hasilnya kalau bisa besok aku mau tahu hasilnya, soal biaya tidak masalah," Darren memberi perintah.

"Baik tuan setelah kami selesai kami akan hubungi asisten tuan," kata dokter

"Om antarkan kita pulang kalau urusannya sudah selesai," rengek Jaden. Nampaknya mereka kelelahan.

"Bagas ayo kita pulang," Bagas mengangguk kemudian mengekori Darren di belakang.Jaden dan Julian pun berjalan bersama.

Sementara itu Celine yang habis merapikan isi apartemen barunya berfikir untuk belanja di minimarket agar bisa memasakkan sesuatu untuk si kembar.

Saat Celine berada di luar apartemen, Celine melihat anak-anaknya turun dari mobil.

"Jaden,Julian" panggil Celine kepada anaknya.

"Mommy," mereka memeluk Celine bersamaan.

"Bagaimana? jadi ketemu orang yang mau endorse kalian?" tanya Celine lebih lanjut.

"Jadi mom, mom kita lapar," Julian mengelus perutnya.

"Kebetulan mommy mau keluar bagaimana kalau kita sekalian makan di luar," ajak Celine.

"Mom aku dengar ada makanan yang namanya bakso, bagaimana rasanya mom, kami ingin mencicipinya," Celine ingat waktu itu Celine hendak membelikan bakso sayang kejadian tawuran beberapa waktu lalu membuat bakso yang dibelinya terjatuh.

"Oke bos kita beli bakso," Celine melepaskan senyum

"Asyiikk..." seru Jaden dan Julian.

Mereka pun pergi meninggalkan apartemen.

Di tempat lain Darren yang sudah sampai di ruang kerjanya menanyakan informasi tentang Celine pada asistennya.

"Gas mana informasi tentang Celine," tanya Darren

"Ini tuan silahkan baca berkas ini, semuanya tertulis di situ," Bagas menyodorkan map berisi informasi mengenai Celine.

"Jadi dia pindah ke Perancis 6 tahun lalu tepat setelah kejadian malam itu, aku semakin yakin kalau Celine memang wanita yang selama ini aku cari," batin Darren yang masih memegang map sambil duduk di kursi kebesarannya.

Kemudian Darren mengambil sebuah kotak lalu membukanya. Isi dalam kotak itu adalah sebuah anting dengan bandul bintang sama seperti kalung yang dikenakan Celine.

"Ini aku temukan di kemejaku 6 tahun lalu, dan waktu itu aku melihat bandul bintang yang sama seperti yang kau pakai Celine," Darren berkata dalam hati.

"Besok kau coba hubungi lagi pihak rumah sakit agar aku bisa segera tau hasilnya," titah Darren

"Baik tuan," Bagas mengangguk.

"Oya, Gas jangan sampai orang lain dengar kalau aku melakukan tes DNA," kata Darren.

"Baik tuan," jawab Bagas.

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

lancarr jaya

2023-01-07

0

Dian Chua

Dian Chua

Mantaaappp

2021-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Itu
2 Di DO dan Diusir
3 Si Kembar
4 Siapa Mereka
5 Pertemuan di rumah Danz Smith
6 Bertemu di Lift
7 Kekesalan Celine
8 Insiden
9 Apartemen Baru
10 Menemui Dia
11 Rahasiakan Dulu
12 Bucin
13 Menemui Calon Mertua
14 Jaden Rindu Daddy
15 Jujur
16 Kepulangan Jaden ke Apartemen
17 Terima Aku
18 Mengajak Pergi ke Undangan
19 Datang di saat yang Tepat
20 Menyusun Rencana
21 Mengambil Hati
22 Kakak vs Adik
23 Usaha Penculikan
24 Pabrik Tua
25 Mode Penyelamatan
26 Pengorbanan Devon
27 Menangkap Dalang
28 Julian dan Jaden
29 Menjenguk Celine
30 Kepulangan Celine
31 Kebaikan Hati Celine
32 Tinggal Bersama
33 Cantik
34 Menang Banyak
35 Live Streaming
36 Apa Dia Marah?
37 Aku Belum Bisa Move on
38 Manis
39 Pulang Bersama
40 Surprice
41 Insiden Kecil
42 Sandal Jepit
43 Laki-Laki Misterius
44 Ibu Mertua
45 Ayahmu Masih Hidup
46 Flashback ON
47 Melamar
48 Bertemu Ayah
49 Aku Datang
50 Dia Ayahku
51 Kenapa Tidak Cemburu
52 Seminggu Lagi
53 Hampir Gagal Menikah
54 Bukan Kali Pertama
55 Ke Sekolah
56 Kopi Asin
57 Desa Hamparan
58 Mabuk
59 Kecelakaan
60 Patung Berjalan
61 Jalan Kenangan
62 Amnesia
63 Kami Merindukanmu
64 Tampang Boros
65 Keseruan Keluarga Danz Smith
66 Hujan
67 Berkumpul
68 Morning Kiss
69 Keguguran
70 Pulang Kampung
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Malam Itu
2
Di DO dan Diusir
3
Si Kembar
4
Siapa Mereka
5
Pertemuan di rumah Danz Smith
6
Bertemu di Lift
7
Kekesalan Celine
8
Insiden
9
Apartemen Baru
10
Menemui Dia
11
Rahasiakan Dulu
12
Bucin
13
Menemui Calon Mertua
14
Jaden Rindu Daddy
15
Jujur
16
Kepulangan Jaden ke Apartemen
17
Terima Aku
18
Mengajak Pergi ke Undangan
19
Datang di saat yang Tepat
20
Menyusun Rencana
21
Mengambil Hati
22
Kakak vs Adik
23
Usaha Penculikan
24
Pabrik Tua
25
Mode Penyelamatan
26
Pengorbanan Devon
27
Menangkap Dalang
28
Julian dan Jaden
29
Menjenguk Celine
30
Kepulangan Celine
31
Kebaikan Hati Celine
32
Tinggal Bersama
33
Cantik
34
Menang Banyak
35
Live Streaming
36
Apa Dia Marah?
37
Aku Belum Bisa Move on
38
Manis
39
Pulang Bersama
40
Surprice
41
Insiden Kecil
42
Sandal Jepit
43
Laki-Laki Misterius
44
Ibu Mertua
45
Ayahmu Masih Hidup
46
Flashback ON
47
Melamar
48
Bertemu Ayah
49
Aku Datang
50
Dia Ayahku
51
Kenapa Tidak Cemburu
52
Seminggu Lagi
53
Hampir Gagal Menikah
54
Bukan Kali Pertama
55
Ke Sekolah
56
Kopi Asin
57
Desa Hamparan
58
Mabuk
59
Kecelakaan
60
Patung Berjalan
61
Jalan Kenangan
62
Amnesia
63
Kami Merindukanmu
64
Tampang Boros
65
Keseruan Keluarga Danz Smith
66
Hujan
67
Berkumpul
68
Morning Kiss
69
Keguguran
70
Pulang Kampung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!