"Bagaimana, apa kalian berhasil mengerjai gadis itu?" Tanya seorang wanita pada orang bayarannya.
"Maaf bos gadis itu berhasil kabur, kami kehilangan jejaknya," akunya.
"Bodoh kalian mengejar gadis ingusan saja kalian tidak mampu," teriak wanita itu.
...***...
Di rumah Celine
"Ah kenapa sampai larut begini dia belum pulang, mana hujan lebat lagi di luar sana," Ny.Sela mengkhawatirkan Celine.
Tok tok tok
"Pasti itu Celine," Ny.Sela membukakan pintu.
"Celine kamu dari mana saja nak, ibu khawatir," Ny.Sela melihat tubuh anaknya basah kuyup. Celine tampak kedinginan. Ny.Sela segera mengambil handuk untuk Celine.
"Ini pakailah," Ny.Sela menangkupkan handuk ke tubuh anaknya yang menggigil. Kemudian merangkul Celine membawanya duduk di kursi ruang tamu.
"Kamu baik-baik saja sayang," Celine tiba-tiba menangis di pangkuan ibunya. Ny.Sela tidak mengerti kenapa Celine menangis.
"Ada apa sayang, kenapa kamu bersedih?" Ny.Sela membelai lembut rambut putrinya yang lepek.
"Tidak bu aku hanya mengingat ayah, kenapa hidup kita sesulit ini bu?" Celine menatap mata ibunya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sayang maafkan ibu ya selalu menyuruhmu mengantarkan pesanan pelanggan sampai kau pulang dengan basah kuyup seperti ini," Ny.Sela merasa bersalah.
"Sudahlah sayang ibu akan merebus air hangat untukmu agar kau bisa mandi, lalu istirahatlah, besok kamu masih sekolah," Ny.Sela pergi meninggalkan Celine.
"Apa aku bisa menghadapi hidupku besok, aku sudah hancur, aku kotor," batin Celine.
Semalaman gadis itu menangis bahkan sampai matanya bengkam.Kejadian yang mengerikan itu seolah berputar di ingatannya.
...***...
1 bulan kemudian
"Celine," Devon teman sekelas Celine menghampiri.
Tapi Celine tiba-tiba merasa perutnya tidak enak, dia pun berlari ke toilet.
Huek Huek
"Elo kenapa?" tanya salah seorang teman wanita Celine yang ada di dalam toilet bersamanya.
"Masuk angin kali," Celine keluar dalam keadaan sempoyongan.
"Gue anter ke UKS ya," teman Celine menawarkan bantuan.
"Gak usah makasih aku bisa jalan sendiri ko,"tolak Celine.
Bruak
Celine pingsang di depan pintu toilet. Wajah Celine terlihat pucat. Devon yang melihat temannya terbaring kemudian berlari mendekat dan segera menggendongnya ke UKS.
"Bagaimana dok keadaan Celine?" tanya Devon kepada dokter jaga. Dokter hanya menggeleng.
"Bisa tinggalkan kami sebentar," dokter menyuruh Devon keluar ruangan.Devon mengangguk patuh.
Kemudian dokter bertanya kepada Celine. "Apa yang kamu rasakan saat ini?"
"Saya merasa pusing dok, dari tadi pagi saya mual terus," jawab Celine.
"Apa bulan ini kamu sudah m*nstr*asi?" tanya dokter lebih lanjut.
"Sepertinya belum dok?" Celine berusaha mengingat.
"Celine saya rasa kamu hamil," kata Dokter.
"Apa?? Gak mungkin dokter pasti salah," Celine membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan perkataan dokter.
"Kalo begitu untuk memastikannya kita tes pack saja." Dokter memberikan tes pack kepada Celine.
Celine pergi ke kamar mandi.Setelah Celine mengecek ur*n nya, Celine memberikan test pack itu kepada dokter.
"Sudah saya duga," dokter melihat dua garis biru pada tes pack yang dipegangnya.
Celine sudah mengerti maksud pernyataan dokter. Dia pun keluar dengan lesu. Devon masih menunggu di luar UKS.
"Kenapa lama sekali di dalam?" tanya Devon khawatir.
Celine tidak menjawab. Devon memapahnya ke ruang kelas.
"Apa kau baik-baik saja Celine?" tanya Devon.
"Iya aku baik-baik saja." jawab Celine bohong.
Di ruangan Kepala Sekolah
"Apa?? ada anak murid yang hamil di luar nikah?" Kepala Sekolah itu menggebrak mejanya.
"Baik, panggil dia sekarang," kata Kepala Sekolah.
Tidak lama kemudian Celine masuk ke ruangan Kepala Sekolah.
"Permisi pak," Celine menunduk. Dia sudah menduga dirinya akan dipanggil kepala sekolah.
"Kamu yang namanya Celine Sandrina?" tanya Kepala Sekolah itu dengan nada tinggi.
"Iya pak," jawab Celine masih menunduk. Tubuhnya bergetar saking gugupnya.
"Kamu tahu kenapa kamu saya panggil kemari?"Celine menggeleng.
"Ini surat untuk orang tuamu, mulai sekarang kamu bukan murid di SMA ini lagi," Kepala Sekolah melemparkan amplop ke atas mejanya.
Celine meraih amplop tersebut kemudian membukanya dengan perlahan. Matanya terbelalak setelah membaca isi surat tersebut. Bagai disambar petir di siang bolong Celine tidak menyangka dia akan dikeluarkan dari sekolah. Bagaimana dengan pendidikannya, putus sudah harapan untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
"Bagaimana ini apa yang harus aku katakan pada ibuku? Aku tidak mau menyakiti hatinya," Celine terus saja menangis sepanjang koridor sekolah karena tidak mampu menerima semua ini.
"Dosa apa yang sudah aku perbuat hingga cobaan datang bertubi-tubi padaku," Celine menggerutuki dirinya.
Devon yang melihat Celine sedih berbaik hati mengantarkan Celine pulang. "Ayo aku antar, jangan menolak untuk kali ini saja," Devon tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Dia tidak mau bertanya saat suasana hati Celine sedang sedih.
Setelah turun dari mobil Celine berlari dan memeluk ibunya. "Kenapa sayang kenapa kamu menangis, ini kan belum waktunya pulang sekolah?" tanya Ny.Sela.
"Maafkan aku bu, aku hanya menjadi beban untuk ibu, bu aku hamil," Celine mengaku di depan ibunya.
"Hamil? dengan siapa nak? Siapa yang melakukan ini padamu?" Ny.Sela menangis mendengar pengakuan putrinya.
"Aku bahkan tidak tahu bu siapa lelaki yang sudah menghamili diriku, kejadiannya begitu cepat," Celine masih berurai air mata.
Tidak disangka ada salah seorang tetangga yang mendengar percakapan ibu dan anak itu.
Brak brak brak
"Celine keluar kamu," teriak seseorang dari luar yang menggedor pintu rumah Ny.Sela.
Celine dan ibunya kaget melihat banyak orang di depan rumahnya. "Ada apa ini?"
"Kamu sudah mencemari nama baik kampung kita, lebih baik kamu pergi dari sini," teriak seorang lelaki dengan lantang.
"Iya betul bikin malu saja," yang lain mengikuti.
Mereka mengusir Celine dan ibunya dari rumah yang sudah bertahun-tahun ditempati.
"Bagaimana ini bu kita pindah kemana?" tanya Celine.
Tiba-tiba seorang pria yang masih berseragam sekolah mendekati Celine. Entah sejak kapan Devon di situ.Apa tadi dia tidak jadi pulang, Celine masih bertanya-tanya.
"Tenanglah Celine kamu ikut aku sekarang," Devon menarik tangan Celine kemudian membawanya ke mobil. Mereka melewati kerumunan orang yang berdiri di depan rumahnya.
"Mari saya bawakan kopernya Bu," ucap Devon dengan lembut. Devon mengangkat koper yang dibawa oleh Ny.Sela.
Devon membawa Celine ke sebuah rumah kontrakan. "Kenapa kamu bawa kami ke sini?" tanya Celine tidak mengerti.
"Tinggallah di sini sementara, pergilah ke luar negeri Celine, aku akan mengurus tiket dan paspormu, aku tahu di sini kamu tidak aman, jaga baik-baik kandunganmu."
Deg
"Darimana Devon tahu kalau aku sedang hamil?" batin Celine.
"Aku mendengar pengakuanmu kepada ibumu tadi di rumahmu," sahut Devon seolaj mendengar kata hatinya.
"Terima kasih nak Devon, suatu saat kami akan membalas kebaikanmu," Ny.Sela memegang tangan Devon. Pemuda itu hanya mengangguk.
Beberapa hari kemudian Devon membawa tiket dan paspor Celine dan ibunya. "Aku tidak tahu kenapa kamu menyuruhku ke luar negeri, tapi aku rasa aku tidak punya pilihan lain," ucap Celine pasrah.
"Pergilah!" Kata Devon melepas Celine dan ibunya di bandara.
"Aku berjanji setelah lulus kuliah nanti aku akan membawamu pulang ke sini lagi Celine. Aku menyayangimu," gumam Devon setelah melihat kepergian Celine dan ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Renireni Reni
devon suka sm celline kayaknya....alurnya gk berbelit2
2023-01-06
0
Dian Chua
Lanjut lagiii
2021-10-05
1