BAB 20

Ana bergegas masuk ke dalam kosan dan mengunci pintu dari dalam. Selepas itu ia berlari menghamburkan tubuhnya ke kasur. Ada rasa sakit yang begitu menggebu di dalam hatinya. Sesingkat inikah pernikahannya dengan Bara? Lalu bagaimana jika dirinya hamil tanpa seorang Suami?

“Hiks..... Hiks.... Kenapa seperti ini, Bar? Aku mencintaimu. Apa aku salah? Aku Istrimu, namun Ibumu justru membenciku dan mengusirku dari rumahmu. Hiks..... Hiks....”

“Apa aku pulang kampung saja? Lalu bagaimana dengan kuliahku? Bagaimana dengan perasaan Ibu dan Bapak di kampung nanti? Saat tahu anaknya sudah menikah diam-diam dan hamil tanpa seorang Suami? Hiks.... Hiks.... mengapa ujian-Mu seberat ini ya Allah?”

Ana meratapi nasibnya yang sekarang. Menangis memang tidak bisa menghapus luka. Tapi dengan menangis, perasaanmu mungkin jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Tak terasa, Ana terlelap dalam tangisnya. Sungguh naas pernikahannya dengan Bara. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Bara akan menepati janjinya? Aku rasa tidak.

Cukup lama Ana tertidur dengan mata yang sembab. Ia pun terbangun karena mendengar suara ketukan pintu dari arah luar. Bergegas ia bangkit dan mengintip dari dalam gorden jendela, melihat siapa yang bertamu malam-malam begini. Ya, hari sudah malam. Cukup lama Ana tertidur sejak sore tadi.

Alangkah terkejutnya Ana melihat Bara yang datang seorang diri dengan pakaian yang acak-acakan. Ada apa dengan Bara?

Ceklek. Ana membuka knop pintu.

“Sayang!” Bara memeluknya dengan erat. Seperti orang yang sudah lama berpisah. Duh, authornya baper nih. Eh.

“Kamu kenapa, Bar? Kok acak-acakan begini penampilannya?” Tanya Ana keheranan.

“Aku kabur, saat mereka berusaha menjebakku agar aku meniduri Farah. Untungnya aku sadar. Aku langsung teringat sama kamu, Istriku. Maafkan aku yang gak bisa menjagamu Kak, maaf. Gara-gara aku Kakak jadi begini. Hiks... Hiks...” Baru kali ini Bara menangis. Apalagi di depan cewek.

“Kita ngomong di dalam saja, Bar.” Ucap Ana sambil mengajak Bara masuk ke dalam kos dan tak lupa mengunci pintu.

“Cinta sudah makan?” Tanya Bara. Ana menggeleng.

“Aku pesan makanan lewat Go-Food ya cinta. Kamu mau makan apa?” Tanyanya antusias. Rasanya masih gak nyangka kalau Bara bisa senekat ini.

“Apa saja, asal makan berdua sama kamu.” Jawab Ana lesu.

“Hei, kamu kenapa cinta? Aku sudah disini sekarang. Gak ada lagi yang bisa memisahkan kita berdua. Aku gak akan ninggalin kakak.” Ucap Bara bersunguh-sungguh.

“Gak usah berjanji, Bar. Aku takut kalau kamu akan ingkar nantinya.” Lirih Ana berucap.

“Aku gak mau pernikahan kita hanya sebentar, Kak. Aku sudah jatuh cinta sama Kakak. Istriku, cintaku.”

“Aku juga gak mau pisah sama kamu, Bar... Hikss.. Hikss.. Hikss..”

“Aku mencintaimu, Ana.” Ucap Bara sambil menatap dalam mata Ana.

Bara mencium keningnya, agak lama ia menahan. Perlahan mencium bibir manisnya. Ana membalas ciuman itu. Rasanya tak ingin mengingat kejadian yang tadi. Hanya ingin bersamanya saat ini. Itu yang dipikir Bara dan Ana. Bercinta dengan penuh kehangatan dan ketulusan dari lubuk hati yang paling dalam.

Ana terlelap dalam dekapan Bara di dalam selimut yang sama. Mata sayupnya sudah terpejam. Sementara Bara menatapnya sambil membelai lembut rambut indahnya yang berwarna cokelat keemasan bergelombang. Bara benar-benar sudah jatuh hati pada Ana. Sangat sulit untuknya melupakan begitu saja. Apalagi mereka sudah melakukan hubungan Suami Isteri. Sangat sulit bagi Bara untuk melepaskan apalagi meninggalkan Ana. Dia akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan keluarganya. Demi keutuhan pernikahannya dengan Ana.

“Aku akan melakukan apapun untukmu, kak. Istriku yang cantik dan penyayang. Aku tidak pernah jatuh cinta secinta ini dengan seseorang sebelumnya. Tapi sama kakak, aku benar-benar telah jatuh paling dalam. Dan tak bisa untuk mencari jalan keluar.” Bara bergumam dalam hati sambil mengelus lembut pipi Ana. Sementara Ana sudah berada di alam mimpinya.

Tak sadar bahwa mereka belum sempat makan, karena sudah kelelahan akibat aktivitas tadi. Sampai akhirnya mereka sama-sama terlelap dalam dekapan. Pernikahan mereka sudah berjalan selama dua minggu lamanya. Sebentar lagi memasuki minggu ketiga. Belum genap sebulan, namun masalah sudah datang silih bergantian. Masalah Ibu mertua yang tak menganggapnya.

~~

Pagi menjelang, mereka terbangun. Tumben bangunnya barengan. Apa karena lapar kali ya? Ana mengucek-ngucek matanya yang kebi. Sementara Bara masih betah berada di dalam selimut sambil menatap Ana yang celingukan mencari pakaian.

“Kamu mau mandi?” Tanya Bara. Ana mengangguk pelan.

“Ini pake sarung aku aja.” Sambil menyodorkan sarung punyanya yang tergeletak diatas meja. Ana pun mengambil dan memakainya.

“Kamu gak mandi juga?” Tanya Ana.

“Kamu duluan aja, aku takut khilaf lagi kalau mandinya berdua. Kasihan kamunya.” Duh pengertiannya Bara. Author mau dong suaminya kayak Bara. Eh.

“Terima kasih ya, kamu sudah pengertian.” Ucap Ana sambil tersenyum menatapnya. Yang ditatap malah salting. Duh gusti!

~~

Waktu berjalan begitu cepat. Sudah dua bulan berlalu usia pernikahan Ana dan Bara. Dan Bara pun menepati janjinya yang tetap akan bersama dengan Ana. Bara benar-benar melupakan keluarganya yang arogan. Tak ada yang tahu kalau mereka berdua tinggal di kosan ini.

Kosan yang terletak di seberang kampus mereka. Terkecuali Arka yang juga mengetahuinya. Dan rupanya, diam-diam Arka mencintai Ana. Tanpa sepengetahuan Bara. Sebetulnya Arka sudah menyukai Ana saat pertemuan di kantin waktu itu bersama Bara.

Arka melihat Ana sebagai wanita yang mandiri dan penyayang akan sikap keibuan. Tapi ternyata, Bara lebih dulu mendekatinya. Saat Arka melihat Ana tengah menyuapi Bara di kantin, rasanya seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin marah. Dengan manjanya Bara pada Ana, membuat Arka semakin muak melihatnya. Sepertinya Bara memang benar-benar sangat dekat dengan Ana, pikir Arka saat itu.

“Sayang, kamu gak ngampus kah? Kok masih bobo? Tumben banget kamu habis sholat ketiduran gitu.” Ucap Bara saat melihat Ana yang tertidur di atas sajadah yang masih mengenakan mukenah. Tapi, Ana belum juga bangun.

Dengan sigap, Bara menghampirinya.

“Sayang, bangun.” Gumam Bara sambil mengelus pipi Ana. Tetap saja, Ana masih belum juga bangun.

“Ana sayang, bangun. Kamu kenapa? Astaga! Aku harus bawa ke rumah sakit sekarang.” Ucap Bara khawatir.

Dengan ekstra panik, Bara menelepon Arka agar menjemputnya di depan kosan. Untungnya Arka mengangkat panggilan itu. Tak berapa lama kemudian, mobil Arka sudah terparkir di halaman kosan. Dengan sigap Bara menggendong tubuh Ana dengan keadaan masih memakai mukenah untuk masuk ke mobil Arka.

“Kak Ana kenapa, Bar? Lo apakan dia?” Tanya Arka emosi.

“Nanti aja gue jelasin, sudah cepat bantu gue ke rumah sakit sekarang!” Jawab Arka cepat.

Tanpa membalas perkataan Bara, Arka melajukan mobilnya dengan cepat untuk sampai ke rumah sakit terdekat. Perjalanan yang tak membutuhkan waktu lama untuk sampai kesana. Tak lama kemudian, mereka sampai di depan persis pintu masuk. Dengan cepat, Bara membawa Ana masuk ke dalam diikuti juga dengan Arka yang ikutan panik.

“Sus, tolong Istri saya. Cepat periksa dia!” Ucap Arka panik.

Dengan cepat para suster dan perawat membawa Ana masuk ke dalam ruangan agar segera di periksa. Dengan setia Bara menemani disampingnya, sementara Arka menunggu di luar ruangan.

“Istri saya kenapa dok?” Tanya Bara panik.

“Istri anda tidak apa-apa. Hanya kelelahan dan kurang minum vitamin saja. Nanti akan saya berikan resep obatnya.” Jawab dokter itu dengan santainya.

Sebenarnya Ana kenapa sih? Tinggal jawab aja susah banget sih dok. Hewran...

“Maksudnya ini gimana sih dok? Kok pake vitamin segala. Emang Ana kenapa?”

“Masnya belum tahu? Ya ampun, saya kira masnya sudah tahu.” Ucap dokter dengan terkekeh.

“Tahu apa? Ya makanya saya nanya dok. Yang jelas kalau jelasin penyakitnya kenapa. Gak usah bertele-tele!” Ucap Bara emosi. Duh author nya juga emosi nih bang. Eh.

“Istri anda hamil mas. Saya pikir dia Kakak mu hehe.” Ucap dokter itu terkekeh. Dokternya saja bisa menilai. Untung dokternya ganteng, masih author maapkeun. Eh.

“Ha.. Hamil dok?” Bara tergagap dengan ucapannya. Sontak dengan wajah yang terkejut.

“Iya, sudah jalan 2 minggu. Dia hanya kelelahan dan kurang vitamin. Jangan di goyang terus mas, Isterinya kasian. Hehe.” Ni dokter ngeselin juga ya lama-lama.

“Gak usah bahas yang lain dok. Saya pasien disini!” Tegas Bara.

“Maaf, saya terbawa suasana. Ini resep obat yang harus ditebus. Jangan lupa beri dia minum susu hamil, agar bayi nya tetap sehat.”

“Ok makasih. Kalau gitu saya permisi.” Pamit Bara sambil menggendong Ana yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

Bara membawa Ana ke ruangan inap untuk memulihkan keadaan Ana yang masih lemah. Dengan setia, Arka juga mengukuti mereka. Dengan terpaksa, tiga manusia ini absen matakuliah hari ini.

“Gimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Arka penasaran.

“Dia cuma kelelahan aja. Lo gak perlu khawatirkan dia. Kan ada gue Suaminya.”

“Ya gue tau lo Suaminya. Gue cuma mau tahu aja keadaannya kenapa bisa sampe pingsan gitu.”

“Dia hamil. Gue gak tahu kalo dia hamil. Kata dokter dia kelelahan juga.” Sontak Arka terkejut tak menyangka kalau Ana akan beneran hamil.

“Ha.. Hamil?”

“Iya. Kenapa?”

“Ngg.. Nggak, gue cuma kaget aja. Apa lo sering making love sama dia?” Pertanyaan yang bodoh. Dasar Arka. Polos banget sih kamu.

“Menurut lo? Apa perlu gue jelasin berapa ronde yang gue lakuin sama dia tiap malamnya?” Dasar cumi, kasihan tahu babang Arka.

Yang sabar ya tampan, author doakan biar cepat ketemu jodohnya

Wajah Arka memerah disertai getaran panas dihatinya. Mau cemburu pun tak berhak, karena Arka sadar akan posisinya. Bara lebih berhak untuk Ana dibanding dengan dirinya yang bukan siapa-siapa. Entah sampai kapan perasaan itu akan tetap ada untuk Ana. Yang jelas, Arka masih mencintai Ana. Meskipun saat ini tengah ada benih yang ditanam oleh Bara di rahimnya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ARKA ATAU ARYA YAA, KLO GK SALAH, ARYA PUN MNYUKAI ANA, 2 KK BRADIK INGIN JDI PEBINOR

2024-02-23

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KLO LO GK MAU PISAH, LO HRS TEGAS..

2024-02-23

1

🖤 Ara-Ae...

🖤 Ara-Ae...

mungkin Bara maksud author....

2022-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : BERTEMU DI KANTIN
2 BAB 2 : FITNAH KEJI
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 UPDATE! Q & A
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103. MUSIM KEDUA
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
133 BAB 132
134 BAB 133
135 BAB 134
136 BAB 135
137 BAB 136
138 BAB 137
139 BAB 138
140 BAB 139
141 BAB 140
142 BAB 141
143 BAB 142
144 BAB 143
145 BAB 144
146 BAB 145
147 BAB 146
148 BAB 147
149 BAB 148
150 BAB 149
151 BAB 150
152 BAB 151
153 BAB 152
154 BAB 153
155 BAB 154
156 BAB 155
157 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 157 Episodes

1
BAB 1 : BERTEMU DI KANTIN
2
BAB 2 : FITNAH KEJI
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
UPDATE! Q & A
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103. MUSIM KEDUA
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131
133
BAB 132
134
BAB 133
135
BAB 134
136
BAB 135
137
BAB 136
138
BAB 137
139
BAB 138
140
BAB 139
141
BAB 140
142
BAB 141
143
BAB 142
144
BAB 143
145
BAB 144
146
BAB 145
147
BAB 146
148
BAB 147
149
BAB 148
150
BAB 149
151
BAB 150
152
BAB 151
153
BAB 152
154
BAB 153
155
BAB 154
156
BAB 155
157
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!