“Kita mandi bareng? Gak salah kamu? Ah enggak. Kamu mau itu lagi kan?” Ana menduga.
“Enggak sayang, kita mandi aja. Kamu aku mandiin ya? Pasti masih kesakitan kan?” Dasar cumi. Bikin Ana malu aja si Bara ini.
“Beneran kamu?” Tanya Ana ragu.
“Iya cinta. Kita mandinya jangan lama-lama ya? Waktu subuhnya takut kelewat nanti.” Ana mengangguk dan menyelesaikan ritual mandinya bersama Bara. Acara main sabun sabunan nya tidak bisa berlama-lama.
Setelah ritual mandinya selesai, mereka bergegas untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Disekitar kosan sini memang jauh dari masjid. Dan lagi, Bara tidak ada kendaraan apapun. Motor, mobil pun tak ada. Huh, katanya horang kaya, tapi motor aja gak punya. Eh.
“Cinta, kita jadi kan ke rumah Mamamu?” Ana bertanya setelah selesai melaksanakan ibadah bersama.
“Jadi dong cinta. Tapi agak siang aja ya?”
“Emang kenapa? Bukannya kalau pagi lebih baik?”
“Kita santai-santai dulu. Romantis romantisan dulu, sarapan dulu. Mau ya?”
“Aku masih sakit lho, Bar. Kamu tega banget sih!”
“Aku gak minta jatah sayang. Jatahnya nanti malam aja, kalau sekarang kita ngebucin dulu. Gimana? Hehe.”
“Yaudah terserah kamu aja. Aku mau ganti baju dulu.”
“Pake baju yang kemarin aku belikan lho, cinta. Jangan yang lain.”
“Iya Bara Suamiku yang tampan.”
“Uh kakak-“ Ana melotot tajam ke arah Bara. Ha ha! Emang enak. Si cumi masih songong aja nih emang.
“Iya iya sayang, Isteriku yang paling cantik dan seksi. Hehehehe.” Bara tersenyum menyeringai.
Ana mengambil satu baju haram berwarna merah. Dan langsung bergegas masuk ke kamar mandi untuk menggantinya langsung. Entahlah dia sudah jengah sebetulnya memakai baju seperti itu. Tapi mau tidak mau harus memakainya karena permintaan dari Suami. Huh.
“Bara.” Ana sudah berganti baju.
“Iya sayang? Sini dong deketan sama aku.”
“Aku mau ngomong serius sama kamu.”
“Yaudah ngomong aja yang. Aku siap dengerin kok.”
“Soal pernikahan ini.” Sontak Bara langsung menatap Ana dengan wajah serius.
“Ada apa?"
“Kalau Mamamu gak merestui pernikahan ini, dan menjodohkanmu dengan wanita lain. Apa kamu tetap ada bersamaku?”
“Kamu ngomong apaansih sayang? Itu gak akan terjadi.”
“Perasaanku berkata begitu, Bar. Aku takut! Aku takut kamu lebih memilih orang tuamu dan meninggalkan aku!” Lirih Ana berucap.
Sementara Bara nampak merasa tertegun dengan sikap Ana yang selemah itu sekarang. Merasa tak tega, Bara langsung membawa ke dalam dekapannya.
“Kamu gak perlu khawatir gitu cinta. Aku akan tetap bersamamu. Aku ingin punya baby darimu. Aku rela kalau harus jatuh miskin dan meninggalkan kedua orang tuaku nantinya. Aku bisa mencari pekerjaan lain.”
“Aku gak yakin kamu bakal ngelakuin itu, Bar.”
“Sssstttt. Aku mencintaimu, Isteriku. Aku sudah menikah denganmu sekarang bukan? Kalaupun Mama menjodohkan aku dengan wanita pilihannya, aku gak akan mau. Aku sudah ber-Isteri. Aku sudah punya kamu sekarang.” Tetap saja, namanya perasaan wanita tidak bisa mempercayai begitu saja.
Ana masih ragu dengan apa yang diucapkan oleh Bara.
“Aku belum bisa percaya begitu saja, Bar. Aku masih takut! Aku takut! Hu hu hu, aku sudah mencintaimu Bara. Aku sudah mencintaimu, aku takut kamu akan pergi setelah memberi benih cinta untukku.”
Ana berucap tersedu-sedu sambil menahan tangisnya. Tak mau dianggap lemah dan cengeng. Meskipun hatinya sudah rapuh saat ini karena bayangan buruknya tentang Bara yang akan dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya akan terjadi.
Apa kisah cinta Ana akan berakhir sampai disini?
Singkat cerita, hari menjelang siang. Ana dan Bara sudah bersiap-siap untuk pergi menuju rumah orang tua Bara dengan menggunakan taxi online. Ana memakai pakaian kaos pendek berbalut cardigan rajut berbahan tebal yang berwarna abu muda, dengan bawahan rok span motif kotak warna senada dan hijab pashmina plisket berwarna senada juga. Sementara Bara hanya menggunakan kaos oblong berbalut jaket denim dengan bawahan celana bahan.
Tak lama, taxi yang dipesan sudah tiba di depan kosan. Mereka berdua pun bergegas meninggalkan area kosan dan tak lupa mengunci pintu. Ana terlihat gugup dari biasanya. Lebih banyak diam dan tak berkata sepatah katapun. Sementara Bara memaklumi sikapnya yang berbeda hanya bisa memberikan perhatian-perhatian kecil untuknya. Bara menggenggam erat telapak tangan Ana. Membuat Ana merasa lebih tenang.
Mobil yang ditumpangi pun melaju dan meninggalkan halaman kosan. Sudah sekitar satu jam mereka menempuh perjalanan. Tak lama akhirnya sampai di tempat kediaman orang tua Bara. Ana sempat tertidur sesaat, namun saat ini sudah kembali terbangun dalam pelukan Bara.
“Kamu udah bangun sayang? Masih ngantuk banget ya? Mau tidur lagi? Aku temani kalau kamu masih mau tidur.” Ucap Bara.
“Ah, enggak sayang. Aku udah gak ngantuk kok. Ini rumah orang tuamu sayang?” Ana melihat sekeliling dari dalam kaca mobil.
Nampak sebuah rumah besar bak istana. Ternyata Bara sekaya ini. Ana semakin insecure dan tak sanggup untuk masuk ke dalam rumahnya. Apalagi menemui orang tuanya. Rasanya tak punya keberanian untuk berbicara dengan orang tuanya Bara.
“Kamu udah siap? Yuk kita masuk ke dalam.” Ajak Bara padanya. Sementara yang diajak masuk malah melamun.
“Sayang? Kamu ngelamun ya?” Bara menepuk pipi Ana. Sontak Ana tersadar.
“Eh, kamu tadi ngomong ya? Maaf.” Ucap Ana lirih.
“Iya, gak apa-apa kok sayang. Yuk kita masuk!” Ana hanya menjawab dengan anggukan sambil mengeratkan genggaman tangannya pada Bara.
Mereka memasuki halaman rumah orang tua Bara. Dari pintu gerbang utamanya saja sudah mewah. Terlebih lagi halaman yang luas yang ditanami rumput-rumput kecil. Ana tertegun dengan keadaan rumah Bara yang begitu mewah dan megah.
“Sayang, aku gak yakin kalau orang tuamu akan menyukaiku.” Ucap Ana lirih.
Bara menatap mata Ana yang sendu, rasanya tak tega bila Bara meninggalkannya begitu saja. Apalagi dia sudah benar-benar mencintai Ana seutuhnya.
Apakah Bara akan pergi meninggalkan Ana?
Mereka berdua sudah berada di depan pintu masuk utama. Sudah ada beberapa penjaga yang berjaga di depan pintu. Dan rupanya orang tua Bara pun juga sudah menunggu kedatangannya kembali ke rumah itu.
“Bara!! Anakku, kenapa kamu baru pulang nak? Mama khawatir sama kamu.” Ucap Ny. Kertajaya sambil memeluk erat putranya.
Sementara yang dipeluk hanya bersikap biasa saja. Apa hubungan mereka baik-baik saja?
“Kamu bawa siapa sayang?” Tanya Mamanya.
“Dia, Ana. Isteriku Ma.” Dengan bangga Bara memperkenalkannya.
“Apa? Isterimu? Kapan kalian menikah?” Dengan tatapan tak percaya Mamanya Bara menatap Ana dengan tatapan merendahkan.
“Iya, Ana Isteriku. Sudah dua minggu ini Ma. Maaf, Bara tak sempat memberitahu.”
“Mama gak setuju, Bar. Kamu kenapa gak bilang sama Mama kalau mau menikah? Mama sudah ada calon untukmu sayang.”
“Ceritanya panjang, Ma. Intinya aku sudah menikah sekarang dengannya.”
“Tapi Mama gak setuju dengan pernikahan kalian. Kamu siapa? Apa kamu yakin pantas menjadi Isteri dari putra saya? Saya harap kamu sadar dan secepatnya pergi dari kehidupan anak saya. Karena saya sudah menyiapkan calon untuknya.”
Sakit. Rasanya seperti tertusuk duri. Bayangan buruk Ana benar-benar terjadi. Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Pergi? Dengan status yang sudah berbeda. Sudah bukan lagi gadis maupun perawan. Apa yang harus ia katakan pada kedua orang tuanya nanti?
“Ma! Cukup! Aku bilang aku sudah menikah dengan Ana. Tolong jangan buat rumah tanggaku hancur. Apalagi menjodoh-jodohkanku dengan wanita pilihan Mama. Aku gak akan pernah menerima keputusan itu. Ayo sayang, kita ke kamarku saja.” Bara menggandeng Ana masuk ke dalam menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
“Bara! Kamu mau jadi anak durhaka ha?! Hei kamu! Wanita miskin! Pasti semua ini gara-gara kamu kan? Gara-gara kamu putraku jadi berubah sekarang.” Ucap Ny. Kertajaya sambil memaki dan berteriak menghina Ana.
Sementara Ana yang digandeng Bara semakin menjauh dari pandangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NAHH BENARKN, FIX INI NOVEL YG SAMA CERITANYA..
2024-02-23
1
Sulaiman Efendy
FIX, INI CERITA MMG MIRIP NOVEL YG PERNAH KU BACA..
ORG TUA BARA MMG TK MMBERI RESTU DI NOVEL YG KUBACA...
SI BOCIL BRONDONG MMG LBH MILIH ISTRINYA, NMUN DISITULAH BNYK KONFLIK, TRMASUK PEBINOR LICIK
2024-02-23
1
U'voo Hartana
kalo kaya emang selalu seperti itu ya sikapnya..??
2022-03-10
1