Terjebak Hujan

Malam telah tiba cindi yang baru siap mengantar para sahabat nya pun melanjutkan perjalanan nya untuk pulang kerumah, namun sialnya tiba-tiba ada yang tidak beres dengan mobil nya hingga akhirnya ia berhenti dan turun dari mobil mengecek apa yang salah malah ternyata ban mobil nya kempes.

“Aduhhh gimana ini, mana udah malam lagi" keluh cindi sendirian. Cindi mencoba untuk mencari bantuan namun tak seorangpun yang lewat lalu kembali ke mobil dan mengambil hp mencoba menghubungi orangtuanya, namun keberuntungan tidak berpihak kepadanya bahkan hp nya ikut mati.

“Huffttt... " cindi menghela nafas panjang karena ia begitu lelah, akhirnya ia hanya pasrah dengan keadaan nya berharap ada seseorang yang dapat membantu nya, beberapa kereta mungkin sedari tadi berlalu lalang namun melihat tingkah pengendara cindi pun mengabaikan nya karena ia ketakutan.

Malam semakin larut waktu telah menunjukkan pukul 20:00 wib jalanan itu terbilang sepi bahkan cuaca sudah tampak mendung dan cindi masih terjebak di jalanan itu. Ketakutan pun menghampiri dirinya bahkan ia hampir menangis dengan keadaan nya namun akhirnya ia melihat ada sebuah kereta besar yang akan lewat dan cindi mencoba menghentikan kereta itu. Kereta itu pun akhirnya berhenti tampak sesosok lelaki langsung saja cindi meminta bantuan.

“Mas... boleh minta tolong gak ?"Tanya cindi

“ Apa yang bisa saya bantu ?" jawab lelaki itu sembari turun dari kereta nya dan melepas helm nya dan ternyata itu adalah angga

“Ellloo...., ya tuhan, kesialan apalagi ini ? apa gak ada manusia lain didunia ini tuhan ?" keluh cindi

“Mau di bantu apa enggak ? kalau enggak yaudah gue cabut ni " ujar angga

Namun cindi masih terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan harga dirinya terlalu tinggi tapi keadaan tersebut tak bisa diabaikan.

“Ya udah kalau gitu gue cabut ya, hati-hati takut ada preman lewat" ujar angga yang kembali mengenakan helm nya. Mengingat tadi ada beberapa pria aneh yang mencoba mengganggu nya akhirnya ia memusatkan menerima bantuan tersebut.

“Ini ban mobil gue kempes" jawab cindi

“Terus ?" tanya angga cuek

“Bisa panggil tukang bengkel gak ?"

“Jam segini tukang bengkel daerah sini gak ada yang buka" ujar angga

“Bisa panggikan taksi atau ojek online gitu kek" ucap cindi

“Ya udah boleh, cuma gue gak jamin keselamatan nya, gimana mau ? daerah sini terkenal sepi " ujar angga

“Lahhh terus gue harus gimana dong" ucap cindi yang tampak matanya sudah berkaca-kaca karena sedari tadi ia menahan rasa takut nya

“Kalau mau yaudah naek biar gue antar, nampak nya bentar lagi hujan, kalau pun gue pesan ojek online nya lu harus menunggu beberapa menit bahkan kemungkinan satu jam lagi" ujar angga

“Terus mobil gue gimana?" tanya cindi lagi

“Biar aja disitu, besok pagi panggilin tukang bengkel, gak akan ada orang nyuri, tenang aja" ujar angga.

Jalanan itu memang salah satu jalanan menuju rumah nya sehingga ia tau persis keadaan didaerah itu. Tak berfikir panjang lagi cindi pun mengambil tas dan kunci mobilnya dan naik ke atas kereta angga dan meninggalkan jalanan itu.

“Rumah lu dimana ?" Teriak angga karena mereka lagi di jalanan

“Di jalan subdiona komplek perumahan raihan" jawab cindi. Tak mengatakan sepatah katapun, ia hanya fokus mengendarai kereta nya, jarak rumah nya dengan cindi terhitung 1 jam perjalanan. Gerimis mulai turun namun mereka tak berhenti malah angga mempercepat laju kereta nya sehingga membuat cindi yang tadinya memegang jaket nya kini memeluknya. Hal itu sontak membuat angga kaget.

“Jangan di peluk" teriak angga di atas kereta

“ntar kalau gue jatoh mau tanggung jawab?" jawab cindi

“Pegangan aja gak usah meluk juga kali" ujar angga lagi

“Makanya jangan kenceng-kenceng kali bawa keretanya, gue takut" jawab cindi.

Mengingat sebentar lagi hujan angga hanya fokus ke jalanan yang akan mereka lewati bahkan ia mengabaikan cindi dan membiarkan cindi memeluk dirinya. Setengah perjalanan kerumah cindi sudah terlewati namun tiba-tiba hujan turun begitu lebat hal itu membuat mereka terpaksa berteduh di sebuah pinggiran toko.

“Hufftt...." cindi kembali menghela nafas panjang nya

“Tungguin aja, mungkin bentar lagi hujannya reda" ujar angga

“Hmmmm" jawab cindi cuek

Keadaan itu sebenarnya cukup membuat angga canggung bagaimana tidak cindi orang pertama yang memeluk nya selain adiknya. Walau keadaan nya terlihat begitu tenang tetapi detak jantungnya berdebar dengan kencang. Mereka hanya saling diam tak ada satu katapun keluar dari mulut mereka cindi yang mulai merasa kedinginan mencoba untuk menghangatkan diri dengan tangan nya. Tak tega melihat nya kedinginan angga pun melepaskan jaket yang ia kenakan dan memakai di pundaknya.

“Terimakasih" ucap cindi tetapi angga mengabaikan nya.

Hujan semakin deras waktu pun sudah menunjukkan jam 21:35 wib kekhawatiran pun mulai tampak di wajah cindi karena ia takut orangtuanya khawatir. Angga hanya menatap rintihan hujan yang jatuh pandangan nya hanya fokus ke jalanan tiba-tiba hp nya berbunyi ternyata adiknya menelfon

“Hallo... ini masih di jalan, gak usah di tungguin dek, bilangin mama kakak kejebak hujan ni, lagi nganter teman" lalu angga pun mematikan hp nya

Melihat angga yang berbicara lembut hal itu rupanya mencuri perhatian nya, ia terus mengamati sosok angga.

“Ganteng juga rupanya si nyebelin ini, kalau di liat lama-lama kok makin manis ya" ujar cindi dalam hati. “Siapa yang barusan nelfon ? apa itu pacar nya ?" sambung nya lagi. Ia terus melamun mengamati sosok angga hingga angga pun menyadari bahwa ia sedang di perhatikan

“Gak gitu juga kali liatin nya" Angga yang tiba-tiba memecahkan lamunan cindi

“Dasar kegeeran, siapa juga yang liatin lu" ngelak cindi

“Yukkk cabut hujan nya udh mulai reda kalau di tunggu hujannya berhenti gak akan berhenti kayaknya" sambung angga

“Ya udah" jawab cindi singkat dan bersiap malanjutkan perjalanan nya. Tak lama kemudian mereka memasuki perumahan tempat tinggal cindi

“Rumah nomor berapa" tanya angga

“nomor 24" jawab cindi

Dan angga pun menghentikan kereta nya didepan rumah cindi.

“Ini rumah lo ?" tanya angga cuek, "kenapa kayak gak asing ya tempat ini, tanya nya dalam hati

“Bukan, rumah orangtua gue" balas cindi

“Yaudah gue cabut"

“Ehhh, terimakasih banyak" ucap cindi

“Iyaaa sama-sama" angga pun cabut

Cindi bergegas masuk kerumah karena khawatir orang tuanya cemas

“Assalamualaikum ma, pa" cindi memberi salam

Mendengar suara putri nya sontak membuat mamanya lari ke arahnya

“Dari mana aja kok baru pulang ? mama telefon kok gak bisa ? mama khawatir" ujar mamanya sembari menangis “Ini jaket siapa?" tanyanya lagi

“Mama... maafin cindi, tadi mobil cindi ban nya kempes hp cindi juga mati cindi tungguin orang yang lewat pun gak ada untung aja ada teman yang lewat jadi cindi di antar pulang, ini jaket nya tadi cindi lupa kasih balik" ucap cindi

“Lain kali jangan sampai baterai hp nya mati total kek gitu, jadi mama susah ngehubungin kalau ada apa-apa gimana ?" mama nya yang masih khawatir akan putri nya

“Iyaaa maa, cindi paham maafin cindi ma, pa" ujar nya lagi

“Yaudah mandi dulu sana keringin badan takutnya nanti flu istirahat dulu" ucap papanya menenangkan keadaan

“Iyaaa pa" cindi pun menuju ke kamar nya untuk membersihkan badan nya. Selesai mandi cindi pun merebahkan badannya di kasur dan melihat ke arah jaket yang ia kenakan tadi tergelak di atas meja

“Hmmm... dia gimana ya, apa kehujanan lagi mungkin dia kedinginan karena jaket nya gue pakai, mana gue lupa lagi kasih balek nya, ini ngembaliin nya kek mana" ujarnya dalam hati.

Tiba-tiba hujan pun kembali deras hal itu membuat nya semakin memikirkan angga.

“Kira-kira dia udah sampai rumah belum ya, rumah nya jauh gak nya, kok gue bodoh banget sih gak nanyak namanya, alamat nya gitu dimana kok tiba-tiba gue mati kutu ya tadi, hmmmm rupanya si nyebelin itu ganteng juga ya, kenapa gue baru sadar, tadi yang telefon apa itu pacar nya ya? " tanya nya dalam hati. “Ahhhh sudahlah sadarlah cindi..... kenap lo tiba-tiba jadi mikirin manusia nyebelin itu sih" cindi yang mencoba menyadarkan dirinya karena pikiran nya kini sudah di kuasai oleh sosok angga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!