Film horor pun di mulai, judul filmnya si manis jembatan Ancol. Zoya sebenarnya tidak suka film horor, ia sangat takut. Tapi Mila terus membujuknya dan terpaksalah Zoya menemani Mila nonton film ini.
Ketika adegan si manis memberi perangkap benang kaca sengaja di bentang di antara konsen pintu, sehingga ketika penjahat itu berlari kepalanya putus, terpisah dengan tubuhnya. Seketika itu pula Zoya teriak ketakutan.
"Aaaaa" teriak Zoya berhambur ke samping kanan. Untung penonton lain ikut berteriak, jadi suara nyaring Zoya tidak terlalu ketara. Azlan ikutan kaget, bukan karena filmnya, tapi karena sesuatu menimpa tubuh bagian bawah nya. setengah tubuh Zoya sudah berada di atas tubuh Azlan, Mila dan Airaya tidak menyadarinya mereka terlalu fokus sehingga tidak memperhatikan posisi Zoya saat ini.
Mata Azlan dan Zoya bertemu, untuk sementara waktu mereka masih saling menatap dalam diam.
"Apa ini?? " pikir Zoya mulai tersadar dengan posisi tangannya.
Zoya merasakan benda aneh yang saat ini ada di genggamannya. Zoya sedikit menggerak gerakan tangannya penasaran dengan benda kenyal seperti sosis. Matanya semakin membulat ketika mendengar Azlan mendesis pelan.
"Sialan, adik kecil gue" teriak Azlan dalam hati.
Perlahan Zoya melirik kebawah, tangannya tepat berada di atas ************ Azlan.
"Tuh kan bener" kata Zoya dalam hati.
"Singkirkan tangan loh!! " bisik Azlan tertahan. Zoya pun langsung menarik tubuhnya dari tubuh Azlan ke posisi semula. Tak lupa juga, Zoya menarik tangannya yang masih berada di tempat tadi.
Mereka kembali ke posisi semula, Zoya menegakkan posisi duduk nya. berdehem menghilangkan rasa canggung.
"Hiksss... hiks... sedih banget" Mila terisak.Seketika lampu menyala pertanda film sudah usai. Zoya kaget, gadis itu tidak sadar jika filmnya sudah habis padahal ia merasa baru menonton setengah film saja.
"Iya, aku tadi dah seneng si manis ternyata gak jadi mati. Eh malah akhirnya mati juga. " Sahut Airaya yang ikutan Baper karena film itu.
"Yuk Zoy" ajak Mila membuyarkan lamunan Zoya. Ia melirik ke kanan, ternyata Azlan dan kakaknya sudah pergi lebih dulu.
"Ihhh seru banget kan Zoy, gak terlalu serem" kata Mila berceloteh membahas tentang film tadi.
"Apaan, biasa aja pun. " dengus Zoya.
"Lah loe kan tidur, gak menghayati filmnya" bantah Mila.
"Andai loe tahu gue tadi megang perkutut" batin Zoya.
Brak~ Tubuh Zoya terhuyung kebelakang, seseorang telah menabrak tubuhnya.
"Punya mata gak sih! " bentak Azlan.
"Loe yang gak punya mata!! loe yang nabrak gue!!! " balas Zoya tak Terima Azlan membentaknya di depan umum.
"Loe yang gak punya mata,ngapain berhenti di sini? " sungut Azlan tak Terima.
"Loe yang salah, Loe tu yang gak punya mata!!! " kata Zoya maju lebih dekat ke hadapan Azlan.
Perdebatan Azlan dan Zoya menjadi pusat perhatian, Mila dan Airaya menutup wajahnya karena malu.
"Ihh kalian ini yah!!! " lerai Airaya menarik Azlan pergi dari sana, begitu juga dengan Mila menarik tangan Zoya.
"Aduhhh Loe apa apaan sih, gue belum membalas tu cowok!! " kata Zoya kesal pada Mila.
"Udah deh diem, gak malu apa sama orang orang" balas Mila terus menarik Zoya ke parkiran.
"Loe kok bikin malu gue!!! berdebat sama cewe!! gak gentle banget" gerutu Airaya pada Azlan, ia merasa sangat malu tadi.
"Loe gak liat, dia tu nyebelin banget!! " balas Azlan masih dengan wajah kesalnya.
"Udah deh diem!!! cepet gue mau pulang" kata Airaya masuk ke dalam mobil.
Mereka pun pulang ke rumah, tidak ada yang memulai percakapan di dalam mobil. Azlan masih sangat kesal, Airaya membela gadis itu.
Tiba di rumah, Azlan langsung masuk ke dalam rumah. Ia menyesal mau menuruti Airaya ke bioskop.
"Tunggu" cegat Airaya.
Azlan menghentikan langkahnya, menatap Airaya malas. Sementara Airaya tersenyum, meski lagi kesal Azlan masih mendengar perkataan nya.
"Gue cuma mau bilang, benci bisa jadi cinta" kata Airaya, lalu masuk ke dalam kamarnya tanpa menoleh pada Azlan lagi.
"Jangan kan di dunia nyata,di dalam mimpi aja gue najis cinta sama dia" balas Azlan pada Airaya yang sudah masuk ke dalam kamarnya. Lalu Azlan juga masuk ke kamarnya.
Sementara di depan rumah Zoya, Mila menatap Zoya sedih. Rumah besar terlihat begitu sepi tak ada penghuni kecuali bi Iyun. Mila tahu betapa sepinya Zoya di rumah sebesar ini sendiri.
Mila dan Zoya tengah duduk di ruang tamu, Mila sebenarnya ingin pulang setelah menonton di mall. Karena melihat rumah Zoya kosong Mila memutuskan untuk menemani Zoya sebentar.
"Zoy... " panggil Mila, membuat Zoya yang sibuk dengan ponselnya menoleh.
"Ada apa? "
"Apa loe gak kesepian tinggal di rumah sebesar ini sendirian? " tanya Mila.
Terdengar hembusan nafas berat Zoya, senyum manis menghiasi wajah cantiknya. Mila yakin itu adalah senyum palsu.
"Seperti yang loe tahu, gue baik baik saja selama ini" kata Zoya.
"Loe selalu sendiri, loe sangat kuat Zoya" lirih Mila langsung memeluk Zoya.
"Gue gak papa kok" sahut Zoya membalas pelukan Mila, sahabat nya selalu mengerti apa yang Zoya rasakan. Hanya kurang Nisa saja, meski lola seperti itu Nisa adalah cewe paling melindungi Zoya. Jika ada yang mengganggu kedua sahabat nya makan ia yang maju duluan.
"Kalau Nisa di sini pasti di bakal buat kita kesal" kekeh Zoya menghibur Mila.
Mila menyeka air mata Zoya, begitu juga dengan Zoya melakukan hal yang sama.
"Nisa pasti sedih lihat loe nangis" kekeh Mila.
"Jangan buang air mata, untuk hal yang tidak penting" ucap Zoya dan Mila bersamaan meniru suara Nisa yang cempreng dan melengking. Lalu mereka tertawa bersama setelah mengucapkan nya.
Di tempat lain Nisa merasa bosan duduknya di kursi tamu, ia menyesal ikut mama papanya ke acara pernikahan saudara sepupunya. Nisa duduk tanpa melakukan apapun, tamu yang datang tak ada yang ia kenali.
"Andai saja aku ikut sama Zoya dan Mila, pasti sangat seru" ucap Nisa dengan nada menyesal sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Nisa mencari cari keberadaan mamanya, ia ingin minta ijin pulang lebih dulu. Kalau saja papa tidak memaksa Nisa ikut, mungkin Nisa akan tinggal di rumah sekarang.
"Ma, aku pulang duluan yah" kata Nisa.
Mama Nisa yang sedang berbincang dengan kerabat lain hanya bisa mengangguk. Ingin menolak dan mengomeli Nisa tidak enak dengan kerabat nya.
"Makasi ma" ucap Nisa senang, lalu bergegas pulang sebelum papa Nisa melihat dirinya pergi.
"Hati-hati" sahut mama Nisa.
Nisa melambaikan tangan pada papanya ketika ia sudah naik taxi dan berlalu pergi. Nisa bukan pulang ke rumah, ia langsung menuju ke rumah Zoya. Karena sebelumnya Nisa sudah menghubungi kedua sahabat nya itu.
Pukul 22.30,Nisa tiba di rumah indah Zoya. Terlihat sangat sepi, membuat Nisa sedikit merinding.
...T E R I M A K A S I H...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sri Lestari
ngakak thoooor,,,,,,aku bercanda di sekolah narik jerah baju cwo yang gue suka,,,,ambrol kancingnya,,,,terliat dadanya malu,,,deg-deg an
2022-06-16
0
eRni CuTe
nerkam perkutut,,lumayan zoy,,dari pada lumanyun🤣🤣🤣🤣🤣
2022-03-01
3
marimas_jeruk89
awas aja tar kl jilat ludah sendiri
2022-02-28
2