Zoya diam seribu bahasa, sejak mama nya menjemputnya di sekolah hingga kini mereka hampir sampai ke penjara tempat papanya di tahan Zoya tak bersuara.
"Bagaimana sekolah nya? " tanya Febi basa basi sembari fokus ke jalanan, sesekali melirik pada Zoya yang masih menunduk.
"Seperti biasanya" jawab Zoya singkat.
Febi memarkirkan mobilnya, lalu keluar dari mobil. "Sudah sampai, yuk keluar"
Zoya mendongak, menatap mamanya yang selalu berpenampilan elegan. Pakaian mama Zoya terbilang sexy karena terlalu ngepas di tubuhnya.
Zoya turun dari mobil, menyusul mamanya yang sudah berjalan lebih jauh dari nya.
Setelah berbicara dengan petugas keamanan,Febi menarik Zoya agar ikut dengan nya ke ruangan pertemuan .
"Silakan tunggu di sini" ucap petugas yang berbicara dengan Febi tadi. Zoya hanya menatap dalam diam, rasa kangen sangat mendalam pada papanya.
Tak lama kemudian Brian keluar menemui anak dan istrinya. Tidak ada raut kesedihan di sana, Brian terlihat senang dan sehat. Bibirnya mengukir seulas senyuman pada Zoya dan Febi.
"Papa... " lirih Zoya.
Brian menatap Zoya sebentar, lalu beralih menatap sang Istri.
"Bagaimana ke adaan mu? " tanya Brian pada Febi.
"Aku baik baik saja" jawab Febi.
Awalnya Zoya sangat senang melihat papanya tersenyum, namun kini malah berubah. Setelah berbicara berdua dengan istrinya yang sedikit menjauh dari Zoya Brian mendadak berubah.
"Pa.. apa papa baik baik saja? " tanya Zoya memberanikan diri. Hubungan mereka memang tidak baik baik saja, kedua orang tua Zoya terlalu sibuk dengan urusan masing masing sehingga tidak terlihat dekat dengan putri nya ini.
"Papa baik baik saja, kamu... " ucap Brian terhenti, lalu menghela nafas berat. Zoya menunggu kelanjutan kalimat Brian yang terputus.
"Kamu belajar lah yang rajin" ucap Brian di akhir kalimat nya, menepuk bahu Zoya pelan.
"Aku sudah menyewa pengacara handal untuk menyelesaikan kasus ini" ucap Febi santai.
"Tidak perlu, aku lebih nyaman di sini" jawab Brian singkat.
"Pah... papa gak mau pulang? " tanya Zoya. Gadis itu menahan sesak di dadanya. Kedua orang tuanya tidak ada yang betah di rumah, bahkan dengan alasan anak pun tidak ada.
Brian bergerak memeluk Zoya mengusap punggung putrinya lembut. Raut wajah Brian terlihat berbeda ketika di belakang Zoya.
"Lambat laun kamu akan mengerti sayang" lirih Brian pelan, hanya dirinya dan Zoya yang mendengar nya.
Zoya tertegun, ia tidak mengerti maksud dari ucapan papanya.
"Jaga diri baik baik" ucap Brian kembali ke sel tahanannya, sudah 10 menit berlalu.
"Pah,.. Tunggu" cegat Zoya, namun Brian sudah pergi.
"Ayuk pulang, mama harus segera berangkat lagi. Ada pemotretan di Singapura" ucap Febi.
Zoya tak peduli lagi, ia berbalik mengikuti mamanya. Tatapannya kosong, Zoya tak mengerti dengan hidupnya. Banyak teka teki yang menyelimuti keluarga nya.
Di dalam mobil, Zoya kembali membisu. Sesekali melirik mamanya yang tampak fokus mengendarai mobil.
"Mama akan menitipkan mu pada teman mama selama 2 hari." ucap Febi tanpa menoleh.
"Siapa? aku lebih baik di rumah sama bi Iyun"kata Zoya langsung menolak Permintaan mamanya.
" Bi Iyun lagi cuti, keluarga nya sakit di kampung " kata Febi lagi masih tidak menoleh pada Zoya.
"Tapi aku tetap gak mau, aku gak papa di rumah sendiri" tolak Zoya datar.
"Mama khawatir kalau kamu sendiri di rumah"
Zoya mendecih mendengar ucapan mamanya yang terdengar asing di telinganya.
"Huh, sejak kapan mama khawatirkan aku" ucap Zoya sinis.
"Maksud kamu? " tanya febi.
Suasana mulai memanas, nafas Zoya mulai memburu menahan sesak di dadanya. Namun gadis itu mencoba untuk mengontrol agar tidak beradu mulut dengan mamanya.
"Turun" titah mama Febi dingin.
Zoya keluar dari mobil, matanya menatap rumah besar di hiasi bunga bunga di halamannya. Warna yang cerah membuat rumah itu terlihat semakin indah.
"Ayo masuk" tegur Febi pada Zoya yang masih mematung menatap rumah besar itu.
"Aku tidak mau, aku mau pulang! " tolak Zoya.
Febi menggeram, putrinya benar-benar menguji kesabaran nya. Di tariknya tangan Zoya secara paksa masuk ke dalam rumah.
Tuk tuk!!
Sekali ketukan pintu besar itupun terbuka, seseorang berdiri menatap Febi melotot tak percaya.
"Febi!!!!! " teriak Meika. Kedua wanita itu saling berpelukan, melepas rindu yang sudah lama tak bertemu.
"Nah ini Zoya yah, putri kamu yang bakal di titipin sama aku? " tanya Meika menatap Zoya hangat.
"Halo tante" sapa Zoya sopan.
"Iya, ini Zoya anak ku" kata Febi tersenyum.
"Ayuk masuk dulu, kita ngobrol sebentar" ajak Meika menarik Zoya dan Febi masuk ke dalam, namun di tolak Febi.
"Aku ada pemotretan, jadi gak bisa lama lama" ucap Febi.
"Loh, kok begitu sih Aku masih kangen tahu sama kamu" jawab Meika sedih.
"Lain kali aku bakalan mampir ke sini, aku benar-benar buru buru sekarang" ucap Febi dengan raut menyesal.
Zoya tak bergeming, sejak tadi hanya diam saja memperhatikan tingkah mamanya dan Meika teman mamanya.
"Sayang, mama pergi dulu, jangan nakal nakal sama tante Meika yah" pamit Febi mengecup pipi Zoya sebelum berangkat.
Zoya menatap kepergian mamanya datar, terdengar helaan nafas berat darinya.
Meika mendekat, memeluk Zoya dari samping.
"Sedih yah, batu jumpa udah di tinggal"
Zoya mendongak, tak mengerti maksud dari perkataan teman mamanya ini.
"Sejak dulu, mama kamu memang sudah terkenal seperti itu. Pekerjaan memang utama baginya " jelas Meika.
"Kamu harus mengerti yah, mama kamu bukan gak sayang sama kamu" sambung Meika lagi mencoba memberikan Zoya pengertian Meika tahu bagaimana perasaan Zoya di tinggal seperti itu oleh Febi, apa lagi Zoya baru saja mendapat musibah dengan tertangkapnya papanya.
"Zoya gak papa kok tante" lirih Zoya menunduk menyembunyikan kesedihannya.
"Kamu anak baik" puji Meika tersenyum hangat. Membuat hati Zoya ikut menghangat, sangat berbeda dengan sikap mamanya yang terlalu acuh padanya.
"Pasti anak tante ini bahgia memiliki mama seperti tante ini" pikir Zoya tersenyum getir membandingkan dengan kehidupan nya.
"Yuk masuk, tante punya anak cewe lo" ucap Meika membawa Zoya masuk ke dalam rumah.
"Bunda, Raya keluar dulu bentar" teriak Raya menuruni anak tangga.
Deg~ seketika tubuh Zoya menegang mendengar suara seseorang yang tak asing ia dengar.
"Raya sini deh, mama mau kenalin kamu sama anak teman mama" panggil Meika.
Airaya berjalan mendekati mamanya, matanya meneliti gadis yang memakai seragam sama dengan adiknya.
"Kaya gak asing" gumam Raya.
Zoya nyengir, hidupnya benar-benar tidak akan pernah beruntung. Jika ini adalah rumah Airaya, maka tentu saja ini adalah rumah azlan juga. Zoya merutuki mamanya yang sudah memasukkan dirinya ke kandang harimau.
"Loe Zoya yah? teman Mila? " tebak Raya mengingat Zoya.
"Iya kak" jawab Zoya mengangguk.
Meika terlihat senang melihat putri sulung nya mengenal Zoya.
"Bagus deh kalian sudah saling kenal" kata Meika.
"Zoya bakalan tinggal di sini untuk beberapa hari" ucap Meika lagi.
"Huh?? tinggal di sini? " teriak Raya kaget.
"Mampus, bakalan pecah ni rumah kalo mereka bertemu nanti" pikir Raya.
Zoya nyengir, ia tahu apa yang ada di pikiran Raya saat ini.
"Tante, aku gak papa kok balik ke rumah. Mama hanya terlalu lebai menitipkan aku di sini" kata Zoya merasa tidak enak.
"Tidak apa apa sayang, Raya tidak keberatan kamu di sini. iya kan Raya? " tanya Meika menyikut Raya.
"Gue.. gue bukann keberatan loe di sini"
"Gue paham kok kak" balas Zoya.
"udah udah, pokoknya Zoya tinggal di sini. Raya akan mengantarkan kamu ke kamar atas" putus Meika tak terbantahkan. Lalu meninggalkan Zoya bersama Raya yang tampak khawatir.
"Yuk gue antar ke kamar loe" ajak Raya menarik tangan Zoya.
"Ini kamar loe, loe bisa gunain kamar ini seperti kamar loe sendiri" jelas Raya tersenyum manis.
"Terimakasih kak" ucap Zoya tak enak.
"Tapi... loe harus ingat" ucap Raya membuat Zoya penasaran.
"Apa? " tanya Zoya.
"Jangan pernah menoleh ke kanan setiap kali keluar kamar"
"Kenapa? " Zoya melirik pintu kamar yang berada di sebelah kamar yang akan ia tempati.
"Itu kamar Azlan" bisik Raya, lalu langsung kabur setelah mengatakannya.
"Eh kak, tunggu. Gue gak mau tidur di sini!! " teriak Zoya. Ia tidak mau bersebelahan dengan pria itu. Pria yang sudah menghancurkan masa depannya. Bahkan ingin membunuh kehidupan baru yang ada di perutnya.
Kira-kira gimana yah reaksi Azlan ketika melihat Zoya ada di rumah nya😆😆
...T E R I M A K A S I H...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ternyata temen mamanya Zoya itu adalah mamanya Azlan sendiri,Sempit banget dunia ini..😂
2024-01-02
0
eRni CuTe
hahaha jodoh emang gak kemana ya thorr
2022-03-01
0
Laeli Vajar Wati
jodoh 5langkah🤣
2022-02-16
0