Zoya melangkah masuk ke dalam rumah, matanya menangkap sosok Febi duduk di ruang tamu sedang memainkan ponselnya.
Gadis itu melangkah cepat mendekati sang mama, sangat jarang bagi Zoya mendapati mamanya di rumah ketika dirinya pulang sekolah.
"Mama, Zoya pulang" kata Zoya sembari menyalami tangan mama Febi.
"Baru pulang? " tanya mama Febi tanpa menoleh pada Zoya, matanya fokus pada layar ponselnya. Senyum yang tadi mengembang perlahan memudar. Selalu seperti ini, Zoya tak pernah mendapat kan perhatian yang lebih.
"Ma, besok ada tour ke Bali. Zoya ***.. " tanya Zoya hendak meminta ijin, belum sempat selesai mama Febi sudah menjawabnya.
"Pergilah, itu kepentingan sekolah bukan? " kata mama Febi acuh, tanpa menanyakan bagaimana prosedur, berapa hari, apa yang di butuhkan oleh Zoya. Semua perhatian seorang ibu yang seharusnya Zoya dapatkan, dan Zoya harapkan.
"Baiklah, seharusnya aku sudah tahu jawaban nya" kata Zoya datar seraya pergi masuk ke kamarnya. Zoya tahu akhir nya akan begini, ia terlalu berharap orang tua nya akan khawatir atau semacamnya pada nya.
"Harusnya aku tak lakukan itu" lirih Zoya tersenyum kecut.
Zoya meletakkan tas pink nya ke atas meja,kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi Zoya memutuskan untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya.
Sementara di rumah besar Albisyam terdengar riuh, sahut menyahut perdebatan Azlan dan Airaya terdengar menegangkan.
"Loe harusnya ikut!! itu sangat penting untuk nilai loe! " teriak Airaya emosi mendapat laporan dari mata matanya jika adiknya tidak mendaftar untuk Studytour ke Bali.
"Gue gak peduli" balas Azlan, ia tetap tidak ingin ikut tour ke Bali. Azlan lebih memilih tidur di rumah dari pada menghabiskan waktu di museum dan juga di daerah daerah bersejarah yang bisa di cari di internet. Apalagi mendengar kelasnya akan di gabungkan dengan kelas IPA ,kelas Zoya musuh Azlan yang selalu terlihat sombong menurutnya.
"Loe harus dengerin gue!! " bentak Airaya melempar sendok pada adiknya, meskipun tak terlalu keras, namun sendok itu mampu memancing emosi Azlan.
Azlan hendak membalas tapi malah terhenti oleh teriakan bundanya.
"Stop!!!!!!! " teriak bunda Meika menggebrak meja, ia sudah tidak tahan lagi mendengar perdebatan demi perdebatan yang menurut bunda Meika tidak penting.
"Sopan di meja makan apa tidak bisa? " tanya bunda Meika sinis, Azlan dan Airaya terdiam lalu melanjutkan makan malamnya.
"Kamu Azlan!! ikuti apa yang sekolah mu putuskan. Jika tidak, semua fasilitas mu akan di cabut! " ancam Ayah Fadil yang sejak tadi merasa terganggu karena kebisingan pertengkaran Azlan dan Zoya. Airaya tersenyum menang, setidaknya ayah membantunya.
"Tapi yah, kan cuma tour sejarah. Semuanya ada di internet. Bentuk ataupun sejarahnya. " protes Azlan.
"Pilih saja, kehilangan fasilitas atau ikut tour" kata Airaya tersenyum menang. Ia tidak akan membiarkan adiknya mendapat nilai rendah.
"Terserah" dengus Azlan, lalu pergi begitu saja dari meja makan. Belum beberapa langkah Azlan kembali menghentikan langkahnya.
"Kembali atau loe bakal menerima akibatnya" ancam Airaya penuh penekanan, ia sangat tidak suka jika ada anggota keluarga yang meninggalkan meja makan di saat masih ada yang masih makan. Jangan kan main HP berbincang soal bisnis saja tidak boleh. Menurut Airaya di meja makan lah mereka berbincang bincang dan semakin mempererat hubungan keluarga mereka.
"Arrrrkkkk Airaya, kenapa loe jadi kakak gue!! " teriak Azlan frustasi lalu kembali ke kursinya.
"Adik pintar" puji Airaya.
Bunda dan ayah menggeleng melihat tingkah laku kedua anak mereka. Meski sering bertengkar, namun Airaya terlihat sangat memperhatikan adiknya. Sementara Azlan tampak menghargai kakaknya sebagai saudara yang lebih tua dengan mengikuti apa yang di katakan Airaya.
Setelah selesai makan, Azlan langsung masuk ke dalam kamar. Ia masih kesal, niatnya untuk main dan tidur selama 3 hari gagal total.
Baru terpejam, sebuah ketukan memaksa Azlan untuk membuka matanya kembali.
"Astaga, siapa sih yang ganggu waktu istirahat gue" dengus Azlan sembari turun dari ranjang berjalan mendekati pintu dan membukanya.
"Hehehe.... boleh masuk? " tanya Airaya nyengir.
Azlan kembali ke ranjang tanpa menutup pintu, Airaya tahu kode ini, pertanda Azlan membiarkannya untuk masuk. Airaya duduk di tepi ranjang Azlan.
"Gue mau minta maaf" cicit Airaya pelan dengan Popyeasy nya yang imut.
"Gue udah maafin loe" sahut Azlan. Airaya berbinar, lalu memeluk Azlan erat mengungkap rasa senang di hatinya. Ia merasa bersalah karena terlalu membentak adik nya tadi.
"Aduhh pengap gue, lepasin dodol" kata Azlan berusaha melepaskan pelukan kakaknya.
"Sebagai gantinya gimana kalo gue traktir loe nonton? " kata Airaya.
"Gue ngantuk, malas keluar" tolak Azlan.
"Ohh ayolah, gue pengen banget nonton film yang akan tanyang nanti jam 8,dan sekarang baru jam 7." bujuk Airaya.
"Ajak temen loe aja" tolak Azlan.
"Temen gue pada pergi sama cowonya" lirih Airaya sedih.
Melihat kakaknya yang langsung sedih membuat Azlan menghembuskan nafas pasrah.
"Baiklah, siap siap lah" kata Azlan.
"Yeahh!!!!! " sorak Airaya lompat lompat, lalu keluar dari kamar Azlan untuk bersiap.
Kakak adik itu tiba di sebuah mall, Airaya langsung menarik Azlan ke pengantrian tiket. Azlan menyuruh kakaknya duduk di kursi tunggu yang telah di sediakan, dirinya akan membeli tiket sendiri.
"Kak Ai" panggil Mila melambaikan tangan.
"Oh Hai, Mila" sahut Airaya.
"Kebetulan sekali, bareng siapa? " tanya Airaya, Mila terlihat sendiri.
"Gue sama temen kak" jawab Mila.
"Temen apa temen? " goda Airaya menoel Noel pipi Mila.
"Sama sahabat gue kak, bukan cowo" kekeh Mila.
"Yuk mil, kayanya udah mau mulai" ajak Zoya yang baru saja dari toilet.
"zoya, kenalin kakak sepupu gue" kata Mila memperkenalkan Airaya pada Zoya.
"Hai kak, Zoya teman sekelas nya Mila" kata Zoya tersenyum paa Airaya.
"Hai juga Zoya, gue Airaya kakak sepupunya Mila" jawab Airaya ikut tersenyum pada Zoya.
Azlan selesai membeli tiket, lalu menghampiri kakaknya yang tampak berbincang bincang dengan 2 gadis. Azlan menyipit, seperti nya ia mengenali siapa dua gadis itu.
"Loe ngapain di sini!!!" tanya Azlan sinis pada Zoya. Tentu saja gadis itu tak kalah sinis nya, tatapannya tajam pada Azlan.
"Suka suka gue lah, Mall ini umum kali, siapa aja bisa kesini" sahut Zoya.
Airaya menatap Zoya dan Azlan bergantian, baru bertemu malah langsung cek cok.
"Yaudah deh kak, kita duluan" kata Mila menarik Zoya pergi sebelum semakin membuat kekacauan dengan Azlan.
"Ihhh kalo tahu tu cowo ke bioskop ini juga, mending gue gak ikut sama loe" gerutunya Zoya.
"Udah udah, gak papa kan sekarang udah.. -_--_" Kata Mila terhenti melihat Azlan dan Airaya memasuki ruang bioskop. Mila berharap mereka duduk berjauhan dan Zoya tidak melihat ke arah Azlan dan Airaya.
"Eh Zoya, lu dah matikan dering ponsel? " tanya Mila mengalikan perhatian Zoya yang hendak menatap ke pintu masuk. Mereka duduk di bangku pinggir tengah tengah bangku penonton.
"Eh Zoya dan Mila nonton film ini juga? " kata Airaya membuat Zoya yang sedang mengontak atik ponselnya menegang.
"haduhhh... " desah Mila mulai panik, ternyata bangku Azlan dan Zoya bersebelahan.
"Hehe... iya kak, film ini banyak di minati" kata Mila. Sementara Zoya hanya diam fokus ke layar film tanpa menoleh ke kiri dan kanan. Ia tidak mau membuat keributan di dalam bioskop, bisa bisa di gebukin penonton lain.
"Tenang, jangan lirik kanan" bisik Mila pada Zoya, ia sangat berharap jika Zoya dan Azlan tidak berulah lagi.
Hai semua nya, makasih yah udah mampir. Jangan, lupa, like, coment, vote!!!! itu penting yah. Harus!!! jika suka dengan cerita ini. 😁
Berikan Give nya juga yah😘😘
...T E R I M A K A S I H...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Lila Susanti
#tenang jgn lirik kanan# 😂😂😂
2022-05-25
2
Tuti Hayuningtyas
nyimak thoooooor
2022-03-14
3
Dwi Astuti
lucu ya nti lama2 bucin 😀😀😀
2022-03-13
0