Kini Zino, Cessa dan Rindu sudah berada di depan mobil milik Zino. Sedari tadi Cessa hanya menundukan kepalanya, Cessa berasa tidak nyaman berjalan tepat di samping Zino dan di tambah lagi Zino yang terus menggenggam tangan Cessa sepanjang koridor rumah sakit, sedangkan Rindu yang lebih memilih berjalan di belakang kedua insan yang sedang malu malu kucing atau apakah itu namanya. Seperti kata orang, diantara laki laki dan perempuan pasti ada setannya. Mungkin itu yang sedang Rindu pikirkan tapi ia tak ingin pastinya menjadi setannya.
"Ayok masuk, aku akan mengantar kalian, Jake ayok berangkat, Kangen kamu duduk di depan, dan kamu duduk di belakang bersamaku." Cessa terperanjak terkejut sedangkan Rindu mendengus kesal.
Rindu kemudian menggerutu sendiri lalu masuk kedalam mobil dan duduk di kursi di samping sopir. Rindu menoleh dan menemukan sang sopir yang sudah menunggu mereka tadi tersenyum manis kepada Rindu, senyum yang membuat Rindu dag dig dug.. Bagaimana tidak, sang sopir sangat tampan, wajahnya yang mulus, mata elang, hidung mancung, rambut rapi di sisir kesamping, walau hanya sopir tapi si laki laki mengenakan seragam yang sangat pas di tubuhnya membuat beberapa bagian tubuhnya terlihat bentuknya.
"Kalau tuan memanggilmu kangen, maka aku akan memanggilmu Rindu. Bagaimana? " Tanya Jake. Jake adalah sopir pribadi Zino tapi kalau di dalam organisasi Zino, Jake adalah penembak jitu tingkat 1. Dan sepertinya kali ini juga sangat jitu, karna belum apa apa Rindu sudah dari matanya dan kini turun ke hatinya. ahaii...
"Aahh itu.. Anu.. Namaku memang Rindu tapi sepertinya tuan suka memanggilku Kangen ehehe.. " Rindu menjawab obrolan ringannya dengan Jake.
Sedangkan di luar mobil, Cessa masih mematung tak tahu harus melakuakan apa, padahal ia hanya harus membuka pintu mobil dan duduk.
Zino yang melihat Cessa masih terdiam langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Cessa masuk, mau tak mau Cessa masuk dan duduk. Melihat. Zino yang akan masuk dari pintu yang sama maka Cessa pun mengeserkan duduknya sedikit, saat Zino sudah terduduk Cessa ingin tetap terus bergeser ke sepanjang kursi penumpang itu. Zino menarik tangan Cessa dengan lembut dan menaruh tangan Cessa di pahanya.
"Disini saja. Aku jamin akan lebih nyaman di sini" Zino masih memegangi tangan Cessa dan masih menaruhnya di pahanya.
Cessa yang masih tak memahani apa maksud perkataan Zino hanya terdiam dan mengerutkan keningnya.
"Mak maksud.. Aaaww.." pekik Cessa ketika Zino memangkat tubuhnya dan menaruhnya tepat di atas paha milik Zino. Ingin memberontak tapi takut dingin meronta takut juga. Alhasil Cessa hanya bisa pasrah dengan keadaan.
''Tuan apakah saya harus menutup kaca pembatas?" Jake yang merasa ini akan mengganggu konsentrasinya maka ia bertanya, karna sepengetahuan Jake, Tuanya itu akan lebih dari pada sekedar duduk di pangkuan saja. Pasti akan ke lain lain juga. Tapi itu kan dulu Jake. Ini yang baru udah turuti aja kata otor.
"Tidak usah Jake tidak apa apa. Apa kau berpikir aku akan macam macam dengannya, aku tidak akan berani Jake. Sebelum aku mandapatkan hatinya aku tidak akan melakukan apapun." Zino berucap kepada Jake tapi sama sekali tidak menoleh pada Jake malainkan tetap memandang Cessa dan sesekali memperbaiki rambut Cessa yang panjang dan terikat itu. Zino sangat senang memainkannya rambut lurus panjang itu sangkin panjangnya, Zino mengambil rambut itu dan mengosok gosok rambut Cessa kepipinya, matanya, ala ala seorang wanita tengah berdandan mengunakan kuas berbahan rambut.
Zino paham Cessa pasti sangat takut bila kaca pambatas mobil Zino di tutup. Cessa pasti akan kembali mengingat saat dirinya dan Zino tengah berada di dalam kamar seperti malam itu. Zino tidak ingin membuat Cessa tertekan karna Cessa baru saja keguguran takutnya membuat Cessa stres dan kembali terpuruk. Bagaimana pun caranya Zino harus membuat Cessa santai dan tak berpikiran yang macam macam.
"Tuan saya duduk di bawah saja tuan, nanti paha anda akan terasa pegal bila saya duduk di atas paha tuan seperti ini." Ucap Cessa dengan penuh keraguan dan sedari tadi ia paksakan agar kata kata itu keluar dari mulutnya.
"Tidak apa apa kok. Aku baik baik saja lagi pula kamu tidak berat kok. Kamu ringan seperti bulu." Ucap Zino juga menjawab harapan Cessa untuk turun dari pangkuannya.
"Oohh yaa.. Tentang yang di kamar tadi kamu bisa jawab nanti, tapi bisakah kamu jawab yang satu ini. Bisakah kamu tidak takut padaku? " tanya Zino pada Cessa yang masih tak betah duduk di paha Zino.
"Itu... Aku... " Cessa benar benar gugup gusy.
"Aku akan menurukanmu dari pangkuanku kalau kamu tidak takut lagi padaku dan kita mulai dari awal perkenalan bagaimana? " Tawar Zino dengan apa yang sangat Cessa inginkan dari tadi.
Kini Cessa menoleh ke arah Zino dan mata mereka berdua saling bertemu, entah dapat sugesti dari mana tapi Cessa langsung mengangguk setuju. Ya dari rasa mau turunnyalah.
"Janji ya" Zino mennyodorkan jari kelingkingnya kepada Zino bak anak kecil meminta janji.
"Iya janji" jawab Cessa juga dan melilitkan jari kelingking mereka satu sama lain.
Zino pun melonggarkan Cessa dan Cessa turun dari pangkuan Zino dan duduk di samping Zino sambil terus meremas tangannya.
"Baiklah kita mulai dari yang paling mudah, tatap aku." titah Zino berikutnya.
"Mudah apanya itu. Menatapmu?? What??" batin Cessa.
Melihat bukannya menatap dirinya tapi malah mencari hal lain untuk ia tatap, Zino kembali hendak mengangkat Cessa ke pangkuannya tapi dengan cepat Cessa menolak dangan langsung meraih dagu kokoh Zino dan Cessa menatap mata Zino yang kiri dan juga yang kanan bergantian.
Zino di buat terpaku dengan apa yang kini Cessa lakukan padanya. Cessa malah malakukan hal yang membuat jantung Zino senam ria di dalam sana.
Cessa yang kembali sadar dengan apa yang telah ia lakukan langsung menarik tangannya dan kembali meremasnya seperti anak kecil yang melakukan kesalahan fatal pada ayahnya.
"Sudah saya tatap tuan." Ucap Cessa sambil nenunduk takut.
Zino juga kembali tersadar dan menghilangkan pikirannya. Sebenarnya saat Cessa memegangi dagunya sungguh bila Zino boleh melakukannya Zino sangat ingin m*l*t Bibir yang ada di depannya tadi tapi Zino tahan tahan saja, Zino takut itu akan mambuat Cessa makin takut dengan dirinya.
"Oke. kamu memang hebat, baiklah sekarang yang kedua panggil aku Zi. Atau Honey mungkin" pancing Zino
''Apa?" Cessa ingin memperbaiki pendengarannya barusan.
"Aaahh tidak tidak.. Kamu bisa panggil aku biasa saja, tidak ada kata tuan atau saya sayaan, aku mau kamu panggil aku Zi atau langsung saja Zino dan bisa tidak kamu tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal." Zino meminta lagi pada Cessa.
"Eemm haruskah? " Tanya Cessa pada Zino ternyata benar perkiraan Zino, Cessa kini makin berani becakap cakap sederhana dengan Zino. Walaupun hanya bertanya hal yang sebenarnya tak harus di pertanyakan.
"Ya tentu saja harus Cessa, tu aku saja bisa memanggilmu dengan namamu langsung. Masa kamu tidak bisa, atau perlu lagi aku mengangkat kamu ke atas pangkuanku?" Pancing lagi sampe dapat Zino.
"Emmm baiklah say.. Aah aku akan memanggilmu... Zi.. " Kata Cessa menjawab dengan terbata bata, atau mungkin tadi kata kata itu nyangkut di lehernya atau tenggorokannya. Tapi kini sudah keluar dengan aman.
"Bagus anak pintar, apa kamu masih takut padaku?"
"Eemm ya lumayan tu.. Ahh maksudnya Zi." mungkin belum tebiasa tapi Cessa usahakan untuk biasa.
''Tuan kita sudah sampai. " Jake memberitahukan tuannya bahwa mereka sudah sampai.
Karna terlalu asyik dengan obrolannya dengan Zino Cessa tak menyadari bahwa kini mereka sudah sampai di depan rumah yang sangat megah dan mewah. Bagaimana tidaj rumah itu memiliki tiga lantai, berpagar menjulang, di cat dengan warna emas. Uuhh sungguh istana ini namanya.
"Baiklah kita sudah sampai. " Kata Zino pada Cessa.
"Z Zii. ini bukan resto tempat kerjaku. Dan ini rumah siapa?" Cessa masih linglung.
off dulu kawan...
jangan lupa komen, vote dan favoritkan dan juga like ya readers
i love you..
salam dari Zino dan Cessa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Marlini Lumbangaolmarlini
semangat ya otor
2022-11-16
0
Yetri Mawati
semangat Thorrr lanjuttt
2022-03-23
0
Aya Yeyet
Cemunguuuut thooorr
2022-01-27
0