BAB 2 AWAL PERTEMUAN P 2

DAN

Tinggallah kini keduanya di dalam kamar dengan penerangan yang cukup jelas, Zino tak henti hentinya menatap Cessa dengan mata birunya yang indah.

Masih merasa takut dengan apa yang sedang berada di atas nakas, benda yang memiliki pelatuk itu menunggu di sana dengan santainya.

Entah orang di hadapannya ini akan menggunakan benda itu lagi atau dengan apa ia mengancam, membuat detak jantung Cessa tak karuan.

"Hei kemarilah.. Kenapa jauh jauh?" Ucap Zino membuyarkan lamunan Cessa.

"I.. iya tuan.. " Perlahan tapi pasti Cessa berjalan mendekat, masih beberapa meter lagi maka Cessa akan sampai di dekat Zino yang sedang duduk di pinggir ranjangnya.

"Mari minum denganku. Minuman ini apa namanya, kamu yang menghantarnya pasti tau kan??" Zino menunjuk dua botol yang di hantarkan Cessa beberapa waktu yang lalu.

"I.. Itu Anggur merah tuan.." jawab sopan Cessa demi menyelamatkan dirinya.

"Oohh kau tau rupanya." Zino bangkit dari duduknya dan menuangkan minuman tersebut ke dalam dua gelas yang juga di bawa Cessa tadi.

Zino maju ke arah Cessa membawa kedua gelas tersebut. Zino menyerahkan satu gelas minuman itu pada Cessa.

"Minumlah denganku.." Zino menyodorkan gelas itu tepat di depan Cessa, aroma yang kuat dari minuman itu masuk dalam indra penciuman Cessa. Dan Cessa benar benar tidak suka dengan bau yang sangat menyengat tersebut.

"Maaf tuan saya tidak bisa minum minuman ini tuan." Tolak Cessa dengan lembut membuat Zino makin tertarik dengan wanita di depannya ini.

"Baiklah kalau begitu." Zino kembali menaruh kedua gelas itu di nakas lagi.

Zino kemudian berjalan menuju sofa yang terdapat di dalam kamar yang Zino pakai.

"Mari duduk di sini denganku." Zino menepuk nepuk sisi sofa di sampingnya meminta Cessa untuk duduk di situ.

Mau tak mau, bisa tak bisa Cessa harus mematuhi tuan yang ada di depannya ini.

Cessa kemudian berjalan mendekati Zino yang sudah menunnggunya di sofa tersebut.

Dengan pelan Cessa mendudukkan dirinya di samping Zino. Jujur dirinya masih takut dengan benda yang masih berada di atas nakas itu. Kadang kadang Cessa melirik benda tersebut takut takut benda tersebut bergerak dari tempatnya.

Zino memperhatikan Cessa yang tidak fokus padanya, malah terus melirik lirik nakas tempat ia meletakan senjata hitam miliknya.

"Hei" Zino maraih dagu Cessa agar melihat ke arahnya. "Sudah puas mengamati benda itu." Zino menunjuk benda yang dari tadi Cessa lirik dengan dagunya.

"Kalau belum puas... " Zino bangkit meninggalkan Cessa sendiri di atas sofa dan berjalan ke arah nakasnya, meraih pistol miliknya dan kembali berjalan ke arah Cessa dengan membawa pistol tersebut.

Bukan main paniknya Cessa saat melihat Zino membawa benda itu. Ingin lari tapi tenaganya seakan hilang direnggut pistol itu. Wajah Cessa pucat pasi berusaha untuk tetap tenang. Sangkin berusahanya Cessa sampai meremas sofa yang ia duduki.

Zino yang mengamati Cessa sangat takut saat ia membawa benda itu lebih dekat merasa geli hati dengan tingkah Cessa. Betapa pucatnya, paniknya, tapi berusaha tetap biasa biasa saja.

"Kau belum puaskan lihatnya, ini aku perlihatkan dengan lebih dekat." Zino menyodorkan pistol di telapak tangannya ke arah Cessa.

Tapi dengan terus berusaha tetap tenang Cessa tersenyum lalu menggeleng "Tidak perlu tuan, sebaiknya tuan simpan dulu benda itu. Saya takut tuan."

"Takut?? Apa yang kamu takuti? Apa benda ini akan mamakanmu?" Ledek Zino.

Senyum polos saja yang Cessa berikan pada Zino. Zino hanya mengelengkan kepalanya dan menaruh pistolnya kedalam sebuah kotak di dekat sofa ini tadi.

Kemudian Zino kembali duduk bersama dengan Cessa.

"Jadi kamu tidak bisa minum minuman itu tadi?" Tanya Zino memulai pembicaraan lain.

"I... Iya tuan." Jawab Cessa dengan singkat karna ia tidak tahu harus menjawabnya bagaimana.

"Lalu apa yang bisa kamu minum? Susu?"

Hanya bisa menjawab dengan anggukan yang bisa Cessa lakukan membuat Zino tersenyum puas bukan main.

"Ooohh apa susu itu yang alami atau yang instan..?" Zino terus memancing Cessa, sementara Cessa sendiri tidak paham dengan apa yang Zino maksud.

Sungguh Zino sudah hilang akal mungkin. Kini ia mulai berpikiran mesum terhadap Cessa.

"Sudahlah kalau kau tidak paham tentang susu susu... Nanti saja kita lanjutkan tentang susu susunya. Sekarang aku ingin tahu sudah berapa lama kamu berkerja di tempat ini?" Tanya Zino lagi.

"Sekitar 2 atau 3 tahun tuan.. "Cessa menjawab dengan seadanya saja.

"Oohhh sudah lumayan lama ya... Boleh tau siapa namamu?"

"Namaku... "

TOK TOK TOK..

Ucapan Cessa terpotong dengan suara ketukan pintu kamar Zino dan Cessa kini. "Iisshh... Siapa lagi yang ganggu ini.. " Zino bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

Zino hanya mengeluarkan kepalanya saja untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata anak buahnya yang tadi sempat ia perintahkan mengambilkan sesuatu.

"Ini tuan yang anda minta sudah saya bawakan." Ucap anak buah Zino tersebut.

"Ooohh iya aku tadi lupa kalau aku memintamu mengambil ini. Baiklah kau boleh pergi." Zino masuk lagi ke dalam kamarnya dan berjalan menuju nakas tempag ia menaruh anggurnya tadi.

Zino kemudian memasukan apa yang anak buahnya berikan kepadanya ke dalam salah satu gelas yang berisi anggur dan meneguknya sampai tandas tak bersisa.

Awalnya Cessa mengira minuman yang telah Zino masukan pil itu untuk dirinya tapi ternyata bukan, malah Zino sendiri yang meminumnya. Ada sedikit perasaan lega menerpa Cessa.

Zino bergabung lagi dengan Cessa kemudian menarik pinggang ramping Cessa hingga melekat pada Zino. Posisi yang sangat intim ini membuat Cessa makin tak nyaman, ia tidak tahu apa yang baru saja Zino minum, dan kini Zino malah mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Cessa.

1 menit... 10 menit... Masih dengan posisi yang sama. Tapi kini tangan Zino mulai tidak bisa diam. Zino mengelus elus pipi Cessa. Meneliti setiap inci wajah Cessa. Menepikan rambut rambut nakal yang turun ke wajah Cessa. Sentuhan itu begitu lembut untuk siapa pun tapi tidak dengan Cessa. Sentuhan itu bagaikan Pisau yang kapan saja bisa melukai wajahnya.

Sentuhan itu pun kian menjadi. Kini tangan Zino turun ke leher Cessa. Dan Cessa mengumpulkan keberaniannya untuk menatap wajah Zino.

Cessa melihat wajah Zino memerah, ada sesuatu yang tak benar di Zino kini. Zino menekan tengkuk Cessa agar mendekat padanya dan...

CUP..

Satu kecupan berhasil di lakukan Zino pada bibir tipis Cessa. Kecupan itu hanya sekejap, kini Zino kembali mengamati wajah Cessa yang kini juga sedang memandang Zini juga.

Mata mereka saling bertemu dalam pandangan, membuat detak jantung Cessa tak teratur sudah.

Zino menarik tangan Cessa agar memeluk pinggangnya. Cessa sama sekali tak menolak dan mengikuti kemauan Zino. Hingga kini posisi mereka saling merangkul pinggang.

"Mari kita bahas masalah susu susu lagi... " Ucap Zino dengan suara yang serak.. Dan kini matanya tertuju pada Satu tempat.

Cessa menyadarkan dirinya dan paham maksud Zino tentang susu susu.. "Mari aku beri tahu kamu... "

Kedua penjaga yang berada di luar kamar Zino mendadak kaget mendengar bunyi riuh ricuh dari dalam kamar tuannya tapi mereka berdua tetap tenang dan pura pura tak mendengar apa apa, padahal suara ******* dan leguhan tuannya dan pasangannya di dalam sangat jelas. Dan kini hanya Zino dan Cessa yang tau apa yang terjadi di dalam sana.

Jam kini menunjukan pukul 4 dini hari. Cessa terbangun dari tidurnya dan ternyata dirinya masih di dalam pelukan pria yang ia tak kenal. Tubuh keduanya sama sama polos, Cessa berusaha dengan sisa tenaganya untuk bangkit dari pelukan Zino. Dengan kesakitan dipangkal pahanya Cessa memungut pakaiannya yang berserakan di lantai.

Cessa melihat satu satu pakaiannya tidak ada yang bisa ia kenakan, semuanya telah di robek paksa oleh Zino saat menjamahnya tadi. Akhirnya Cessa memilih untuk mengenakan handuk yang ada di dalam kamar mandi untuk menutup tubuhnya. Dan Cessa keluar dari kamar Zino dan mendapati dua penjaga telah menunggunya.

Kedua orang iti menyerahkan satu tas yang berisikan uang yang entah berapa nominalnya.

"Ini untuk apa?" Tanya Cessa.

"Ini upah anda nona, masa amda tidak tau kalau ini upah anda? Dan ya terima kasih telah melayani tuan kami." Ucap salah seorang penjaga tersebut.

Bingung dengan uang sebanyak itu di tangannya dengan susah payah Cessa berpikir mau ia apakan akhirnya ia mendapat sebuah ide.

"Niky aku keluar. Ini uangmu anggap saja aku membeli diriku sendiri" Cessa meletakan satu tas berisi unag dari anak buah Zino di hadapan Niky bosnya.

"Wow... Akhirnya kamu berkerja dengan benar. Baiklah kesepakatan kita selesai kamu berhasil mengembalikan uangku. Silahkan pintu keluar ada di sana tebuka lebar untukmu kini."

Kini pagi telah tiba Zino terbangun mendapati dirinya masih polos bak anak bayi baru lahir. Ia mengingat ingat kejadian semalam dan ia merasa basah di tempat di mana ia duduk dan melihat bercak merah yang lumayan banyak di sana.

"Hei.. Apa yang terjadi...?" Otaknya kosong kini tak tahu apa yang telah terjadi.

Sementara di tempat lain cessa sedang Berada di depan nisan yang tertulis nama Siska. Air mata cessa tak terbendung lagi. dia menangis sehabis habisnya. cessa terus mencurhakan isi hatinya. Betapa selama ini ia berjuang dengan berkerja di tempat terkutuk di tambah lagi cessa yang telah kehilangan mahkotanya di tempat itu. Tapi sisi positifnya cessa telah membeli dirinya sendiri dari tempat kotor itu.

Di tempat lain....

sudah panjang kali otor ngetik nya ini.. semoga semua readers senang dengan kisahnya. jangan lupa komen ya... kasih semangat otor oke... 😀😀😀

Terpopuler

Comments

Dwi Astuti

Dwi Astuti

kayanya cerita ini bagus

2022-02-21

0

Camut gemoy

Camut gemoy

Takutlah Zino, masa engga😁

2022-02-16

0

Depp Kazieh

Depp Kazieh

adegan 21 ya g bnget kurang datail ky novel lain

2021-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 AWAL PERTEMUAN
2 BAB 2 AWAL PERTEMUAN P 2
3 BAB 3
4 BAB 4 INI HIDUPKU SEKARANG
5 BAB 5 MAKIN SEMANGAT
6 bab 6 APAKAH?
7 BAB 7 KETEMU KAU
8 BAB 8 BERJUANG
9 BAB 9 KETEMU!!? TAPI BO'ONG
10 BAB 10 TIDAAAKK
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 16
18 BAB 16
19 BAB 16
20 BAB 17
21 BAB 18
22 BAB 19
23 BAB 20
24 BAB 21
25 BAB 22
26 BAB 23
27 BAB 24
28 BAB 25
29 BAB 26
30 BAB 27
31 BAB 28
32 BAB 29
33 BAB 30
34 BAB 31
35 BAB 32
36 PENGUMUMAN
37 BAB 33
38 BAB 34
39 BAB 35
40 BAB 36
41 BAB 37
42 BAB 38
43 BAB 39
44 BAB 40
45 BAB 41
46 BAB 42
47 BAB 43
48 BAB 44
49 BAB 45
50 BAB 46
51 BAB 47
52 BAB 48
53 BAB 49
54 BAB 50
55 BAB 51
56 BAB 52
57 BAB 53
58 BAB 54
59 BAB 55
60 BAB 56
61 BAB 57
62 BAB 58
63 BAB 59
64 BAB 60
65 BAB 61
66 BAB 62
67 BAB 63
68 BAB 64
69 BAB 65
70 BAB 66
71 BAB 67
72 BAB 68
73 BAB 69
74 BAB 70
75 BAB 71
76 BAB 72
77 BAB 73
78 BAB 74
79 BAB 75
80 BAB 76
81 BAB 77
82 BAB 78
83 BAB 79
84 BAB 80
85 BAB 81
86 BAB 82
87 BAB 83
88 BAB 84
89 BAB 85
90 Pengumuman
91 BAB 86
92 BAB 87
93 BAB 88
94 BAB 89
95 BAB 90
96 BAB 91
97 BAB 92
98 BAB 93
99 BAB 98
100 BAB 94
101 BAB 95
102 BAB 96
103 BAB 97
104 BAB 98
105 BAB 99
106 BAB 100
107 BAB 101
108 BAB 102
109 BAB 103
110 BAB 104
111 BAB 105
112 BAB 106
113 BAB 107
114 BAB 108
115 BAB 109
116 BAB 110
117 BAB 111
118 BAB 112
119 BAB 113
120 BAB 114
121 BAB 115
122 BAB 116
123 BAB 117
124 BAB 118
125 BAB 119
126 BAB 120
127 BAB 121
128 BAB 122
129 BAB 123
130 BAB 124
131 BAB 125
132 BAB 126
133 BAB 127
134 BAB 128
135 BAB 129
136 BAB 130
137 BAB 131
138 BAB 132
139 BAB 133
140 BAB 134
141 BAB 135
142 BAB 136
143 BAB 137
144 BAB 138
145 BAB 139
146 BAB 140
147 BAB 141
148 BAB 142
149 BAB 143
150 BAB 144
151 BAB 145
152 BAB 146
153 BAB 147
154 BAB 148
155 BAB 149
156 BAB 150
157 BAB 151
158 BAB 152
159 BAB 153
160 BAB 154
161 BAB 155
162 BAB 156
163 BAB 157
164 BAB 158
165 BAB 159
166 BAB 160
167 BAB 161
168 pengumuman cerita baru.
Episodes

Updated 168 Episodes

1
BAB 1 AWAL PERTEMUAN
2
BAB 2 AWAL PERTEMUAN P 2
3
BAB 3
4
BAB 4 INI HIDUPKU SEKARANG
5
BAB 5 MAKIN SEMANGAT
6
bab 6 APAKAH?
7
BAB 7 KETEMU KAU
8
BAB 8 BERJUANG
9
BAB 9 KETEMU!!? TAPI BO'ONG
10
BAB 10 TIDAAAKK
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 16
18
BAB 16
19
BAB 16
20
BAB 17
21
BAB 18
22
BAB 19
23
BAB 20
24
BAB 21
25
BAB 22
26
BAB 23
27
BAB 24
28
BAB 25
29
BAB 26
30
BAB 27
31
BAB 28
32
BAB 29
33
BAB 30
34
BAB 31
35
BAB 32
36
PENGUMUMAN
37
BAB 33
38
BAB 34
39
BAB 35
40
BAB 36
41
BAB 37
42
BAB 38
43
BAB 39
44
BAB 40
45
BAB 41
46
BAB 42
47
BAB 43
48
BAB 44
49
BAB 45
50
BAB 46
51
BAB 47
52
BAB 48
53
BAB 49
54
BAB 50
55
BAB 51
56
BAB 52
57
BAB 53
58
BAB 54
59
BAB 55
60
BAB 56
61
BAB 57
62
BAB 58
63
BAB 59
64
BAB 60
65
BAB 61
66
BAB 62
67
BAB 63
68
BAB 64
69
BAB 65
70
BAB 66
71
BAB 67
72
BAB 68
73
BAB 69
74
BAB 70
75
BAB 71
76
BAB 72
77
BAB 73
78
BAB 74
79
BAB 75
80
BAB 76
81
BAB 77
82
BAB 78
83
BAB 79
84
BAB 80
85
BAB 81
86
BAB 82
87
BAB 83
88
BAB 84
89
BAB 85
90
Pengumuman
91
BAB 86
92
BAB 87
93
BAB 88
94
BAB 89
95
BAB 90
96
BAB 91
97
BAB 92
98
BAB 93
99
BAB 98
100
BAB 94
101
BAB 95
102
BAB 96
103
BAB 97
104
BAB 98
105
BAB 99
106
BAB 100
107
BAB 101
108
BAB 102
109
BAB 103
110
BAB 104
111
BAB 105
112
BAB 106
113
BAB 107
114
BAB 108
115
BAB 109
116
BAB 110
117
BAB 111
118
BAB 112
119
BAB 113
120
BAB 114
121
BAB 115
122
BAB 116
123
BAB 117
124
BAB 118
125
BAB 119
126
BAB 120
127
BAB 121
128
BAB 122
129
BAB 123
130
BAB 124
131
BAB 125
132
BAB 126
133
BAB 127
134
BAB 128
135
BAB 129
136
BAB 130
137
BAB 131
138
BAB 132
139
BAB 133
140
BAB 134
141
BAB 135
142
BAB 136
143
BAB 137
144
BAB 138
145
BAB 139
146
BAB 140
147
BAB 141
148
BAB 142
149
BAB 143
150
BAB 144
151
BAB 145
152
BAB 146
153
BAB 147
154
BAB 148
155
BAB 149
156
BAB 150
157
BAB 151
158
BAB 152
159
BAB 153
160
BAB 154
161
BAB 155
162
BAB 156
163
BAB 157
164
BAB 158
165
BAB 159
166
BAB 160
167
BAB 161
168
pengumuman cerita baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!