Dan
Cup.. Zino mengecup kening Cessa.
Akhirnya Cessa memerima bantuan dari Zino dan itu membuat Zino sangat senang dan amat bahagia hingga ia refleks mengecup kening Cessa terlebih saat pikirannya terbesit akan kejadian 'waktu itu'. Zino pun tau apa yang Cessa pikirkan.
"Sudah jangan banyak pikiran dulu. Apa kamu lapar? " Tanya Zino pada Cessa membuat Cessa terkesiap lalu menggeleng karna memang baru jam 5 subuh Cessa belum merasa lapar. Zino pun mangut mangut paham.
"Baiklah kamu lanjutlah tidur, kamu masih perlu banyak istirahat. Kamu nanti ingin sarapan apa biar aku buatkan?" Tanya Zino sambil menarik selimut dan menutupi tubuh Cessa Zino dan kembali berharap Cessa menerima tawaran dari dirinya. Tapi sayangnya Cessa malah menggeleng dengan cepat.
"Tidak usah, aku akan memakan masakan dari rumah sakit ini." Jawab Cessa yang sudah kembali terbaring dan berselimut rapi. "Jika kau ingin pulang, pulanglah. Aku sudah tidak apa apa." Kata Cessa lagi meski masih dalam keadaan takut.
"Untuk apa aku pulang? Bukankah istriku ada di sini."
"Haahhh?? Istrimu? Istrimu di rawat di rumah sakit ini juga??" Tanya polos Cessa yang mengira Zino sudah memiliki istri melontarkan partanyaan aneh menurut Zino.
"Iya calon istriku" Cessa makin bingung apa yang sedang di bicarakan Zino padanya. Dalam pikiran Cessa tentu saja laki laki di depannya sudah memiliki seorang istri yang kini tengah di rawat di rumah sakit yang sama dengan dirinya. Zino berada di sini pasti karna ia merasa iba terhadap Cessa apalagi kandungan yng keguguran itu benih laki laki itu oleh sebab itu pasti. Cessa terus bergelut dengan pikirannya sendiri sehingga ia tak menyadari Zino kini sudah naik ke atas dipan rawatnya dan langsung memeluk Cessa menariknya lembut dalam dekapan hangatnya lalu di kecupnya lagi kening Cessa. Setelah merasa ada yang menyentuh keningnya barulah Cessa tersadar dari lamunannya. Zino meraih dagu Cessa dan menatap mata Cessa yang tak menggubris apa yang Zino lakukan.
"Kau milikku. Kau cintaku, Kaulah calon istriku itu dan akan menjadi milikku selamanya. Aku belum punya istri. Jangan kau kotori pikiranmu dengan yang kau pikirkan barusan. Aku ini single Kau tenang saja. Aku hanya untukmu." Cup di kecuplah bibir yang pucat pasi itu seketiak sang pemiliknya terkaget kaget. Malu iya. Kenapa laki laki itu bisa tau apa yang kini tengah ia pikirkan dan yang membuatnya makin terkejut ucapan demi ucapan yang baru saja keluar dari mulut berbibir tipis tapi cerah meriah.
Cessa bagaiakan didak catur yang telah sekakmat. Terhungkam mulutnya diam seribu kata. Melawan tapi takut meminta tapi malu. Cessa masih takut dengan Zino ia tidak bisa menerima dekapan Zino tapi ia tidak berani menolak takut bila ia menolak adalah langkah yang salah dan membuat singa tidur terbangun.
Suhu yang makin menurun saat kala fajar akan mengangkat sinarnya. Kini dua manusia berduan di atas dipan dan sedang menikmati hangat yang ada di sana. Entah kapan dan mengapa kini Cessa membalas pelukan Zino. Sedangkan Zino dari tadi tidak memejamkan matanya. Ia sangat bahagia dan senyum di bibirnya semakin lebar kala Cessa membalas peluknya.
Sebenarnya Zino dari tadi tidak tertidur karna ia sibuk memikirkan sarapan apa yang Cessa inginkan. Zino melirik jam di tangannya menunjukan pukul 6.30 Zino pun mencoba melepaskan pelukan Cessa dari dirinya.
"Nanti kau akan puas memelukku untuk sekarang tunggu dulu ya aku hanya pergi sebentar." Ucap Zino saat sudah terlepas dari pelukan Cessa. Zino menyelimuti tubuh Cessa dengan selimut agar dingin tak bisa menyentuh Cessa.
Beberapa saat kemudian Cessa juga bangun dari tidurnya. Matanya meneliti, ia tak menemukan sosok yang tadi subuh menemani dia. Cessa bernafas lega karna sudah tidak ada lagi laki laki itu. Memang masih ada rasa sakit, apalagi saat melihat Zino, laki laki yang telah menghamili Cessa dengan hanya satu malam. Ck hebat sekali aja udah jadi apalagi 4 atau 5 kali bisa bisa kembar 5.
"Haaahh sudahlah Cessa jangan terlalu di pikir semua itu sudah berlalu, sekarang bahkan kau sudah tak memiliki anak lagi. Janin yang kau kandung tak ingin bersamamu Cessa. Sekarang saatnya memulai dari awal semuanya. " Cessa terus menerus menepuk pipinya agar dirinya sendiri sadar. Sadar akan kenyataan pahit yang sudah digariskan oleh sang pencipta.
Jam di dinding bercat emas itu menunjukan pukul 7.15. Hendak bangun dan menuju kamar mandi, seorang perawat mengetuk pintu kamar Cessa dan Cessa memperbolehkan perawat itu masuk. Di lihatnya perawat tersebut membawakan makanan dengan alat makannya yang bisa di bilang super mewah.
"Ah mungkin karna ini ruangan VVIP makanya makanannya juga VVIP" Pikirz Cessa.
''Maaf mengganggu Nyonya. Ini saya bawakan sarapan. Semoga Nyonya suka, selamat makan Nyonya" Ucap perawat itu dengan membungkuk bungkuk pada Cessa
''Tunggu kenapa aku di panggil Nyonya?" tanya Cessa sendiri pada mau dirinya sendiri.
''Baiklah terima kasih. Saya akan memakannya" Mendengar kata pasiennya perawat itu pun keluar dari ruangan Cessa.
Cessa mencium aroma yang di keluarkan dari makanan di depannya sangatlah menggoda. Dan tataannya luar biasa. bagaimana tidak ada tomat yang di bentuk sedemikian rupa menjadi bunga tulip, dan mawar. Saat Cessa beralih melihat ke nampan berisi buah pun tak kalah terpesona, buah buahan itu juga di potong sedemikin rupa membentu bunga, hewan dan ada coklat di sana yang bagaikan sebuah kolam cantik di tengahnya.
''Waahhh skill dewa ini yang masaknya" kata Cessa menatap makanannya satu persatu.
Cesaa yang masih terpesona dengan makanannya tak memperhatikan ada seorang lagi yang masuk setelah perawat itu tadi pergi, Zinolah yang masuk. Tak ingin menggangu Zino pelan pelan berjalan dan mendudukkan diri di sofa tak jauh dari dipan Cessa.
Cessa pun yang masih fokus dengan makanannya mengambil sendok pertamannya. Ia menyendokan sendok perak itu ke sarapannya. Saat hendak memasukannya kedalam mulut, ada orang lain yang tegang di sana. Meremas jarinya, keringat sebesar biji jagung mengalir dari pelipisnya hingga pipi. Mengenggigit bibir menahan rasa takut. Tubuh maju mundur walau sedang terduduk.
Cessa memasukan sendok pertamannya kedalam mulutnya dan mengunnyahnya sambil matanya seperti mencari sesuatu. Memincingkan matanya, mengangkat alisnya waahh makin dag dig dug hati tu orang. Akhirnya makanan yang di kunyah tadi pun di telan. Mata lainnya di sana menunggu jawaban dengan membesarkan matanya mencari jawaban yang tersirat di wajah Cessa atau kalau bisa tersurat. Tapi sepertinya tidak ada tanda tandayang tersirat atau tersurat.
"Apa ada yang kurang? Apa bukan makanan kesukaannya? saat Haaduuhhh gimana ini... Matilah aku. " Guman orang itu sendiri mengati Cessa yang sedang memakan sarapannya.
Setelah Cessa selesai dengan sarapannya kini tinggal beberapa buah dan juga dessertnya, karna penasaran Cessa membuka penutup saji dessertnya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati cake coklat yang sangat cantik. Di samping cake itu ada pisau kecil dan Cessa mencoba membelah cake yang ada di depannya dan wahhh makin cantik, rupanya di dalam cake itu ada coklat yang meleleh.
"Waahhhh" pekik Cessa senang melihat betapa indahnya cake itu. Lelehan coklat yang kental dan di tambah kecantikan cake itu makin menggugah selera Cessa.
Cessa langsung menyendokan cake itu ke dalam mulutnya dan waahhh ternyata rasanya luar biasa. Terlihat raut wajah bahagia di wajah Cessa seakan melupakan betapa pahit nasibnya, ya cake itu membuat ia lupa akan pahitnya dan hanya merasa manis walau hanya dari sebuah cake.
Sementara itu orang yang sedari tadi deg degan sendiri pun puas dengan hasil kerjanya.
"Syukurlah kau menyukainya" Ucapnya
off dulu kawan santai... Serukan readers hehehe.. baca terus ya readers dan jangab lupa komen, like, favorit dan vote ya novel otor yang satu ini. karna memang otor hanya baru punya satu aja. heheheh bantu otor ya dengan selalu membaca cerita otor.. bye bye..
Salam dari Zino dan Cessa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Aya Yeyet
🙏🙏💪🏻💪🏻💪🏻
2022-01-27
0