Rafa masuk kekamarnya dengan secangkir teh jahe madu ditangannya,dia melihat Cindi yang tertidur dengan dahinya yang mengerut.
"Apa segitu sakitnya...sampai tidurpun seperti sedang menahan sakit?!" bisik Rafa.
Setelah meletakkan cangkirnya keatas nakas disamping tempat tidurnya,Rafa kemudian tidur disamping Cindi yang memunggunginya,dan memberi pijatan lembut pada perut Cindi.
Cindi yang tidak sadar Rafa sudah memeluknya dari belakang dan memijat perutnya,dia merasa lebih baik dan ada perasaan nyaman dihatinya. Dia pun tertidur pulas seakan tanpa beban.
Sedangkan Rafa,semakin lama juga merasa semakin mengantuk dan akhirnya merekapun tertidur dengan damai.Rafa sangat suka aroma tubuh Cindi,dia seakan terbius oleh seorang Cindi,gadis yang hanya dengan melihatnya sekali dan langsung bisa memikat hati seorang Rafa Mahendra. Bahkan para gadis yang pernah dekat dengannya saja tak semenarik Cindi.
Entah ini cinta atau obsesi,namun Rafa menikmatinya.
Cindi terbangun karna merasa lapar, dimerasa sesuatu yang berat menimpa dirinya.
Dirabanya ternyata adalah tangan Rafa yang sedari tadi memeluknya. Karna terkejut,Cindi langsung menepis tangan Rafa dengan keras sehingga membuat Rafa terbangun
"Ada apa"ucap Rafa sembari mengucek matanya dan mengumpulkan kembali nyawanya.
"A...aku lapar"jawab Cindi langsung beranjak dari tempat tidurnya
"Heh....jam berapa ini"sambung Cindi setelah berdiri.
"Mmm...jam 10"jawab Rafa setelah melihat jam tangannya dan dia yang masih merasa lemas karna saat bangun jantungnya hampir copot karna terkejut.
"Perut mu sudah tidak sakit?" tanya Rafa, yang masih khawatir dengan keadaan Cindi.
"Masih...tapi tidak seperti tadi siang... perutku sakit karna lapar" Jawab Cindi dengan wajahnya yang memerah.
Rafa tersenyum dan beranjak dari kasurnya.
"Ya sudah...aku buatkan nasi goreng ya? oh iya tadi siang aku buatkan kamu teh jahe...itu ada diatas nakas" Rafa menunjuk cangkir yang ia letakan tadi.
"Tidak...aku tidak suka teh jahe" Jawab Cindi.
" Kalau begitu ya sudah,lagi pula tehnya sudah dingin"
Cindi hanya memandangi cangkir itu,sebenarnya dia tidak tega jika menyia-nyiakan kebaikan Rafa,namun perutnya memang tidak bisa meminum minuman tersebut.
Karna,jika Cindi nekat meminumnya,maka keesokan harinya dia tidak akan bisa masuk sekolah dan akan menghabiskan harinya ditoilet.
"sehari ini kamu membuatku khawatir" ucap Rafa berjalan menuju dapur.
"Mmm...apa tidak ada yang lain selain nasi goreng?" Cindi mengalihkan topik, Dia memang selalu seperti itu saat datang bulan.
"Hmm...?kamu tidak suka? tapi aku hanya bisa membuat nasi goreng"
"ya sudah kalau begitu aku saja yang memasak"
"kamu bisa masak?"
cindi menggeleng.
"Tapi aku malas makan nasi goreng...masa malam-malam makan nasi goreng?"
"Aku baru tahu ternyata kamu ini banyak bicara juga ya...? ku kira kamu seorang yang dingin dan pendiam"
Mendengar ucapan Rafa,Cindi juga merasa heran pada dirinya,tidak biasanya dia mudah untuk bicara pada seseorang apa lagi seorang pria.
"Ya sudah kita delivery aja" kata Rafa sambil mengambil ponsel disaku celananya.
Cindi hanya mengangguk.
Setelah mereka membersihkan diri, merekapun menunggu pesanan mereka sambil menonton tv.
Tidak lama,si kurir pengantar makanan pun tiba.
Setelah membuka tenpat makanan, disana ada ayam goreng,ayam balado,ayam geprek,ayam rica-rica dan ayam-ayam yang lain
"Kamu pecinta ayam?"tanya Cindi yang terkejut karna pesanan Rafa begitu banyak dan semuanya ayam.
"Hei...aku tidak tau apa yang kamu suka, jadi aku pesan saja semua menu yang ada di sana"ucapan Rafa membuat Cindi kebingungan mau diapakan ayam sebanyak itu.
Merekapun makan malam didepan televisi.
"Aku punya beberapa pertanyaan untuk mu"kata rafa.
"Apa?"
"Kamu seorang gadis...bagai mana bisa kamu tidak ingat tanggal ulang tahunmu?biasanya bagi seorang gadis hari ulang tahunnya adalah hari spesial"
Cindi menghentikan kunyahannya dan menelannya dengan cepat sampai dia hampir tersedak.
"Aku tidak pernah mempersoalkan soal ulang tahun...lagi pula dulu yang ingat ulang tahunku hanya mama. Semenjak mama tidak ada aku juga tidak memperdulikannya..."
"Bagai mana dengan papamu?"
"papa sibuk dengan urusannya sendiri..."
"lalu ibu tirimu?"
Cindi tidak menjawabnya dan hanya menaikan pundaknya
"Lagi pula apa sih spesialnya ulang tahun? yang ada umur kita makin pendekkan setiap ulang tahun?"ucap Cindi melanjutkan makannya.
"iya sih..."Rafa membenarkan ucapan Cindi.
"Eh...kemarin waktu Elfa menelfonmu memakai ponselku apa kamu marah?"
Cindi menggeleng.
"Kamu tidak salah paham?"
Cindi kembali menggeleng.
"Aku tidak masalah...jika kamu suatu saat nanti mendapatkan seseorang yang kamu sayang dan meninggalkanku...lagi pula hubungan kitakan hanya kesepakatan" ucap Cindi dengan senyum dinginnya.
Rafa hampir tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Cindi.
"Masak kamu tidak cemburu?"
"Kenapa harus cemburu? lagi pula sekarang aku juga sudah tahu kalau Elfa adalah sahabatmu dari kecil. Aku jadi mengerti alasan dia berkata seperti itu ditelfon...kurasa dia menyukaimu dan takut kahilangan"ucap Cindi sambil membawa piringnya untuk dicuci.
"Eh iya nanti aku tidur disofa saja..." cindi menghentikan langkahnya.
Entah kenapa mendengar ucapan Cindi, Rafa jadi marah. Apa karna dia merasa bahwa cintanya tidak terbalas? entahlah...
happy reading semua...
mohon kritik dan sarannya ya
jangan lupa dilike
terimakasih♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Bunga_Tidurku
jangan kasih kendor, gas terosss
2021-12-05
0
Rina
ini karena trauma Ama kelakuan ayahnya, yg selingkuh, jd ngga percaya lg sama laki2
2021-08-18
1
Phoenix VR
q hanya penikmat jd ap pun yg othor suguhkan yg q nikmati yg penting ceritanya seru dh pasti ku sika g' perduli yg lain 💪👍
2021-05-04
1