Setelah ayah Rafa pulang, mereka menuju ruang makan. Rafa duduk disamping ibunya dan Cindi disamping Elfa. Sedangkan papa Erwin ayah Rafa duduk diujung meja.
Jadi ini yang namanya Cindi? wajahnya memang cantik.gumam Elfa dalam hati, eh, ternyata dadanya juga besar. sambung nya sambil mengamati dada Cindi. kenapa sih tipe rafa kayak dia? kan aku jadi minder. Tadi saat diruang tengah, Elfa tidak terlalu memperhatikan Cindi karna dia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Jadi ini Cindi?".Tanya tuan Erwin memecah keheningan diantara mereka.
"Iya pa...miripkan sama Indah?" jawab mama Elina sedikit menyindir sang suami.
"Eh...Cindi sayang kamu tahu tidak? dulu papanya Rafa tu naksir lho sama mama kamu...tapi belum sampai nembak malah udah di tolak sama mama kamu...haha... om Erwin bilang dia suka sama mata mama kamu..." sambung Elina menggoda sang suami.
Cindi hanya tersenyum. Merasa heran dengan mama Elina bagaimana bisa beliau bersikap santai menceritakan wanita yang pernah ditaksir oleh suaminya sendiri. Cindi merasa tak habis fikir.
"Iyalah...siapa yang nggak tertarik sama Indah...udah cantik penter lagi..." jawab Erwin sambil memasukan sendok kedalam mulutnya.
"ih...om Erwin...apa nggak takut tante marah?kok muji-muji wanita lain?" tanya Elfa yang juga merasa agak heran dengan percakapan antara suami istri itu.
"Ya nggak lah Elf...itu kan cuma masa lalu... tante jadi mengerti kenapa Rafa suka sama Cindi...seperti nya dia mengikuti jejak papa nya...tapi anak mama lebih genius dan lebih hebat, bukti nya bisa ngedapetin apa yang dulu tidak bisa di dapat papa nya" jawab Elina sambil mencubit hidung sang anak.
"ma...dilihat Cindi tu..."kata Rafa melepaskan tangan ibunya.
Cindi hanya tersenyum melihat keharmonisan keluarga Rafa. Entahlah ada perasaan cemburu dalam hati kecilnya, dulu dia juga pernah merasakan kehangatan keluarga yang sama, sebelum tragedi itu terjadi.
Rafa yang melihat Cindi yang tersenyum begitu manisnya serasa ingin mendatanginya dan memeluknya. Merengkuh tubuh gadis yang kini menjadi penghuni jantung dan hati nya.
Ini adalah pertama kalinya Rafa melihat senyum Cindi yang dari hati. Senyuman yang memabukan dan yang membuat siapa pun yang melihatnya seperti akan terpanah olehnya.
Sepanjang makan malam, yang lebih mendominasi berbincangan adalah Elina dia sangat senang seperti baru bertemu dengan anak gadisnya yang setelah lama tidak pernah bertemu.
Elfa yang melihat mama Rafa terlihat senang merasa miris akan nasibnya. Dia seperti dianak tirikan oleh Elina yang sepertinya lebih menyayangi Cindi. Padahal mereka baru saja bertemu.
Tiba saatnya Cindi pulang,dia berpamitan dengan ayah dan ibu Rafa yang mengantar sampai depan pintu rumah mereka sedangkan Elfa masuk kekamarnya. Merasa kesal sendiri dengan perlakuan keluarga Rafa yang begitu hangat menyambut kedatangan Cindi.
"Cindi pamit tante" pamit Cindi mencium sambil tangan elina.
"Tante jadi sedih...gimana kalau Cindi menginap saja?nanti bobonya sama tante" kata Elina masih memegang tangan Cindi yang seakan tidak ingin dilepasnya.
"Ma...jangan kayak anak kecil deh...kalau mama tidur sama Cindi,papa gimana?" kata Erwin dengan ekspresi marah yang dibuat-buat.
"Ih...papa...papa kan bisa tidur sama Rafa... mama juga sedikit bosan tidur sama papa terus!" jawab elina sebal.
"ma...pa...udah deh...lagian Rafa juga nggak mau nginep di sini...Rafa mau pulang keApartemen...dari pada Cindi nginap disini mending nginap diapartemenku" ucap Rafa menaikkan alis melihat Cindi.
Sontak saja tarikan pada telinga Rafa dilayangkan oleh papa Erwin dan sebelah lagi mama Elina "Rafa jangan coba-coba nakalin anak orang ya!" seru mama Elina.
"nggak usah om,tante...Cindi pulang kerumah saja..." kata Cindi halus agar tidak mengecewakan mereka berdua. Mendengar ucapan Cindi,kedua telinga Rafa yang terasa perih tadi akhirnya dilepaskan oleh kedua orang tuanya.
"Tante jadi aneh dipanggil begitu sama Cindi...mmm...Cindi panggil tante mama saja ya...?"ucap Elina dengan tatapan memohon.
"Tap..."sebelum Cindi menyelesaikan ucapannya,Elina langsung memotong nya.
"Nggak ada tapi-tapi...dari dulu mama memang pingin dipanggil mama sama anak gadis...tapi Cindi tau nggak anak mama 2 cowok semua...jadi kabulinya permintaan mama yang sederhana ini ya...ya yaya..."pinta elina yang membuat Cindi tidak tega.
"Baik tan...eh mama...Cindi pamit" kata Cindi agak gugup.
"iya....sering-sering main kesini ya..." ucap Elina sambil membelai pipi Cindi.
Cindi mengangguk dan kemudian naik ke motor Rafa yang sudah dari tadi dinaiki oleh Rafa.
"Maaf ya...mamaku memang agak rempong" kata Rafa setelah memarkir motornya didepan rumah Cindi.
"Tidak apa...keluarga mu hangat" jawab Cindi. "oh,iya...tadi bukannya kesana mau ambil sesuatu? kenapa kamu pulang tidak bawa apa-apa?"
gubrak...pertanyaan Cindi membuat Rafa kehilangan kata-kata. Karna tujuannya tadi kerumah adalah ingin memperkenalkan Cindi pada orang tuanya.
"mmm besok mau main kesana lagi?" tanya Rafa mengalihkan pembicaraan, kenapa Cindi harus inget sama hal kecil itu sih? membuat Rafa salah tingkah saja.
"mmm....lihat besok deh senggang atau tidak..."jawab Cindi menunduk.
"ok...kalau gitu aku pamit" pamit Rafa sambil mengecup kening Cindi.
Jantung cindi kembali berdetak sangat kencang,tapi dia berusaha agar tidak terlihat gugup didepan Rafa. Jantung pelankan suaramu...ku mohon...
Cindi menggukan kepalanya,tanda setuju Rafa pergi meninggalkannya.
"Hati-hati dijalan"ucap Cindi sambil melambaikan tangan. Saat Rafa melajukan kuda besinya.
happy reading semua...
mohon kritik dan sarannya ya
jangan lupa likenya
terimakasih♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Videaningrum
Elfa ma saudaranya Rafa aja
2021-12-23
0
Videaningrum
moga Cindy mendapatkan kehangatan dari keluarga rafa dan Elfa pulangkan aja keasalnya
2021-12-23
0
💋エンダン
🤗😘🤗😘OOO...si sweet banget kliannnn....jgn pisahkan mrka thorr...
2021-11-02
1