Keesokan harinya...
Seperti biasa,Rafa menjemput Cindi dirumah gadis itu. sudah lima belas menit gadis itu menunggu diruang tamu. Namun tidak lama kemudian Cindi keluar karna mendengar suara motor yang berhenti didepan rumahnya.
"Kenapa wajahmu pucat?" Tanya Rafa saat Cindi mendekatinya
"Tidak...hanya tidak enak badan" jawab Cindi yang berdiri disamping Rafa yang masih duduk diatas motornya.
"Istirahat saja...tidah usah kesekolah" Rafa masih memegangi helm Cindi yang hendak gadis itu ambil.
"Tidak...ayo nanti telat" Cindi mengabaikan kata rafa dan langsung naik dibelakang Rafa tanpa memakai helmnya terlebih dahulu.
selalu tidak mau menurut gumam rafa dalam hati. Kemudian menyerahkan helm pada Cindi yang sudah ada dibelakangnya.
Sesampainya disekolah, Cindi hanya diam karna dia merasa sakit pada perutnya.
Rafa merasa cemas saat memperhatikan wajah cindi yang semakin pucat.
"Cinn...wajahmu pucat...ku antar keUKS ya?"ucap Rafa khawatir.
Cindi hanya menggeleng, dan Rafapun tidak bisa nemaksanya.
Pelajaran telah usai dan bel istirahat berbunyi.Tapi rasa keram dalam perut Cindi terasa sangat sakit. Diapun langsung berlari menuju toilet sekolahnya.
Rafa berniat mengejar Cindi,tapi tiba-tiba saja ponselnya berbunyi.
"Iya Ham...ada apa?" Rafa mengangkat panggilan itu,dan ternyata Ilham yang menghubunginya.
"Ada masalah diperusahaan tuan..." Jawab sang asisten diseberang sana.
Selama Rafa pindah dan ikut sekolah lagi memang urusan perusahaan dia serahkan pada Ilham asisten kepercayaannya.
"Ok...aku ambil laptop sebentar kita meeting lewat video call 10 menit lagi" Rafa menutup telfonnya,memandang pada arah lari Cindi, kemudian berbalik mengambil laptopnya yang berada dikelasnya dan menuju rooftop sekolahnya untuk mengurus pekerjaannya.
Cindi yang ada didalam toilet sekolah merasa sangat nyeri pada perutnya. bagai mana aku bisa lupa...?! Cindi hanya duduk diam diatas closet.
Setelah rapatnya selesai Rafa langsung berlari kekelasnya ternyata pelajaran terakhir sudah selesai dan murid-murid sudah bersiap untuk meninggalkan ruangan.
Rafa melihat bangku Cindi,tapi gadis itu tidak ditempat,*kemana Cindi?*gumamnya dalam hati.
"Kamu lihat Cindi?" Tanya Rafa kepAda salah satu siswi yang hendak keluar ruangan.
"Terakhir sih...aku lihat dia di toilet... tapi itu 2 jam yang lalu" Jawab gadis itu.
Mendengar itu rafa langsung berlari menuju toilet.
Dia melihat tanda wanita pada pintu toilet dan membuatnya agak ragu untuk masuk kedalam. Tapi kekhawatirannya pada Cindi yang lebih besar membuatnya mengacuhkan tanda itu.
Rafa takut jika Cindi mungkin pingsan ditoilet atau ada yang membullynya lalu mengurungnya didalam toilet. Semua pikirang tak masuk akal hinggap di kepalannya, dan membuatnya semakin khawatir.
"Cindi...Cindi...kamu didalam?!" Teriak Rafa sambil membuka pintu toilet satu persatu.
Cindi yang mendengar suara Rafa langsung memanggilnya dari dalam toilet
"Rafa?Rafa ya?"
"Iya...Cindi...kamu kenapa? ada yang menguncimu didalam? kamu menjauh dari pintu ya biarku dobrak?!" ucapnya panik.
"Tidak...jangan Raf...sebenarnya aku..."
"Kenapa?" Tanyanya tidak sabar.
"Bisakah kamu kekoprasi sekolah?"
"Koprasi sekolah??" tanya Rafa heran.
Rafa keluar dengan wajah yang memerah,dia tidak habis fikir dengan gadis yang dia sukai itu. Ternyata Cindi lagi datang bulan dan dia lupa tidak membawa perlengkapan yang ia butuhkan dan yang lebih parah lagi, gadis itu meminta tolong pada Rafa untuk pergi koperasi sekolah untuk membelikan nya pembalut, celana dalam, dan seragam sekolah yang baru. Bisa tamat riwayatnya bila beli itu dikoperasi bisa-bisa dia jadi bahan tertawaan satu sekolah.
Karna tidak ingin jadi bahan lelucon, Rafa memutuskan untuk mencari kebutuhan Cindi dimini market yang dekat dengan sekolahnya.
Dia melajukan motornya dengan sangat cepat agar Cindi tidak menunggu terlalu lama.
Sesampainya dimini market,dia langsung menuju kasir untuk meminta tolong pada kasir itu untuk mencarikan apa yang dipesan oleh Cindi.
Dengan senyum-senyum gemas si mbak kasir itupun mencari kan pesanan Rafa.
anak muda zaman sekarang masih ada yang setia pada pacarnya. kata mbak kasir itu dalam hati.
Sejurus kemudian, Rafa sudah ada ditoilet dan menyerahkan pesanan Cindi,tapi dia tidak mendapat seragam karna dimini market tidak menjual seragam sekolah. malah si mbak kasir memberikan rok yang super mini untuk Cindi.
Cindi heran melihat ada rok mini dalam kantong yang diberikan Rafa.
"Kok malah rok mini yang kurang bahan sih...?! bukannya aku pesennya seragam?"
"Rok mini??ya tadi aku belinya dimini market,jadi nggak ada baju seragam. ya udah pake itu aja dulu"
"Tapi nantikan pulangnya naik motor? aku gimana naiknya"
Baru kali ini Rafa merasa Cindi banyak bicara. Dia langsung mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.
"Ilham...dalam 5 menit suruh orang kantor mengantar mobil kesekolah".Titah Rafa,Ilham belum sampai menjawabnya,Rafa langsung menutup telfonnya.
Dalam lima menit? bahkan, seorang pembalap pun,paling tidak membutuhkan lebih dari sepuluh menit untuk sampai di sekolah Cindi.
happy reading semua...
mohon kritik dan sarannya ya
jangan lupa dilike
terimakasih♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Ruben Ruben
sama pacar aku juga suka beliin aku roti kering🥰🥰
2021-11-01
1
Sumiati Sangkar
seruuu lanjut thor
2021-10-03
1
💚
anak sultan maa bebas 😌😌😌
2021-04-26
2