Seorang laki-laki yang cukup tinggi, yang dari tampangnya mungkin sudah berusia kurang lebih 16 tahun.
Dia terlihat agak kurus, dengan tato harimau di tangannya. Kulitnya terlihat agak pucat, dan membawa sepuntung rokok kretek yang harganya paling seribuan per batangnya.
Dia diikuti oleh sekumpulan berandal yang jumlahnya kurang lebih 30 orang. Dia adalah anak buahnya…
Orang yang di panggil Bang Jul sebagai Ketua… jadi, orang ini, ya! Si pemimpin baru yang disebut nya barusan!?
“Ketua…? Apa yang kau lakukan disini?”
Bang Jul... gemetar? Dia yang sangat terkenal akan petarung yang sangat kuat… gemetaran di hadapan orang ini? siapa sebenarnya anak itu?
Karena penasaran, Rei bertanya kepada Bang Jul.
“Permisi…! Dia itu siapa, ya? Kenalan kah?”
Ada jeda sebelum Bang Jul menjawab.
“Dia itu Rudi Wicaksana! Dia pemimpin saat ini dari Great Crimson, Geng Motor kami! Dan sekempulan orang itu, adalah anggota-anggota sepuh di Geng, sementara 3 orang di belakang Rudi, mereka adalah 4 Pilar, selain diriku!”
Rei mengangguk mengerti, kemudian kembali bertanya, namun kali ini berbisik walaupun masih bisa terdengar olehku.
“Tapi, kalau dilihat dia Nampak tak terlalu kuat! Dia lumayan kurus dan agak pucat… apa dia benar-benar ketuanya?”
Bang Jul juga menjawab dengan berbisik pula, aku juga masih bisa mendengarnya.
“Bodoh! Jangan nilai dia dari penampilannya! Walaupun terlihat begitu, ia sangat kuat dalam berkelahi… mungkin bagi Esper dengan Stage tinggi seperti kalian biasa saja! Namun, dia sangat terkenal di telinga para berandalan di Jorioh bagian timur!!”
“Dia bahkan punya julukan, yaitu ‘Harimau Putih dari timur’…
"Jadi dia kuat, ya...?"
"Ya, sangat kuat!"
Aku agak terkejut dengan yang diceritakan Bang Jul… aku tidak terkejut karena Si Rudi itu, tapi karena mendengar kalau Bang Jul merupakan anggota, bahkan salah satu petingginya yang disebut sebagai 4 Pilar.
Tentu saja pasti, mereka semua memiliki kekuatan yang hampir setara dengan Bang Jul.
Sementara itu, orang yang bernama Rudi itu hanya diam dan terus merokok. Dan kemudian, dia menjawab…
“Yaah, kenapa…? Tentu saja untuk mengadakan rapat inti, apa kau tak lihat sekumpulan orang di belakangku!? Disini adalah tempat kami!”
“Kau sendiri! Beraninya kau membawa orang lain kesini tanpa izin dariku!”
Bang Jul memasang posisi siaga… melihatnya, aku dan juga Rei ikut memasang posisi bersiap, jaga-jaga terjadinya sebuah bentrokan.
“Ada masalah apa? Rapat inti hanya terjadi jika Geng akan menghadapi masalah yang besar saja bukan?”
Bang Jul mencoba untuk mengobservasi perihal rapat yang akan dijalankan.
Mendengar itu, Rudi membanting rokoknya dan menginjaknya. Dia terlihat memasang raut wajah sedikit marah…
“Bukankah penghianatan termaksud ke dalam hal yang paling mengancam suatu kesatuan seperti organisasi?”
Rudi memakai nada tinggi dan terdengar sangat mengintimidasi.
“Penghianatan?”
Bang Jul berpura-pura tak tahu, tidak… apa memang dia benar-benar tak tahu apa-apa soal ini, ya?!”
“Jangan berlagak, sok tidak tahu! Kau pikir kami semua tidak mengetahui apa yang kau perbuat selama ini, Zulfa?"
Dia mengatakannya sembari menunjuk ke arah Bang Jul… sementara itu, Bang Jul terdiam dan hanya menatap ke arah Rudi.
Menanggapi, tatapan Bang Jul, Rudi mengangkat tangannya, dan menjentikkan jarinya.
Seketika, beberapa bawahan Rudi membawa dan melempar beberapa orang ke arah kami.
Mereka nampaknya juga anggota geng ini, berjumlah 7 orang, beberapa dari… seperti familiar, ahh benar… mereka merupakan orang yang ada bersama Bang Jul saat pertama kali menantang ku.
“Mereka itu…?”
“Kalian semua..?”
Bang Jul menghampiri anak buahnya, mereka terlihat agak bonyok, seperti baru saja dipukuli…
“Apa yang terjadi dengan kalian?”
Ucap Bang Jul ke salah satu anak buahnya.
“Bang, maafkan kami…! Kami di hajar habis-habisan sampai harus membocorkan semuanya!”
Seketika Bang Jul terlihat berkeringat mendengar itu, ia kemudian membantu orang itu berdiri dan menatap ke arah Rudi.
“…”
Rudi menatapnya balik.
“Jangan kalau aku tak tahu soal ini…! “
“Aku berniat mengadakan rapat inti untuk memutuskan apa yang harus kami lakukan kepadamu untuk kedepannya! Dan ternyata kau sudah ada disini dan mengatakan semuanya!”
“Jujur, aku sangat kecewa padamu… Jul!”
“Kau sengaja menantang seorang yang kau sudah tahu berada di atasmu, bahkan di atas kita semua… hanya demi kekalahan! Aku tak mengerti lagi apa yang sedang kau pikirkan!”
“Apa kau masih bisa menyebut dirimu sendiri sebagai salah satu dari 4 pillar G.C?”
Seketika, seluruh anggota geng segera menyoraki Bang Jul… kebanyakan dari mereka mengatakan agar langsung saja menghajar Bang Jul, tanpa perlu diadakan pemutusan apapun lagi. mereka beranggapan bukti kalau Bang Jul akan berhianat sudah terpampang di depan mata.
Aku sendiri kurang mengerti soal situasi seperti ini, tapi… yaah, bisa dibilang Bang Jul sedang dalam keadaan yang terdesak saat ini. Di situasinya, dia ada di ujung tanduk…
“Apa ada pembelaan?”
Bang Jul hanya bisa diam saja, ia terlihat sangat kebingungan harus menjawab apa.
“Sepertinya tak ada, ya…!? Kalau begitu-”
“Ketua…!”
Bang Jul memotong kata-kata Rudi dengan cepat, ia tampak sudah benar-benar memutuskan apa yang harus lakukan. Kemudian ia maju beberapa langkah, saat ini Rudi dan Bang Jul hanya terpaut jarak sekitar 2 meter.
“Seperti yang sudah kalian dengar, aku memang berniat untuk kalah… tapi aku tak pernah sekalipun bertarung tidak serius! Itu melanggar prinsip diriku sendiri! Hanya saja…”
“Aku melakukan ini, karena merasa kalau G.C sudah tak sejalan lagi dengan diriku… ini sudah berubah! Aku tak bisa lagi...!”
Mendengar ungkapan Bang Jul, Rudi berjalan ke depan. Ia langsung berhadapan dengan Bang Jul.
Dan tiba-tiba, Rudi melayangkan sebuah tendangan vertikal dengan sangat cepat…
Tendangan ini sangat cepat dan kuat, bahkan Bang Jul sendiri sampai benar-benar tak mampu bereaksi apapun menghadapinya. Secara telak, tendangan itu mengenai dagu Bang Jul, ia pun terjatuh dengan memegangi mulut dan dagu karenanya.
“Bang..!”
“Apa yang kau katakan! Apa kau ingin berkomentar soal cara kepemimpinan ku saat ini, hah!?”
Rudi menginjak atas kepala Bang Jul, dia terkihat memasang raut wajah yang sangat marah saat ini.
Semua berandal Great Crimson segan melihat itu, mereka seperti melihat kemarahan Rudi yang sangat berbeda dari biasanya. Apa dia semengerikan itu?
“Yaaah, benar…! Aku ingin mengatakan tentang hal itu!”
Bang Jul membalasnya…
“Beraninya kau…! G.C adalah milikku sekarang! Ini adalah satu-satunya peninggalan yang ada dari mendiang Kakak ku…!”
“Jangan sombong hanya karena kau merupakan bagian dari Gelombang pertama!”
Rudi berniat untuk kembali melancarkan tendangan lagi, namun kali ini, Bang Jul bisa menghindarinya dengan baik. Ia mundur kebelakang.
Rudi menatapnya dengan pandangan yang tajam.
“Justru karena aku bagian dari Gelombang pertama aku berani mengatakan hal ini! Kau tak bisa menepis hal ini terus menerus Rudi! G.C sudah berubah sekarang, di bawah kepemimpinan mu! Ini sudah tak sama dengan yang dulu!”
“Kau membiarkan oknum, mencoreng nama baik G.C, membiarkan mereka secara bebas melakukan Pemalakan, pembegalan, bahkan Judi sabung! Huda tak pernah menginginkan hal itu, Rudi!"
Huda? mungkin dia adalah pemimpin Geng ini sebelum nya, dan juga orang yang dikatakan Rudi sebagai Kakaknya
Bang Jul meneriakkan pendapatnya… dia tak lagi menyebut Rudi dengan ketua, aku tak menyangkan situasi internal geng sudah seperti ini. mendengar hal itu, aku semakin melihatnya… Bang Jul sebenarnya adalah orang baik.
Dia sangat berpegang teguh terhadap prinsip dirinya sendiri. Pandanganku berubah 180 derajat kepadanya. Sepertinya Rei juga berpikiran begitu, dia menatap kagum ke Bang Jul.
Dia terlihat sangat berwibawa sekarang, entah mengapa… beban pikiran dan keraguan yang tadinya menghantuiku seakan-akan hilang. Aku bisa berpikir dengan jernih sekarang.
“Bajingan, kau…!”
Rudi terlihat sangat kesal.
“Jika kau bersikeras terhadap cara pandang mu! Aku akan bertarung… jika begini terus, aku tak bisa menerimanya!”
Seluruh anggota G.C yang ada dibelakang terlihat agak tertegun mendengar perkataan Bang Jul. Karena mayoritas dari mereka merupakan anggota lama, mereka jadi mengerti tentang apa yang ingin di perjuangkan oleh Bang Jul.
Tapi tetap saja, mereka tak punya keberanian untuk melawan Rudi.
“Lalu? Apa yang kau bisa lakukan? Kau itu hanya seorang diri…! Kau tak mungkin menang melawan kami semua!’
Dengan menyerukan itu, Rudi terlihat inin membuat Bang Jul berhenti atas aksinya.
“Tidak! dia tak sendiri! Kami ada!”
Salah seorang dari anak buah Bang Jul berteriak lantang.
“Itu benar! Walau apapun yang akan terjadi, kami akan ada bersama Bang Jul!”
“Kalian semua!”
Bang Jul mendapatkan keyakinan dari teman-temannya, tak ketinggalan… aku juga berniat untuk membantunya.
“Aku juga akan ikut bertarung saat ini!”
Perkataan ku mengagetkan semua yang ada disini, bahkan Bang Jul itu sendiri. Namum, sepertinya Rei adalah pengecualian. Dia terlihat sudah menduga aku akan mengatakan hal ini
“Saidhan...!?”
“Walau tak ada hubungannya sama sekali! Bang Jul, keyakinan terhadap prinsipmu itu benar-benar menginspirasiku! Itu sangat membantuku dalam memecahkan masalah ku tadi! Sebagai rasa terima kasih, aku akan membantumu!”
“Terima kasih Saidhan!”
Aku kemudian menoleh ke arah Rei. Dia membuang tatapannya dan kemudian tersenyum.
“Jika Sai ingin membantu, maka aku juga akan membantu! Aku berhutang banyak kepada anak ini!”
“Terima kasih!”
Dia tersenyum.
Sementara itu, anggota G.C menjadi riuh, mereka tak menyangkan kalau aku dan Rei akan turut membantu, tapi itu tak mengubah kenyataan kalau mereka juga sedikit antusias. Sementara itu, Rudi dan 4 Pilar yang lain justru merasa tertantang karenanya.
“Menarik, 30 vs 10 dan diantaranya ada seorang Stage 7! Aku tak bisa melewatkan kesempatan seperti ini lagi! mari kita lakukan!”
”Yeeaah!”
Salah seorang membantu Bang Jul untuk berdiri kami berdampingan semua.
“Maju!! Semuanya!”
Dan begitulah, awal mula kejadian yang tanpa disadari, aku terlibat dalam bentrokan internal dari sebuah Geng motor ternama di Jorioh, kotaku saat ini.
Entah apa yang terjadi, tapi yang pasti… kami akan menang!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments