Setelah menerima tantangan dari Rei, pergerakan dan kecepatannya menjadi bertambah cepat. Hal ini terbukti dengan gugurnya daun-daun akibat guncangan yang Rei buat saat melakukan perpindahan dari satu dahan ke dahan lainnya.
Aku kembali memejamkan mata, menunggu tanda bahaya.
Dengan beriringan, Rei melempar 5 buah batu, ke arah kiri, kanan, depan, belakang dan atas. Karena merasa ini akan sedikit sulit. Aku menghindar batu dari kiri dan kanan secara bersamaan.
Dan menghentikan batu dari depan, belakang mampu ku hentikan dengan baik dengan menggunakan Spatial Delay.
“Masih belum!”
Kali ini, Rei langsung melempar 8 buah batu dari arah bermacam-macam. Dan ini giliran ku untuk berinisiatif.
Aku merentangkan tangan kanan, dan mengeluarkan energy yang menyelimuti tubuhku.
Rei sedikit terpukau melihat Aura yang berwarna hitam kebiruan, Nampak cukup eksotis.
“Berhenti!”
Aura ini, mampu menghentikan batu-batu tersebut. Bahkan melenyapkannya. Setelahnya aku menarik kembali.
“Heh, bagaimana?”
Rei tak menjawab itu, ia nampaknya masih fokus dalam pergerakannya. Namun, tiba-tiba intuisi ku mengatakan akan ada bahaya muncul dari depan.
Dan seketika, Rei muncul dan mengarahkan pukulannya tepa didepan mataku. Beruntung, aku masih bisa mendelay pukulannya.
Terjadi tekanan angin karena pukulan yang berhasil digagalkan itu.
Walau tak kena, tetap saja aku merasa sangat ketakutan akan hal itu, saat ini tubuhku tak bisa berhenti bergetar karenanya.
“Apa yang kau lakukan!”
Aku meneriakinya sembari menyingkirkan tangannya yang ada di depan mukaku.
“Hehehe, hanya coba-coba!”
Dia memasang ekspresi konyol yang menyebalkan.
“Kalau kena gimana nanti? Bisa bonyok muka ku ini!”
“Paling juga gak akan kena!”
“Kena atau tidak kena, pikirkan dulu kemungkinan yang terjadi!”
“Iya, iya aku minta maaf!”
Hah, dasar orang ini… Yaa, walaupun tadi hampir saja.
Harus kuakui latihan tanding ini tak buruk juga ya…
Setelah latihan ini, aku sedikit merasakan lelah. Aku segera mendudukkan diri dan bersandar di salah satu pohon. Beberapa saat kemudian, Rei mengikuti ku dan bersandar di pohon sebelahku.
Dia meregangkan tubuhnya.
“Yaa, ternyata memang hebat, ya! Spatial delay milikmu itu! Sudah lama semenjak aku tak sampai pada kecepatan itu.
Walau sebenarnya, ia memakainya beberapa hari yang lalu saat mengejar sekumpulan perampok toko perhiasan dan mengakibatkan ia terlambat sekolah di hari pertamanya. Dan inilah, awal mula perubahan terjadi di kehidupan Saidhan.
“Ya, begitulah! Pertahanan yang cukup efektif!”
“Dan juga energy tadi, apa-apaan itu!? Auranya benar-benar sangat kuat sekali!”
Aku hanya terdiam, sejujurnya aku masih ragu untuk menjawab apa?
“Entahlah…”
“Jadi, sebenarnya inti kemampuanmu itu apa?”
Akhirnya, Rei mengeluarkan pertanyaan itu.
“Aku juga belum yakin! Pak Tri bilang kemampuan Khusus ku sangat unik dan tak terkira kan! SRC belum bisa mengidentifikasi kemampuanku termaksud kedalam Esper ataupun Magician! Itu masih belu pasti!”
“Pak Tri bilang begitu?”
Dia merespon dengan cukup terkejut, karena ia sangat mempercayai kemampuan analisis dan hipotensis milik Pak Tri.
“Ya, dia bilang begitu! Namun yang pasti, Kemampuan khusus ku termaksud Keganjilan tingkat 1! Apa maksudnya itu?”
“Ehhh, tingkat 1 kah, tunggu… Keganjilan tingkat 1”
Dia memasang ekspresi kaget.
“Eh, iya!”
“I-itu berarti k-kau… kemampuan khusus mu memiliki keberadaan di tingkat yang sama dengan Raja sihir tau!”
“Raja Sihir?”
“Ya… Singularity atau keganjilan, itu mengarah tentang keberadaan suatu mahluk atau benda! Keganjilan tingkat satu, itu artinya Kemampuan khusus mu adalah sebah Eksistensi Abstrak yang dikenal aneh dan tak wajar di dunia nyata! Ini seperti Excalibur Sword milik Raja Arthur! Manipulasi Partikel dan Materi milik Tooru Shinyaku! Dan Kemampuan dari Brian Vector!”
Aku menyimaknya dan menemukan nama yang terdengar agak asing.
“Brian Vector? Siapa dia?”
“Salah satu 8, tidak 9 Stage 7! Dia yang dikatakan mampu melawan militer dunia sendirian selain Tooru Shinyaku! Kau ini benar-benar tak tahu apa-apa, ya… soal ini!”
Aku hanya bisa mendesis pelan! Dunia jauh lebih luas dari yang kupikirkan.
“Jadi? Inti kemampuan dari Brian itu apa?”
“Entahlah, itu masih dirahasiakan! Ada yang bilang ia bisa mengendalikan Suhu, gerak, dan Vektor apapun yang ia sentuh…!”
“Begitu, ya! Kita bisa menganggap kalau ia bisa mengendalikan Gaya begitu?”
Rei mengangguk.
“Ehmm, mungkin bisa dibilang begitu! Dan juga, pada dasarnya keberadaan orang yang di sebut dengan Raja Sihir itu termaksud Singularity.”
Mendengar penjelasan itu, aku kembali mengingat tentang salah satu kata-kata Sorcerer yang menyerang di Jepang beberapa hari yang lalu… kata-kata yang dia katakan saat dikalahkan oleh Tooru-san
.......
“Kenapa? Kenapa, Seseorang sepertimu bisa ada di dunia ini!?”
"Yang harusnya bisa mencapai Tingkat keganjilan ini, hanyalah Raja kami…!!!”
“Salah satu Stage 7, Esper Terkuat… Shinyaku Tooru!!”
.......
Jadi begitu, ya… jadi itu maksudnya… Keganjilan atau Singularity. Raja Sihir dan Tooru-san, mereka di atap yang sama, dan aku pula.
“Jadi? Kau sudah bertemu dengan Shinyaku Tooru, bukan?”
Pertanyaan Rei membuyarkan pikiranku.
“Ahh, ehm! Aku sudah bertemu dengannya…”
“Ehh, bagaimana tampaknya dia?”
“Ahh, kalau soal itu… dia tampak seperti orang normal pada umumnya, tingginya mungkin sekitar 175 cm keatas! Dan rambutnya hitam biasa, dan bisa dibilang dia itu Hiperaktif! ”
Aku mengucapkannya sembari membayangkan tingkah laku Tooru-san saat di dekatku selama di Tokyo.
“Ehh, dia lebih normal dari yang kupikirkan, ya…"
“Memangnya kau pikir dia seperti apa?”
“Tidak, bukan apa-apa!”
Dia segera beranjak dan berjalan.
“Ayo, sudah cukup sore sekarang!”
Aku mengiyakan dan mengikutinya dari belakang. Di perjalanan pulang Rei banyak menanyakan berbagai hal yang tidak terlalu diperlukan, seperti…
“Apa kau sudah menentukan julukan untuk kemampuanmu itu?”
“Hah? Untuk apa?”
Entah mengapa aku cukup terkejut dengan pertanyaannya ini.
“Yaah, kau tahu… di jaman sekarang, memberikan julukan pada kemampuan khusus milikmu sendiri itu penting, loh!”
“Eh, benarkah?”
Dia mengangguk dengan tersenyum bodoh.
“Contohnya kemampuan ku ini! Aku menamainya Acceleration!”
“Yaa, bukannya kemampuanmu itu memang Acceleration?”
Dia merangkul ku secara tiba-tiba.
“Tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting, Sai! Inilah yang menyebalkan darimu!”
“Ya, kau menyuruhku untuk tidak memikirkan hal yang tidak penting, akan tetapi kau justru memikirkan hal ini… apa-apaan itu?”
Rei seakan-akan tersentak sesuatu.
“Ah, soal itu… Sudahlah, yang lebih penting! Apa kau sudah terbesit akan sesuatu, gitu?”
“Entahlah akan tetapi, waktu itu… Tooru-san pernah menanyakan sesuatu yang mirip!”
Dia tersenyum mendengar itu.
“Benar bukan… bahkan seorang Stage 7 terkuat sekalipun memperdulikan tentang hal ini, hehehe!”
“Kalau tak salah…”
.......
“Saidhan-kun! Apa kau terpikirkan suatu nama yang bagus!”
“Eh, nama? untuk apa?”
“Tentu saja untuk memanggil kemampuanmu itu! Rasanya tidak nyaman menyebutnya seperti itu…”
“Yaa, walau kau bertanya kepadaku… Lagipula untuk apa aku memikirkan hal seperti itu… buang-buang waktu saja!”
“Membosankan sekali, ya…! Baiklah kalau begitu, biar aku, Shinyaku Tooru yang menentukannya!”
Tooru-san terdiam sesaat, aku hanya memperhatikannya dengan pandangan agak menyipit.
Dia terus mengeluarkan pose san ekspresi yang aneh.
“Permisi, Tooru-san! Kau baik-baik saja!”
Setelah beberapa saat, dia nampaknya mendapatkan suatu ide.
“Ahhaa…! Bagaimana kalau Limitless?”
“Limitless? Apa itu!?”
“Sebutan untuk kemampuanmu! Kalau tak dinamakan akan susah bukan? Jadi aku menamainya Limitless!”
“Tapi, kenapa Limitless…?”
“Yaa, itu merujuk ke potensial besar kemampuan milikmu yang seperti tanpa batas… jadi ku namakan Limitless, bagus bukan!?”
“Limitless, ya…”
Ya, kalau dipikir-pikir… tidak buruk juga, ya.
.......
“Limitless mungkin!”
Aku mengucapkannya begitu saja seketika setelah mengingat kejadian itu.
“Limitless, katamu…!?”
Dia mengatakan itu dengan nada yang seperti kaget. Dia tak menyukainya, kah?
Beberapa saat kemudian dia nampak memegang dahinya, dan berbalik.
“Ahh, seperti yang diharapkan dari Stage 7, cara berpikirnya memang di tingkat yang berbeda!”
Dia mengatakan itu dengan nada yang agak terdengar ‘lebay’ menurutku.
“Rei, kau berlebihan!”
Aku sedikit melangkah mundur beberapa langkah guna menjaga jarak dengannya.
“Ayolah Sai! Apa kau tak bisa melihat keindahan yang diberikan oleh Shinyaku Tooru?”
Dia kembali melebih-lebihkan hal ini, sangat melebih-lebihkan nya
“Ya, memang aku berpikir ini tak buruk! Akan tetapi, bagaimanapun juga kau ini terlalu berlebihan!”
“Tentu tidak! ‘Limitless!’ itu adalah sebuah kata-kata yang indah! Ini benar-benar melambangkan kemampuanmu yang bisa memanjangkan ruang sampai tahap tidak terbatas! Sekaligus melambangkan potensi besar yang mungkin tak terbatas!”
Aku hanya tercengang karena perkataannya itu. Itu tepat sasaran!
“Rei! Kalau dipikir-pikir kau ini jenius juga, ya! Bisa menebaknya dengan sangat baik!”
Mendengar pujian, err… aku tak ingin menganggap itu sebagai pujian. Dia tersenyum sombong.
“Heh, itu hal yang biasa jika menyangkut seorang Reinhard Varrel Ahmad!”
“Cih… jangan sombong kau!”
Dan begitulah, keseharian ku yang baru selesai begitu saja… menuju hari baru dengan persoalan yang baru.
Kehidupan sehari-hariku… akan seperti ini seterusnya! Aku harus cepat-cepat beradaptasi dengan keadaan ini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments