Keadaan, yang buruk!
Kenapa ini harus terjadi disaat perasaanku sedang dalam keadaan tidak baik! Kalau begini, nanti aku lepas kendali bagaimana? Bahaya bukan…?
Tapi disini ada Rei, mungkin baik-baik saja…, mungkin… dia itu kuat, walau sedikit rada-rada bodoh.
Apa harus ku ladeni orang ini? Haruskah?
Aku menoleh kebelakang, Rei tampak tak terlalu peduli dengan ini. Dia memasang wajah santai dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia juga membuang tatapannya ke arah taman, benar-benar nampak tak peduli...
Aku menatapnya cukup lama… hingga dia akhirnya menyadari tatapanku dan mulai memasang pose seperti biasanya.
Setelah itu, aku sedikit mengode nya lewat tatapan untuk membantu menangani situasi sekarang ini. dia sedikit terlambat bereaksi, namun nampaknya mengeri soal kode yang kuberikan.
Dia segera merespon dengan menyilang kan tangan di depan dadanya dan menggeleng.
Ahh, sudah kuduga dia akan menolak… dasar, beban!
Setelahnya, aku kembali menoleh ke arah Bang Jul. dia masih tersenyum khasnya.
Aku sedikit melangkah mundur dan mengangkat kedua tangan untuk sedikit menenangkan dia.
“Ah, tenang… tenanglah dulu…! Apa kita benar-benar harus melakukan hal itu?”
Dia juga melangkah maju seirama dengan langkah mundur ku.
“Hmm, itu benar! Kalau tidak melakukannya, tidak akan seru!”
Aduhh, ampun dong!
Setelah itu, Bang Jul segera berbalik dan berjalan pergi, di sela-selanya, ia menyuruh aku untuk mengikutinya.
“Ayo ikuti aku! Kakan kubawa kau ke tempat yang pas!”
Aku belum bergerak dari tempatku berdiri… yaa, lagipula aku tidak ingin ini. apa yang harus dilakukan? Kabur saja? Selagi ada kesempatan…?
Yaa, itu tak akan mengubah apa pun… selagi kita secara kebetulan akan bertemu, dia pasti akan terus menantang ku. Itu sepertinya memang sifat alaminya…
Mau sebanyak apapun aku menghindar, sebanyak itu pula ia pasti akan datang. Selain itu, dia ini memiliki banyak sekali antek-antek!
Bukan hanya di SMA Dharma Wangsa, SMA kami! Tapi juga dari berbagai macam SMA dan SMP di kota Jorioh bagian timur. Yaa, itu bukan hal yang aneh, mengingat dia merupakan salah satu petinggi Geng Motor besar di kota ini, yang jumlahnya anggotanya adalah lebih dari 100 orang. Cukup banyak bukan?
Yaa, kalau sudah begitu… satu-satunya cara menghindar dari hal ini adalah dengan pindah ke kota lain.
Ahhh, kalau aku setuju masuk ACJ, bukannya aku akan terhindar dari ini? tapi setahuku, Geng Motornya sering melakukan Tour ke Jakarta.
Kalau begitu, masih ada kemungkinan kami akan bertemu… walau kemungkinan itu akan sangatlah kecil.
Kalau bisa, aku ingin kemungkinan tak bertemu dengannya atau masalah ini selesai 100%. Itu akan sangat menenangkan.
Menyadari aku yang tak bergerak mengikutinya, bahkan sampai ingin melakukan pergerakan kabur, tentu Bang Jul segera menghentikan itu.
“Oyy! Jangan pikir kau bisa lolos dan kabur sekarang!”
Dia segera memegangi bahuku, mencegahku untuk kabur…
Akkhh…, di situasi ini aku harus bisa mencari alasan yang bagus!
Selagi berpikir mencari alasan, yang bagus… aku mendapatkan Rei yang masih diam saja memperhatikan.
Ahh, benar! Aku bisa pakai anak ini…!
“T-tidak kok! Aku tidak mau kabur, Bang Jul! aku hanya ingin mengajak ini!”
Aku menunjuk Rei seakan-akan menunjuk sebuah benda, tentu dia marah soal ini.
“Heyy, apa maksudnya dengan ini! dan juga jangan menyeret ku ke masalahmu, Sai!”
Dia mengatakan itu dengan suara cukup keras dan menunjuk dirinya sendiri.
Mendapatkan sedikit respon penolakan darinya, aku segera melorotnya dengan pandangan tajam. Bahkan kalau sudah dilakukan seperti itu, seorang Reinhard pun akan diam menurut.
“Ahh, benar! Aku akan ikut! Hohoho...”
Nurut juga akhirnya!
“Boleh bukan? Bang…?”
Bang Jul diam sesaat tak merespon, dia tampak sedang memerhatikan Rei dengan seksama. Karena mungkin, sosok Rei tak terlalu asing dimatanya.
Namun sepertinya, ia tak ingin mempermasalah kan itu. Asalkan kemauannya tersampaikan. Dia sepertinya tak keberatan.
Ini terbukti dengan dia yang melepaskan genggamannya dari bahuku.
“Hmm, tak masalah seharusnya!”
Aku bisa menghela nafas lega.
Dia kemudian berbalik dan kembali berjalan. Dan aku dengan terpaksa harus mengikutinya.
Ahh, ini dia… menuju sebuah masalah baru lagi!
Setelah beberapa menit kami berjalan mengikuti Bang Jul… kami akhirnya sampai ke sebuah lapangan yang cukup luas… media pencahayaannya juga baik, tenang dan sepi… terasa cukup nyaman.
Aku tak tahu ada tempat seperti ini di daerah sini. Bahkan Rei juga sedikit ikut terpukau dengan keadaan lapangan ini.
Bisa dibilang, lapangan ini cukup terawat. Sama sekali tak ada rumput panjang, yang biasanya mendominasi pinggiran lapangan dengan tipe seperti ini.
“Bagaimana? Terasa sepi bukan?”
Ucap Bang jul yang saat ini sudah dalam 3 meter dari kami.
Aku dan Rei hanya merespon dengan mengangguk. Dia tersenyum karena itu.
“Hmmm, benar bukan? Disini adalah tempat Geng Motorku melakukan rapat inti yang dihadiri oleh seluruh anggota!”
Ahh, ternyata benar!
“Dan disini, ayo kita selesaikan ini!”
Dia terlihat meregangkan tangannya, benar-benar semangat soal perkelahian ini, yaa…
Yaah, aku sih tak terlalu butuh pemanasan. Pada dasarnya, jika dia hanya bertarung mengunakan fisik saja dia pasti akan kalah denganku.
Tinju ataupun tendangan, tak akan sampai kepadaku. Sebelum serangan itu sampai, ia akan mendapatkan delay.
Itu adalah hal yang pasti… dan juga aku sedikit memiliki kepercayaan diri sebagai salah satu Stage 7, dan kemampuanku dengan Singularity tingkat 1.
Aku pasti bisa menang!
Sebelum Bang Jul mulai maju, dia tampak seperti akan mengatakan suatu yang penting…
“Ahh, sebelumnya asal kau tahu… aku ini tipe orang yang lebih suka bertarung dengan hanya menggunakan fisik saja!”
Eh?
“A-apa maksudnya?”
Apa dia benar-benar ingin bertarung menggunakan fisik saja?
“Seperti yang ku katakan… aku ingin bertarung hanya dengan kekuatan fisik. Namun karena lawannya adalah orang seperti dirimu! Aku juga akan menggunakan sedikit kemampuanku jika diperlukan…!”
Aku hanya menyimaknya, kalau begitu aku bagaimana, dong?
“Lalu, bagaimana denganku?”
“Ehmm, itu terserah mu! Aku tak memaksamu untuk melawan dengan kekuatan fisik juga. Kau boleh hanya menggunakan kemampuanmu!”
Kalau begitu tidak akan adil jadinya! Seperti pengguna Stand dengan pengguna Hamon!
“Mungkin aku akan sepertimu…!”
Aku mengatakannya begitu saja, secara reflek dan tanpa adanya pemikiran ulang. Itu sudah terlanjur…
Bang Jul sedikit terkejut dengan jawabanku, setelah itu ia memasang senyum.
“Hooo, rupanya kau ini penyuka pertarungan secara adil, ya…”
Aku dia tak merespon, kemudian aku menengok kebelakang, ke arah Rei yang masih ada didekat ku.
“Rei… jangan terlalu dekat di belakangku…!”
Dia mengangguk kemudian melangkah mundur, menjauhi lingkungan yang akan terkena dampak sedikit perkelahian. Dan kemudian mendudukkan dirinya…
Di tengah-tengah itu, ia langsung bersorak.
“Jangan sampai kalah, Sai!! Kalau kau kalah, malu dengan Stage dan Singulatrity mu!”
Dasar, orang itu…!
“Berisik! Aku tahu!”
Yaa, seperti yang diketahui… aku pernah sempat belajar bela diri. Jadi mungkin setidaknya aku tak akan jadi samsak tinju Bang Jul.
Aku segera memasang kuda-kuda persiapan. Begitu pula dengannya. Hingga… Bang Jul maju ke arahku.
“Yarooo…!”
Dia tengah larinya, ia melompat cukup tinggi.dan melakukan persiapan untuk melancarkan sebuah tendangan.
Dengan sekali lihat, aku bisa bisa memprediksi arah tendangan itu. Dengan sempurna bisa ku hindari.
Namun, tak habis disitu… Bang Jul dengan cepat kembali melancarkan tndangan menyamping tajam.
Karena kurangnya persiapan, aku tak bisa mengantispasi itu dengan baik, alhasil aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Dan dengan cepat pula, Bang Jul berdiri dan bersiap-siap untuk melancarkan sebuah pukulan yang akan dengan telak mengenai perutku.
Dengan menggunakan Energy, aku bergerak menghindari pukulan itu, dan segera melakukan pergerakan untuk sebuah serangan balasan.
Aku mengunci lengannya, dan berniat untuk membantingnya kesamping. Namun… yang terjadi justru sebaliknya.
Dengan memanfaatkan kuncian ku pada tangan kanannya, ia memegang sebagian dari bajuku. Dia melemparkan diriku ke arah sebaliknya…
*Buagghh!
“Ughh…!”
Apa-apaan itu, dia sama sekali tak tergerak tadi…? Tenaga macam apa yang dia miliki…!
“Khekhh…!”
Tanpa memberikanku waktu hanya untuk bernafas… dia bergerak maju. Dengan terpaksa aku berdiri dengan sedikit kesulitan. Dengan cepat, ia kembali melancarkan sebuah tendangan keras yang tepat mengarah ke kepalaku.
Namun… dengan sigap, intuisi ku menangkap sebuah bahaya. Spatial Delay muncul tanpa adanya kendali dariku. Dia seakan-akan memang secara automatis melindungi ku dari kemungkinan bahaya.
“???”
Bang Jul cukup terkejut karenanya, melihat kakinya yang terhenti, tidak… lebih tepatnya di tunda untuk bisa mengenai wajahku.
Dengan sigap, ia segera menarik kakinya dan mundur beberapa langkah.
“Hooo, hebat sekali! Sesuai dengan rumor yang beredar… pelindungmu hebat sekali!”
“Kakiku seakan-akan mati rasa karena harus berhadapan dengannya…!”
“Juga denganmu! Seperti yang dirumorkan, kau sangat ahli dalam berkelahi seperti ini, ya!”
Bang Jul tersenyum mendengarnya… dia benar-benar terbakar semangatnya dengan ini. dia seperti merasakan sebuah sensasi pertarungan yang selama ini ia dambakan.
“Kalau begitu, ini masih belum selesai! Mari kita nikmati pertarungan ini lebih jauh!!”
Dia kemudian bergerak kearah ku.
Dan nampaknya, rasa sakit sebelumnya sudah menghilang… Energy Limitless benar-benar membantu di situasi seperti ini, ya…!
Yaa, walau bagaimanapun, pertarungan ini belum selesai. Dan bagaimanapun, aku harus menang.
“Ini dia!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments