Reinhard Varrel Ahmad atau biasa di panggil ‘Rei’ oleh teman-temannya, umur 15 tahun, dan hari ini adalah hari pertamanya masuk di SMA. Dia terlihat sangat-sangat bersemangat.
Walau begitu, sebenarnya ada sedikit rasa malas didalam pikirannya. Karena hari ini ia harus maju untuk bertarung, sebagai perwakilan Siswa baru.
Itu adalah tradisi dari Sekolah barunya. Baginya, tradisi ini adalah hal yang sangat menarik, ia sangat antusias untuk ikut ke acara ini, tapi sebagai penonton tentunya.
Berbeda halnya jika ia adalah pesertanya. Ia adalah seseorang yang agak pemalas, melakukan sebuah hal seperti menjadi perwakilan dan semacamnya. Itu sangatlah merepotkan
Terlebih lagi, menyiapkan segala persiapan dan keperluan juga sangat merepotkan. Untungnya dia memiliki seseorang teman yang sedia membantunya untuk urusan seperti ini.
Reinhard saat ini sedang berada dalam perjalanannya ke sekolah dengan menaiki sepeda gunungnya. Ia mengayuh sepedanya dalam tempo sedang.
Jarang sekali Rei berangkat 30 menit sebelum bel dimulai, biasanya ia akan berangkat 5 menit sebelum bel dimulai.
Hal ini dikarenakan jarak rumahnya dengan SMP-nya tidak terlalu jauh, juga faktor kemampuannya yang bisa mengakselerasi fisiknya sampai ke tingkat tertinggi. Ia bisa saja sampai dengan cepat.
Namun saat ini, ia sedang tidak menggunakan akselerasi fisik miliknya. ia tidak terlalu ingin sampai ke sekolah dengan cepat.
Karena kemungkinan, temannya, Saidhan mungkin sudah ada di sana dan akan memerintahkannya melakukan persiapan ulang.
Dia sangat membenci itu.
Suasana pagi ini memang sangat nyaman, sangat disayangkan jika Reinhard terburu-buru dan tidak bisa menikmatinya.
Beberapa saat kemudian, Rei seperti mendengar sebuah bunyi bising yang menganggu keheningannya. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Bunyi tersebut terdengar seperti suara teriakan seseorang yang sedang tertimpa masalah, tanpa pikir panjang Ia langsung saja memutuskan untuk mendekati sumber bunyi itu.
Setelah sampai didekatnya, ia bisa melihat sekelompok perampok, baru saja selesai merampok sebuah toko perhiasan dan sedang memasukkan barang hasil jarahannya ke sebuah mobil yang terparkir di depan toko itu.
“Apa?”
Dengan cepat mobil perampok itu melaju dengan cepat ke arah yang berlawanan dari Rei.
Beberapa saat setelah itu, muncul beberapa mobil polisi untuk mengejar sekelompok perampok tersebut.
“Hoho…!”
Melihat itu Rei memasang senyum dengan ekspresi yang sangat serius. Ia dengan sigap membalikkan arah sepedanya searah dengan arah perginya perampok itu dan mulai mengayuhnya dengan cepat.
Mengaktifkan akselerasi fisik dan dengan cepat, ia bisa menyusul kecepatan mobil para polisi.
“Ha-haloo!! Pak!!?”
Teriak Rei berusaha menyadarkan salah satu mobil polisi.
Polisi itu langsung saja menyadari keberadaan Rei.
“Reinhard??”
Polisi itu langsung saja mengenali Rei, hal ini dikarenakan Rei sering kali melakukan aksi heroik seperti menangkap preman dan pencuri, ataupun melaporkan kasus pembullyan. Hal ini membuat Rei sangat dikenali oleh para petugas kepolisian di kota ini.
“Biar saya bantu ya, pak…!?”
Polisi itu awalnya terlihat agak ragu dengan permintaan Rei.
“Bukannya hari ini, kau baru pertama kali masuk SMA? Apa tidak apa-apa?”
Ucap Polisi itu sedikit khawatir.
“Tidak apa-apa pak! Santai aja, masih banyak waktu.”
Rei meyakinkan polisi tersebut. Dan akhirnya polisi itu setuju.
“Baiklah, tolong ya…!”
Rei tersenyum dan langsung berkata.
“Serahkan kepada saya!!”
“Acceleration 30%”
Tubuhnya mulai dialiri oleh sebuah energi yang kuat, dan langsung saja membuat kecepatan Rei menjadi bertambah dengan pesat.
Ia melesat dengan sepedanya.
“Waaaahuuuuu!!”
Sementara itu di sisi perampok.
“Bhuahahaha!! Kita sukses besar hari ini!!”
“Benar sekali!!!”
“Dengan begini kita pasti akan kaya!!”
Mereka sedang berpesta-pora, kegirangan akan keberhasilan mereka menjarah sebuah toko perhiasan yang sangat terkenal di daerah ini.
Yang mereka curi bukan hanya sekedar uang dan perhiasan. Mereka juga membawa beberapa batang emas dan sebuah bongkahan permata langka yang jika dijual, mungkin harganya bisa mencapai miliaran rupiah.
Permata ini memang adalah target mereka sejak dulu.
“Seperti biasa mobil polisi memang lambat ya…! Mereka tak mungkin bisa mengejar kita.”
Ujar salah satu dari perampok itu.
“Benar sekali! Ternyata memang hebat ya… Blank Energy milikmu, kawan!”
Ucapnya kepada rekannya yang sedang mengemudikan mobil.
“Hehehehe, ini adalah hal yang biasa!!”
Perampok ini berkata demikian sembari menggesek hidungnya sebagai tanda bahwa ia merasa bangga kepada dirinya sendiri.
Tampaknya dia ini adalah seorang Esper Gen Quirck, dimana tubuhnya mampu menghasilkan sebuah energy yang jika di salurkan kepada sebuah mesin, maka mesin itu akan otomatis bisa bekerja dengan kemampuan 8x lebih baik dan kuat.
Walau begitu, kesenangan mereka terganggu ketika sang pengemudi mulai menyadari keberadaan Rei yang sudah sedari tadi mengejar mereka.
“Hei! Kawan lihatlah murid SMA yang bersepeda itu! Apa dia sedang mengejar kita…?”
Setelah mendengar ucapan sang pengemudi, dua orang rekannya mulai melihat kearah belakang
Terlihat Rei, yang sedang mengayuh sepedanya dengan cepat. Dan berteriak kearah mereka.
“Heyy!! Pencuri sialan, berhenti kalian!!”
Dua orang itu sangat terkejut melihat Rei yang dapat menyusul mereka yang sedang menaiki mobil yang sudah ditingkatkan 8x lebih cepat.
“Mustahil!! Bagaimana mungkin…?”
Salah satu dari mereka berteriak karena itu.
Sedangkan yang satu lagi, ia terlihat masih tenang dan menatap tajam kearah Rei.
“Tenanglah kawan!! Apa kau tak merasakan ada yang aneh dengan bocah itu? Mungkin ini adalah kemampuannya…!”
Setelah mendengar ucapan dari rekannya, ia mulai kembali tenang. Dan mulai berpikir bagaimana caranya untuk menyingkirkan Rei.
Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah rekannya yang sedang memasukkan beberapa peluru kedalam sebuah pistol.
“Untuk sekarang aku akan menghambat pergerakannya! Kau bantu aku!”
“Baiklah!!”
“Sedangkan kau fokus saja menyetir! Walau apapun terjadi, jangan sampai berhenti!!”
“Serahkan kepadaku!!”
Setelah memberikan arahan, salah satu perampok itu memberikan isyarat kepada rekannya.
“Ayo!”
“Ya!”
Sementara itu, Rei saat ini sedang bersusah payah mengejar mobil yang dipakai oleh para perampok itu.
‘Sialan, apa-apaan dengan mobil itu, bahkan akselerasi 30% tidak mampu mengimbanginya! Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini adalah salah satu dari kemampuan mereka?”
Rei terus saja berusaha mengayuh sepeda miliknya, dan kemudian ia dikagetkan dengan dua sosok yang tampak dengan siap, menyerang dirinya.
“…”
Orang pertama muncul dari jendela samping, sementara orang kedua dari jendela atas.
“Terima ini! Magic Splash!!”
Orang yang dari jendela atas menembakkan sebuah Magic canon dengan ukuran yang sedang.
Sementara rekannya mulai menembaki dirinya dengan sebuah pistol.
“Cihh!!”
Dengan sigap Rei terus menghindari serangan serangan yang dilancarkan para perampok tersebut, dan tentu saja dengan sedikit gaya.
Keahliannya dalam bersepeda sudah tak perlu dipungkiri, sejak kecil ia sudah sangat suka bersepeda. Karena menurutnya Kemampuan Akselerasinya sangat cocok jika dipadukan dengan bersepeda.
“Apa..?”
“Ternyata dia cukup mahir menggunakan Sepeda ya… sialan!”
Ujar para perampok itu terkejut akan kemahiran Rei dalam menggunakan sepeda.
“Kalau begitu, bagaimana dengan ini…!”
Perampok pengguna pistol mulai kembali membidik Rei.
Terlihat ia memusatkan energinya di tangan dan matanya. Rei yang menyadari apa yang akan terjadi, namun ia sedikit telat dalam bereaksi.
“Bisakah kau menghindari ini?!”
*Doorr!
Perampok itu menembakkan sebuah peluru yang berhasil menggores lengan sebelah kiri dari Rei yang terlambat dalam melakukan reaksi antisipasi.
“Khekhh…!”
Rei cukup merasa kesakitan akan goresan itu. Bahkan ia sempat sedikit oleng
‘Apa ini? Kemampuannya berbeda dengan sebelumnya…?!’
Walau begitu ia tak sama sekali menurunkan kecepatannya, ia masih stabil.
Sementara perampok tersebut nampak kesal karena Rei tak kunjung melambat.
Ia langsung saja kembali menembakkan pistolnya, namun sekarang, Rei mampu melakukan antisipasi dengan baik. Walau begitu, seluruh pelurunya tadi tipis untuk mengenai Rei.
‘Jadi begitu, yaa…! AIM assist, jika dilihat dari akurasi dan refleknya. Dia mungkin ada di kisaran Stage 4 ini!’
“Cih… lawan yang menyusahkan!”
Melihat rekannya sangat kesulitan menghadapi Rei, Perampok pengguna sihir mulai berinisiatif membantu.
Ia mulai kembali menyerang Rei dengan sihirnya. Dan tentu saja Rei bisa menghindarinya dengan mudah.
‘Sial!’
Namun ia sama sekali tak berhenti mencoba.
‘Rekannya itu… Magician? Dilihat dari caranya penggunaan sihir dia mungkin seorang Sorcerer, namun kemungkinan ia hanyalah seorang stage 2 sampai 3!’
Seperti biasa, kemampuan observasi Rei dalam pertarungan sangatlah hebat.
Sesi pengejaran masih terus berlanjut. Baik Rei maupun para perampok tersebut sama sekali tak ada yang mau mengalah.
Walau begitu, Rei bisa dibilang sangatlah hebat, ia bisa mengimbangi kecepatan kendaraan para perampok itu, yang sudah di perkuat dengan Energy Blank. Hanya dengan 30% Akselerasi miliknya.
Ia juga bisa mampu dengan baik menghindari serangan-serangan yang dilancarkan untuk menghambatnya, bahkan yang sudah diperkuat oleh AIM assist.
Namun, sekarang, ia sudah mulai merasa ini adalah hal yang sangat menjengkelkan.
Begitupun dengan para perampok tersebut. Mereka sangat kesal dengan Rei yang memiliki keahlian bersepeda dan kemampuan yang menjengkelkan.
“Hey, kawan! Apa kau tidak bisa lebih cepat lagi??”
“Bisa, tapi agak beresiko! Apa tidak apa-apa?”
Si Supir menjawabnya, awalnya ia terlihat agak ragu, namun jika demi menghindari Rei, ia akan menerima segala jenis resiko.
“Tak masalah! Asalkan kita bisa lolos dari bocah itu, aku tak keberatan!”
Dia menjawab dengan suara yang lantang dan terdengar meyakinkan.
Setelah melihat reaksi rekannya, si supir langsung saja mulai menyiapkan sesuatu.
“Baiklah kalau begitu! Akan ku laksanakan…”
Si supir kembali memasukkan pasokan Energy Blank yang tersisa ke mobil. Setelah itu, dengan perlahan kecepatan mobil menjadi sangat cepat.
Hal ini tentu saja mengagetkan Rei. Ia tak menyangka karena sebelumnya kecepatannya stabil.
Dibarengi dengan meningkatnya kecepatan mobil yang ia tumpangi, perampok pengguna AIM assist mengambil sebuah senjata rahasia yang tadinya ada di belakangnya. Dan kemudian berkata kepada temannya yang merupakan seorang Sorcerer.
”Cepat atau lambat, dia pasti bisa menyamai kecepatan kita sekarang. Jika dilihat dari kemampuannya, mungkin bocah itu ada di Stage 5!”
“Stage 5?!”
Kedua rekannya langsung saja terkejut mendengarnya. Namun, keterkejutan itu mulai tertutupi dan mereka akhirnya paham. Kenapa bocah itu bisa menyamai Mobil yang diperkuat Energy Blank.
“Jadi begitu, ya…”
“Memang bukan hal yang aneh, dia bisa menyamai kecepatan sebelumnya!”
Mereka semua saling memasang ekspresi wajah yang serius.
“Oleh karena itu, kita akan menggunakan ini!”
Ucapnya sembari memandang benda yang sudah ada di tangannya.
“Kita akan menggunakan itu?”
Ucap rekannya dengan sedikit terkejut, karena benda yang dimaksudkan rekannya adalah senjata rahasia mereka dan hanya akan digunakan ketika mereka bertiga sedang dalam keadaan terpojok.
“Ini adalah satu-satunya cara!”
Melihat wajah serius rekannya, si pengguna sihir menjadi yakin.
“Baiklah, ayo gunakan itu…!”
Sedangkan, Rei saat ini sedang dalam keadaan sulit. Ia terlihat sedikit agak melambat. Dan juga ia sangat curiga dengan apa yang akan direncakan oleh para perampok itu, karena tiba-tiba mereka berhenti menyerang dirinya.
Dan disitu jugalah ia berpikir, bahwa sekarang adalah timing yang pas untuk melancarkan serangan balik.
Ia menaikkan kecepatannya dan berusaha mendekati mobil tersebut.
Namun, ia dikejutkan dengan terbukanya pintu belakang mobil itu, dan menampilkan si Sorcerer dan pengguna AIM assist sedang memegangi sebuah senjata mirip sniper yang cukup besar.
“Apa itu?”
Rei punya firasat buruk tentang hal ini.
“Ayo kita mulai!!”
“Ya…!!”
Si Sorcerer mulai mengalirkan sihir ke senjata itu untuk mengaktifkannya. Dan pengguna AIM assist mengarahkannya.
Setelah itu mulai terkumpul konsentrasi sihir di depan muzzle Sniper itu. Ukurannya juga terus berkembang.
Dari ukuran bola pingpong, menjadi ukuran bola basket, dan bahkan sekarang besarnya bisa menyaingi mobil yang di tumpangi mereka.
“Apa…?”
“Terima ini…!!”
Mereka menembakkannya kearah Rei.
“Senjata sihir kah…??”
Dengan sigap, Rei melompat kebelakang dan di lompatan itu pula ia melempar sepedanya kearah sihir itu. Namun Sihir itu bisa melenyapkan sepeda Rei dengan sangat mudah.
“Hah!?”
Setelah itu, sihir tersebut berhenti bergerak dan menyusut. Walau begitu, konsentrasi sihir masih sangat terasa. Justru malah semakin membara
Menyadari apa yang akan terjadi, Rei kembali melompat ke belakang. Namun sayangnya ia terlambat. Sihir itu meledak dan menghasilkan sebuah ledakan yang cukup kuat.
*Duarr!!
Untungnya, Rei ia tak terkena ledakan itu, namun, ia terkena dampak dari ledakan itu.
Ia terkena tekanannya dan terpental. Sementara itu para perampok yang melihat kalau serangan mereka berhasil menjadi kegirangan.
“Sekarang, tancap gas…!!”
“Baiklah!”
Mobil yang mereka tumpang langsung melesat dan meninggalkan area ledakan itu.
Sementara Rei, ia terlihat terbaring di jalanan aspal, dampak ledakan tadi lebih mengejutkan dari yang ia kira.
Namun, walau begitu, ia terlihat tersenyum.
“Jadi begitu y-yaa! Menggunakan sihir sebagai peluru, dan AIM assist untuk mengunci target, merepotkan sekali!”
Rei bangkit dan mulai melihat kearah sekitarnya untuk memastikan tak ada korban ledakan lainnya. Orang-orang di pinggir jalan hanya bisa kaget melihat dan mendengar ledakan barusan, dampak dari Rei melawan para perampok itu.
‘Walau begitu, keahlian mereka sangat baik…, Kalau begini mereka harus ku lawan dengan serius!’
“Selain itu, mereka!! Dengan beraninya menghancurkan sepeda kesayanganku!!”
Dia terlihat sangat kesal.
“Kehancuran yang mereka dapat...!!”
Ia mengatakan itu degan mengepalkan tangan dengan mata yang sudah berapi-api.
Tubuh Rei saat ini dipenuhi dengan energy dengan jumlah besar, selain itu, semangat berkobar besar di dalam hatinya.
Ia mulai memfokuskan energy tubuhnya dan masuk ke dalam kekuatan baru, kecepatan yang baru. Ia mulai melakukan pose start seperti orang maraton.
“Made in heaven!!”
Ia menirukannya dari sebuah nama stand di sebuah manga Jojo yang pernah ia baca, selain itu ia juga sangat menyukai lagu Made in Heaven.
Kerena itu semangat Rei menjadi meningkat pesat, ia melesat dengan kecepatan super.
Bahkan, kilatan cahaya keluar kerena kecepatannya.
Sementara itu, para perampok yang ada di mobil sedang dalam keadaan senang. Karena mereka baru saja berhasil menyingkirkan orang yang mengejar mereka.
“Akhirnya…. Kita bisa menyingkirkan bocah itu!”
“Benar sekali…, dia benar-benar lawan yang merepotkan.”
Mereka berdua terlihat sangat kelelahan setelah melakukan perjuangan yang berat dalam menyingkirkan Rei.
“Sudahlah, yang penting kita bisa lolos darinya!”
“Benar sekali…”
“Untuk sekarang, prioritaskan keluar dari jalur ini…!”
Salah satu perampok memerintahkan rekannya untuk keluar dari jalur yang sekarang, karena kemungkinan Rei bisa mengejar mereka lagi.
Setelah itu dia menuju ke pintu belakang mobil untuk menutupnya. Namun, dia tiba-tiba melihat sebuah siluet dari kejauhan.
“Apa itu..?”
Ia terus saja melihat ke arah siluet cahaya itu.
“Ada apa kawan?”
Rekannya menanyakan, kenapa dia terus menatap kearah belakang.
“Tidak, sepertinya hanyalah perasa-, haah?“
Ia diba-tiba dikejutkan dengan datangnya seseorang dari siluet cahaya yang sedari tadi ia lihat. Dan orang tersebut adalah Reinhard.
“Apa-“
“Apa-apaan bocah itu…!”
Terlihat Rei yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
“Tingkatkan lagi kecepatannya!!”
“Pakai senjata itu lagi…!!”
Seluruh perampok sekarang dalam keadaan panik. Mereka sama sekali tak menyangka Rei bisa mengejar mereka.
Reinhard yang sudah dalam jarak yang sangat dekat dengan mobil para perampok, segera melompat dan masuk kedalam mobil tersebut.
“Yaa! Beraninya kalian menghancurkan sepeda kesayanganku, ya!! Dasar pencuri sialan!”
“Khekh”
“Jangan sombong dulu kau bocah!!”
Si Sorcerer mulai maju dan melapisi tubuhnya dengan sihir penguatan fisik. Ia melancarkan pukulan kearah kepala Rei.
Namun, Rei dapat dengan mudah menghindar dan melancarkan sebuah serangan balasan ke arah perut lawannya.
“Ugghh!!”
Tentu saja, serangan Rei ke perut perampok itu sangatlah kuat. Karena Akselerasi miliknya, kekuatan pukulan Rei menjadi sangat kuat. Bahkan membuat orang yang terkena pukulannya pingsan seketika.
“Jadi, begitu ya…, energy blank yaa! Pantas saja kecepatan mobil ini luar biasa.”
Ucap Rei, setelah ia mengamati isi dalam mobil.
‘Apa? Dia bisa mengetahui tentang energy blank dengan hanya sekali lihat? Bocah ini, pintar juga...’
Perampok yang ada di depan Rei sangat terkejut akan kemampuan analisa Rei yang sangat hebat, setelah sadar dari pikirannya, ia langsung saja menodongkan pistolnya kearah Rei.
“Jangan bergerak!!”
Rei hanya diam tak merespon.
‘Apa-apaan bocah ini! Kecepatannya itu, apa sebenarnya kemampuannya??’
Pikirnya kebingungan, karena penguatan fisik dari manipulasi sihir/energi biasa tak akan bisa sampai ke kecepatan ini.
Rei tersenyum melihat Lawan didepannya terlihat seperti mengobservasi dirinya.
“Apa kau ingin tahu kemampuanku…?”
“…”
“Kemapuan ku adalah Akselerasi, aku bisa mengakselerasi tubuh dan benda yang aku sentuh dengan mengalirkan energy ke benda itu, dan juga…”
‘Akselerasi ya...?'
Perampok masih memandangi Rei. Walau dia masih sedikit penasaran karena Rei sedikit menanggung kan perkataannya.
Rei tiba-tiba menghilang dari pandangan perampok tersebut.
“Apa-“
Rei kembali melancarkan pukulan, namun kali ini reflek perampok itu cukup baik, ia bisa menahan pukulan itu dengan kedua tangannya.
“Heeh…!”
Melihat serangannya berhasil ditahan, Rei sedikit kagum akan kemampuan lawannya.
“Kalau begitu!”
Rei mengambil tangan perampok di hadapannya, kemudian membantingnya.
*Bruaagghh!
“Ugghhh!”
Belum sampai disitu, saat ini tangan Rei sedang dalam posisi bersiap-siap memukul.
“Masih belum!!”
“Akhhh!!”
Seketika perampok tersebut pingsan setelah menerima hantaman keras di perutnya.
Rei kembali berdiri tegak.
“Baiklah, sekarang…”
Ia menengok kebelakang dan melihat ke arah kaca spion yang Nampak si supir sedari tadi melihat pertarungan mereka.
“Energy blank mu cukup menyusahkan! Akan tetapi..., bisakah kau menangani ini!!”
Setelah mengucapkan itu, ia langsung saja menyentuh lantai mobil.
“Selain Akselerasi aku juga bisa begini tau!! Deccelerate, Transfer!!”
“Ugh!! Apa yang…?”
Secara tiba-tiba, si supir merasakannya.
Perasaan yang sebelumnya adalah cepat dan ringan menjadi sangat lambat dan berat. Jadi ini deselerasi?
Mobil yang mereka tumpangi kehilangan kecepatannya secara pasti.
Begitupun dengan si supir, ia mulai kehilangan kesadaran akibat pelambatan kerja organ tubuh, pelemasan.
Dan akhirnya, mobil menjadi berhenti sepenuhnya, dan juga si supir, ia pingsan.
Dengan begini, Rei berhasil menumbangkan trio perampok ini.
“Biasanya kemampuan ini ku gunakan ketika aku tegang ataupun susah tidur. Tak ku sangka akan berguna disaat-saat seperti ini…”
Rei segera turun dari mobil itu.
“Akhirnya selesai!!”
Ia meregangkan tubuhnya yang baru saja di pacu dengan kekuatan tinggi, ini sangatlah melelahkan, kau tahu.
Beberapa saat kemudian, datanglah berbondong-bondong mobil polisi.
“Ehh? Datangnya cepat sekali!”
Keluar dua orang yang nampaknya kepala polisi dan satunya adalah seorag wanita dewasa, yang sepertinya adalah pemilik toko perhiasan itu.
Dia Nampak berlari kearah dirinya.
“Eh…”
Setelah mendekat wanita itu langsung saja memeluk Rei. Ia juga terlihat menangis.
“TERIMA KASIH!! TERIMA KASIH!! Wahai anak muda! Aku tak tahu apa jadinya jika tak ada dirimu.”
Rei agak terganggu dengan pelukan wanita ini.
“Tidak, bukan apa-apa! Tak perlu berterimakasih padaku…”
Ucap Rei menenangkan wanita ini.
“Oh ya!! Sepeda mu hancur bukan? Beritahu aku mana model sepeda yang kau inginkan, aku akan menggantinya!”
Rei kembali bersemangat mendengar itu.
“Benarkah? Kalau itu, aku berterima kasih…”
Rei tampak gembira sekali. Melihat situasi mulai tenang, kepala polisi itu juga langsung mendekati Rei.
“Terima kasih ya…, Reinhard! Karena mu kita bisa menangkap perampok dan mengembalikkan barang curian ke pemiliknya semula…!”
Rei mengalihkan pandangan ke orang yang mengajaknya berbicara.
“Ah tidak, ini bukan apa-apa! Tak perlu berterima kasih kepada’ku.”
Kepala polisi itu tersenyum mendengar jawaban Rei.
“Kalau begitu, bisakah kau ikut kami ke kantor polisi? Hanya untuk laporan saja..?!”
“Ahh, tentu saja! Tapi bisakah ditunda dulu? Setidaknya sampai aku pulang sekolah?”
Rei tersenyum.
“Apa yang kau katakan? Kau sekarang sudah terlambat sekolah!”
Kepala polisi itu menjawab dengan tersenyum pula.
“Eh…?”
“Hmm…?”
“Tadi apa yang anda katakan?”
“Kau sudah terlambat sekarang!”
Rei langsung segera melihat kearah jam tangan miliknya, syukurlah tak rusak akibat ledakan tadi.
Dan jam sudah menunjukkan pukul 07:15.
“Ehh?!...., Ehhhhhhhh!!”
Sial, pasti Sai akan marah besar
...----------------...
Dan begitulah, kira-kira kejadian yang bisa ku bayangkan.
Hufft. Sungguh orang yang sial. Begitupun dengan diriku yang menyedihkan ini.
Tapi, sepertinya aku tak Semenyedihkan yang kukira.
Dan sekarang, kita harus menyampingkan masalah itu. Karena, masalah yang sesungguhnya adalah setelah ini.
Panitia, masih bersiaga kah? Dari yang kudengar dari kegaduhan di luar. Sepertinya para murid sudah berkumpul di tribun.
Aku segera mengintip keluar, dan benar saja, Seluruh tribun penonton sudah terisi oleh seluruh murid SMA ini.
Sungguh, bagaimana ini? Bagaimana caranya menemui panitia di tengah situasi seperti ini? Aku bisa saja keluar dan menemui para guru secara langsung dan memberitahukan situasi yang terjadi. Tetapi, aku tak punya cukup nyali untuk melakukan hal itu. Lagipula, mungkin itu bisa saja menurunkan harga diri Rei.
Jika aku melaporkan ini, mereka mungkin saja akan salah paham, mengira Rei terlibat kasus.
Apa menunggu sampai panitia menghampiri ruangan ini adalah pilihan terbaik? Ya… mungkin.
“Apa yang harus kulakukan!? Apa yang harus kulakukan!? Apa…!?”
Aku benar-benar terlarut dalam kepanikan saat ini. Hanya berjalan berputar sembari memegangi kepala.
Hingga, beberapa saat kemudian, masuk beberapa orang.
“Permisi…”
“Ahh!”
“Reinhard, sudah saatnya bersiap-siap, acara akan segera dimulai!”
Waah! Sepertinya mereka anggota panitia.
“Ahh! Apa kalian ini dari tim panitia?”
Mereka hanya saling menatap satu sama lain menanggapi pertanyaan ku.
“Ya benar!”
Syukurlah, datangnya cepat juga.
“Ka-kalau begi-“
“Ya, ampun!! Kau sama sekali belum bersiap-siap?!”
Salah satu dari mereka memotong perkataan ku untuk menanggapi keadaanku saat ini. Sepertinya, ia salah mengira kala aku adalah Rei.
“Kenapa kau tak bersiap-siap dari tadi!?”
Ya, memang tak salah lagi.
“Ahh…, b-bukan! Aku ini…”
“Pokoknya, ikut aku sekarang! Kegiatan akan segera dimulai!”
“Ehh? Tunggu dulu…”
Aku sedikit meronta, mereka sama sekali tak mendengarkan diriku ini. Sungguh sial sekali.
"Kalian tolong cek lagi sisanya!”
“Baik, ketua!!”
Ah, ternyata orang ini ketuanya ya…
Tunggu, tunggu dulu!!!
......................
Halo semuanya! Namaku Saidhan M. Ardhiyasa, seorang anak lelaki biasa, 15 tahun.
Saat ini aku dengan dalam salah satu situasi paling terburuk dalam hidupku. Aku berdiri di sebuah arena luas, dilihat oleh banyak orang, mungkin ratusan. Kalian bertanya kenapa aku bisa ada disini? Itu karena sebuah kesalahpahaman kecil.
Yaa, kesalahpahaman, hari ini adalah penerimaan murid baru, dari SMA Dharma Wangsa. Sekolah kami memiliki tradisi unik, dimana setelah upacara penerimaan murid baru, pihak sekolah akan mengadakan pertandingan persahabatan antara dua murid terpilih untuk mewakili para murid baru.
Dan tentu saja, orang itu bukanlah aku, tak mungkin bukan jika seorang dari Unknown class seperti diriku ini, diikut sertakan kedalam sebuah acara seperti ini.
Jadi kenapa aku bisa ada di sini? Ini karena pihak panitia salah mengira bahwa aku adalah temanku, yang seorang Stage 5, ironis sekali bukan?
"Bagaimana ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments