Melawan Hewan Liar

YingXiong terpaksa melawan babi hutan itu untuk mempertahankan nyawanya. Sebenarnya ia ingin menghindarinya saja, tetapi ia tidak bisa melakukannya sebab babi hutan itu sudah menatap ke arahnya dengan tatapan penuh nafsu untuk membunuh.

"Tampaknya kau begitu bersemangat?" Ucap YingXiong sambil memiringkan kepalanya menatap babi hutan yang sudah bersiap untuk menyerangnya.

"Apa sebaiknya aku mencoba menahan sekali serangannya ya? Dengan begitu aku bisa mengukur kekuatannya?" Sebuah ide terlintas di benak sang bocah.

"Baiklah, ayo maju hewan tak tahu diri!" Teriak YingXiong sambil membuat kuda-kuda sementara tangannya bersiap menangkap kepala sang babi hutan.

Tampaknya babi hutan itu mengerti yang dikatakan YingXiong, hewan liar itu mengais-ngaiskan kaki depannya, setelah beberapa detik kemudian, ia berlari dengan lurus ke arah YingXiong.

"Ngok-ngok-" Suara sang babi hutan terdengar keras.

Buakkkkk

Bukannya bisa menahan serangan sang babi hutan, YingXiong malah terpental hingga puluhan meter. Bukan hanya itu, tubuhnya menabrak batang pohon yang ada disana.

Uhukkk-uhukkkk

Sang bocah terbatuk-batuk, darah segar pun mengalir di bagian bibirnya. Ia juga memegangi tulang selangkanya, tampaknya bagian itu yang terkena tandukan babi hutan.

"Kurang ajar, dia begitu kuat!" Gumam kesal sang bocah. Ia tidak menyangka, satu serangan babi hutan itu bisa membuat tulangnya seakan-akan retak di beberapa bagian.

"Kakek memang ingin membunuhku! Salah apa diriku padanya? Bukankah dia bisa melakukannya sendiri? Tak perlu menggunakan babi dekil itu untuk membunuhku!" YingXiong kembali mendengus kesal sambil mengutuk kakeknya.

Dia mulai berpikir bahwa sang kakek memang sengaja meninggalnya di tempat itu, dan sang kakek pula sudah mengetahui bahwa ia akan diserang sang babi hutan.

"Kurasa saat ini dia sedang menyaksikan aku dari tempat persembunyiannya!" YingXiong melirik ke sekitarnya, berharap bisa menemukan kakeknya bersembunyi. Tapi, ia tidak bisa menemukan keberadaan kakeknya.

Sebenarnya tebakan YingXiong tepat seratus persen, memang saat ini sang kakek sedang menyaksikan YingXiong di atas sebuah pohon persik rindang yang ada di tempat itu.

"Hihihi," Kakek tertawa kecil tanpa diketahui oleh YingXiong.

"Ayo bocah kecil, keluarkan semua kemampuan yang sering aku ajarkan!" Gumamnya pelan yang hanya bisa di dengarkan oleh dirinya sendiri.

*****

Sang babi hutan tidak membiarkan YingXiong beristirahat ataupun hanya untuk mengambil nafas memulihkan kondisinya.

Hewan liar nan buas itu kembali berlari dengan kencang ke arah YingXiong.

Tidak ingin bernasib seperti sebelumnya, kali ini sang bocah memilih untuk menghindari serangan babi hutan itu.

Dengan fisik yang cukup kuat ditambah tenaga dalam yang sudah mencapai sepuluh lingkaran, YingXiong berhasil menghindari sang babi dengan mudah.

"Gak kena!" Ucap sang bocah sambil meletakkan kedua tangannya di dekat telinga dan memutar-mutarnya menandakan sang bocah meledek sang babi hutan itu. YingXiong juga menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Gak kena… gak kena… Wek...wekkk!" Ledeknya kepada sang babi hutan.

Seperti sebelumnya, sang babi hutan tampaknya mengerti perkataan YingXiong. Hewan liar itu mendengus kesal membuat asap keluar dari kedua hidungnya.

"Ngok-ngok!" Sang babi hutan kembali berlari kencang ke arah YingXiong.

Tidak menghindar seperti sebelumnya, kali ini YingXiong melakukan hal yang serupa dengan yang dilakukannya pertama kali. Ya, mencoba menahan serangan sang babi hutan itu.

Tapi kali ini ia berhasil melakukannya. Kedua tangannya memegangi kepala sang babi. Walaupun tubuhnya sedang-sedang saja, nyatanya YingXiong berhasil mengangkat sang babi hutan dan melemparnya mengenai salah satu pohon yang ada di tempat itu.

Saking keras lemparannya, pohon itu patah dan tumbang ke tanah. Bukan hanya batang yang tumbang, sang babi hutan yang menjadi lawannya kini ikut tumbang ke tanah.

"Ngok-ngok!" Setelah bersuara sebentar, sang babi hutan itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ilh…" YingXiong berdeham kecil dan mengatur kembali pernafasannya.

"Kakek keluarlah, aku tahu kau ada disini!" Teriak sang bocah dengan keras. Merasa kurang keras, YingXiong menambahkan tenaga dalam untuk menambah kekencangan suaranya.

"Tak perlu berteriak sekencang itu, aku belum tuli. Hahaha!" Sang kakek turun dari pohon tempat ia sembunyi sebelumnya.

"Kakek, kenapa kau melakukan ini padaku?" YingXiong marah, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada menandakan ia merajuk kepada sang kakek.

"Jangan marah begitu, kakek hanya menguji kekuatanmu tidak lebih!" Ucap sang kakek merayu YingXiong sambil mengelus kepalanya bocah itu.

"Sebagai gantinya, kakek akan memasakkan makanan kesukaanmu. Sate babi dan sup ayam!" Ucap sang kakek sambil mengeluarkan ayam hutan dari tangan kirinya yang sebelumnya berada di belakangnya.

"Tidak mau!" YingXiong membalikkan badannya membelakangi sang kakek.

"Kalau begitu, bagaimana dengan buku cerita? Kakek akan membawakanmu dari kota!" Bujuk lagi kakek kepada YingXiong.

Mendengar hal itu, YingXiong mencoba memikirkannya. Ia meletakkan jari telunjuk di dagunya.

"Bagaimana sebagai gantinya kakek mengajakku pergi ke kota?" Saran sang bocah.

"Tidak bisa! Bukankah sudah kakek bilang…" Sang kakek tidak menyelesaikan kata-katanya karena YingXiong sudah mendahuluinya.

"Belum saatnya, ketika waktunya telah tiba kakek tidak akan melarangmu. Kau harus berlatih dengan giat jika kau ingin meninggalkan tempat ini." Ucap YingXiong dengan cepat dan jelas. Tampaknya ia sudah sering mendengar perkataan kakek sehingga ia sudah bisa menghafal setiap katanya.

Mendengar hal itu, kakek hanya tersenyum tipis dan kembali mengelus kepala YingXiong.

"Belum saatnya kau mengetahui asal-usulmu. Tunggulah beberapa tahun lagi." Batin kakek sambil tampak bersalah. Tapi memang ia tidak bisa membiarkan YingXiong mengetahui saat ini. Bagaimanapun juga YingXiong terlalu muda untuk mendengarkan apa yang akan ia sampaikan.

Kemudian keduanya pulang ke rumah dengan YingXiong membawa ayam hasil buruan sementara sang kakek memikul babi hutan yang YingXiong bunuh beberapa waktu lalu.

*****

Keduanya sampai di rumah saat matahari mulai terbenam dan bulan sedikit demi sedikit sudah menampakkan dirinya.

Cahaya yang terbuat dari obor menerangi gubuk kecil nan sederhana ini di sekeliling rumah baik di dalam maupun di luar.

Tampak sang kakek dan YingXiong sedang menikmati sate babi serta sup ayam yang dibuat oleh pria tua itu.

Tak lupa juga, seperti kebanyakan orang-orang lainnya yang sudah dewasa, sang kakek menuangkan segelas arak untuk menemani makan malamnya.

Melihat arak yang diminum sang kakek tampak enak, YingXiong meneguk air liarnya. Dia begitu penasaran dan ingin mencoba kenikmatan minuman yang selalu diminum oleh orang dewasa itu. Tidak terlepas itu laki-laki ataupun perempuan, mereka sama-sama mengagumi minuman satu ini.

Tanpa disadari, sang kakek sudah minum terlalu banyak membuatnya sedikit mabuk. Ia lalu ditemani YingXiong untuk menikmati bulan yang bersinar terang serta ribuan bintang yang mengelilinginya.

"Memang benar, menikmati arak sambil menyaksikan gemerlapnya dunia di malam hari sangat menakjubkan. Di usiaku yang tua ini, aku hanya ingin memastikan YingXiong siap untuk melihat dunia. Setelah itu, aku bisa tenang!" Gumamnya pelan, tapi tentu saja YingXiong bisa mendengarnya dengan jelas.

YingXiong menatap lekat kakeknya itu dan berjanji dalam hatinya akan menuruti semua perkataan sang kakek dan tidak akan mengecewakannya.

Terpopuler

Comments

Derajat

Derajat

Semangat dan tetap sehat selalu

2023-11-05

0

Gian Dido

Gian Dido

Tarik thoooooooor.. Semangaaaaaaaat

2021-06-28

0

heri surianto

heri surianto

ok thor

2021-06-27

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!