The King Of Baiyun Kingdom
Pada suatu malam, hujan turun dengan begitu derasnya, membuat hawa dingin meresap ke tulang belulang. Orang-orang menutup pintu dan menarik selimut mereka lalu tidur dengan pulasnya.
Tapi tidak dengan empat orang yang sedang berlarian di dalam hutan belantara. Diantara empat orang itu, terdapat dua orang laki-laki dan satu orang perempuan sementara yang satunya adalah bayi laki-laki yang berusia sekitar satu tahunan.
Salah satu laki-laki itu terlihat berusia sekitar tiga puluh tahunan dengan rambut panjang dan dikuncir seperti kebanyakan pendekar-pendekar yang ada di sebuah novel ataupun film fantasy.
Sementara yang satunya berusia lanjut, sekitar enam puluh tahunan dengan rambut pendek dan uban yang menjadi ciri khasnya sendiri. Selain itu, ia juga memiliki janggut dan kumis yang cukup panjang.
"Ayo cepat yang mulia ratu!" Ucap salah satu laki-laki itu.
Perempuan yang dipanggil ratu itu berhenti, ia sudah tidak sanggup lagi untuk berlari. Ia menatap bayi laki-laki yang sedang digendongnya sambil mata berkaca-kaca.
"Maafkan ibunda anakku!" Perempuan itu mencium bayi laki-lakinya lalu mendekapnya dengan erat.
Seiring dengan langkah kaki mereka, hujan juga semakin deras, gemercik air yang jatuh ke tanah membuat kebisingan tersendiri. Di tambah lagi suara kicauan burung yang saling sahut menyahut entah karena terbangun karena hujan atau karena suara langkah kaki keempat orang itu.
Walaupun nafasnya sudah terputus-putus, perempuan itu tetap mencoba berlari dengan ditemani dua orang laki-laki di belakangnya.
Belakangan diketahui, kedua orang itu adalah seorang penasehat dan jendral dari sebuah kerajaan.
Mereka terus berlari dan sesekali menengoknya ke belakang memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka.
Mereka berhenti setelah mendapati ternyata pengejar mereka sudah sampai dan kini telah mengepung jalan mereka.
Setidaknya ada tiga puluh orang dengan pakaian serba hitam lengkap dengan topeng bercorak burung elang serta masing-masing dari mereka menggunakan sebuah pedang sebagai alat bertarung.
Di belakang mereka terdapat satu orang yang berpakaian berbeda, orang itu menggunakan pakaian berwarna serba putih serta topengnya pun berwarna putih dan juga bercorak burung elang.
"Kenapa kelompok Elang Sakti memburu kami?" Tanya penasehat itu dengan wajah yang buruk.
"Kalian berasal dari kerajaan, apa perlu bertanya alasan kami mengejar kalian? Bukankah harta adalah alasan yang cukup jelas untuk kami melakukannya?" Balas pemimpin kelompok itu.
Penaset kerajaan diam sejenak, ia berpikir benar juga apa yang dikatakan oleh pemimpin kelompok itu.
"Mungkin alasan kalian benar, tapi aku merasa ada alasan lain dibalik ini!" Penasehat kerajaan menyeledik.
"Kau benar-benar pandai, memang benar ada alasan lain kami melakukannya ini. Ada yang menyewa jasa kami untuk membunuh ratu dan anaknya, kepala mereka bernilai begitu tinggi sampai kami tidak bisa menolaknya." Pemimpin kelompok itu tertawa kecil.
"Siapa yang menyuruh kalian melakukannya?" Tanya lagi penasehat kerajaan.
"Kalian tidak perlu mengetahuinya, yang pasti kami akan menyelesaikan tugas itu malam ini!" Pemimpin kelompok itu memberi tanda mengisyaratkan anggotanya untuk menyerang rombongan ratu.
Melihat tidak ada lagi ruang untuk bicara dan negosiasi, penasehat kerajaan dan jendral yang mendampingi ratu mengangkat pedang mereka bersiap untuk menyambut serangan lawan.
"Penasehat Mo, lindungi ratu dan pangeran dari anggota kelompok Elang Sakti, sementara aku yang akan menghadapi pemimpinnya." Tanpa menunggu jawaban penasehat mo, jendral yang belakangan diketahui namanya sebagai Lu Chuan itu bergerak maju memisahkan diri dengan pemimpin kelompok itu.
Melihat jendral Lu sudah mengurus pemimpin kelompok Elang Sakti, penasehat mo bersiap menghadapi anggota kelompok itu.
"Yang Mulia Ratu, mohon menjauh dari tempat ini."
Mendengar perintah penasehat Mo, sang ratu menurut, ia mengambil tempat yang cukup jauh untuk melihat pertarungannya.
Walaupun usianya terbilang sudah tua, penasehat mo masih bisa bergerak dengan lincah dan gesit. Itu bukanlah hal yang sulit bagi seorang pendekar seperti mereka. Bukan hanya bisa bergerak dengan cepat, di lain kesempatan seorang pendekar bisa membuat wajah mereka terlihat lebih muda dengan bantuan tenaga dalam milik mereka. Sebab itulah penasehat Mo masih terlihat seperti berusia empat puluh tahunan padahal usia aslinya sudah lebih dari enam puluh tahun.
Satu demi persatu anggota kelompok Elang Sakti maju menyerang penasehat Mo, tapi tidak lebih dari beberapa jurus mereka sudah terbaring tak bernyawa. Nyatanya penasehat Mo adalah pendekar tingkat tinggi.
Melihat hal itu, anggota kelompok Elang Sakti mengubah pola serangan mereka menjadi bersamaan membuat penasehat Mo kali ini tidak bisa leluasa membunuh mereka. Bisa dilihat, anggota kelompok Elang Sakti ini begitu terampil saat mereka bertarung bersama.
Di sela-sela pertarungannya dengan anggota kelompok Elang Sakti, penasehat Mo juga sesekali melirik pertarungan antara jendral Lu dengan pemimpin kelompok Elang Sakti. Semakin lama ia mengamati, semakin kebingungan dia. Pasalnya, penasehat Mo merasakan ada kejanggalan dalam pertarungan mereka.
Walaupun keduanya terlihat serius bertarung, tapi tidak ada yang berusaha saling melukai ataupun membunuh. Hal itu membuat penasehat Mo menghentikan gerakannya sebentar.
"Jendral Lu, apa yang kau lakukan. Jangan bermain-main dan serangan ia dengan kemampuan terbaikmu!" Teriak penasehat Mo.
Setelah berkata demikian, penasehat Mo menjadi terkejut setelah mendengar perkataan dari jendral Lu.
"Ah saudara Ji, tak perlu lagi berpura-pura. Aku sudah bosan seperti ini, sebaiknya kita menjalankan tugas yang diberikan 'Orang Itu' dengan cepat." Jendral Lu menghentikan gerakannya diikuti oleh pendekar bertopeng elang yang menjadi pemimpin kelompok Elang Sakti.
"Kau benar saudara Lu, sebaiknya kita selesaikan dengan cepat." Setelah itu, jendral Lu dan pemimpin kelompok Elang Sakti berdampingan dan menghadap ke arah penasehat Mo.
"Apa maksud dari semua ini, jendral Lu. Kau…" Penasehat Mo tidak bisa melanjutkan kata-katanya sebab langsung dipotong oleh jendral Lu.
"Apa yang kau pikirkan benar adanya, penasehat Mo. Aku mengkhianati kalian!" Jendral Lu tersenyum puas.
"Kau tahu kenapa mereka bisa menemukan keberadaan kita? Itu karena aku yang memberi mereka tanda di sepanjang jalan." Lanjut jendral Lu. Kemudian ia menjelaskan, bahwa selama pelarian, ia terus menerus menjatuhkan batu dari waktu ke waktu dalam beberapa meter sekali. Itu menjadi petunjuk jalan keberadaan mereka.
"Kau… Kurang ajar, akan ku bunuh kalian semua!" Penasehat Mo begitu murka mendengarnya.
"Yang Mulia Ratu, cepat lari dari sini. Jangan hiraukan aku dan jangan lihat ke belakang." Penasehat Mo melihat ke arah ratu yang sedang terdiam sambil menatap ke arah jendral Lu dengan penuh kebencian.
"Yang Mulia Ratu!"
Mendengar teriakan penasehat Mo yang kedua kalinya, barulah sang ratu tersadar.
"Tapi… Tapi penasehat Mo. Aku… Aku…" Sang ratu terbata-bata, masih bingung dengan keputusan yang akan diambilnya.
Nyatanya jendral Lu dan pemimpin kelompok Elang Sakti tidak menunggu sang ratu untuk lari, mereka bergerak bersamaan untuk menangkap sang target.
"Tidak semudah itu untuk menangkap mereka. Langkahi mayatku dahulu baru kau bisa melakukan apapun yang kalian mau!" Penasehat Mo melompat berdiri di depan sang ratu dengan menodongkan pedang ke arah lawan.
"Minggir!" Ucap jendral Lu dan pemimpin kelompok Elang Sakti secara bersamaan.
Penasehat Mo tidak mendengar perkataan mereka, ia masih membujuk sang ratu untuk kabur.
"Yang Mulia Ratu, cepat tinggalkan tempat ini. Aku tidak bisa menahan mereka lama-lama." Ucapnya dengan pelan yang hanya bisa didengar oleh sang ratu.
"Aku…" Sang ratu menggigit bibirnya. Dalam tarikan nafas berikutnya, ia berlari sekencang-kencangnya tanpa menoleh ke arah belakang. Ia hanya bisa mendengar sebentar suara dentingan senjata yang saling bersentuhan.
"Kalian tunggu apalagi, cepat kejar ratu sialan itu. Kami yang akan mengurus pak tua ini." Jendral Lu memberi perintah kepada anggota kelompok Elang Sakti.
Sebenarnya penasehat Mo berniat menghentikan anggota kelompok itu, tetapi ia tidak bisa. Dalam waktu singkat, ia telah disibukkan oleh jendral Lu dan pemimpin kelompok Elang Sakti.
"Lawanmu adalah kami!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Derajat
Hadir tor
2023-11-05
0
rina
mampir kaka author... cerita menarik tema fantasi timur ya thor
2021-07-05
1
heri surianto
bagus cerita di awal
2021-06-27
0