Gairah Sang Tuan Muda

💃Ayooo boom like dan komen dulu sebelum membaca! Ingat semua dukungan mu selalu menjadi mood booster nya kak UPe....🤭

Kita mulai lagi ya..

Roll, camera, action📸

🌺 happy reading 🌺

🌺🌺🌺🌺

“Dimana lo ketemu Bram?” tanya Anis penasaran.

“Udah! Kita makan aja dulu. Ntar gue ceritain dimana gue ketemu si Bram Bram itu.” Jawab Alice yang melahap santai makanan nya.

Saat Alice dan Anis sedang menyantap makan siang mereka, ternyata pria yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka baru saja selesai dengan olahraga plus plus nya di kamar sebuah hotel dengan wanita yang bernama Lusy.

“Aku dengar bibi akan meminta pernikahan mu dan Reyfal di percepat, apakah itu benar Lusy?” tanya Bram, mengelus rambut pacaran rahasia nya itu.

“Begitu lah yang aku dengar di dalam rumah semalam.” Jawab Lusy cuek. Wanita ini benar-benar tidak peduli dengan pernikahannya dengan Reyfaldi Arthur.

Bagi Lusy Reyfal tidak lebih dari pria yang tidak berguna. Sebagai lelaki barang nya tidak merespon. Sebagai ahli waris keluarga Arthur dia pun tidak ada di urutan daftar teratas. Bahkan nama Bramantio Arthur lah yang saat ini berada di atas daftar urut pewaris keluarga Arthur.

“Lalu kalau kau menikah dengan Reyfal, hubungan kita bagaimana?” Tanya Bram yang kemudian memeluk kembali Lusy yang baru saja akan bangkit dari tempat tidur itu.

“Au!! Kau nakal sekali Bram!!!” teriak nya manja saat Bram membaringkannya kembali.

“Aku bertanya pada mu tapi kau malah kabur.” Sebut Bram yang langsung mendekap Lusy dalam pelukannya.

“Mengapa kau malah bertanya pada ku? Bukannya kau dan Anis juga akan menikah? So, kalau kalian menikah hubungan kita bagaimana?” Lusy mengembalikan pertanyaan itu pada Bram.

“Kau tahu sendiri bukan, aku ini terpaksa mendekati Anis sebab ibu ku mengatakan kalau keluarga Anis adalah salah satu keluarga yang dapat mendukung ku untuk menjadi ahli waris keluarga Arthur. Dengan menikah denganya maka aku hanya tinggal selangkah untuk menguasai semua nya ini.” Tukas Bram sambil merem mas gunung kembar milik Lusy.

“Andai saja ibu mu adalah istri sah dari keluarga Lucas maka aku tidak perlu mengambil jalan yang berliku-liku seperti ini. Cukup dengan menikahi mu maka aku otomatis menjadi ahli waris keluarga Arthur dengan dukungan keluarga Lucas. Tidak perlu pura-pura mencintai Anis dan berjuang bersama nya untuk mendapatkan restu keluarga nya. Sungguh amat melelahkan.” Tukas Bram yang semakin kencang merem mas dua benda kenyal itu.

“Bram, walaupun aku adalah anak haram yang tidak dianggap di dalam keluarga ku tapi posisi ku kini adalah putri satu-satu nya keluarga Lucas. Kau cam kan itu.” Ujar Lusy sewot, lalu menyingkirkan tangan Bram dengan kasar dan turun dari tempat tidur itu.

Lusy sadar, perbincangannya dengan Bram saat ini hanya akan berakhir dengan rasa sakit hati semata. Jadi lebih cepat dia pergi maka akan lebih baik.

“Kau pasti sudah melupakan Rubia! Ingat selama masih ada Rubia, kau tidak akan pernah menjadi putri sebenarnya dari Sebastian Lucas.” Tekan Bram sambil membaringkan tubuh nya menatap Lusy yang sedang mengenakan kembali pakaiannya.

“Ck.. ibu nya Reyfal saja sudah bisa membaca situasi ini dengan baik Bram! Maka nya dia menjodohkan ku dengan putra semata wayang nya itu. Dan menjadikan ku salah satu eksekutif di perusahannya. Tapi kau dan orang tua mu masih saja berpikir kalau putri yang kabur puluhan tahun itu akan kembali ke mansion kami yang mewah. Sehingga tidak memperhitungkan aku sebagai sumber kekuatan yang bisa kalian pergunakan untuk merebut posisi ahli waris keluarga Arthur. Kau dan orang tua mu memang sungguh membangongkan Bramantio Arthur !! memperhitungkan orang yang tidak pernah ada. Aku saja sudah tidak ingat seperti apa rupa nya.” Ujar Lusy dengan sombong.

Kini Lusy telah selesai mengenakan kembali seluruh pakaiannya. Dia tersenyum pada Bram yang masih belum tergerak meninggalkan ranjang yang berantakan itu. “Kalau benar ibu ku akan mempercepat pernikahan ku dengan Reyfal, maka aku tidak akan bisa menolak nya sama sekali Bram. Sama hal nya dengan diri mu yang pada akhirnya harus menikah dengan Anis. Tujuan kita sebenarnya sama Bramantio Arthur.” Ujar Lusy lalu melangkah keluar dari kamar itu.

Bram tersenyum mendengar perkataan yang Lusy lontar kan. “Kau benar Lusy..! Tujuan kita berdua memang sama yakni uang.” Ucap nya pelan lalu meneruskan tidur nya.

Lusy langsung mengenakan kacamata hitamnya begitu ia keluar dari hotel itu.

Bagaimana pun Lusy tidak ingin ada orang yang melihat dia dan Bram ada di hotel yang sama. Bisa berbahaya. Apalagi jika kalau mata-mata dari keluarga Lucas yang sampai melihatnya. Bisa-bisa gelar wanita ****** yang melekat pada ibu nya juga akan melekat pada dirinya. Lusy harus sangat berhati-hati.

Sebagai anak yang lahir dari hubungan luar nikah antara Delena (ibu nya Lusy) dan Sebastian Lucas (Ayah Lusy), Lusy sangat sering diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudara dari ayah nya.

Apalagi semenjak istri sah dari ayah nya itu pergi dan membawa serta pewaris tunggal keluarga itu, kehidupan Lusy dan ibu nya benar-benar seperti neraka.

Bahkan ayahnya sendiri yakni Sebastian Lucas sama sekali tidak menaruh perhatian pada diri nya atau pun pada ibu nya.

Setiap hari ayah nya selalu mengatakan kalau apa yang terjadi diantara dia dan ibu nya Lusy tidak lebih dari sebuah kesalahan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup nya. Pria itu juga menyalahkan ibu nya Lusy atas kepergian istri dan anak nya.

Menurut pria yang bernama Sebastian Lucas itu kalau seandainya ibu nya Lusy dan Lusy tidak muncul di mansion mereka maka istinya yang bernama Lestari dan putrinya yang bernama Rubia tidak akan pergi meninggalkannya.

Baru lah setelah dia tua dan mulai sakit-sakitan, hati nya tergerak untuk memperlakukan Lusy dan ibu Lusy lebih manusiawi.

Ya, paling tidak Lusy tidak lagi mendengar pria itu menyebutkan kata-kata penyesalan yang kerap dia sebut kan setiap kali melihat Lusy atau pun ibu nya Lusy.

Tapi itu tidak serta merta seratus persen membuat kehidupan Lusy berubah 180 derajat, sebab ayahnya masih belum mau berbicara dengan Lusy atau pun ibu nya Lusy.

Saat ini, pria tua itu hanya sudah membiarkan Lusy dan ibu nya Lusy menggunakan fasilitas milik keluarga Lucas. Ya, dibandingkan zaman dulu. Kehidupan Lusy dan ibu nya Lusy jauh lebih baik saat ini.

Terkadang Lusy berpikir, mungkin saja semua perubahan ini karena ayah nya telah menyerah mencari keberadaan putrinya yang di bawa kabur oleh sang istri. Maka nya dia mulai menghargai keberadaan Lusy yang sebelumnya ia anggap tidak lebih dari sebuah aib..

Namun apapun itu, Lusy sungguh berharap Rubia dan ibu nya tidak pernah kembali ke dalam kehidupan nya sampai kapan pun jua.

🥸🥸🥸

Kak UPe harus tulis permohonan bantuan lagi kagak ya🤭😂