NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lalu Siapa?

"Akh!"

Indira terlonjak. Gelas yang tadi dipegangnya hampir terlepas. Untung saja Rada bergerak cepat. Dengan satu tangan, ia menahan tangan sang istri yang gemetar. Sementara tangan lain mengambil alih gelas panas itu dengan sigap.

"Hati-hati, Sayang."

"Kalau airnya kena tangan kamu bahaya," peringatnya dengan suara pelan. Hampir mirip bisikan.

Saking terkesimanya, Indira hanya diam menatap wajah sang suami dari samping. Bahkan ia tidak sadar jika kini tubuh Rada menempel pada punggungnya.

Tatapan keduanya bertemu, tetap beradu untuk beberapa jenak. Indira terhanyut pada tatapan sang suami secara tidak sadar. Sementara Rada memang sengaja menikmati keindahan Ciptaan Tuhan di depannya.

Sepasang suami-istri itu masih terhanyut, dan baru tersadar kala sebuah suara muncul dari arah pintu pantry.

“Bu Dira, Pak Rada. Mau buat teh atau kopi, ya?”

Suara OB yang tiba-tiba muncul sukses membuat keduanya terlonjak. Indira cepat-cepat menjauh dari Rada. Wajahnya memerah, bukan hanya karena malu, tapi juga karena takut OB tersebut curiga.

"I-iya. Saya mau bikin kopi," jawab Indira gugup, suaranya agak tenggelam.

"Mau saya buatkan, Bu?" OB itu menawarkan dengan ramah.

Rada langsung membuka suara, "Oh, gak usah. Biar saya yang buat. Kebetulan saya juga ke sini mau buat kopi."

"Baik, Pak. Kalau gitu saya lanjut beres-beres ruangan sebelah, ya.”

Rada hanya mengangguk sembari menatap punggung OB tersebut hingga benar-benar hilang. Setelah itu, ia kembali menatap sang istri yang tampak menghela napas panjang. Sesaat kemudian, wanita itu memelototinya dengan kesal.

"Untung aja dia gak curiga! Lain kali jangan mepet-mepet bisa gak, sih?" bisiknya tajam.

Rada malah menggaruk kepala yang tak gatal sambil terkekeh pelan. "Iya, maaf. Tapi kalau gak aku tahan, gelas kamu bisa jatuh, Dira Sayang ...."

Mata Indira langsung membelalak. Ia cepat-cepat menutup mulut Rada dengan kedua tangannya. "Ck! Gak usah panggil kayak gitu bisa gak, sih?" gerutunya pelan. Wajahnya benar-benar panik.

Akan tetapi, Rada tidak terpengaruh sama sekali. Ia bahkan dengan santai menurunkan tangan sang istri, lalu berbisik, "Aman. Di sini cuma ada kita, Sayang."

Ia mulai menuangkan air panas ke dalam gelas yang tadi sempat Indira siapkan. Tangannya bergerak tenang, lihai, bahkan terlihat lembut saat mengaduk sendok kecil dalam cangkir kopi tersebut. Sementara Indira berdiri tak jauh darinya, memasang wajah sebal yang sulit ditutupi.

Selesai membuat dua gelas kopi, Rada menyodorkan satu cangkir ke arah Indira sambil tersenyum tipis.

Indira menatap gelas itu, lalu perlahan mengambilnya. Ujung jarinya sempat bersentuhan dengan tangan Rada. Hangat.

"Makasih udah siapin kopi untuk suamimu ini," bisik pria itu yang membuat kedua pipi Indira seketika merona.

"Wait, kenapa dia bisa tahu kalau aku mau buatin kopi buat dia?" batinnya menjerit.

Rada tampak lebih dulu berjalan keluar dari pantry. Langkahnya ringan, seperti tak terjadi apa-apa. Sementara Indira masih berdiri di tempat, mematung sambil menatap punggung sang suami yang perlahan menjauh, lalu hilang sepenuhnya.

"Ternyata waktu gak bikin kamu berubah, ya, Rad?"

***

Indira dan Rumi berjalan beberapa ratus meter dari kantor, menuju sebuah kafe kecil di ujung blok yang katanya menyediakan berbagai menu favorit para karyawan.

"Ini beneran nanti gak akan mengecewakan, Rum? Jangan-jangan gak seenak makanan di kantin kantor, lagi," ucap Indira.

Rumi menoleh dengan alis yang tertarik. "Ish, makanya dicoba dulu biar tahu sesuai sama selera kita apa enggak."

"Lagian nih, Dir, pilih makanan itu sama kayak pilih pasangan."

"Hah? Kok, disama-samain gitu?"

"Ya harus sama-sama dicoba dulu. Dirasain, baru tahu cocok apa enggak," kelakar Rumi yang membuat Indira mendengkus sebal.

Tiba di depan kafe, Indira mendesah malas karena tempat itu tampak penuh oleh para karyawan yang tengah makan siang. Area indoor dan outdoor sama-sama terisi padat.

"Gak apa-apa. Pasti masih ada kursi kosong di dalem." Rumi segera menarik tangan sang sahabat sebelum berubah pikiran. Beruntung masih ada meja kosong di pojok ruangan.

Keduanya lebih dulu memesan makanan sekaligus membayar. Setelah selesai, baru menuju tempat duduk paling belakang.

Tanpa mereka ketahui, di pojok lain yang agak tersembunyi, seorang pria duduk sendiri dengan sepiring pasta dan segelas air mineral.

Rada. Ia duduk menghadap ke arah Indira dan Rumi, tapi cukup jauh agar tidak menarik perhatian mereka.

Siapa sangka, langkahnya yang hanya sembarang malah mengarah ke kafe yang sama dengan Indira. Begitu melihat Indira dan Rumi masuk, ia sempat hendak pergi. Namun, urung karena rasanya tak perlu melakukan itu.

Untuk apa ia menghindar, sementara para staf kantor pun tak ada yang tahu ia dan Indira berhubungan? Jadi, Rada kira seintens apapun interaksi mereka, para staf tak akan curiga.

Di sisi lain kafe, Rumi dan Indira masih tenggelam dalam percakapan. Akan tetapi, keheningan sesaat mengisi ruang di antara mereka, tepat ketika pintu kafe terbuka dan memperlihatkan seorang pria.

Adnan.

Rumi yang lebih dulu melihat, langsung menegang. Matanya membulat. Ia mencondongkan tubuh ke arah Indira dan berbisik cepat, "Lho, Dir … itu bukannya Adnan? Kok dia gandengan sama perempuan lain?"

Indira yang sedang menyesap lemon tea-nya mendadak tersedak. Ia buru-buru meletakkan gelas, menoleh ke arah yang ditunjuk Rumi.

Dan benar saja.

Adnan dan Dita memilih duduk di bangku tengah, cukup dekat dengan meja Indira dan Rumi. Pandangan wanita itu langsung terkunci pada tangan mereka yang masih saling bertaut. Sebuah pemandangan yang sungguh membuatnya mual.

Ia memalingkan wajah. Rahangnya seketika mengeras. "Sial! Ngapain mereka di sini, sih?" umpatnya dalam hati. Bukannya cemburu, ia justru jijik melihat dua pengkhianat itu.

Rumi mencubit lengan sang sahabat pelan agar wanita itu sadar. "Kamu harus lakuin sesuatu, Dir. Kamu gak bisa diem aja! Masa iya kamu rela liat suami kamu gandengan tangan sama perempuan lain di tempat umum begini?"

Indira menggeleng pelan. Ekspresinya tampak tak peduli. "Udahlah, Rum. Gak usah bikin keributan di sini."

"Tapi, Dir—"

"Gak usah, Rumi. Biarin aja," potong Indira cepat.

Rumi keheranan. Mengapa sang sahabat bisa setenang itu?

Akan tetapi, rasanya Rumi tidak bisa diam. Ia tidak rela sahabatnya diperlakukan demikian oleh Adnan.

Perlahan wanita itu bangkit, hendak menuju meja Adnan. Namun, Indira malah menahan.

"Mau ke mana, Rum?" tanya Indira, mulai panik. Ia tidak ingin sampai Rumi menemui Adnan dan Dita. Bahaya!

"Lepas, Dir. Aku harus kasih pelajaran sama suami kamu itu! Dia gak bisa kayak gini!"

Indira menggelengkan kepala. Segera ia tarik tangan Rumi hingga terduduk kembali.

"Udah, Rum." Ada jeda beberapa jenak. Indira menghirup oksigen banyak-banyak sebelum akhirnya berkata, "Adnan itu bukan suamiku, Rumi."

Ucapan itu terdengar pelan, tapi mampu membuat mata Rumi seketika membelalak. “Kamu ngomong apa, sih, Dir?”

Lagi, Indira menghela napas. Pandangannya jatuh ke luar jendela. "Adnan itu bukan suamiku, Rumi ...," ulangnya pelan.

Rumi sungguh terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang Indira ucapkan. "Kalau bukan Adnan, terus suamimu siapa, Dir? Bukannya kemarin kamu nikah sama dia?"

1
Teh Euis Tea
wowwwww akhirnya sengsara membawa nikmat ya rada jd bisa nganu lg🤣
partini
aihhh so sweet 🥰🥰
mau berpaa kali pun mah gasken kan halal'
Deshika Widya: uhuhuuuwwww🤭
total 1 replies
Teh Euis Tea
adnan ngapain km marah sama rada, dia suaminya indira km bkn siapa2nya dira, urus aj noh si dita km hrs tanggung jawab karna si dita sedang hamil anakmu
Deshika Widya: Emang ngadi2 ya si Adnan🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
NAYLA DWI
.
Wardah Saiful
siapakah itu? jeng..jeng
Deshika Widya: siapa ya🫣 jeng jeng🤣
total 1 replies
Bun cie
nah lho tercyduk siapakah rada dan dira?🤔
Deshika Widya: siapaa ya🙈
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Asiiap Kakak😍
total 1 replies
Teh Euis Tea
nah loh siapa itu yg manggil rada, dira apa itu revan yg manggil?
Deshika Widya: Siapa ya🫣
total 1 replies
Siti Zaid
Siapa kah pria yang meyapa pasangan suami isteri yang sedang berpelukan itu...apakah orang dikantor perusahaan tempat mereka berkerja🤔
Deshika Widya: aduh, bahaya sih kalau itu🫣
total 1 replies
Deshika Widya
Siapa ya🤭
MunaRizka
siapa nih
Titin Hartanti
apakah bos mereka yg liat?bisa langsung dieksekusi
Deshika Widya: waduh, bahaya kalau Bos yg nongol🫣
total 1 replies
Ir
siape lagi ini, Revan kah, Rendi kah? lagian meski sekantor bisa kali Dir akrab layak nya teman, lagian kalian udah lama putus anggap aja PDKT lagi tapi versi halal, bukan malah luch sama laki² lain, seharusnya pengalaman sama Adnan itu di jadikan pelajaran betapa sakitnya di khianati, meskipun kamu ga niat berkhianat
Maya Sari
semangat dong kak,selalu d tunggu up nya 🥰,,,siapa yg datang apakah revan
Deshika Widya: hehe siapa ya🫣
total 1 replies
Ir
diri jadi istri juga ga bisa jaga batasan sih, ntar giliran Rada yg begitu dia nya yang marah, kalo Rada udah ngizinin dia kerja seharusnya tau batasan pertemanan
Deshika Widya: Wanita kan begitu🫣🤭
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Assiap Kak
total 1 replies
Bun cie
dira jaga marwahmu sbg seorg istri..bersyukur rada mau menggantikan adnan
Deshika Widya: Iya Bun🙏🥰
total 1 replies
Titin Hartanti
harusnya indira bilang saya ada yg jemput
Deshika Widya: Semoga jawabannya begitu🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Jangan cuba2 bermain api indira..nanti terbakar...suami mana yang tidak akan salah faham...jika kamu terlihat bersikap baik pada orang lain...tapi ketus sama suami sendiri...🥺
Deshika Widya: huhu betul banget🥹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!