NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:89.9k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lalu Siapa?

"Akh!"

Indira terlonjak. Gelas yang tadi dipegangnya hampir terlepas. Untung saja Rada bergerak cepat. Dengan satu tangan, ia menahan tangan sang istri yang gemetar. Sementara tangan lain mengambil alih gelas panas itu dengan sigap.

"Hati-hati, Sayang."

"Kalau airnya kena tangan kamu bahaya," peringatnya dengan suara pelan. Hampir mirip bisikan.

Saking terkesimanya, Indira hanya diam menatap wajah sang suami dari samping. Bahkan ia tidak sadar jika kini tubuh Rada menempel pada punggungnya.

Tatapan keduanya bertemu, tetap beradu untuk beberapa jenak. Indira terhanyut pada tatapan sang suami secara tidak sadar. Sementara Rada memang sengaja menikmati keindahan Ciptaan Tuhan di depannya.

Sepasang suami-istri itu masih terhanyut, dan baru tersadar kala sebuah suara muncul dari arah pintu pantry.

“Bu Dira, Pak Rada? Mau buat teh atau kopi, ya?”

Suara OB yang tiba-tiba muncul sukses membuat keduanya terlonjak. Indira cepat-cepat menjauh dari Rada. Wajahnya memerah, bukan hanya karena malu, tapi juga karena takut OB tersebut curiga.

"I-iya. Saya mau bikin kopi," jawab Indira gugup. Suaranya agak tenggelam.

"Mau saya buatkan, Bu?" OB itu menawarkan dengan ramah.

Rada langsung membuka suara, "Oh, gak usah. Biar saya yang buat. Kebetulan saya juga ke sini mau buat kopi."

"Baik, Pak. Kalau gitu saya lanjut beres-beres ruangan sebelah, ya.”

Rada hanya mengangguk sembari menatap punggung OB tersebut hingga benar-benar hilang. Setelah itu, ia kembali menatap sang istri yang tampak menghela napas panjang. Sesaat kemudian, wanita itu memelototinya dengan kesal.

"Untung aja dia gak curiga! Lain kali jangan mepet-mepet bisa gak, sih?" bisiknya tajam.

Rada malah menggaruk kepala yang tak gatal sambil terkekeh pelan. "Iya, maaf. Tapi kalau gak aku tahan, gelas kamu bisa jatuh, Dira Sayang ...."

Mata Indira langsung membelalak. Ia cepat-cepat menutup mulut Rada dengan kedua tangannya. "Ck! Gak usah panggil kayak gitu bisa gak?" gerutunya pelan. Wajahnya benar-benar panik.

Akan tetapi, Rada tidak terpengaruh sama sekali. Ia bahkan dengan santai menurunkan tangan sang istri, lalu berbisik, "Aman. Di sini cuma ada kita, Sayang."

Ia mulai menuangkan air panas ke dalam gelas yang tadi sempat Indira siapkan. Tangannya bergerak tenang, lihai, bahkan terlihat lembut saat mengaduk sendok kecil dalam cangkir kopi tersebut. Sementara Indira berdiri tak jauh darinya, memasang wajah sebal yang sulit ditutupi.

Selesai membuat dua gelas kopi, Rada menyodorkan satu cangkir ke arah Indira sambil tersenyum tipis.

Indira menatap gelas itu, lalu perlahan mengambilnya. Ujung jarinya sempat bersentuhan dengan tangan Rada. Terasa begitu hangat.

"Makasih udah siapin kopi untuk suamimu ini," bisik pria itu yang membuat kedua pipi Indira seketika merona.

'Wait, kenapa dia bisa tahu kalau aku mau buatin kopi buat dia?' batinnya menjerit.

Rada tampak lebih dulu berjalan keluar dari pantry. Langkahnya ringan, seperti tak terjadi apa-apa. Sementara Indira masih berdiri di tempat, mematung sambil menatap punggung sang suami yang perlahan menjauh, lalu hilang sepenuhnya.

"Ternyata waktu gak bikin kamu berubah, ya, Rad?"

***

Indira dan Rumi berjalan beberapa ratus meter dari kantor, menuju sebuah kafe kecil di ujung blok yang katanya menyediakan berbagai menu favorit para karyawan.

"Ini beneran nanti gak akan mengecewakan, Rum? Jangan-jangan gak seenak makanan di kantin kantor, lagi," ucap Indira.

Rumi menoleh dengan alis yang tertarik. "Ish, makanya dicoba dulu biar tahu sesuai sama selera kita apa enggak."

"Lagian nih, Dir, pilih makanan itu sama kayak pilih pasangan."

"Hah? Kok, disama-samain gitu?"

"Ya harus sama-sama dicoba dulu. Dirasain, baru tahu cocok apa enggak," kelakar Rumi yang membuat Indira mendengkus sebal.

Tiba di depan kafe, Indira mendesah malas karena tempat itu tampak penuh oleh para karyawan yang tengah makan siang. Area indoor dan outdoor sama-sama terisi padat.

"Gak apa-apa. Pasti masih ada kursi kosong di dalem." Rumi segera menarik tangan sang sahabat sebelum berubah pikiran. Beruntung masih ada meja kosong di pojok ruangan.

Keduanya lebih dulu memesan makanan sekaligus membayar. Setelah selesai, baru menuju tempat duduk paling belakang.

Tanpa mereka ketahui, di pojok lain yang agak tersembunyi, seorang pria duduk sendiri dengan sepiring pasta dan segelas air mineral.

Rada. Ia duduk menghadap ke arah Indira dan Rumi, tapi cukup jauh agar tidak menarik perhatian mereka.

Siapa sangka, langkahnya yang hanya sembarang malah mengarah ke kafe yang sama dengan Indira. Begitu melihat Indira dan Rumi masuk, ia sempat hendak pergi. Namun, urung karena rasanya tak perlu melakukan itu.

Untuk apa ia menghindar, sementara para staf kantor pun tak ada yang tahu ia dan Indira berhubungan? Jadi, Rada kira seintens apapun interaksi mereka, para staf tak akan curiga.

Di sisi lain kafe, Rumi dan Indira masih tenggelam dalam percakapan. Akan tetapi, keheningan sesaat mengisi ruang di antara mereka, tepat ketika pintu kafe terbuka dan memperlihatkan seorang pria.

Adnan.

Rumi yang lebih dulu melihat, langsung menegang. Matanya membulat. Ia mencondongkan tubuh ke arah Indira dan berbisik cepat, "Lho, Dir … itu bukannya Adnan? Kok dia gandengan sama perempuan lain?"

Indira yang sedang menyesap lemon tea-nya mendadak tersedak. Ia buru-buru meletakkan gelas, menoleh ke arah yang ditunjuk Rumi.

Dan benar saja.

Adnan dan Dita memilih duduk di bangku tengah, cukup dekat dengan meja Indira dan Rumi. Pandangan wanita itu langsung terkunci pada tangan mereka yang masih saling bertaut. Sebuah pemandangan yang sungguh membuatnya mual.

Ia memalingkan wajah. Rahangnya seketika mengeras. 'Sial! Ngapain mereka di sini, sih?' umpatnya dalam hati. Bukannya cemburu, ia justru jijik melihat dua pengkhianat itu.

Rumi mencubit lengan sang sahabat pelan agar wanita itu sadar. "Kamu harus lakuin sesuatu, Dir. Kamu gak bisa diem aja! Masa iya kamu rela liat suami kamu gandengan tangan sama perempuan lain di tempat umum begini?"

Indira menggeleng pelan. Ekspresinya tampak tak peduli. "Udahlah, Rum. Gak usah bikin keributan di sini."

"Tapi, Dir—"

"Gak usah, Rumi. Biarin aja," potong Indira cepat.

Rumi keheranan. Mengapa sang sahabat bisa setenang itu?

Akan tetapi, rasanya Rumi tidak bisa diam. Ia tidak rela sahabatnya diperlakukan demikian oleh Adnan.

Perlahan wanita itu bangkit, hendak menuju meja Adnan. Namun, Indira malah menahan.

"Mau ke mana, Rum?" tanya Indira, mulai panik. Ia tidak ingin sampai Rumi menemui Adnan dan Dita. Bahaya!

"Lepas, Dir. Aku harus kasih pelajaran sama suami kamu itu! Dia gak bisa kayak gini!"

Indira menggelengkan kepala. Segera ia tarik tangan Rumi hingga terduduk kembali.

"Udah, Rum."

Ada jeda beberapa jenak. Indira menghirup oksigen banyak-banyak sebelum akhirnya berkata, "Adnan itu bukan suamiku, Rumi."

Ucapan itu terdengar pelan, tapi mampu membuat mata Rumi seketika membelalak. “Kamu ngomong apa, sih, Dir?”

Lagi, Indira menghela napas. Pandangannya jatuh ke luar jendela. "Adnan itu bukan suamiku, Rumi ...," ulangnya pelan.

Rumi sungguh terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang Indira ucapkan.

"Kalau bukan Adnan, terus suamimu siapa, Dir? Bukannya kemarin kamu nikah sama dia?"

"Su-suamiku ...."

1
Eva Wahyuni
cie cie cie ada yang masih jual mahal 😄, masih ngambekan..
semoga pak Revan bisa taklukkan hatinya Arum ya Thor
😄🥰
Eva Wahyuni: siap Thor 😄😄😄
total 2 replies
Wardi's
arum ultah yg keberapa kak othor??
Deshika Widya: ke 12🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
cieeee ada yg ultah trs di lamar abis itu nikah deh dan punya anak banyak trs anak rumi dan dirra pacaran🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar: ngacuh.....😄😄😄😄😄
total 3 replies
Ir
kaka jangan sampe yaa Indira punya niatan adopsi anak nya si Dita aku ga setuju, dia punya kake dan nenek
Deshika Widya: Kata Pak Ustadz, dendam itu tidak baik, Anak Muda🤣
total 1 replies
Ayudya
selamat ulang ya Arumi dan semoga pak Revan jodoh mu
Deshika Widya: Aamiin-in aja deh🤭
total 1 replies
Ir
maaf ya Rad kak Deshika pelit ga mau minjemin helikopter buat jemput ayang beb
Dita gue sumpahin lu makan rendang dapet nya lengkuas yaaa 😡😡
Deshika Widya: sedih banget lagi lahapnya makan daging malah gigit lengkuas😭🤣
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
Teh Euis Tea
alhamdulilah senangnya sudah ketemu, berbahagialah rada dirra mudah2an belatung nangka ga bikin ulah lg
tinggal rumi revan nih semoga berjodoh
Teh Euis Tea: wkwkwkkkkkk
total 2 replies
Wardi's
adnan masih hidup toh... jodohin aja sm rumi., revan jd kaka angkat aja., lagian rumi gk terlalu respon dia... hehe
Wardi's: hemm... pdhl ka othor yg blg klo adnan sdh d tanah kusir.. apa dia lg jualan kembang?? hehhe
total 2 replies
Wardi's
doble update pertama nih.. moga2 bsk triple kill...
Deshika Widya: aduuhhĥhhh
total 1 replies
Ir
yaAllah gusti nu agung masih panjang perjalanan nyaaaaa 😭😭😭
Ir: yoo ndak boleh gitu, udah di gantung masa mau di tamatin gitu aja, tak demo dirimu kak
total 2 replies
Ir
keselnya baca novel on going tuh begini
Deshika Widya: sabar atuh sabar😭😭😭
total 1 replies
Teh Euis Tea
ga jd cubit othor dah klu begitu, rada udah mau ketemu dirra soalnya😁
Deshika Widya: heeeeeem😌
total 1 replies
Teh Euis Tea
lah trs itu aki2 tlp siapa?
ko si rada cs malah pd bingung
pengen ta cubit othornya klu begini🤣
Deshika Widya: tak boleh tak boleh wkwkwk
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: Asiiap Kakak
total 1 replies
Wardi's
jadi kake sugi call siapa ceu othor.., 🤭🤭
Wardi's: 2hr msh rahasiah... aduh aduh..keburu ketemu itu sih
total 2 replies
Wardi's
jd kake sugiono tlp siapa...?? ko msh pd bingung..
Wardi's: palanya pasti botak... hehw
total 2 replies
Kristianti 02
baru gitu aja ngambek dira dira..kebayang ga jdi rada sakitnya gimana.jangan egois lah dir kasian rada...
Deshika Widya: maapin Dira ya🙏😭
total 1 replies
Kristianti 02
greget banget sama indira egois banget,dideketin revan diem" bae ga bisa tegas,giliran udah terbongkar masih aja egois,kasian rada yg harus ngalah terus.kebayang ga sih dia diposisi rada pasti ga enak banget...
Deshika Widya: huhuu iya😭
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!