Apa saja masalah saat menulis dengan sudut pandang ketiga?
Terdapat 2 masalah yang sering terjadi dalam penulisan sudut pandang :
1:Menyalahgunakan Omniscient. Yakni pendeskripsian cerita tidak melalui karakter dalam tokoh, tapi dari sudut pandang orang ketiga mendeskripsikan masalah yang terjadi pada protagonis pria dan protagonis wanita.
2:Pergantian sudut pandang protagonist pria dan protagonist Wanita, awalnya memajukan plot menggunakan ucapan protagonist Wanita, tidak lama kemudian diganti lagi menjadi sudut pandangan protagonist pria.
Bagaimana jika terdapat masalah dalam penulisan sudut pandang cerita? —— menghandle dalam pendeskripsian sudut pandang ketiga yang terbatas.
Dalam penulisan biasa terbagi menjadi sudut pandang Omniscient dan sudut pandang terbatas.
Sudut pandang Omniscient biasa menggunakan sudut pandang ketiga menceritakan sesuatu, sudut pandang ini tidak terbatasi oleh waktu, ruang lingkup dan karakter, pendeskripsian dari banyak sisi, dan cenderung lebih objektif.
Perhatikan : terdapat perbedaan penulisan sudut pandang Omniscient dengan sudut pandang Omniscient pembaca!
Sudut pandang Omniscient : pendeskripsian yang terlepas dari karakter itu sendiri, yakni selain protagonist pria dan protagonist Wanita, penulis mendeskripsikan cerita dengan berdiri di sudut pandangnya sendiri.
sudut pandang Omniscient pembaca : Umumnya karya transmigrasi akan menggunakan sudut pandang ini, protagonist Wanita adalah dokter jenius transmigrasi ke tokoh loser, tokoh figuran yang lain tidak tahu bahwa protagonis wanita punya golden finger, tapi pembaca tahu akan golden finger ini.
[Jika belum bisa bedakan kedua yang di atas tidak masalah, asalkan kita pahami sebagai penulis harus perhatikan saat menggunakan penulisan sudut pandang Omniscient]
Sudut pandang Omniscient akan sangat berpengaruh dan membuat pembaca tidak dapat terbawa dalam alur cerita kita, pembaca akan susah merasakan peubahan karakter saat membaca.