Adult Stories
“Ada apa dengan Claretta sebenarnya? Kok gue merasa ada sesuatu yang aneh darinya? Apa dia benar-benar nggak berhasrat sama gue?” Glenn hanya bisa menerka-nerka.
Pada saat itu mereka pergi ke sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan. Suara pintu kamar sebuah hotel berbintang terdengar cukup keras ketika kaki pria bertubuh atletis itu mendorongnya.Ia sebenarnya bisa menutup dengan tangannya, tapi kedua tangannya sedang melingkar di pinggang ramping seorang wanita cantik yang sudah satu tahun menjadi kekasihnya.
Ia masih menahan tubuh wanita itu yang menempel di tubuhnya, tangan wanita itu melingkar di leher kokohnya. Dengan posisi tubuh yang masih menempel, pria itu masih terus mencumbuhi bibir ranum kekasihnya. Namun, tidak ada perlawanan dari sang kekasih.
Sesampainya di tempat tidur, ia menurunkan tubuh wanita hingga tubuh indah itu terlihat begitu menggodanya. Pria itu bernama Glenn Arsenio, ia mendekati kekasihnya lalu melancarkan satu kecupan lembut di leher wanita itu.
Wangi khas perempuan modern dengan semprotan parfum mahal itu menambah gairah Glenn untuk membuat wanita bernama Claretta itu sama-sama menikmati permainannya. Sayangnya, wanita itu masih bergeming seakan tidak berselera.
“Apa dia nggak tertarik sama gue?” gumam Glenn dalam hati sambil menatap sang kekasih yang sejak tadi bersikap dingin, sebuah sikap yang membuatnya sedikit geram dan semakin penasaran.
Pengalaman Glenn yang cukup banyak dalam memuaskan lawan jenisnya, tidak membuatnya menyerah begitu saja menghadapi sikap dingin sang kekasih. Glenn yang sudah menanggalkan pakaiannya, terlihat otot perutnya yang atletis, kekar dan tentu mengundang hasrat bagi wanita manapun yang melihatnya. Kini hanya tersisa celana boxer berwarna hitam yang masih menempel di tubuhnya.
“Kali ini lo akan menikmatinya sayang,” gumam Glenn dalam hati.Ia menindih tubuh Claretta yang tak lagi berbusana, ia memulai pemanasannya dari bagian leher, bibir itu mencoba membasahi seluruh bagian leher itu, tapi tak respon apapun dari Claretta, hal itu semakin menumbuhkan rasa penasaran Glenn kepada kekasihnya.
Seakan tidak mau menyerah,Glenn terus berusaha untuk membuat kekasihnya merasakan indahnya bercinta, wanita itu tidak menolak sedikit pun yang dilakukan Glenn untuk memuaskannya. Kepala Glenn kini beralih ke bagian dada.
Glenn melancarkan aksi terbaiknya pada dada indah Claretta, karena pikirnya, tidak pernah ada wanita yang tidak merasakan nikmat ketika Glenn melakukannya. Tapi, sialnya, wanita itu sama sekali tidak berselera untuk bercumbu dengannya.
“Ada apa dengan Claretta malam ini, permainanku sudah di level terbaiknya, lalu kenapa dia hanya diam?” tanya Glenn pada dirinya sendiri.
Glenn masih belum menyerah, kali ini ia benar-benar berharap wanita itu berhasil mendapatkan kenikmatannya. Kepalanya mulai turun ke daerah perut dengan bibirnya masih mengecup setiap inchi bagian itu.
Terdengar pelan desahan dari bibir Claretta, pria itu berpikir jika dia sudah berhasil membuat sang kekasih takluk, namun ternyata tidak. Permainan yang dirasakan Glenn terasa hambar, hanya dialah yang bergairah sejak tadi tanpa ada balasan.
Gleen semakin kesal, tidak biasanya dia bercinta dengan lawan jenis seperti ini. Ia belum memahami penyebab dari sikap dingin Claretta ini. Glenn tidakingin membiarkan hasratnya tersiksa terlalu lama, ia mulai menyentuh inti dari bagian terlarang milik Claretta.
Namun ternyata harapan itu gagal, Claretta sama sekali tidak bergairah mendapat sentuhan itu. Melihat keadaan itu, Glenn lalu mendesakkan dirinya ke dalam tubuh Claretta, secara perlahan ia terus memainkannya dengan gerakan yang lembut.
Setelah itu, ia mencoba memberikan jeda pada dorongannya, lalu perlahan menerjang lebih dalam lagi hingga menenggelamkan tubuhnya dalam-dalam ke dasar balutan sutera panas milik Claretta.
“Sakit!” Hanya itu kalimat yang terdengar dari bibir Claretta. Glenn tidak peduli dengan hal itu, hasratnya sudah benar-benar memuncak, ia mendorong lebih dalam dan menggerakannya lebih hebat, sembari bibirnya terus melumat bibir Claretta, teriakan wanita itu pun terdengar samar tidak seperti wanita normal lainnya.
Setelah hentakan terakhir, keringat pun membasahi tubuh mereka berdua. Namun, Glenn masih tidak menikmati permainan itu karena hanya dia yang berjuang.
Keesokan harinya, Glenn datang ke rumah sahabatnya. Baru saja sahabatnya akan menyeruput kopinya yang masih panas, tapi ia sudah lebih dulu merebutnya.
“Bagi dong,” ucapnya meraih kopi itu dan menyeruputnya.
“Kebiasaan lo tau nggak,” kesal sahabatnya.
“Biasa aja kali, gue lagi stress nih,” ungkap Glenn.
Pria itu sudah bisa menebak apa yang membuat Glenn stress. Penyebabnya tidak lain karena kekasihnya Claretta.
Tidak ada topik utama yang Glenn ceritakan selain Claretta Jasmeen, seorang sekretaris di sebuah perusahaan Real Estate ternama di Jakarta.
“Ada apa lagi dengan Claretta? Berantem lagi?” tanya Pria itu kepada Glenn sembari coba menebaknya.
“Bukan berantem, tapi ....”
“Tapi apa? Ngomong aja ribet lo, semalem lo di hotel berdua kan?” tanya pria itu tanpa basa basi.
Glenn pun langsung menatap sahabatnya itu, ia juga merasa malu jika harus menceritakan hal itu, tapi tidak ada orang lain lagi yang mendengar ceritanya selain sahabatnya itu.
“Semalem gue main sama Claretta, tapi gue merasa aneh aja tiap kali gue sentuh dan memberikan ********, ia bersikap biasa aja, nggak ada respon apa-apa selayaknya wanita normal yang dulu pernah tidur sama gue, gue pikir dia punya kekasih lain, menurutmu?” tanya Glenn kepada sahabatnya.
“Lo serius? Dia sama sekali nggak ngerespon permainan lo? Kok bisa ya?” tanya bapik pria itu dan membuat Glenn bingung.
“Iya, gue serius banget. Apa dia selingkuh ya? Gue takut tanyain ke dia, tapi satu sisi gue curiga hal lain sama dia, ” tutur Glenn.
Sahabatnya terkejut dengan kalimat terakhir yang Glenn katakan, tapi sangat tidak masuk akal jika sampai wanita sepolos Claretta itu bisa melakukan perselingkuhan, ia sedikit tidak setuju dengan tuduhan Glenn.
“Curiga? Emang lo curiga apa lagi sama dia?”
“Gue curiga kalo dia lesbian, soalnya dia sama sekali nggak punya hasrat sedikit pun berhubungan sama gue, dia terlihat biasa aja. Malah yang bikin gue yakin banget, saat gue mengecup bibirnya, dia ngerespon biasa aja tanpa gairah sama sekali, menurut lo?” tanya Glenn meminta pendapat sahabatnya.
“Udah deh, lo nggak usah mikir aneh-aneh deh, gue sama sekali nggak percaya sama dugaan lo. Lagi pula gue perhatiin, dia wanita yang normal,” jelas sahabatnya.
“Tapi Bro, kenapa dia sedingin itu?”
“Lo aja yang nggak pake perasaan, pokoknya gue nggak percaya sama tuduhan lo, kalo lo tetap bersikeras dengan dugaan lo, lo pasang aja CCTV di rumahnya, bila perlu di kamarnya, supaya lo tau apa aja yang dia lakuin di rumahnya, biar otak lo jernih lagi,” saran sahabatnya.
“Oke, gue akan lakuin saran lo.”
Mengikuti saran sahabatnya, siangnya Glenn langsung memasang CCTV di rumah Claretta, itu pun dia lakukan tanpa sepengetahuan kekasihnya. Kebetulan ia memiliki akses keluar masuk di rumah Claretta dengan bebas.
Ketika malam tiba, Glenn sudah berada di depan laptopnya. “Lihat! Ada seseorang menemuinya,” sahut Glenn sambil menunjuk video yang ada di laptopnya. Ia sudah menyambungkan CCTV itu dengan laptopnya.
“Dia siapa ya? Seperti wanita kantoran, wajahnya cukup dewasa. Kita lihat dulu apa tujuannya menemui Claretta malam-malam begini,” pinta sahabatnya.
Mereka terus memperhatikan videonya, Claretta dan wanita itu melangkah menuju ke kamar. Glenn semakin penasaran, matanya sama sekali tidak berkedip.
“Mereka masuk kamar, penasaran gue,” ungkap Glenn.
“Iya gue juga liat, lo santai aja dulu,” anjur sahabatnya.
Sontak Glenn terkejut dengan apa yang terlihat di dalam video itu. Wanita dewasa itu perlahan menanggalkan blezzernya, lalu kemejanya menyusul kemudian.
Claretta kemudian mendekati wanita itu dan terlihat seolah ia begitu agresif, ia memegang anting wanita itu yang sempat tersangkut di rambutnya.
“Sial! Claretta!” kesal Glenn ketika ia melihat di dalam video itu Claretta seolah mengecup wanita itu.
Glenn tidak ingin melihat lebih banyak lagi, ia langsung mematikan videonya dan menutup laptopnya dengan penuh kekecewaan. Ia pun berlari keluar menuju rumah Claretta yang hanya berjalarak 500 meter dari rumah sahabatnya.
Sesampainya di rumah Claretta, Glenn langsung melangkah menuju ke kamar kekasihnya itu. Ia semakin geram ketika mendapati Claretta sedang melepas bra milik wanita dewasa itu.
“Cla! Apa yang kalian lakukan?”
***
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 100 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
ada apa dg Claretta???
apa benar dugaan Glen klo kekasihnya itu seorang lesbian???
kepo thor😁😁
2022-02-02
0
alinn.
Ceritanya bagus loh bestie, kenapa gak buat di server indo aja?
2022-01-17
0
Akshatha Bhat
🥺🥺 which language is this?! I wanna read this?!
2020-11-24
2